cover
Contact Name
Ahadiyat Yugi R., SP., MSi., D.Tech.Sc.
Contact Email
psi.faperta@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
ahadiyat_yugi@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Agrin : Jurnal Penelitian Pertanian
ISSN : 14100029     EISSN : 25496786     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Agrin provides facilities for publishing articles or quality papers in the form of research results in various aspects of agriculture and agricultural commodities widely including ; agronomy, agroecology, plant breeding, horticulture, soil science, plant protection, agribusiness, agroforestry, food science and technology , agricultural techniques, agricultural innovations, agricultural models and agricultural biotechnology. This journal is published twice a year, ie the April and October. The Agrin Journal invites researchers, academics and intellectuals to contribute critical writing and contribute to the development of agricultural science.
Arjuna Subject : -
Articles 303 Documents
ADOPSI INOVASI PERTANIAN DI KALANGAN PETANI DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Harinta, Yos Wahyu
Agrin Vol 15, No 2 (2011): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2011.15.2.192

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah : untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adopsiinovasi pertanian di kalangan petani di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo dan untuk mengetahui apakahterdapat hubungan antar faktor-faktor tersebut terhadap kecepatan adopsi inovasi pertanian di kalangan petani diKecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.Penelitian ini merupakan penelitian survey .yaitu Penelitian yangmengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.Unit analisanya adalah individu. Penelitian survei ini merupakan survei penjelasan (explanatory/ cormfirmatory)yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa. Dari data yang diperoleh dianalisis denganmenggunakan: Pengukuran tendensi sentral (Median) dari setiap inti/ekor variabel; Analisis korelasi antarvariabel dan Analisis jalur (Path Analysis). Berdasarkan analisis statistik, didapat hasil sebagai berikut: 1.Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adopsi inovasi pertanian di kalangan petani di Kecamatan GatakKabupaten Sukoharjo, adalah: Sifat/Karakteristik Inovasi (X1) ; Sifat/Karakteristik Calon Pengguna (X2) danSaluran Komunikasi (X4). 2. Berdasarkan evaluasi atas uji Kausalitas , memperlihatkan bahwa semua jalurdalam Diagram Path hanya terdapat tiga path antara variabel independent dan variabel dependent yang signifikansecara statistk pada tingkat 0,01 dan 0,05 significant level. Hal ini terlihat pada p-value <0,01 pada variableSifat/Karakteristik Calon Pengguna (X2) dan pada p-value < 0,05 pada variable Sifat/Karakteristik Inovasi (X1)dan Saluran Komunikasi/Media yang Digunakan (X4), sedangkan Variabel Pengambil Keputusan AdopsiInovasi (X3) dan Kualifikasi/Keadaan PPL (X5) tidak signifikan karena p-value > 0,05; akan tetapi bila darianalisa Direct effect Kualifikasi/Keadaan PPL (X5) arah pengaruhnya positif yakni 0,104. SedangkanPengambil Keputusan Adopsi Inovasi (X3) mempunyai arah pengaruh yang negatif (-0,138) terhadap kecepatanadopsi inovasi. Sedangkan berdasarkan analisa ANOVA dengan SPSS untuk mengetahui apakah terdapatperbedaan antara Pengurus dan Anggota Kelompok tani dalam mengdopsi inovasi yakni dengan menganalisisnilai kritis dari tabel F, dan dapat terlihat bahwa p < 0,05 sehingga hipotesa Nol dapat ditolak dan Hipotesaalternatife yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat adopsi inovasi Pengurus dan Anggota Kelompoktani dapat diterima, yaitu F (1,88) = 47,772 ; p< 0,05.Kata kunci: Adopsi- Inovasi ABSTRACTThis study assesses the influence of velocity and examines whether there are relationship among thefactors on the velocity of agriculture innovation adoption among farmers in Gatak sub-district, Sukoharjoregion. This study is a survey research, which is a study using sample from population and using questionnaireas a main method to gather data. The unit analysis is an individual farmer. This survey study is a survey withexplanatory/confirmatory to explain causal relationship and hypothesis testing. The data is analyzed withstatistics central tendency measurement, correlations and path analysis technique. The statistics analysis revealsthe results as follows: 1.The factors influencing the velocity of agriculture innovation adoption among farmers inGatak sub-district, Sukoharjo region, are: Characteristics Innovations (X1), Characteristics Potential User(X2), and Communication Media (X4). From factor X1, the indicators that significantly influencing the velocityof agriculture innovation adoption are the benefit and the observability of the innovation. From factor X2, theindicators that significantly influencing the velocity of agriculture innovation adoption are social economicsstatus (i.e., farmer control over farm area); personal variable (i.e., courage to take risk); and communicationbehavior (i.e., the level of participation in farmer group, inter-personal communication, and look forinformation). While from factor X4, the indicator that significantly influencing the velocity of agriculturalinnovation adoption are inter-personal network and mass media. 2.Further analysis with ANOVA and SPSS totest whether there are differences between management and member of the farmers association on theinnovation adoption shows that there are differences in the innovation adoption level between the managementand the member of the farmers association with F (1,88) = 47,772; p < 0,05.Keywords: Innovation - Adoption
STRATEGI KLONING DAN EKSPRESI GEN var2csa PADA SISTEM Escherichia coli SEBAGAI LANGKAH PENDAHULUAN UNTUK EKSPRESI GEN PADA SISTEM EUKARIOT TANAMAN Hadi, Sapto Nugroho; Noviyanti, Rintis
Agrin Vol 19, No 1 (2015): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2015.19.1.351

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah strategi yang digunakan dapat berhasil mengkloning danmengekspresikan sekuen DNA target (daerah DBL3x gen var2csa) pada inang E.coli. Strategi kloning dilakukanmelalui tahapan: perbanyakan sekuen DNA target melalui teknik PCR menggunakan primer yang didesain sendiri,peligasian sekuen DNA target pada vektor kloning pCR2.1-TOPO, dan memperbanyaknya pada inang E.coliTOP10. Strategi ekspresi dilakukan melalui tahapan: perbanyakan sekuen DNA target melalui teknik PCRmenggunakan primer yang mengandung situs pengenalan enzim restriksi endonuklease tipe II: NcoI dan XhoI,pemotongan dengan enzim NcoI dan XhoI, peligasian pada vektor ekspresi pET-28a (+), dan pengekspresian padainang E. coli BL21 (DE3) dengan induser isopropyl-1-thio-ß-D-galactoside (IPTG) 1 mM. Strategi kloningberhasil mendapatkan sekuen daerah DBL3x gen var2csa berukuran 948 pb. Strategi ekspresi berhasilmendapatkan protein DBL3x berukuran 38 kDa.Kata kunci: kloning, ekspresi, DBL3x, var2csa, Escherichia coliABSTRACTThe objective of this study is to see are the strategies approach that used successfully clone and expressDBL3x region of var2csa gene in E.coli host. The cloning strategies are amplifying DNA target through PCRtechnique using self design oligonucleotide primer, inserting into cloning vector pCR2.1-TOPO, copying inE.coli TOP10 host. The expression strategies are amplifying DNA target through PCR using self design primerwith specific site for restriction enzyme NcoI and XhoI, digesting with NcoI and XhoI, inserting into pET-28a (+)expression vector, and expressing in E. coli BL21 (DE3) host by adding isopropyl-1-thio-ß-D-galactoside (IPTG)1 mM as a inducer. This study successfully cloned DBL3x region of var2csa gene with 948 pb in size andsuccessfully expressed protein DBL3x with 38 kDa in size in E.coli system.Keywords: cloning, expression, DBL3x, var2csa, Escherichia coli
SERAPAN Fe, K DAN KANDUNGAN KLOROFIL TANAMAN PADI PADA KONDISI TERCEKAM Fe Utar, Riastri Sri i; Riyanto, Agus
Agrin Vol 12, No 1 (2008): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2008.12.1.81

Abstract

Penelitian tentang serapan Fe, K dan kandungan klorofil tanaman padi pada kondisi tercekam Fe telahdilakukan. Penelitian bertujuan mendapatkan informasi tentang serapan Fe, K dan kandungan klorofil tanamanpadi pada kondisi tercekam Fe. Faktor yang dicoba ada dua, yaitu varietas dan konsentrasi unsur Fe dan K.Varietas yang dicoba sebanyak 3 varietas peka, yaitu Cisadane, IR64, Memberamo dan 3 varietas toleran yaituMahsuri, Pucuk, Batang Ombilin. Konsentrasi unsur hara yang dicoba ada empat yaitu : Fe2K4 (Fe 2ppm + K4ppm); Fe2K40 (Fe 2ppm + K 40 ppm); Fe300K4 (Fe 300 ppm + K 4 pmm); dan 4. Fe300K40 = Fe 300 ppm + K 40ppm. Tanaman padi ditanam pada kultur hara Yoshida, menggunakan Rancangan Petak Terbagi denganRancangan Dasar Acak Kelompok, tiga kali ulangan. Variabel yang diamati adalah kandungan Fe dan K dalamjaringan tanaman, dan kandungan klorofil. Hasil yang diperoleh adalah: 1) kondisi cekaman Fe akan menaikkankandungan Fe jaringan tanaman padi; 2) penambahan unsur hara K pada kondisi cekaman Fe akan menurunkankandungan Fe jaringan tanaman padi; 3) tanaman peka dan tahan mampu menyerap unsur K yang baik padakondisi cekaman Fe sehingga dapat mempertahankan pertumbuhannya dan 4) kandungan klorofil tidak dapatdijadikan penanda fisiologis ketahanan tanaman padi terhadap cekaman Fe.Kata kunci: kandungan F , kandungan K, keracunan, padi ABSTRACTConcerning research on Absorption of Fe, K and content of chlorophyll of rice in condition of Fe stresswas done. The objective of this research was to get information about absorption of Fe, K and content ofchlorophyll of rice in condition of Fe stress. Two factors were tried in this study by using split plot design consistof concentrations as main plot, i.e Fe2K4 ( Fe 2ppm + K 4ppm); Fe2K40 ( Fe 2ppm + K 40 ppm); Fe300K4 ( Fe300 ppm + K 4 pmm); Fe300K40 = Fe 300 ppm + K 40 ppm and varieties as sub plot i.e. Cisadane, IR64,Memberamo, Mahsuri, Pucuk dan Batang Ombilin. Rice planted in Yoshida culture, with three replications. Theresult showed that 1) high concentration of Fe increased Fe content in rice tissue 2) addition of K at condition ofhigh Fe decreased content of Fe in rice tissue 3) sensitive and tolerant crop could uptake K under stress of Fe andcould maintain their growth and 4) content of chlorophyll could not be a physiological marker of rice toleranceto high Fe.Key words: Fe content, K content, toxicity, rice
KERAGAMAN DAN KEERATAN HUBUNGAN KOMPONEN HASIL BAWANG MERAH KULTIVAR SUPER PHILIP DI SEMBILAN PEMUPUKAN Azis, Fuad Nur; Budiono, Rohmad; S, Sri Zunaini
Agrin Vol 21, No 1 (2017): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2017.21.1.334

Abstract

Bawang merah merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Tanaman ini dapat beradaptasidengan berbagai kondisi lingkungan. Super Philip merupakan salah satu kultivar bawang merah nasional diIndonesia dengan potensi produktivitas sekitar 17,6 t/ha. Informasi tentang hubungan karakter dalam kultivar inibelum banyak dipelajari. Hubungan antara karakter penting dalam pengembangan kultivar sehingga dapatmenerapkan teknologi baru untuk meningkatkan hasil secara langsung atau tidak langsung. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui variasi sifat pada bawang merah dan besarnya korelasi dan pengaruh tidak langsung langsungdari tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun, diameter, dan berat biomassa dengan bobot umbi akibatperbedaan lingkungan. Bahan yang digunakan adalah umbi bawang merah, kultivar Super Philip yang ditanampada bulan September-November 2014. Keragaman diukur dengan kisaran minimum dan maksimum, keragamandan koefisien keragaman. Korelasi pearson digunakan untuk mengukur hubungan antara karakter. Analisis jaluruntuk bobot umbi dilakukan pada tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun, diameter. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa keragaman dan korelasi bobot umbi dan biomassa tanaman akibat lingkungan yang berbeda.Korelasi yang terjadi dikarenakan bobot umbi tanaman yang dipengaruhi langsung oleh biomassa, diameter umbidan tinggi tanaman.Kata kunci: korelasi, analisis jalur, bawang merahABSTRACTShallot is one of the important commodities in Indonesia. It is able to adapt to various environmentalconditions. Super Philip is one of national shallot cultivar in Indonesia with potential productivity about 17.6 t/ha.Information about traits relationship in this cultivar is not widely studied. The relationship between the traits isimportant in the development of cultivars that can apply new cultivation technology to increasing yield directly orindirectly. This study aims to determine the variation of traits in shallot and magnitude of correlation and directindirect effect of plant height, number of tillers, leaf number, diameter, and weight of biomass to the weight ofbulb due different environment. The materials used are shallot bulbs Super Philip cultivars that planted inSeptember-November 2014. The diversity is measured by the range of the minimum and maximum values, mean,variance and coefficient of variation. Pearson correlation was used to measure the relationship between the traits.Path analysis performed on plant height, number of tillers, leaf number, diameter, and weight of biomass to theweight of bulb. The results showed that a varians and correlation found in bulb weight and plant biomass werecaused by diferent environment. Correlation were caused by direct effect the weight of bulb by plant biomass, bulbdiameter and plant height.Keywords: correlation, path analysis, shallot
TOLERANSI VARIETAS PADI GOGO TERHADAP KONDISI KEKERINGAN BERDASARKAN KADAR AIR TANAH DAN TINGKAT KELAYUAN Rahayu, Ahadiyat Yugi
Agrin Vol 15, No 1 (2011): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2011.15.1.113

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat toleransi varietas padi gogo pada kondisiketersediaan air yang terbatas berdasarkan kadar air tanah dan tingkat kelayuan. Percobaan dilakukan untukmengevaluasi varietas Silugonggo, Kilimutu, Gajah mungkur, Dodokan, Way rarem, Jatiluhur, Ciherang,Cisokan, Situ Bagendit, Situ Patenggang, Gilirang, Cirata, Batulegi, Way Ampo Buru dan Danau Tempeberdasarkan ketersediaan air pada fase pertumbuhan berbeda yaitu pemberian air sampai akhir fase vegetatif danpemberian air sampai pertengahan fase generatif dan setelah itu dihentikan menggunakan pendekatan Uji t. Hasilmenunjukan bahwa antar varietas dengan penghentian pemberian air setelah fase pertumbuhan setengahgeneratif lebih cepat mengalami kelayuan ± 1,87 hari dengan kadar air tanah lebih tinggi ± 0,8 % dibandingkandengan penghentian air setelah fase vegetatif. Varietas Kalimutu, Cisokan, Situ Patenggang dan Gilirangmemiliki tingkat toleransi tinggi terhadap kekeringan yang mampu bertahan lama lebih dari delapan hari padakondisi kadar air rendah (10%).Kata kunci: varietas padi gogo, ketersediaan air, kadar air tanah, tingkat kelayuan ABSTRACTObjective of the study was to know the drought level of upland rice varieties under limited wateravailability based on soil water content and wilting level. Silugonggo, Kilimutu, Gajah mungkur, Dodokan, Wayrarem, Jatiluhur, Ciherang, Cisokan, Situ Bagendit, Situ Patenggang, Gilirang, Cirata, Batulegi, Way AmpoBuru dan Danau Tempe under application of water during vegetative stage and up to a half generative stage andthen ceased were evaluated by t test. Results showed that among varieties obtained the faster level of wilting of ±1.87 days but higher soil water content of ± 0.8 % under unavailability of water after a half of generative stagethan the end of vegetative, respectively. Kalimutu, Cisokan, Situ Patenggang dan Gilirang varieties had a highlevel tolerance on drought which could stay life longer (> 8 days) under low soil moisture content of 10%.Key words: upland rice variety, water availability, soil water content, wilting level
FOSFAT ALAM SEBAGAI SUMBER PUPUK FOSFAT TANAMAN CABAI MERAH PADA JENIS TANAH PODSOLIK JASINGA Subhan, Subhan; Sutrisno, Nono
Agrin Vol 16, No 2 (2012): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2012.16.2.137

Abstract

Percobaan untuk mengetahui pengaruh pupuk fosfat alam Ciamis dan pupuk fosfat alam Sukabumisebagai sumber pupuk fosfat pada tanaman cabai merah, telah dilaksanakan di lahan petani di desa Bagoang,Kecamatan Jasinga (200. m dpl), Kabupaten Bogor, dari bulan April sampai dengan Nopember 2010. Rancanganpercobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dan setiap perlakuan diulang 3 (tiga) kali.Perlakuan terdiri dari : (1) 0 kg P2O5 /ha (Kontrol), (2) 50 kg P2O5 pupuk alam Ciamis (FAC)/ha, (3) 100 kg P2O5FAC/ha, (4) 150 kg P2O5 FAC/ha (5) 200 kg P2O5 FAC/ha, (6) 250 kg P2O5 FAC/ha, (7) 50 kg P2O5, pupukfosfat alam Sukabumi (FAS)/ha, (8) 100 kg P2O5 FAS/ha, (9) 150 kg P2O5 FAS/ha, (10) 200 kg P2O5 FAS/ha,dan (11) 250 kg P2O5 FAS/ha. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk FAC dengan dosis 250 kg P2O5FAC/ha, dapat meningkatkan beberapa peubah pertumbuhan tanaman dan komponen hasil tanaman cabai merah,tapi penggunaan pupuk FAC pada percobaan ini belum dapat menandingi pupuk FAC yang biasa digunakan olehpetani. Penggunaan pupuk FAC pada penelitian ini hanya berpengaruh positif pada jumlah bunga tetapi tidakterhadap persentase buah baik. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pemilihan sumberpupuk fosfat alam dalam penanaman cabai merah.Kata Kunci : Capsicum annuum. L, Pupuk Fosfat Alam; Pertumbuhan; Hasil;ABSTRACTThe experiment to determine the effect nature phosphate Ciamis and nature phosphate Sukabumi as asource phosphate fertilizer plant chili on podzolic soil Jasinga was conducted at a farmer’s field in BagoangVillage, Jasinga subdistric (200 m asl). Bogor Distrik, West Java from April to November 2010. Randomizedcompletely block design with 3 replications was used in the experiment. The treatment consisted of combinationof rate and source of nature phosphate (nature phosphate Ciamis /FAC and nature phosphate Sukabumi /FAS) ie(1) 0 kg P2O5 /ha (control) (2) 50 kg P2O5. FAC/ha, (3) 100 kg P2O5 FAC/ha, (4) 150 kg P2O5 FAC/ha (5) 200kg P2O5 FAC/ha, (6) 250 kg P2O5 FAC/ha, (7) 50 kg P2O5. FAS/ha, (8) 100 kg P2O5 FAS/ha, (9) 150 kg P2O5FAS/ha, (10) 200 kg P2O5 FAS/ha, and (11) 250 kg P2O5 FAS/ha. The results indicated that although the use ofnature phosphate Sukabumi (FAS) in chili with a rate of 250 kg P2O5 FAC/ha increase some growth parameterand yield component of chili, which is commonly used by the farmers. The use of nature phosphate Ciamis effectpositively on sum of flower, on percentage of good fruits and percentage of sum damage fruits. The result couldbe used as a recommendation to select the source of phosphate in chili production.Key word : Capsicum annuum. L; Nature fertilizer; Growth; yield;
PENGARUH PENYEMPROTAN GA3 DAN ASAL TANAMAN INDUK DALAM MEMPERPANJANG MASA JUVENILE TANAMAN KENTANG Karjadi, A.K.
Agrin Vol 18, No 2 (2014): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2014.18.2.216

Abstract

Penelitian dilaksanakan di screen house Balai Penelitian Tanaman Sayuran pada bulan Maret s.d Oktober 2011. Rancangan dari peneltian adalah split plot dengan lima ulangan, sebagai petak utama perlakuan penyemprotan GA3 150 ppm  (A1) disemprot dan (A2) tidak disemprot; anak petak  asal tanaman induk: tanaman in vitro /plantlet (T1); stek pucuk (T2); umbi mini (T3). Setiap perlakuan ditanam di pot plastik (diameter 25 cm) dengan kerapatan 10 tanaman per pot. Perlakuan penyemprotan GA3 150 ppm dilaksanakan setelah panen stek. Hasil menunjukan bahwa perlakuan penyemprotan GA3 150 ppm dan asal tanaman induk belum mampu meningkatkan persentase tanamam induk berdaun ganda, jumlah batang maupun jumlah stek. Perlakuan penyemprotan GA3 150 ppm relatif meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman induk. Plantlet (tanaman in vitro) menghasilkan stek yang paling. Kata kunci: kentang (Solanum tuberosum L ); GA3, plantlet (tanaman in vitro), stek pucuk, umbi mini. ABSTRACTThe experiment was conducted on the screen house at IVEGRI on March until October 2011, it was arranged by using split plot with five replications. Application of GA3 150 ppm was as the main plot, they were: (A1) GA3 application, (A2) non GA3 application; whereas as the subplot was source of mother plant, they were : (T1) in vitro plant/plantlet, (T2)  stem cutting, (T3) mini tuber. All materials were planted at plastic pot (Ǿ 25 cm), 10 plants/pot. GA3 was applied after harvested cutting. The result of experiment showed that GA3 application and the source of mother plant could not improve yet on plant growth (%), multiple leaves (%), number of stem and number of cutting. It was obviously seen that GA3 application can increase mother plant growth quality (performance). The best mother plant source for producing cutting was plantlet (in vitro plant).  Key words: potato (Solanum tuberosum L); GA3; plantlet (in vitro plant), stem cutting, mini tuber.
RESPON TANAMAN JAGUNG TERHADAP APLIKASI PUPUK NITROGEN DAN PENYISIPAN TANAMAN KEDELAI A. Sarjito; B. Hartanto
Agrin Vol 11, No 2 (2007): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2007.11.2.72

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji respon tanaman jagung terhadap penerapansystem tumpangsari jagung-kedelai dan pemupukkan nitrogen. Penelitian dilakukan selama lima bulan, mulaiJuli – Nopember 2003. Penelitian merupakan percobaan lapang berpola faktorial 4 X 3. Percobaan diulangtiga kali. Jagung ditanam secara monokultur (P0) maupun tumpangsari dengan kedelai varietas Lokal (P1),Burangrang (P2), dan Lokon (P3). Pemupukkan nitrogen terdiri atas tiga dosis, yaitu: N0: kontrol, N1:pemupukkan urea 75 kg per hektar, dan N2: pemupukkan 150 kg urea per hektar. Pengaruh tumpangsariterhadap pertumbuhan dan hasil jagung bergantung pada tingkat pemupukkan nitrogen. Walaupuntumpangsari menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman, tumpangsari jagung-burangrang memberikan nilaiIndeks Panen tertinggi dibandingkan dengan pola tanam monokultur ataupun yang lain. Kecuali itutumpangsari juga meningkatkan serapan N pada tanaman jagung. Pemupukkan nitrogen mengakibatkanpeningkatan pertumbuhan dan hasil jagung. Hasil tertinggi diperoleh pada dosis 150 kg urea per hektar.Kata kunci: pertumbuhan dan hasil jagung, nitrogen, dan penyisipan kedelai.ABSTRACTThis research project aimed at evaluating the respond of maize toward intercropping and nitrogenapplication in the maize-soybean intercropping. The research was carried out for five months, from July toNovember 2003. A 4 x 3 factorial experiment was laid out in a Randomized Completely Block Design withthree replications. Maize was planted in monoculture (P0) and in intercropping system with three differentvarieties of soy been, i.e. Local (P1), Burangrang (P2), and Lokon (P3). Application of nitrogen fertilizerconsisted of N0: control, N1: 75 kg urea per hectare, and N2: 150 kg urea per hectare. Intercropping effectson maize growth and yield depend on nitrogen fertilized. Although intercropping reduced crop production,maize-Burangrang intercropping resulted in the highest value of harvest index. In addition, intercroppingincreased maize’s N uptake. Nitrogen application caused the improvement of maize growth and yield.Key words: maize growth and yield, nitrogen, and intercropped soybean. 
PEMECAHAN DORMANSI BENIH KELAPA SAWIT DENGAN METODE DRY HEAT TREATMENT DAN PEMBERIAN GIBERELIN Nuraini, Anne; Pangaribuan, Ikhwan Fadli; Suherman, Cucu
Agrin Vol 20, No 2 (2016): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2016.20.2.317

Abstract

Oil palm is a plant that has a long seed dormancy period. The existence of barrier on the seed coat causesdisturbance on imbibition so the process of germination of oil palm seed is hampered. This study aimed todetermine the effect of interaction between the heat treatment by dry-heat treatment method and the submersionof growth regulator gibberellin on oil palm dormancy breaking. The experiment was conducted using a factorialrandomized block design with 2 factors, i.e. 3 levels of dry-heat treatment duration (40 days, 50 days, 60 days)and 3 levels of gibberellin concentration (0 ppm, 100 ppm, 200 ppm) and repeated 3 times. The result showed thatno interaction between the duration of dry heat treatment and concentration of gibberellin on breaking the oilpalm dormancy. Treatment of dry heat treatment of 50 and 60 days had a good effect on percentage of germination,vigor index, radicle length and plumule length. Concentration of 100 and 200 ppm gibberellin had a good effecton percentage of germination, vigor index, radicle length and plumule length. Fifty days-period of dry heattreatment and concentration of 100 ppm gibberellin gave more effective effect than other treatment.Key words : dormancy, Dry-Heat Treatment, gibberellin, oil palm ABSTRAKKelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki masa dormansi benih yang panjang. Adanya penghalangkulit benih menyebabkan proses imbibisi menjadi terganggu sehingga proses perkecambahan benih kelapa sawitterhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara perlakuan pemanasan denganmetode dry heat treatment dan pemberian zat pengatur tumbuh giberelin terhadap pemecahan dormansi kelapasawit. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan 2 faktor, yaitu 3 taraf lamadry heat treatment (40 hari, 50 hari, 60 hari) dan 3 taraf konsentrasi giberelin (0 ppm, 100 ppm, 200 ppm) yangdiulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara lama dry heattreatment dan konsentrasi giberelin terhadap pemecahan dormansi kelapa sawit. Perlakuan lama dry heat treatment50 dan 60 hari berpengaruh baik pada variabel persentase perkecambahan dan indeks vigor serta panjang radikuladan panjang plumula. Konsentrasi giberelin 100 dan 200 ppm berpengaruh baik pada variabel persentaseperkecambahan, indeks vigor, panjang radikula dan panjang plumula. Lama dry-heat treatment 50 hari dankonsentrasi giberelin 100 ppm memberikan pengaruh paling efektif daripada kombinasi perlakuan lain.Kata kunci : dormansi, Dry-heat treatment, giberelin, kelapa sawit
VIRULENSI 9 ISOLAT FUSARIUM OXYSPORUM F.SP. LYCOPERSICI DAN PERKEMBANGAN GEJALA LAYU FUSARIUM PADA DUA VARIETAS TOMAT DI RUMAH KACA Ambar, Abdul Azis; Priyatmojo, Achmadi; Hadisutrisno, Bambang; Pusposendjojo, Nursamsi
Agrin Vol 14, No 2 (2010): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2010.14.2.104

Abstract

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici (Fol), merupakan penyakitpenting tomat. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat virulensi Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici darilokasi berbeda pada varietas Roma dan Money Maker, dan perkembangan penyakit layu fusarium di rumahkaca. Penelitian ini menggunakan suspensi Fol hasil monospora (1 x 107 konidium/ml air steril) dan tomat yangberumur 4 minggu. Akar direndam dalam suspensi Fol selama 30 menit, kemudian di tanam dalam pot yangtelah berisi campuran tanah dan pupuk. Hasil uji virulensi Fol isolat (A1) dan (A2) memperlihatkan virulensitinggi pada 2 varietas tomat yaitu (78%; 75%) untuk Roma dan (92%; 85%) untuk Money Maker. Keduaperlakuan tersebut berbeda nyata dengan kontrol. Rata-rata virulensi isolat Fol pada varietas Roma lebih rendah(< 50%) dibanding varietas Money Maker (> 50%). Hasil ini mengindikasikan bahwa varietas Roma lebih tahandibanding varietas Money Maker. Hasil pengamatan untuk perkembangan gejala layu fusarium di rumah kacaberupa menguningnya kotiledon kemudian kotiledon layu, diikuti mengeringnya ujung daun pertama. Gejalaberlanjut, mengering sampai gugurnya kotiledon yang diiringi dengan awal menguningnya daun, semua ujungdaun kering dan daun menguning, dan akhirnya daun layu. Gejala lain tampak dari penelitian adalah pengerdilantanaman pada kedua varietas.Kata kunci: virulensi fol, perkembangan gejala layu, varietas tomat ABSTRACTFusarium wilt diseases caused by Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici (Fol) as important diseases ontomato. The aim of research was to know the levef of Fol virulence from 9 different origin (Centra Java, SouthSulawesi, and DI. Yogyakarta) and development of fusarium wilt diseases in green house. Monosporic colonysuspension (1x 107 conidia/ml) are used in this research. The test of virulence by pouring the monosporicsuspension of Fol isolates for 30 minutes on both varieties Roma and Money Maker were 4 weeks old. The resultshowed that A1 and A2 isolates more severity (78% and75% on Roma variety) and (92% and 85% on MoneyMaker variety) than other isolates. Amount of virulence showed Roma variety (< 50%) lower than MoneyMaker variety (> 50%). This result indicated that Roma variety more resistant than Money Maker variety. Theobservation of fusarium wilt development showed that early symptom of yellow – wilt cotyledont followed withdry of leaf tip. By the time, development of symptom was cotyledon senesence to followed yellow of leaf and theend wilt. The other symptom was inhibition of plant growth on tomato.Key words: fol virulency, development of wilt symptom, tomato variety

Page 2 of 31 | Total Record : 303