cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
Manuskripta
ISSN : 22525343     EISSN : 23557605     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
MANUSKRIPTA is a scholarly journal published by the Indonesian Association for Nusantara manuscripts or Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) in collaboration with National Library of Indonesia. It focuses to publish research-based articles on the study of Indonesian and Southeast Asian (Nusantara) manuscripts. MANUSKRIPTA aims to preserve and explore the diversity of Nusantara manuscripts, and communicate their localities to the global academic discourse. The journal spirit is to provide students, researchers, scholars, librarians, collectors, and everyone who is interested in Nusantara manuscripts, information of current research on Nusantara manuscripts. We welcome contributions both in Bahasa and English relating to manuscript preservation or philological, codicological, and paleographical studies. All papers will be peer-reviewed to meet a highest standard of scholarship.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
Kontribusi Naskah Sasak bagi Pembentukan Karakter Bangsa Jamaluddin Jamaluddin
Manuskripta Vol 7 No 1 (2017): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.534 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v7i1.84

Abstract

Lombok is one of areas of rich old manuscripts. The content includes various important information in various fields, such as literature, religion, history, law, politics, customs and character values. The manuscripts do not only use local languages but also use various languages, such as Sasak, Malay, Sanskrit, Javanese, Arabic, Balinese and Bugis. These manuscripts are portraits of Sasak civilization that are rich in intellectual treasures. Some of the Sasak manuscripts contain important character values to build the nation’s civilization. Some examples are Dajal, Babad Selaparang, Kotaragama, and Dewi Rengganis manuscripts. The Babad Selaparang contains the character value of hard-working, passionate, sincere, and tawakal. Moreover, in the Dajal manuscript it is stated that the society will prosper if the people have religious value in which people do not envy with each other, must be noble, while the leader himself should be fair and affectionate to his people. --- Lombok merupakan salah satu daerah yang kaya dengan naskah-naskah kuno. Naskah-naskah tersebut di dalamnya mencakup berbagai informasi penting, dan bermacam bidang kehidupan, seperti sastra, agama, sejarah, hukum, politik, adat-istiadat, nilai-nilai karakter. naskah-naskahnya bukan hanya menggunakan bahasa lokal, melainkan menggunakan berbagai macam bahasa, seperti bahasa Sasak, bahasa Melayu, Sansekerta, Bahasa Jawa Madya, bahasa Arab, bahasa Bali, dan sedikit menggunakan bahasa Bugis. Naskah-naskah tersebut menjadi potret dari peradaban masyarakat Sasak yang kaya akan khazanah intelelektual. Beberapa naskah Sasak mengandung nilai karakter yang penting untuk membangun peradaban bangsa. Naskah-naskah tersebut seperti Naskah Dajal, Naskah Babad Selaparang, Naskah Kotaragama, dan Naskah Dewi Rengganis. Misalnya dalam Babad Selaparang, mengandung nilai karakter bekerja keras, semangat, ikhlas, dan tawakal; dalam Naskah Dajal disbeutkan bahwa masyarakat akan sejahtera apabila rakyat mimiliki nilai religius, di dalamnya orang-orang tidak berhati dengki, harus berhati mulia. Sementara pemimpin sendiri harus bersifat adil dan kasih sayang kepada rakyatnya.
Tuḥfat Sarandib Tadhkirat li al-Muḥib Karya Al-Raniri: Pemikiran Teologis Ulama Melayu di Tanah Saylan Sulaiman Ibrahim
Manuskripta Vol 5 No 1 (2015): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3694.523 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v5i1.35

Abstract

This article is about manuscript of Tuḥfat Sarandib Tadhkirat li al-Muḥib created by Al-Raniri. This is manuscript of Martabat Tujuh (The Dignity of the Seven) which discuss about nature in relation of man and God and how human beings should be at peace with nature. This article will reveals the background of Al-Raniri as a litterateur, his works and his Islamic orientations. Moreover, this paper explains about the manuscript Tuḥfat Sarandib Tadhkirat li al-Muḥib, associated with the Malays and the land of Sarandib/Saylan (Srilanka) as well as the relationship between manuscript interpreter and the location where the manuscript was translated. In addition of that, this article also discusses the steps of philological research, i.e. inventory, description, comparison of texts, extracts of the text. This article concludes with text translation of Tuḥfat Sarandib Tadhkirat li al-Muḥib for easier understanding for the reader. --- Artikel ini membicarakan naskah Tuḥfat Sarandib Tadhkirat li al-Muḥib karya Al-Raniri. Naskah ini merupakan naskah Martabat Tujuh yang membahas perihal alam dalam hubungannya dengan manusia dan Tuhan serta bagaimana manusia harus berdamai dengan alam. Artikel ini akan mengungkap latar belakang Al-Raniri sebagai penulis naskah berikut karya-karya dan orientasi keislamannya. Selain itu, di dalam tulisan ini dibahas tentang naskah Tuḥfat Sarandib Tadhkirat li al-Muḥib yang berhubungan dengan Melayu dan Negeri Sarandib/Saylan (Srilanka) serta hubungan antara penerjemah naskah dan daerah tempat naskah ini diterjemahkan. Selain membahas masalah di atas, artikel ini juga membahas langkah-langkah penelitian filologi, yaitu inventarisasi, deskripsi, perbandingan teks, suntingan teks. artikel ini ditutup dengan disajikannya terjemahan teks Tuḥfat Sarandib Tadhkirat li al-Muḥib agar teks ini dapat mudah dipahami oleh pembaca.
Praktik Etnomedisin dalam Manuskrip Obat-Obatan Tradisional Melayu Junaidi Junaidi
Manuskripta Vol 6 No 2 (2016): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.84 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v6i2.54

Abstract

The practice of ethnomedicine is one of Malay cultural heritage which is very valuable and need to be studied. Various herbs that come from the nature and environment are used in the practice of traditional medicine. One of way to know more about ethnomedicine practice is by studying the manuscript containing the traditional medicine. The practice of ethnomedicine in Malay community had been documented in the form of manuscripts by Raja Haji Ahmad ibni Raja Haji Hasan (Raja Haji Ahmad Physician) on the Bintan island. This study aims to describe herbs, remedies and belief in ethnomedicine practices in the manuscript. This study uses a qualitative method and textual criticism approach. The study found that a variety of herbs that comes from the element of animals and plants are used to cure certain diseases. Various techniques of ethnomedicine are also created in the treatment process. This study concludes that a variety of herbs combining with belief is deemed to have the power to cure any diseases. --- Praktik etnomedisin merupakan warisan budaya tradisional Melayu yang sangat berharga dan perlu dipelajari. Berbagai ramuan yang berasal dari alam sekitar digunakan dalam praktek pengobatan tradisional. Salah satu cara untuk mengetahui praktik etnomedisin adalah melalui pengkajian manuskrip tentang obat-obatan tradisional Melayu. Berbagai praktik etnomedisin dalam masyarakat Melayu telah dituliskan oleh Raja Haji Ahmad ibni Raja Haji Hasan (Raja Haji Ahmad Tabib) di Pulau Penyengat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ramuan, cara pengobatan, dan kepercayaan dalam praktik etnomedisin yang terkandung dalam manuskrip tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kritik teks. Hasil penelitian menemukan berbagai ramuan yang berasal dari unsur flora dan fauna digunakan untuk menyembuhkan pe­nyakit tertentu. Berbagai teknik pengobatan juga diciptakan dalam proses pengobatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa berbagai ramuan yang dipadukan dengan kepercayaan dipandang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit.
Studi Naskah Batak: Masalah dan Prosedurnya Giuseppina Monaco
Manuskripta Vol 7 No 1 (2017): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.651 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v7i1.79

Abstract

This paper will provide an overview about the study of the Batak manuscript. The first objective of this paper is to underline the importance of giving new impetus to the study of manuscripts, which is a large part of the culture of the one country. This paper will also provide an overview of the materials and procedures used to make the pustaha, the language used, and the contents of one manuscript that the author has worked on for her MA thesis. The purpose of this paper is also to illustrate the difficulties encountered in attempting to study the Batak script and to propose a description of the specific language used in pustaha, the Poda language. The material in this paper is expected to incite awareness to all of us in keeping the ancient texts in order to preserve their wholeness and authenticity. The texts are indeed the fragile part of one culture. That is why the old texts are very valuable to us: they survived the destruction of time, and now they contain and reflect an ancient culture, which no longer exists, but this ancient culture is tied directly with the ancestors and it is a part of the national cultural heritage. ----- Makalah ini akan memberikan gambaran tentang studi naskah Batak. Tujuan pertama dari makalah ini adalah menekankan pentingnya memberikan dorongan baru pada studi naskah Batak, yang merupakan satu dari sebagian banyak dari kebudayaan Nusantara ini. Lalu, makalah ini akan memberikan gambaran tentang materi dan prosedur yang digunakan untuk membuat pustaha, tentang bahasa yang digunakan, dan tentang isi dari salah satu naskah yang sudah penulis kerjakan untuk tesis. Selain itu, makalah ini akan juga memberikan gambaran tentang kesulitan yang dihadapi dalam upaya untuk belajar naskah Batak dan mengusulkan deskripsi bahasa khusus yang digunakan dalam pustaha, yaitu bahasa Poda. Materi dalam makalah ini hendaknya menumbuhkan kesadaran kepada kita semua untuk menjaga naskah-naskah kuno agar tetap terjaga keutuhan dan keasliannya. Naskah-naskah memang hal yang rapuh. Itulah sebabnya naskah-naskah yang tua sangat berharga bagi kita: mereka selamat dari kerusakan waktu, dan sekarang mereka mengandung dan mencermikan sebuah budaya yang kuno, yang memang tidak ada lagi.
Wawacan Pandita Sawang sebagai Naskah Keagamaan: Tinjauan Kedudukan dan Fungsi Agus Suherman
Manuskripta Vol 7 No 2 (2017): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.745 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v7i2.93

Abstract

Religious matter always comes in every part of life as one of basic human needs, include its also recorded in old manuscripts. Wawacan Pandita Sawang (WPS) is one of manuscript which contains religious values (Islam). With analytic descriptive approach, this paper reveals religous values which contained in WPS. Furthermore, this paper also discusses about philologycal matter around, like copying, spreading manuscript, and its position and story function. Based on analytical result, WPS is very full of religious values with basics material of Islam. It starts from self-understanding through process of creation, maternity, death, principles of Islam, and wudhu. Pupuh poem is used to present religious values in this manuscript. So, besides as advices, it also provide a sense of entertainment through wawacan rebound. --- Sebagai salah satu kebutuhan dasar, masalah keagamaan senantiasa hadir dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk terekam dalam naskah-naskah kuna. Wawacan Pandita Sawang (WPS) merupakan salah satu naskah Sunda kuna yang berisi tentang keagamaan (Islam). Dengan menggunakan metode analisis deskriptif, tulisan ini mengungkap nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam naskah WPS. Selain itu tulisan ini juga disertai pembahasan seputar permasalahan filologis yang melingkupinya: penyalinan atau penyebaran naskah, serta kedudukan dan fungsi cerita. Berdasarkan hasil analisis, WPS sangat sarat dengan nilai-nilai keagamaan dengan cakupan materinya sangat mendasar. Diawali dari pemahaman diri melalui proses penciptaan (dalam kandungan), kelahiran, kematian, ritual rukun Islam, dan wudhu. Penghadiran ajaran agama dalam naskah ini dikemas dalam bentuk puisi pupuh, sehingga kedudukan dan fungsinya di samping sebagai ajaran atau petuah, juga memberikan rasa hiburan melalui lantunan tembang wawacan.
Sejarah Cirebon: Ekperimen Pribumisasi Islam-Sufistik Syekh Nurjati Mukti Ali
Manuskripta Vol 5 No 2 (2015): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4108.378 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v5i2.48

Abstract

This article examines the second volume of the manuscript Sejarah Cirebon, written by H. Mahmud Rais. According to the copied version that also collected by Bambang Irianto, this manuscript was copied on December 15, 1957 and was written with the Cirebonese-Javanese and Arabic language. In summary, this text describes the Islamic doctrines delivered by Syekh Nurjati that tend to be adaptive and accommodating towards the local culture of Cirebon. Using the approach of sufism, in order to uncover the local context of the text, this article sets that there were six very substantial teaching to be done by Muslims. First, regarding the aspect of the God. Second, follow those who inherited the prophets. Third, do the beneficial and stay away from the forbidden things. Fourth, the teachings of love. Fifth, be consistent with the truth. Sixth, the balance between ilmu and amal. --- Artikel ini mengkaji jilid kedua dari naskah Sejarah Cirebon yang ditulis oleh H. Mahmud Rais. Dalam salinan yang juga dimiliki oleh Bambang Irianto, naskah ini disalin pada 15 Desember 1957 dan ditulis dengan aksara Pegon serta bahasa Jawa-Cirebon dan Arab. Secara ringkas, teks ini menjelaskan doktrin-doktrin keislaman yang disampaikan oleh Syekh Nurjati yang cenderung adaptif dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal Cirebon. Doktrin-doktrin tersebut dianggap sebagai wejangan yang bernilai luhur dan bernilai sufistik. Dengan menggunakan pendekatan sufistik, dalam rangka mengungkap konteks lokal teks tersebut, artikel ini memaparkan bahwa terdapat enam ajaran yang sangat substansial yang harus dilakukan oleh umat Islam. Yaitu, pertama, mengenai aspek ketuhanan. Kedua, meneladani para pewaris Nabi. Ketiga, melakukan hal yang bermanfaat dan menjauhi hal yang dilarang. Keempat, ajaran saling mengasihi. Kelima, konsisten dalam kebenaran. Keenam, keseimbangan antara ilmu dan amal.
Manual Kepemimpinan dalam Naskah Sirāj al-Mulūk dan Serat Wulang Dalem: Perspektif al-Ṭurṭūshī dan Pakubuwono IX Ismail Yahya
Manuskripta Vol 6 No 1 (2016): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2238.14 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v6i1.70

Abstract

Genre ”Mirror for Princes” -with its various terms- enlivened the Islamic literature, not only develop in Islamic centers in the Middle East, but also in other regions of the Islamic world, including Indonesia, more specifically Surakarta. One of the masterpieces of such a genre was Sirāj al-Mulūk by al-Ṭurṭūshī. The purposes of this study are to understand the background of the emergence of Sirāj al-Mulūk, to describe al-Ṭurṭūshī’s thoughts relating to leadership ethics, and try to relate it to Wulang Dalem, a work attributed to the Surakarta king of Pakubuwono IX. The findings of this study are: 1) socio-political contexts in the form of rebellion, disharmonious relationships between the government administration that occurred at the time of al-Ṭurṭūshī became the reason composing Sirāj al-Mulūk, 2) al-Ṭurṭūshī showed how politics and morality in Islam can not be separated, both are an integral and complementary, 3) this preliminary study found no direct link between the work of al-Ṭurṭūshī and PB IX, although found little common ground. --- Genre ”Mirror for Princes” -dengan beragam istilah lainnya- menghiasi literatur-literatur Keislaman, tidak saja berkembang di pusat-pusat Islam di Timur Tengah, namun juga hingga ke kawasan lain dunia Islam, termasuk Nusantara, lebih spesifik lagi Surakarta. Salah satu karya dari genre tersebut adalah Sirāj al-Mulūk karya al-Ṭurṭūshī. Tujuan penelitian ini untuk memahami latar belakang kemunculan Sirāj al-Mulūk, mendeskripsikan pemikiran al-Ṭurṭūshī terkait etika kepemimpinan atau pemerintahan, dan mencoba menghubungkannya dengan karya raja Surakarta Pakubuwono IX, Wulang Dalem. Adapun yang menjadi temuan penelitian ini: 1) konteks sosial-politik berupa pemberotakan, ketidakharmonisan hubungan antar penyelenggara pemerintahan yang terjadi pada masa al-Ṭurṭūshī menjadi alasan menulis Sirāj al-Mulūk , 2) Pemikiran al-Ṭurṭūshī di dalam Sirāj al-Mulūk menunjukkan bagaimana politik dan moral di dalam Islam tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi, 3) dalam studi awal ini tidak ditemukan kaitan langsung antara karya al-Ṭurṭūshī dengan PB IX, walaupun ditemukan sedikit kesamaan gagasan.
Penelusuran Naskah dan Penulis Naskah Istana Asserayah al-Hasyimiyah Kerajaan Siak di Propinsi Riau Ellya Roza
Manuskripta Vol 2 No 1 (2012): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.703 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v2i1.28

Abstract

Riau yang notabenenya Melayu diprediksi memiliki banyak naskah, namun jumlah yang pasti belum diketahui secara tepat karena pelacakan naskah terus berlangsung sehingga koleksi naskah terus bertambah. Selain itu penelitian yang dilakukan belum sampai kepada tempat yang diprediksi memiliki naskah misalnya istana Asserayah Al-Hasyimiyah Kerajaan Siak di Riau belum pernah disentuh tangan ahli sampai sekarang. Berdasarkan Daftar Pertelahan Arsib Kerajaan Siak terdapat 290 file naskah. Setiap e berisi banyak naskah. Beberapa naskah berbentuk lembaran dipajang di dalam lemari kaca meskipun lembaran naskahnya sebagian besar rusak dan lapuk bahkan sebagiannya telah dilapisi dengan kertas lain dan disambung-sambung sehingga menjadi naskah yang utuh lagi. File naskah tersebut jauh dari pemeliharan sehingga kemungkinan naskah akan hancur. Naskah yang banyak itu belum diketahui siapa yang menulisnya. Sehubungan dengan itu, maka dicoba melakukan penelusuran terhadap naskah dan penulisnya dan hasilnya menjadi bahan penulisan artikel ini.
Naskah-Naskah Nusantara di EFEO Paris: Catatan Pendahuluan Aditia Gunawan
Manuskripta Vol 5 No 1 (2015): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3694.168 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v5i1.41

Abstract

This article provides brief notation to the list of manuscripts collections available in École Français d’Extrême-Orient (EFEO) library. The library has 25 ancient nusantara manuscripts as collection. These manuscripts came from four different region of manuscript traditions, i.e.: Bali (17 manuscripts), Batak (3 manuscripts), Java (2 manuscripts), and Sasak (5 manuscripts). The text contained in the manuscripts are written in the letter and language of Batak, Javanese, Sasak, and Malay. Most of EFEO manuscript collection has no colophon describing year of the manuscript were written nor copied. But, most of the manuscripts were supposed to be written in the late 19th century until the 1950s. The origins of the manuscripts are not very clear. However, 7 out of 25 manuscripts were able to be traced. One script is derived from Jakarta as the donation from Pierre Yves Manguin on 21 May 1979 and six manuscript were derived from Cakranagara (Lombok) as donation from Jacques Dumarçay on 8 September 1999. --- Artikel ini memberikan catatan singkat atas daftar koleksi naskah yang ada di Perpustakaan Ecole Français d’Extrême-Orient (EFEO) Paris. Koleksi naskah kuno nusantara yang ada di tempat ini berjumlah 25 naskah. Naskah-naskah ini berasal dari empat wilayah tradisi naskah yang berbeda, yaitu Bali (15 naskah), Batak (3 naskah), Jawa (2 naskah), dan Sasak (5 naskah). Teks yang terdapat dalam naskah ini ditulis dalam aksara dan bahasa Batak, Jawa, Jawa Sasak, dan Melayu. Sebagaian besar naskah koleksi EFEO ini tidak memiliki kolofon yang mencantumkan angka tahun penulisan atau penyalinan. Akan tetapi, diperkirakan sebagian besar naskah ini ditulis dari akhir abad ke-19 sampai tahun 1950-an. Asal-usul naskah-naskah ini tidak terlalu jelas. Akan tetapi, dari 25 naskah ada tujuh naskah yang dapat ditelusuri asal-usulnya. Satu naskah berasal dari Jakarta merupakan sumbangan Pierre Yves Manguin pada tanggal 21 Mei 1979 dan enam naskah berasal dari Cakranagara (Lombok) sumbangan Jacques Dumarçay pada tanggal 8 September 1999.
Mengungkap Naskah Kuna koleksi Masyarakat Cirebon: Sebuah Catatan Filologis sebagai Trend Studi Islam di PTAI Mahrus el-Mawa
Manuskripta Vol 1 No 1 (2011): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1050.032 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v1i1.6

Abstract

Studi filologi di Kementerian Agama RI, melalui Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), saat ini tengah menjadi trend. Hal itu bisa dilihat dari beberapa ikhtiar yang telah dilakukannya, baik secara praktis maupun strategis. Di antara PTAI yang dimaksud dalam tulisan ini adalah IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Naskah yang digunakan dalam paparan ini terkait dengan warisan Kraton/Kesultanan Cirebon, terutama Kasepuhan dan Kanoman yang berada di masyarakat. Kedua kraton ini merupakan dua dari empat Kraton di Cirebon. Keduanya mempunyai peran penting dalam peradaban Islam di Indonesia. Di antara peranannya antara lain adanya naskah kuna (manuscript) keagamaan yang hingga kini, sebagiannya diselamatkan para pewarisnya sebagai koleksi masyarakat. Tulisan ini mengungkap akses dan identitas naskah kuna Kraton yang di masyarakat, khususnya setelah digitalisasi bersama-sama PTAIN di Cirebon. Harapannya, terdapat tindak lanjut yang lebih strategis untuk penyelamatan dan pelestarian naskah kuna sebagai bukti dari peradaban Islam Indonesia oleh berbagai pihak. Paparan berikut ini dilengkapi pula dengan deskripsi sederhana dari beberapa naskah tersebut.

Page 5 of 16 | Total Record : 157