cover
Contact Name
Andi Suwirta
Contact Email
aspensi@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
aspensi@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
SUSURGALUR
Published by Minda Masagi Press
ISSN : 23025808     EISSN : -     DOI : -
This journal, with ISSN 2302-5808, was firstly published on March 24, 2013, in the context to commemorate the BLA (Bandung Lautan Api or Bandung a Sea of Flames)’s Day in Indonesia. The SUSURGALUR journal has jointly been organized by the Lecturers of APB UBD (Academy of Brunei Studies, University of Brunei Darussalam) and International & History Studies FASS (Faculty of Arts and Social Sciences) UBD in Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, since issue of September 2013 to date; and published by Minda Masagi Press, a publishing house owned by ASPENSI (the Association of Indonesian Scholars of History Education) in Bandung, West Java, Indonesia. The articles published in SUSURGALUR journal are able to be written in English as well as in Indonesian and Malay languages. The SUSURGALUR journal is published every March and September. The SUSURGALUR journal is devoted, but not limited to, history education, historical studies, and any new development and advancement in the field of history education and historical studies. The scope of our journal includes: (1) History Education and National Character Building; (2) Political, Social, Cultural and Educational History; (3) Education, History, and Social Awareness; (4) Economic History and Welfare State; (5) Science, Technology and Society in Historical Perspectives; (6) Religion and Philosophy in Historical Perspectives; and (7) Visual Arts, Dance, Music, and Design in Historical Perspectives.
Arjuna Subject : -
Articles 65 Documents
Menghidupkan Semula Semangat Nusantara Melalui Pengajian Sejarah Maritim di Alam Melayu Ali, Ismail
SUSURGALUR Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.746 KB)

Abstract

IKHTISAR: Sejarah telah membuktikan bahawa laut di kepulauan Asia Tenggara telah memainkan peranan yang cukup penting dalam pembinaan peradaban di Alam Melayu ini, seperti yang pernah dibuktikan oleh kerajaan Srivijaya dan Majapahit di Indonesia; Kesultanan Melayu Melaka di Malaysia; Kesultanan Brunei di Negara Brunei Darussalam; dan Kesultanan Sulu di Filipina. Untuk merealisasikan misi dan visi penyatuan nasion di rantau Asia Tenggara atau Alam Melayu ini, maka satu anjakan paradigma dalam polisi pemerintah dan minda rakyat perlu dilakukan terlebih dahulu, melalui proses penyelidikan dan pendidikan, yakni melihat laut sebagai penyatu bukan pemisah. Dalam kerangka yang lebih besar pula, semua nasion di rantau ini perlu memupuk satu semangat dan kesedaran  bahawa  sejarah dan budaya maritim di kepulauan Alam Melayu adalah milik dan warisan bersama. Ini bertujuan untuk menghidupkan semula perkongsian warisan sejarah, kebudayaan, dan kesenian maritim; menyedarkan rakyat di rantau ini bahawa laut pada hakikatnya mampu mempersatukan nasion; dan memperlihatkan kepada dunia akan intim dan kuatnya hubungan baik antara negara-bangsa di rantau Asia Tenggara atau Alam Melayu ini.KATA KUNCI: Semangat Nusantara, sejarah maritim, integrasi negara-bangsa, alam Melayu, dan kebudayaan warisan bersama.ABSTRACT: This paper entitled “Reviving the Spirit of Archipelago Through the Maritime Historical Studies in the Malay World”. History has shown that ocean in Southeast Asia islands has played a pretty important role in the development of civilization in the Malay world, as has been proved by the Srivijaya and Majapahit kingdoms in Indonesia; the Sultanate of Malacca in Malaysia; Sultanate of Brunei in Brunei Darussalam; and the Sultanate of Sulu in the Philippines. To realize the vision and mission of national integration in Southeast Asia, or the Malay World, then, a paradigm shift in government policy and the mindset of the people needs to be done in advance, through research and education, by looking the sea as a unifying, not as dividing matter. In a larger framework, all of nation-states in the region and to foster a spirit as well as awareness that the history and culture of maritime in Malay archipelago are owned and collective heritages. This partnership aims to revive the historical heritage, culture, arts, and maritime; awareness of the people in this region that the sea in fact capable of national unite; and showing to the world about the intimate and strong relationship between the nation-states in Southeast Asia or the Malay world .KEY WORD: The spirit of the archipelago, maritime history, the nation-state integration, the Malay, and cultural heritage owned together.About the Author: Prof. Madya Dr. Ismail Ali ialah Pensyarah Kanan di Program Sejarah, Sekolah Sains Sosial UMS (Universiti Malaysia Sabah) di Kota Kinabalu; dan sekarang menjawat selaku Pengarah UMS-KAL (Universiti Malaysia Sabah – Kampus Antarabangsa Labuan) di Malaysia. Bagi urusan sebarang akademik, alamat emel penulis adalah: ismailrc@ums.edu.myHow to cite this article? Ali, Ismail. (2013). “Menghidupkan Semula Semangat Nusantara Melalui Pengajian Sejarah Maritim di Alam Melayu” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.1(2), September, pp.193-212. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808. Chronicle of the article: Accepted (July 30, 2013); Revised (August 31, 2013); and Published (September 30, 2013).
Full text of the SUSURGALUR journal, September 2014 SUSURGALUR, Editor Journal
SUSURGALUR Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This journal, with ISSN 2302-5808, was firstly published on March 24, 2013. Since issue of September 2013, the SUSURGALUR-JKSPS journal has jointly been organized by the Lecturers of APB UBD (Academy of Brunei Studies, University of Brunei Darussalam) and the Lecturers of International and Historical Study Program FASS (Faculty of Arts and Social Sciences) UBD in Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam; and published by Minda Masagi Press as a publisher owned by ASPENSI (the Association of Indonesian Scholars of History Education) in Bandung, West Java, Indonesia. This journal is published twice a year i.e. every March and September. 
Indonesia dan Masalah Perbatasan: Beberapa Masalah dalam Perkembangan Daerah Tapal Batas sebagai Bagian Perekonomian Nasional dari Perspektif Sejarah Tangkilisan, Yuda B
SUSURGALUR Vol 1, No 1 (2013):
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.429 KB)

Abstract

Ikhtisar: Dalam perkembangan sejarah, perbatasan menjadi penting karena berkenaan dengan ruang tinggal. Aspek ruang pula mengacu pada sumber daya ekonomi yang menjadi arus utama bagi kehidupan masyarakat atau bangsa. Indonesia memiliki rentangan garis perbatasan yang sangat panjang dengan sejumlah negeri tetangga. Salah satu permasalahan utama kawasan perbatasan adalah ketimpangan perkembangan ekonomi dengan wilayah negeri tetangga, termasuk di kawasan perbatasan maritim. Kajian awal ini mencoba menyibak permasalahan yang ada dan menawarkan beberapa pemikiran untuk pengembangan kawasan perbatasan bahari. Penggalian potensi kemaritiman dan pengembangan sarana transportasi laut dapat menjadi pendorong perkembangan daerah yang berada di kawasan seperti itu. Sarana perhubungan juga memegang peranan penting dalam melancarkan lalu-lintas angkutan dalam berbagai kegiatan masyarakat. Aspek-aspek perhubungan yang disoroti adalah seperti pelayaran rakyat dan penerbangan perintis. Kedua sarana ini berhubungan langsung dengan pemberdayaan masyarakat luas. Kata kunci: Perbatasan, bahari, perkembangan ekonomi, transportasi laut, dan ekonomi bahari.Abstract: In historical development, boundary is critical matter due to related to living space. The aspect of space also concentrates to economical resources that become the mainstream for soiety as well as national life. Indonesia has a very long boundary line with several neighbor countries. One of the main problems of boundary areas is the unequal economic condition with the neighbor countries, including in the maritime boundary areas. This preliminary study tries to unveil the existing issues and offers some thoughts to develop those areas. The exploration of martime potentates and the developing of sea transportation facilities are able to be a push factor of the provincial growth in such areas. Transportation also plays an important role in developing public traffics. Such modes of transportation are traditional shipping and pioneer aviation. Those two have a direct link to the development of common people.  Key word: Boundaries, maritime, economic growth, sea transportation, maritime economics.===About the Author: Dr. Yuda B. Tangkilisan adalah Dosen Senior di Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI (Universitas Indonesia), Kampus UI Depok, Jawa Barat, Indonesia. Alamat emel: yebete@yahoo.comHow to cite this article? Tangkilisan, Yuda B. (2013). “Indonesia dan Masalah Perbatasan: Beberapa Masalah dalam Perkembangan Daerah Tapal Batas sebagai Bagian Perekonomian Nasional dari Perspektif Sejarah” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.1(1), Maret, pp.85-96. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, ISSN 2302-5808. Chronicle of the article: Accepted (January 27, 2013); Revised (February 27, 2013); and Published (March 24, 2013).
Penerbitan-penerbitan Majalah Wanita di Malaysia Dekad 1980-an Adnan, Hamedi Mohd
SUSURGALUR Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IKHTISAR: Sekitar tahun 1980-an adalah dekad pembangunan bagi majalah wanita Melayu. Sejak majalah moden wanita Melayu pertama, “Wanita”, yang diterbitkan pada tahun 1969, tidak kurang daripada sepuluh majalah wanita lain yang diterbitkan untuk memenuhi pembaca Melayu di Malaysia. Orientasi kandungan dalam majalah ini telah berubah dengan pesat, daripada bahan bacaan ringan untuk berkhidmat sebagai wanita suri-rumah kepada panduan berkhidmat bagi wanita kerjaya sebagai pembacanya. Oleh itu, peningkatan jumlah jenis majalah berkenaan merupakan manifestasi daripada pembangunan wanita Melayu dalam kehidupan seharian mereka. Walaupun tahun 1970-an adalah dekad pembangunan moden awal bagi wanita dalam mendapat pendidikan, tahun 1980-an masih lagi tempoh peralihan dimana wanita mula mengisi semua jawatan strategik dalam pasaran kerja tradisional yang berkaitan dengan lelaki. Ia hanya pada tahun 1990-an, dimana kehadiran mereka dirasai dalam hampir semua bidang kerjaya. Perkembangan ini diwakili dalam majalah wanita yang diterbitkan sepanjang dekad. Artikel ini akan memberi tumpuan kepada pembangunan majalah wanita Melayu pada dekad 1980-an, terutamanya trend dan sejarah beberapa majalah dominan.KATA KUNCI: Majalah wanita, wanita Melayu moden, editorial, wanita suri-rumah, wanita kerjaya, dan pembangunan moden.ABSTRACT: “The Publications of Women Magazine in Malaysia in 1980s”. About 1980’s is the decade of development for women Malay magazine. Since the first modern Malay women magazine, Wanita, published in 1969, not less than ten other women magazines published to cater Malay readership in Malaysia. The orientation in content of these magazines has change rapidly, from as to serve the light reading materials to house-hold women to serve as the guide to the career of its readers. As such, the increasing number of these types of magazines has itself a manifestation of the development of Malay women in their daily life. While 1970’s is the decade of early modern development for women in gaining education, 1980’s is still a period of transition whereby women started to fill all strategic posts in job market traditionally related to men. It is only in 1990’s where their presence is felt in almost all areas of the careers. This development is represented in the women magazines published throughout the decades. This article will focus on the development of women Malay magazines in the decade of 1980’s, especially the trend and the history of several dominant magazines.KEY WORD: Women magazines, modern Malay women, editorial, house-hold women, career women, and modern development.About the Author: Prof. Madya Dr. Hamedi Mohd Adnan ialah Pensyarah Kanan di Jabatan Pengajian Media UM (Universiti Malaya), 50603 Kuala Lumpur, Malaysia. Bagi urusan sebarang akademik, penulis boleh dihubungi dengan nombor talifon: +6013-3622010 dan alamat email: hamedi@um.edu.myHow to cite this article? Mohd Adnan, Hamedi. (2014). “Penerbitan-penerbitan Majalah Wanita di Malaysia Dekad 1980-an” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.2(2), September, pp.141-154. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808. Chronicle of the article: Accepted (April 29, 2014); Revised (June 29, 2014); and Published (September 24, 2014).
International and National Perspectives on the Corporate Social Responsibility: A Harbinger of Quality Change Ahmad, Towseef
SUSURGALUR Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT: CSR (Corporate Social Responsibility) has been around for a long time and seems to have a timeless concern for reputation, ethics, and values of a corporation. However, the modern and the scientific era of CSR began with the publication of the first definitive work entitled “Social Responsibilities of the Businessman” by Howard R. Bowen (1953); and later the publication of “Strategic Management: A Stakeholder Approach” by R. Edward Freeman (1984). This article tries to elaborate, by using the literature and theoritical review, the international and national perspectives on CSR. The CSR concept has been subjected to a lot of managerial and professional opinions, discussions, and research. In spite of the seemingly endless discussion and research about its contours, it has seen a lot of growth and development in both academic circles and practitioner communities all over the world. It is an exemplar of commitment to improve the well being of a community through social and environmental stability vetted with the concept of sustainability, benevolent business practices, and responsible stakeholder investment in different ways, which assumes a great significance and is assayed within the framework. KEY WORD: Corporate Social Responsibility; Stakeholder; Corporations; Principles; Quality. IKHTISAR: “Perspektif Internasional dan Nasional tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan: Sebuah Perubahan Kualitas a la Harbinger”. CSR (Tanggungjawab Sosial Perusahaan) telah hadir dalam waktu lama dan memiliki kepedulian abadi dalam hal reputasi, etika, dan nilai-nilai dari suatu perusahaan. Namun, era modern dan ilmiah tentang CSR dimulai dengan publikasi karya definitif pertama yang berjudul “Tanggung Jawab Sosial Pengusaha” oleh Howard R. Bowen (1953); dan kemudian publikasi “Manajemen Strategis: Sebuah Pendekatan Pemangku Kepentingan” oleh R. Edward Freeman (1984). Artikel ini mencoba untuk menguraikan, dengan menggunakan kajian literatur dan teoritis, perspektif internasional dan nasional tentang CSR. Konsep CSR ini telah mengalami banyak pendapat, diskusi, dan kajian dari para manajer dan golongan profesional. Terlepas dari diskusi dan kajian yang tak berujung tentang kontur CSR, ianya telah mengalami banyak pertumbuhan dan perkembangan di kalangan akademisi dan praktisi di seluruh dunia. Ini adalah sebuah contoh komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui stabilitas sosial dan lingkungan tentang konsep keberlanjutan, praktek bisnis yang baik, dan investasi pemangku kepentingan yang bertanggung jawab dengan cara berbeda, yang mengasumsikan sebuah kerangka dengan makna besar dan teruji.KATA KUNCI: Tanggungjawab Sosial Perusahaan; Pemangku Kepentingan; Korporasi; Prinsip; Kualitas.About the Author: Towseef Ahmad is an Assistant Professor (Contractual) at the University of Kashmir, Srinagar, India. For academic interests, the author is able to be contacted via phone number at: 8803924342 or via e-mail at: towseefahmad7@gmail.comHow to cite this article? Ahmad, Towseef. (2016). “International and National Perspectives on the Corporate Social Responsibility: A Harbinger of Quality Change” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.4(1), March, pp.1-12. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808. Chronicle of the article: Accepted (March 17, 2015); Revised (October 9, 2015); and Published (March 24, 2016).
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Ilmu Sejarah Kurniawan, Mi’raj Dodi; Suwirta, Andi
SUSURGALUR Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.113 KB)

Abstract

IKHTISAR: Filsafat acapkali diibaratkan sebagai ibu dan sumber mata air bagi macam-macam ilmu. Artinya, filsafat ibarat ibu yang mengandung janin-janin ilmu. Filsafat juga dapat diibaratkan seperti sumber mata air, yang dari dirinya macam-macam ilmu itu berasal dan mengalir ke hilir. Dari filsafatlah, macam-macam ilmu itu lahir dan mengalir. Bukan hanya filsafat dalam pengertian umumnya, tetapi ilmu pun memiliki aspek “ontologi” atau objek pengetahuan, “epistemologi” atau cara mengetahui, dan “aksiologi” atau nilai dan manfaat ilmu. Maka, sejarah sebagai ilmu bukan saja wajib memenuhi syarat tadi, tetapi juga harus mampu menerangkan tiga hal tersebut, sehingga posisi terhormatnya sebagai ilmu dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Artinya, sejarah bukan hanya mesti memiliki, namun juga harus dapat membuktikan klaim kepemilikan aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi ilmunya. Tentu saja penjelasan memadai tentang itu tidak diperoleh dari ilmu sejarah, melainkan dari filsafat ilmu sejarah. Oleh karena itu, ontologi ilmu sejarah adalah masa lampau; epistemologi ilmu sejarah dengan mengkaji jejak-jejak sejarah dan catatan-catatan sejarah; dan di antara aksiologi ilmu sejarah adalah sebagai pelajaran, inspirasi, dan rekreasi bagi siapa saja yang ingin belajar dari pengalaman sejarah.KATA KUNCI: Filsafat Sejarah; Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi; Ilmu Sejarah; Metodologi Sejarah; Kegunaan Sejarah. ABSTRACT: “Ontology, Epistemology, and Axiology of History”. Philosophy often described as a mother and springs for various sciences. That is, the philosophy is like a mother containing fetuses of science. Philosophy can also be likened to the fountain, which from it has various science originated and flows downstream. From the philosophy, various sciences were born and flow. Not only in terms of general philosophy, but science has also had an ontological aspect or object of knowledge, epistemology or way of knowing, and axiology or value and benefits of science. Therefore, the history as discipline is not only required to qualify before, but also be able to explain three things, so that honored position as science can be justifiable academically. That is, history is not only a must have, but also must be able to prove a claim of ownership aspects of ontology, epistemology, and axiology on its knowledge. Of course, an adequate explanation about it is not derived from the discipline of history, but from the philosophy of history. Thus, ontology of history is the past; epistemology of history is examining traces of history and historical records; and axiology of history is a lesson, inspiration, and recreation for anyone who wants to learn from the experience of history.KEY WORD: Philosophy of History; Ontology, Epistemology, and Axiology; Discipline of History; Methodology of History; Use of History.  About the Authors: Mi’raj Dodi Kurniawan, S.Pd. adalah Sarjana Pendidikan Sejarah dan Mahasiswa Magister Pendidikan Sejarah SPs UPI (Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia) di Bandung. Andi Suwirta, M.Hum. adalah Dosen Senior di Departemen Pendidikan Sejarah UPI Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Alamat emel penulis: mirajdeka@yahoo.co.id dan atriwusidna@gmail.comHow to cite this article? Kurniawan, Mi’raj Dodi & Andi Suwirta. (2015). “Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Ilmu Sejarah” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.3(2), September, pp.181-190. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808. Chronicle of the article: Accepted (July 3, 2015); Revised (August 24, 2015); and Published (September 30, 2015).
Sejarah Sosio-Budaya Kraftangan di Brunei Darussalam: Barangan Logam dan Kain Tenunan Haji Wahsalfelah, Siti Norkhalbi
SUSURGALUR Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IKHTISAR: Dari catatan sejarah menunjukkan bahawa Negara Brunei Darussalam kaya dengan warisan khazanah budaya material. Budaya material ini adalah merupakan hasil pertukangan tangan, atau kraftangan, yang dicipta untuk memenuhi keperluan masyarakat yang selalunya mempunyai kepentingan bersesuaian dengan perubahan dan perkembangan semasa. Budaya material mempunyai peranan yang wajar dan realistik dalam kehidupan, sama ada di rumah atau pada peringkat komuniti. Kraftangan ialah suatu peninggalan yang diwariskan dari satu generasi ke satu generasi yang lain. Penghasilan kraftangan ini juga adalah sumber ekonomi yang dapat membantu memperbaiki status ekonomi pengeluar. Di samping itu, hasil kraftangan ini juga mempunyai kepentingan simbolik, seperti memberikan perlambangan identiti budaya dan bangsa. Kertas kerja ini akan membincangkan beberapa jenis kraftangan yang dihasilkan oleh masyarakat Brunei dan kepentingannya dalam masyarakat Brunei. Di samping itu akan dilihat juga peranan masyarakat dan pihak kerajaan dalam memastikan kesinambungan pengeluaran dan penggunaan budaya material ini sebagai suatu langkah yang penting dalam usaha untuk mempertahankan warisan budaya atau identiti ke-Brunei-an.KATA KUNCI: Budaya material, kraftangan, logam, kain tenunan, sumber ekonomi, jatidiri dan identiti bangsa, serta masyarakat Brunei.ABSTRACT: This paper entitled “Socio-Cultural History of Handicrafts in Brunei Darussalam: Metal and Fabric Weave”. The historical record shows that Brunei Darussalam is rich in heritage of material cultural. This material culture is the result of crafts that are created to meet the needs of the community which often have an interest in accordance with the changes and developments. Material culture had a reasonable and realistic in life, whether at home or at the community level. Handicraft is a legacy passed down from one generation to another generation. Handicraft production is also of economic resources that can help improve the economic status of the manufacturer. In addition, handicrafts also have symbolic significance, such as providing representation and cultural identity of the nation. This paper will discuss several kinds of handicrafts produced by the Brunei and its interest in the Brunei community. In addition will be seen the role of society and the government to ensure the continuity of production and consumption of material culture as an important step in the effort to defend the cultural heritage or identity of the Bruneian.KEY WORD: Material culture, handicrafts, metal, cloth weaving, economic resources, self-esteem and national identity, and community of Brunei.About the Author: Siti Norkhalbi Haji Wahsalfelah, Ph.D. ialah Pensyarah di Akademi Pengajian Brunei UBD (Universiti Brunei Darussalam), Jalan Tunku Link, Bandar Seri Begawan, Negara Brunei Darussalam. Bagi urusan sebarang akademik, penulis boleh dihubungi dengan alamat emel: norkhalbi.wahsalfelah@ubd.edu.bnHow to cite this article? Haji Wahsalfelah, Siti Norkhalbi. (2014). “Sejarah Sosio-Budaya Kraftangan di Brunei Darussalam: Barangan Logam dan Kain Tenunan” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.2(1), Maret, pp.29-40. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808, ISSN 2302-5808. Chronicle of the article: Accepted (January 28, 2014); Revised (February 28, 2014); and Published (Maret 24, 2014).
Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita: Pandangan Majalah TEMPO dan GATRA terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden di Indonesia pada Tahun 1999 dan 2004 Agustina, Agustina; Suwirta, Andi; Kamsori, Moch Eryk
SUSURGALUR Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IKHTISAR: Tulisan ini membahas tentang bagaimana pandangan majalah TEMPO dan GATRA terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden pada Pemilihan Umum di Indonesia pada tahun 1999 dan 2004. Dalam PEMILU (Pemilihan Umum) tahun 1999 dan 2004, sosok Megawati Soekarnoputri cukup menjadi sorotan publik, karena dia berani maju mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia. Terjadi pro dan kontra di semua kalangan masyarakat luas atas pencalonannya sebagai Presiden. Majalah TEMPO dan GATRA di Jakarta menanggapi pencalonan Megawati sebagai Presiden pada PEMILU 1999 dan 2004, dengan menampilkan “berita dan pandangan” selama proses PEMILU itu berlangsung, dari tahap kampanye hingga hasil PEMILU diumumkan. Pro dan kontra yang terjadi di kalangan elite politik dan masyarakat biasa juga ditampilkan oleh kedua majalah tersebut, dengan mengusung visi dan misi untuk memberikan berita yang aktual, bersifat netral, dan dapat dipertanggungjawabkan menurut kaedah pers yang profesional.KATA KUNCI: Pemilihan Umum, Megawati Soekarnoputri, media massa, berita dan pandangan, pro dan kontra, serta pers yang profesional.ABSTRACT: “General Election, Mass Media, and Women: The Views of TEMPO and GATRA Magazines towards Megawati Soekarnoputri as a Presidential Candidate in Indonesia in 1999 and 2004”. This paper discusses how the views of TEMPO and GATRA magazines towards Megawati Soekarnoputri as a candidate for Indonesian President in the General Election in 1999 and 2004. In General Election in 1999 and 2004, the figure of Megawati Soekarnoputri was enough into the public spotlight, because she advanced dare to run for President of the Republic of Indonesia. There are pros and cons in the wider community all over her nomination as President. The magazines of TEMPO and GATRA in Jakarta responded Megawati Soekarnoputris candidacy as President in the General Election in 1999 and 2004, with showing the "news and views" during the General Election takes place, from the stage of the campaign until the General Election results were announced. Pros and cons that occurred among the political elite and ordinary people are also displayed by both the magazines, and brought the vision and mission to provide actual news, neutral, and can be accounted by rules of professional mass media.KEY WORD: General elections, Megawati Soekarnoputri, mass media, news and views, pros and cons, and professional mass media.     About the Authors: Agustina, S.Pd. adalah Alumni Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia), lulus tahun 2014. Andi Suwirta, M.Hum. dan Moch Eryk Kamsori, S.Pd. adalah Dosen di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: niwaweasley@gmail.com dan andisuwirta@yahoo.com  How to cite this article? Agustina, Andi Suwirta & Moch Eryk Kamsori. (2015). “Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita: Pandangan Majalah TEMPO dan GATRA terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden di Indonesia pada Tahun 1999 dan 2004” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.3(1), Maret, pp.71-84. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808.  Chronicle of the article: Accepted (October 25, 2014); Revised (December 19, 2014); and Published (March 24, 2015).
Formation of the Princely State of Jammu and Kashmir: The Historical Perspectives Pir, Ali Mohd; Shiekh, Ab Rashid
SUSURGALUR Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT: The formation of the state of Jammu and Kashmir was unique as disparate territories stripped by the English East India Company from Sikh Kingdom of Punjab were brought together to form the state. The boundaries of the state were redrawn more for geo-political and administrative convenience rather than on a commonality shared by the people living there. Further, the heterogeneity of the state was the direct by-product of the military and diplomatic accomplishments of the founder of the Dogra dynasty, combined with the political acumen which completed the expansion of British power into northern India. This paper, however, attempts to discuss the historical background of the territories of Jammu, Kashmir, and Ladakh; and the processes and procedures which were involved in cobbling together of these disparate territories by the English East India Company and Raja Gulab Singh of Jammu to bring into being the princely state of Jammu and Kashmir. An attempt to highlight the polemic that followed the creation of this state is made to draw a conclusion regarding the handing over of Kashmir to Gulab Singh. The study attempts to examine the distinctive characteristics of the state of Jammu and Kashmir. KEY WORD: Princely state of Jammu and Kashmir, historical background, English East India Company, distinctive entities, and military and diplomatic accomplishments.IKHTISAR: Makalah ini berjudul “Pembentukan Negara Kerajaan Jammu dan Kashmir: Perspektif Sejarah”. Pembentukan negara bagian Jammu dan Kashmir adalah unik karena wilayah yang berbeda itu dilucuti oleh Perusahaan India Timur Inggris dari Kerajaan Sikh di Punjab untuk dibawa bersama dalam membentuk negara. Batas-batas negara digambar ulang lebih untuk kenyamanan geo-politik dan administratif daripada untuk kepentingan bersama oleh orang-orang yang tinggal di sana. Selanjutnya, heterogenitas negara adalah produk langsung dari prestasi militer dan diplomatik dari pendiri dinasti Dogra, dikombinasikan dengan kecerdasan politik untuk menyelesaikan perluasan kekuasaan Inggris ke India utara. Makalah ini, bagaimanapun, mencoba untuk membahas latar belakang sejarah dari wilayah Jammu, Kashmir, dan Ladakh; serta proses dan prosedur yang terlibat dalam pembentukan bersama dari wilayah-wilayah yang berbeda itu oleh Perusahaan India Timur Inggris dan Raja Gulab Singh dari Jammu agar menjadi negara kerajaan Jammu dan Kashmir. Sebuah usaha untuk menyoroti polemik yang diikuti pembentukan negara ini dibuat untuk menarik kesimpulan mengenai penyerahan Kashmir kepada Raja Gulab Singh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik khas dari negara bagian Jammu dan Kashmir.KATA KUNCI: Negara kerajaan Jammu dan Kashmir, latar belakang sejarah, Perusahaan India Timur Inggris, entitas khas, serta prestasi militer dan diplomatik.  About the Authors: Ali Mohd Pir and Ab Rashid Shiekh are Ph.D. Students at the Centre of Advanced Study, Department of History AMU (Aligarh Muslim University) in Aligarh, Uttar Pradesh, India. For academic purposes, they can be reached via their e-mail address at: huzaifjhee@gmail.com and shiekhrashid.86@gmail.comHow to cite this article? Pir, Ali Mohd & Ab Rashid Shiekh. (2013). “Formation of the Princely State of Jammu and Kashmir: The Historical Perspectives” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.1(2), September, pp.139-150. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808. Chronicle of the article: Accepted (June 28, 2013); Revised (August 3, 2013); and Published (September 30, 2013).
State, Society, and University: Historical Context of Chinese Higher Education Rungfamai, Kreangchai
SUSURGALUR Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT: In many cases, ideally, the Society assumes that the State can operate on behalf of the Society by intervening Universities’ activities in order to meet societal expectations. Conversely, the Society can also pressure the State via the University behaving as a buffer zone of interests between the State and the Society. This paper is intended to reflect the intertwined role and interconnected relationship between State, Society, and University in China. It highlights how these three main stakeholders have responded to their environments by emphasizing the role of Universities. The paper provides a general overview of the role of higher education in the Chinese society, and its responses towards other stakeholders and changes in its environments from the past to the present. From the perspective of chronological history, the analysis of the evolution of Chinese higher education is based upon the premise that these three main stakeholders: State, Society, and University, embedding in their own socio-cultural underpinning factors have to respond to changing environments. The role of Universities is substantially highlighted as the key stakeholder in this paper. KEY WORD: State, university, society, historical context, Chinese higher education, stakeholders, and changing environments.IKHTISAR: “Negara, Masyarakat, dan Universitas: Konteks Sejarah tentang Pendidikan Tinggi Cina”. Dalam banyak kasus, idealnya, Masyarakat berasumsi bahwa Negara dapat beroperasi atas nama Masyarakat dengan intervensi kegiatan Universitas dalam rangka memenuhi harapan Masyarakat. Sebaliknya, Masyarakat juga dapat menekan Negara melalui kegiatan Universitas sebagai zona penyangga kepentingan antara Negara dan Masyarakat. Tulisan ini dimaksudkan untuk merefleksikan jalinan peran dan hubungan yang saling berkaitan antara Negara, Masyarakat, dan Universitas di Cina. Ini menyoroti bagaimana tiga pengampu kepentingan utama ini telah merespon lingkungan mereka dengan menekankan peran Universitas. Makalah ini memberikan gambaran umum tentang peran pendidikan tinggi dalam masyarakat Cina, dan tanggapan terhadap pengampu kepentingan lainnya dan perubahan lingkungan dari masa lalu hingga saat ini. Dari perspektif sejarah kronologis, analisis evolusi pendidikan tinggi Cina didasarkan pada premis bahwa tiga pengampu kepentingan utama ini: Negara, Masyarakat, dan Universitas, harus melekat dalam sosial-budaya mereka sendiri sebagai faktor-faktor pendukung dan merespon perubahan lingkungan. Peran perguruan tinggi secara substansial disorot sebagai pengampu kepentingan utama dalam makalah ini.KATA KUNCI: Negara, universitas, masyarakat, konteks historis, pendidikan tinggi Cina, pengampu kepentingan, dan perubahan lingkungan.About the Author: Kreangchai Rungfamai, Ph.D. is Freelance Researcher of the Thailand. He has earned Ph.D. from the Faculty of Education, the University of Hong Kong, Hong Kong (China). His e-mail address is: kreangchai_tdai@hotmail.comHow to cite this article? Rungfamai, Kreangchai. (2014). “State, Society, and University: Historical Context of Chinese Higher Education” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.2(2), September, pp.207-216. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808. Chronicle of the article: Accepted (May 29, 2014); Revised (August 12, 2014); and Published (September 24, 2014).