cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
Manuskripta
ISSN : 22525343     EISSN : 23557605     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
MANUSKRIPTA is a scholarly journal published by the Indonesian Association for Nusantara manuscripts or Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) in collaboration with National Library of Indonesia. It focuses to publish research-based articles on the study of Indonesian and Southeast Asian (Nusantara) manuscripts. MANUSKRIPTA aims to preserve and explore the diversity of Nusantara manuscripts, and communicate their localities to the global academic discourse. The journal spirit is to provide students, researchers, scholars, librarians, collectors, and everyone who is interested in Nusantara manuscripts, information of current research on Nusantara manuscripts. We welcome contributions both in Bahasa and English relating to manuscript preservation or philological, codicological, and paleographical studies. All papers will be peer-reviewed to meet a highest standard of scholarship.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
Menyingkap Kekayaan Naskah Indramayu Dick van der Meij
Manuskripta Vol 6 No 1 (2016): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.458 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v6i1.76

Abstract

Tommy Christomy dan Nurhata, Katalog Naskah Indramayu. Jakarta: Wedatama Widya Sastra 2016. VIII + 228 hlm. --- Katalogus Naskah Indramayu memetakan naskah yang berada di daerah yang terbatas dibanding dengan kedua katalog di atas yang cakupan daerahnya jaluh lebih luas. Namun demikian, tim peneliti berhasil untuk menkatalogkan 92 naskah yang dimiliki oleh 12 orang. Menarik adalah bahwa di daerah Indramayu Barat cukup banyak informasi tentang naskah dapat diperoleh sedangkan di daerah Indramayu Timur hanya satu naskah muncul ke permukaan. Nama dan latar belakang ke-12 pemilik ini diberikan sehingga para pembaca mendapat gambaran tentang kehidupan mereka serta semua judul koleksi dari pemilik masing-masing disebutkan juga. Katalog disusun menurut koleksi pemilik masing-masing. Sayangnya, beberapa pemilik sudah berpulang sejak mereka dikunjungi tim peneliti katalog ini.
Dari Pdf Ke Flipping Manuscript: Upaya Kemas Ulang Hasil Katalogisasi Naskah Kuno Melayu di Provinsi Riau Nining Sudiar; Fiqru Mafar; Rosman H
Manuskripta Vol 7 No 2 (2017): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.241 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v7i2.92

Abstract

This paper explains recreated old manuscript in flipping form. It is manuscript from digitalization result in research of cataloging and conserving Malay manuscript in Riau Province in first year. Generally, digitizing result will produce digital files in portable document format (.pdf). Basically, type of this file is general form in digitizing process. But, digitizing result in this form has not attractive view for young generation. And flipping form is one of the solution of this problem. It aims to give best and attractive experience for reading manuscript. This method can produce an digitizing result of Malay manuscript with flipping effect delightly. --- Artikel ini membahas tentang kemas ulang naskah kuno dalam bentuk flipping. Naskah kuno yang konversikan ke dalam bentuk flipping adalah naskah kuno hasil digitalisasi dalam penelitian Katalogisasi dan Konservasi Naskah Kuno Melayu di Provinsi Riau pada tahun pertama. Pada umumnya, hasil digitalisasi naskah kuno akan menghasilkan file digital dalam bentuk *pdf. Pada dasarnya jenis file ini merupakan jenis file yang paling umum digunakan dalam proses digitalisasi. Namun, hasil digitalisasi dalam bentuk *pdf memiliki tampilan yang monoton dan kurang menarik bagi generasi masa kini. Solusinya, guna memberikan pengalaman membaca naskah digital yang lebih menyenangkan, hasil digitalisasi dikonversikan ke dalam bentuk flipping. Melalui metode ini mampu menghasilkan sebuah hasil digitalisasi naskah kuno Melayu dengan efek flipping yang lebih menyenangkan.
Mulḥaq fī Bayān Al-Fawā’id Al-Nāfi’ah fī Al-Jihād fī Sabīlillāh: Aktualisasi Jihad dan Purifikasi Azimat Sidik Sidik
Manuskripta Vol 5 No 2 (2015): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4107.977 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v5i2.46

Abstract

The term of jihad is often associated to radical and terrorist acts. As a result, the meaning of jihad into a dwarf, limited, and further potential countra-productive conditions in the community. Thus, it is important to reread ang reinterprate the meaning of jihad. One source that can be lifted is the text of Mulḥaq fī Bayān Al-Fawā’id Al-Nāfi’ah fī Al-Jihād fī Sabīlillāh, which is attachment of the work of Shaykh Abdussamad al-Palimbani entitled Nasīḥāt al-Muslimīn wa Tadhkirāt al-Mukminīn fī Faḍā’il al-Jihād fī Sabīlillāh, which is written in 18th century. According to the text of Mulḥaq, jihad is a religious doctrine that must be actualized appropriate social context. In the context of the socio-political under colonial shackles, jihad in the form of physical resistance is a religious obligation, and it is not radicalism. This paper, therefore, trays to elaborate on the meaning of jihad itself, and on the other hand on the use of amulets as a source of power which is purified by reading verses of the Qur’an, prayer and remembrance. --- Terma jihad sering diasosiasikan pada tindakan radikal dan teror. Akibatnya, makna jihad menjadi kerdil, terbatas, dan lebih lanjut berpotensi menimbulkan kondisi yang kontra produktif di masyarakat. Dengan demikian, teks terkait jihad menjadi penting dibaca dan dimaknai kembali. Salah satu sumber yang dapat diangkat adalah teks Mulḥaq fī Bayān Al-Fawā’id Al-Nāfi’ah fī Al-Jihād fī Sabīlillāh, yang merupakan lampiran dari karya Syekh Abdussamad al-Palimbani yang berjudul Nasīḥāt al-Muslimīn wa Tadhkirāt al-Mukminīn fī Faḍā’il al-Jihād fī Sabīlillāh, yang ditulis pada abad ke-18 M. Berdasarkan naskah Mulḥaq, jihad merupakan merupakan doktrin keagamaan yang harus diaktualisasikan sesuai konteks sosialnya. Dalam konteks sosial politik di bawah belenggu penjajah, jihad dalam bentuk perlawanan fisik adalah suatu keharusan, dan itu bukanlah radikalisme. Tulisan ini, dengan demikian, mengelaborasi pemaknaan jihad itu sendiri, dan di sisi lain tentang penggunaan azimat sebagai sumber kekuatan yang dipurifikasi dengan bacaan ayat Al-Qur’an, doa dan zikir.
Etika Politik Kesultanan Melayu Bima M. Adib Misbachul Islam
Manuskripta Vol 1 No 1 (2011): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.994 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v1i1.11

Abstract

Oman fathurahman (Ed.), "Jawharat al-Maarif: Mempertegas Identitas Kesultanan Melayu", dalam Iman dan Diplomasi: Serpihan Sejarah Kesultanan Bima, (Jakarta: KPG bekerja sama dengan Ecole Francaise dExtreme-Orient dan Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2010), hlm. 191-214
Berkaca di Cermin yang Retak: Tipe Kepemimpinan Jawa dan Melayu Menurut Babad dan Hikayat Sudibyo Sudibyo
Manuskripta Vol 6 No 1 (2016): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.473 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v6i1.69

Abstract

This article reviews the types of leadership that were written in babad and hikayat in Java and Malay. The Author used three classical works as the primary sources, namely Babad Tanah Jawi, Hikayat Raja-raja Pasai, and Hikayat Hang Tuah. Although there is a very fundamental difference between the power system in Java and Malay but, in the context of leadership, there are similarities. Babad and hikayat gave an image that an authority was a charismatic figure. Other images are to have supernatural power, mystical power, and religious power. These forces inherent genealogically so that authorities in the past and their descendants cult because they seem to be presented as a Messiah. This unquestionable leadership had potentially caused an unfair power-sharing. Based on these three works, the Author gives a reflection of the ideal leadership model that is feasible in the present, namely the anti-hero leaders who are honest, courteous, and fair, instead of the Messiah which is expected to bring the impact of the changes quickly. --- Artikel ini mengulas tipe-tipe kepemimpinan yang pernah dituliskan dalam babad dan hikayat di Jawa dan Melayu. Penulis menggunakan tiga karya klasik sebagai sumber rujukan utama, yaitu Babad Tanah Jawi, Hikayat Raja-raja Pasai, dan Hikayat Hang Tuah. Meskipun terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara sistem kekuasaan di Jawa dan Melayu namun, dalam konteks kepemimpinan, keduanya memiliki kemiripan. Babad maupun hikayat telah memberikan citra kepada penguasa sebagai sosok yang kharismatik. Citra lain adalah memiliki kesaktian, kekuatan mistik, dan kekuatan religius. Kekuatan-kekuatan tersebut melekat secara genealogis sehingga penguasa di masa lalu dan para keturunannya dikultuskan karena seolah-olah hadir sebagai juru selamat. Tampuk kepemimpinan penguasa yang tidak dapat diganggu-gugat ini berpotensi menimbulkan pembagian kekuasaan yang tidak adil. Berdasarkan ketiga karya tersebut, Penulis kemudian memberikan refleksi terhadap model kepemimpinan ideal yang layak diterapkan di masa kini, yaitu pemimpin antihero yang jujur, santun, dan adil, bukan Ratu Adil yang diharapkan akan membawa dampak perubahan secara cepat.
Naskah [Asal Khilaf Bilangan Taqwim]: Relasi Ulama-Umara di Minangkabau Abad ke-17 dalam Penetapan Awal Ramadan Yusri Akhimuddin
Manuskripta Vol 2 No 1 (2012): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.438 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v2i1.27

Abstract

Perbedaan masyarakat muslim Indonesia dalam menentukan awal dan akhir Ramadan terjadi berulang kali, tidak terkecuali di Sumatera Barat. Perbedaan ini disebabkan karena beragamnya cara dan metode yang digunakan untuk menentukan awal bulan qamariah. Metode yang digunakan muslim Indonesia dalam penetapan awal dan akhir Ramadan antara lain metode hisab, rukyat hilal, hisab dan rukyat, imkan al-rukyat, istikmal, dan metode lainnya. Dalam artikel ini akan dibahas tentang relasi ulama-umara dalam menyelesaikan perdebatan awal Ramadan di Minangkabau yang terjadi pada abad ke-17 dengan berbasis pada manuskrip Asal Khilaf Bilangan Taqwim (AKBT)
Masā’il al-Muhtadī li Ikhwān al-Mubtadī: Implikasi Pedagogis Model Pembelajaran Tarekat dalam Praktik Pendidikan Maesaroh Lubis
Manuskripta Vol 5 No 1 (2015): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3694.312 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v5i1.40

Abstract

Masā’il al-Muhtadī li Ikhwān al-Mubtadī is a monumental work of the 16th century by Shaikh Daud bin Ismail bin Mustafa Rumî known as Baba Dawud. This article discusses various important thoughts of Baba Dawud about neosufisme that obtained from his teacher, Abd. Rauf As-Sinkili. Baba Dawud want to introduce the image of tarekat can be justified because it is built on a solid foundation of sharī‘ah. When the controversial wujūdīyah is present, Masā’il al-Muhtadī has offered tarekat as a learning media to understanding Islam. Baba Dawud assumes that the perfection of life will be obtained after the mubtadī understand Islam through sharī‘ah and refine it through tarekat. This thought makes Masā’il al-Muhtadī has an important position in the context of Islamic education in the Malay world. Masā’il al-Muhtadī is a living manuscript that much copied and studied in Islamic educational institutions in Indonesia and Southeast Asia. --- Masā’il al-Muhtadī li Ikhwān al-Mubtadī adalah teks monumental abad ke-16 karya Shaikh Daud bin Ismail bin Mustafa Rumî, dikenal dengan Baba Dawud. Artikel ini menguraikan pemikiran-pemikiran penting Baba Dawud tentang neosufisme yang didapatkan dari gurunya, Abd. Rauf As-Sinkili. Baba Dawud ingin memperkenalkan citra ajaran tarekat yang dapat dipertanggungjawabkan karena dibangun di atas pondasi kokoh syariat. Ditengah kehadiran paham wujūdīyah yang dianggap kontroversial, Masā’il al-Muhtadī menawarkan tarekat sebagai media pembelajaran alternatif dalam memahami Islam. Baba Dawud menganggap bahwa kesempurnaan hidup akan didapatkan setelah seorang mubtadī mengawali pemahaman keislamannya melalui tahap syariat dan memantapkannya dalam kegiatan tarekat. Pemahaman ini membuat Masā’il al-Muhtadī memiliki kedudukan penting dalam konteks pendidikan Islam di dunia Melayu. Masā’il al-Muhtadī merupakan living manuscript yang banyak disalin dan dikaji di lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia dan Asia Tenggara.
Naskah Klasik di Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara Idham Idham
Manuskripta Vol 1 No 1 (2011): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1756.359 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v1i1.5

Abstract

Tulisan ini merupakan penelusuran lanjutan naskah klasik di Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Pada tahun sebelumnya (2009) telah diinventarisir dan digitalkan sebanyak 48 naskah klasik di Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Pada tahun 2010, telah ditemukan, diinventarisir, dan digitalkan kembali sebanyak 125 di Kota Tidore Kepulauan. Naskah-naskah klasik tersebut pada umumnya ditulis pada abad 17-19. Adapun naskah yang ditulis pada abad ke-20 merupakan salin ulang dari naskah klasik yang ada. Naskah-naskah tersebut pada umumnya ditemukan pada masyarakat dan milik warga. Karena naskah klasik yang ada sudah berumur, maka naskah tersebut pada umumnya sudah tidak utuh, bahkan banyak yang hanya berupa lembaran-lembaran yang sudah tidak diketahui susunannya. Selain karena usia, penyebab lapuknya naskah tersebut karena pemeliharaan yang tidak memenuhi standar . adapun alas tulis yang digunakan berupa kertas Dluwang, Eropa (mempunyai watermark dan countermark), China, kertas bergaris dengan tinta lokal (mansi) dan tinta import. Sedangkan dari segi isi, naskah-naskah tersebut pada umumnya berisi tentang ajaran Tarekat. Selain Tarekat, juga berisi masalah fikih, nahwu, sharaf, tajwid, khutbah, surat Sultan, sejarah, jimat, dan lain-lain.
Resepsi Teks dan Transformasi Kebudayaan Agus Iswanto
Manuskripta Vol 6 No 2 (2016): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.535 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v6i2.61

Abstract

Stuart Robson (Editor and Translator), The Kakawin Ghaṭotkacâśraya by Mpu Panuluh. Tokyo: Research Institute for Languages and Cultures of Asia and Africa, Tokyo University of Foreign Studies 2016.
Dialektika Hindu-Jawa dan Islam dalam Serat Mi'raj Sri Ratnawati
Manuskripta Vol 1 No 2 (2011): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (946.175 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v1i2.22

Abstract

Masuknya Islam di Jawa memberikan kontribusi khususnya terhadap perkembangan kesusasteraan Jawa. Seperti Serat Mitaj dan Madura yang diadaptasi dari surat al Asra (QS. 17:1) yang menggambarkan perjalanan Nabi Muhammad ke surga dan neraka di iringi oleh Malaikat Jibril. Namun dalam Serat Miraj diceritakan Nabi Muhammad SAW diiringi oleh Malaikat jibril dan bidadari. Kehadiran bidadari merupakan karakteristik cerita Hindu-Jawa.

Page 4 of 16 | Total Record : 157