cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau
ISSN : 25034766     EISSN : 25978837     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal akuakulktur sungai dan danau merupakan jurnal ilmiah yang diperuntukkan untuk bidang ilmu perikanan budidaya khusus tema kajian perairan sungai dan danau. Jurnal ini memuat artikel ilmiah hasi-hasil penelitian lingkup bidang ilmu perikanan budidaya yang dapat bersumber dari para penulis dari berbagai instansi. Jurnal ini dibentuk oleh tim redaksi Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Batanghari bersama dengan tim mitra bestari. Jurnal akuakultur sungai dan danau diterbitkan sebanyak 2 (dua) kali dalam satu tahun yakni pada bulan April dan Oktober setiap tahunnya.
Arjuna Subject : -
Articles 143 Documents
PENGARUH AZOLLA (Azolla microphylla) TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) PADA MEDIA PEMELIHARAAN TANPA GANTI AIR Dian Rizki Putri; Syahrizal Syahrizal; M Yusuf Arifin
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.004 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v2i2.19

Abstract

Azolla (Azolla microphylla) aquatic plants can be used as a natural feed or as a source of artificial feed ingredients (pellets) of fish. In addition to Azolla plant as a fish feed, Azolla plant grown in fish maintenance water media can help improve water quality, because it can function as phytoremediation. The aim of this research is to see the influence of Azolla (Azolla microphylla) plant to growth of siamese catfish (Pangasianodon hypophthalmus) fish without any change of water. The method used in this research is complete randomized design with 4 treatments and 3 replications. Treatment A. Without Azolla microphylla (control), B.Azolla microphylla treatment of 150 g / m2, Treatment C. Azolla. microphylla as much as 250 grams / m2, and D.Azolla microphylla as much as 350 grams / m2. The result of Azolla plant with 150 gram / m2 is the best absolute growth of P1 1.7 gram / head patish, followed by P2 1,6, P3 1,00 and P0 0,93 gram / ekor. The association of Azolla count toward growth  of fish gave no significant correlation to growth R = 0.073, whereas the relation of the amount of azolla to ammonia correlated significantly R = 0.903. The best density of Azolla 350 gram / m2 plant on water surface media that can function as phytoremediation to absorb the remnants of fish and fish waste, so as to improve the water quality factor and at the same time can increase the growth of Siamese (Pangasianodon hypophthalmus) fish biomass and affect the production of Azolla biomass.Keywords: Phytoremediation, azolla, catfishTumbuhan air Azolla (Azolla microphylla) dapat dijadikan pakan alami  atau sebagai salah satu sumber bahan pakan buatan (pellet) ikan. Selain tumbuhan Azolla sebagai pakan ikan, Azolla yang ditanam dalam media air pemeliharaan ikan dapat membantu memperbaiki kualitas air, karena dapat berfungsi sebagai fitoremediasi. Penelitian yang dilakukan bertujuan melihat pengaruh tumbuhan  Azolla (Azolla microphylla) terhadap pertumbuhan ikan patin siam  pada media pemeliharaan tanpa ganti air. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah  rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A Tanpa Azolla microphylla (kontrol), Perlakuan B.Azolla microphylla sebanyak 150 gram/m2, Perlakuan C. Azolla. microphylla sebanyak 250 gram/m2, dan D. Azolla microphylla sebanyak 350 gram/m2. Hasil penelitian pemberian tanaman Azolla dengan jumlah 150 gram/m2 merupakan pertumbuhan mutlak terbaik rata-tata ikan patin P1 1,7 gram/ekor, diikuti P2 1,6, P3 1,00, dan P0 0,93 gram/ekor.. Hubungan jumlah Azolla terhadap pertumbuhan ikan memberikan korelasi tidak nyata bagi pertumbuhan R = 0,073, sedangkan hubungan jumlah azolla terhadap ammonia berkorelasi secara nyata R = 0,903. Kepadatan tanaman Azolla 350 gram/m2 terbaik pada permukaan air media  yang dapat berfungsi sebagai fitoremediasi menyerap sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga dapat memperbaiki faktor kualitas air dan sekaligus dapat meningkat pertumbuhan biomassa ikan patin siam dan mempengaruhi produksi biomass Azolla.Kata Kunci: Fitoremediasi, azolla, ikan patin
Kinerja Produksi Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Clarias gariepinus var sangkuriang Desa Pudak Kecamatan Muaro Kumpeh Kabupaten Muara Jambi Eko Harianto
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 1, No 1 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.981 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v1i1.10

Abstract

AbstractAfrican catfish is a commodity that has prospective market and economic value. Grow out techniques are relatively simple allowing implementation of this technique on swamp land with high productivity. This study aimed to give specific information about fish productivity and its economic analysis. The study was conducted from May to August 2016 in the Pudak Village, District of Muara Kumpeh Muara Jambi. Sangkuriang fry from BPBAT Sungai Gelam with an average length of 2.3-2.7 cm and weight of 0.150-0.1725 gram were reared for 90 days using in 200×300×150 cm3 hapa nets with a density of 250 fish/m2. Fry were fed at satiation three times daily (08.00; 17.00; 21.00) with commercial pellet feed (CP 32-35%). Productivity offish reared by farmers in this swamp area show good result with survival rate, specific growth rate, feed conversion, and the coefficient of variationis 93.78%; 7.75%; 1.03; and 0.02 respectively. Average weight of fish catfish in each sampling during rearing period is 0.0150 g, 60.067 g, 101.233 and 124.567 gr. Value of R/C, breakeven point (BEP), BEP in volume is 1.46, Rp4,121,656.371 and 94.97 kg/cage respectively with production cost per kg is Rp. 10,968. Keywords: African catfish, grow out, productivity AbstrakIkan lele termasuk komoditas yang memiliki peluang pasar yang prospektif dan bernilai ekonomis tinggi. Aplikasi teknik pembesaran yang relative sederhana memungkinkan penerapan teknologi pembesaran pada lahan rawa dengan produktivitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk Informasi spesifik kinerja produksi pembesaran ikan lele sangkuriang dan análisis ekonomi dalam usaha budidaya tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2016 di Desa Pudak Kecamatan Muaro Kumpeh Kabupaten Muara Jambi Provinsi Jambi. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lele Sangkuriang dengan panjang rata-rata 2,3-2,7 cm dan bobot rata-rata 0,150-0,1725 gram, berasal dari pemijahan induk BPBAT Sungai Gelam. Pemeliharaan benih lele sangkuriang menggunakan wadah hapa berukuran 200 cm x 300 cm x 150 cm. Pemeliharaan dilakukan selama 90 hari. Benih dipelihara dengan kepadatan 250 ekor/m2. Pakan yang diberikan berupa pelet komersil kadar protein pakan 32-35%, pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pukul 08.00, pukul 17.00, dan pukul 21.00 dengan cara ad satiation (sekenyangnya). Kinerja produksi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus var sangkuriang) yang dipeliharan oleh pembudidaya di daerah penelitian pada daerah rawa menunjukkan hasil yang baik untuk kategori budidaya pembesaran ikan, nilai derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik, konversi pakan, dan koefisien keragaman masing-masing sebesar 93,78% ; 7,75%; 1,03; dan 0.02. Pada akhir pemeliharaan bobot rata-rata ikan lele sangkuriang selama empat kali periode sampling masing masing sebesar 0,0150 gr, 60,067 gr, 101,233 gr dan 124,567 gr. Nilai R/C sebesar 1,46, Break even point (BEP) pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang di Desa Pudak ini sebesar Rp 4.121.656,371, BEP berdasarkan volum penjualan dalam bentuk ekor diperoleh nilai BEP sebesar 94.97 kg/karamba, Harga pokok penjualan  yaitu Rp 10,968/kg.Kata kunci  :  Ikan lele sangkuriang, Kinerja produksi, Pembesaran ikan, Pertumbuhan
KINERJA PRODUKSI IKAN BOTIA (Chromobotia macracanthus) PADAT TEBAR TINGGI DENGAN SISTEM RESIRKULASI Muarofah Ghofur; Eko Harianto
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.233 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v3i1.25

Abstract

ABSTRACTCultivation technology and systems development   especially on the breedstock phase with a focus of study is the density of the initial activities in determining the degree of success of the cultivation. This research aims to determine the performance of fish production botia (c. Macracanthus Bleeker) with dense stocking 2 e/L, 3 L, and e/e/4 L on recirculation systems as a basis for increased productivity of biomass. Long-term goals to be achieved the creation of a technologypackage pendederan botia fish skalla bulk production to support  the fish are botia Jambi. Maintenance carried out for 3 months with a target size of botia fish scale market. Cultivation of technical indicators that measure in  among others,the degree of viability (DKH), specific growth rate (LPS),  feed conversion (KP), keefesien the diversity of weights (KK) and water quality. The results showed that the degree of viability (DKH) best of 91.67% (treatment A), specific growth rate (LPS) of 9.75 (treatment B),the value of the feed conversion (KP) in A treatment of 1.3 and koefesien diversity of  weights  (KK) highest of 112.67 treatment b. While for water quality data are all in the normal range, the temperature is 28oC, d.o. 5.5 – 7.5 mg/L, CO2 0.5423 – 0.7657 mg NH3/L, 0.0011 – 0.0019 mg/L, and a pH range from 6.68 – 7.89.Keyword: Fish Are Botia, Dense Stocking, Production, Recirculation ABSTRAK Pengembangan sistem dan teknologi budidaya terutama pada fase pendederan dengan fokus kajian kepadatan merupakan kegiatan awal dalam menentukan tingkat keberhasilan budidaya.  Penelitian ini bertujuan untuk menetukan kinerja produksi ikan botia  (C. Macracanthus Bleeker) dengan padat tebar 2 e/L,  3 e/L, dan 4 e/L pada sistem resirkulasi sebagai dasar peningkatan produktivitas biomassa. Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai terciptanya paket teknologi pendederan ikan botia skalla massal untuk mendukung produksi ikan botia Jambi. Pemeliharaan dilakukan selama 3 bulan dengan target ukuran ikan botia skala pasar. Indikator teknis budidaya yang di ukur antara lain, derajat kelangsungan hidup (DKH), laju pertumbuhan spesifik (LPS), konversi pakan (KP), keefesien keragaman bobot (KK) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat kelangsungan hidup (DKH) terbaik sebesar 91.67% (perlakuan A), laju pertumbuhan spesifik (LPS) sebesar 9,75 (perlakuan B), nilai konversi pakan (KP) terbaik pada perlakuan A sebesar 1,3 dan koefesien keragaman bobot (KK)  tertinggi sebesar 112,67 pada perlakuan B. Sedangkan untuk data kualitas air semuanya dalam kisaran normal, suhu 28oC, DO 5,5 – 7,5 mg/L, CO2 0,5423 – 0,7657 mg/L, NH3 0,0011 – 0,0019 mg/L, dan pH berkisar 6,68 – 7,89.   Keyword         :  Ikan Botia, Padat Tebar, Produksi, Resirkulasi
ANALISIS FISIKA KIMIA PERAIRAN UNTUK PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA IKAN KERAPU (SERRANIDAE) DI TELUK SALEH KABUPATEN SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT DENGAN METODE STORET DAN ANALISIS MULTIVARIAT Eko Harianto; Irzal Efendi
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 2, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.02 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v2i1.15

Abstract

AbstractThis research explains the interconnectedness of physical and chemical conditions of the Gulf waters saleh in site selection for grouper fish farming. Site selection activities in fish farming at sea constitute an obligatory thing to do because of the good location will determine the success of fish farming. The data used for multivariate analysis and the method of primary data is storet direct measurement results (in-situ) sea water quality is Saleh Bay, Sumbawa district Nusa Tenggara Barat were taken on July 8-10 in 2012 at several stations. Analysis of water quality were conducted in a laboratory Environment IPB. Water sampling station parameters of Chemical Physics waters performed on five stations: station 1 taken on coastal areas; Station 2 is taken on the middle of the waters; Station 3 taken at the Mouth of the Bay area 1; station 4 taken on the Mouth of the Bay area 2; station 5 taken in outdoor areas. Based on the results of the analysis of the Storet against physical parameters of chemical and heavy metal waters Saleh Bay, Sumabawa obtained the value of final score totaled-30, this value indicates that the waters of the Gulf of Pious Sumbawa are on the status light polluted (Grade C). This calculation is calculation of the total for all stations, this was desebabkan sampling only do as much as one time. Parameters give the value of the score is negative physical parameters include temperature, chemical parameters i.e., i.e. the parameters of phosphate (PO4) and Total Organic Matter (TOM). From the results of the analysis of PCA looks there are two components that can represent the diversity of PC1 and PC2 total i.e., water quality parameters are dominant i.e. ammonia, nitrate, pb and temperature, in addition there are special characteristics in station 1 which is different with the other stations (score plot). There is a link between some physical chemical variables Saleh Bay waters of regression analysis. Seen that the relationship has the pb parameters very closely with other response i.e. ammonia, nitrate and temperature on the waters of Saleh Bay, with a value of R2 amounted to 96.6%.Keywords: grouper, PCA, Storet, Saleh Bay AbstrakPenelitian ini menjelaskan keterkaitan kondisi fisika dan kimia perairan teluk saleh dalam pemilihan lokasi untuk budidaya ikan  kerapu. Pemilihan lokasi dalam kegiatan budidaya ikan di laut merupakan suatu hal yang wajib dilakukan karena lokasi yang baik akan menentukan keberhasilan budidaya ikan. Data yang digunakan untuk analisis multivariat dan metode storet merupakan data primer hasil pengukuran langsung (in-situ) kualitas air laut Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat yang diambil pada tanggal 8-10 Juli Tahun 2012 di beberapa stasiun. Analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan IPB. Stasiun pengambilan sampel air parameter fisika kimia perairan dilakukan pada lima stasiun yakni: Stasiun 1 diambil pada daerah pantai; Stasiun 2 diambil pada daerah tengah perairan; Stasiun 3 diambil pada daerah Mulut Teluk 1; Stasiun 4 diambil pada daerah Mulut Teluk 2; Stasiun 5 diambil pada daerah luar. Berdasarkan hasil analisis Storet terhadap parameter fisika kimia dan logam berat perairan Teluk Saleh Sumbawa didapatkan nilai skor akhir berjumlah -30, nilai ini mengindikasikan bahwa perairan Teluk Saleh Sumbawa berada pada status tercemar ringan (Kelas C). Perhitungan ini merupakan perhitungan total untuk semua stasiun, hal ini desebabkan pengambilan sampel hanya dilakukan sebanyak satu kali. Parameter-parameter yang memberikan nilai skor negatif meliputi parameter fisik yakni suhu, parameter kimia yaitu parameter fosfat (PO4) dan Total Organik Mater (TOM). Dari hasil analisis PCA terlihat terdapat dua komponen yang dapat mewakili keragaman total yakni PC1 dan PC2, parameter kualitas air dominan yakni  nitrat, amoniak, pb dan suhu, selain itu terdapat karateristik khusus di stasiun 1 yang berbeda dengan stasiun lainnya (score plot). Terdapat keterkaitan antara beberapa variabel fisika kimia perairan teluk Saleh analisis regresi. Terlihat bahwa parameter pb memiliki hubungan yang sangat erat dengan respon lain yakni amoniak, nitrat dan suhu pada perairan teluk Saleh dengan nilai R2 sebesar 96,6%.Kata kunci  :  Ikan kerapu, PCA, Storet, Teluk Saleh
DAMPAK PEMBERIAN TEPUNG ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DALAM PAKAN BUATAN BAGI PERUBAHAN WARNA DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) Syahrizal Syahrizal; Muarofah Ghofur; Ardi Aljumrada
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.567 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v2i2.20

Abstract

Efforts to improve the quality of ornamental fish other than manipulate its genetic material we can add supplements at pakannya containing pigments or dyes, so that it can increase the brilliance of the color quality of ornamental fish. One type of fish community of interest is a carp of the chef because of the prominence of the shape and colour of its body. The method of research done using Random Design is complete with 3 replicates IE A = without adding flour water hyacinth (control), B = addition of flour water hyacinth 100 g/Kg Feed, C = Artificial addition of flour 200 hyacinth g/Kg Feed Artificial and D = addition of flour water hyacinth 300 g/Kg Feed. From the results of research that has been done is obtained that addition of carotenoids that are derived from the flour water hyacinth (Eichhornia crassipes) on artificial feed gives influence on color change and the growth of Goldfish chef. Color change obtained for each treatment is A Treatment: 0.41, 1.18, B: C: and D: 1.34 1.65. The highest color changes occur in the treatment of D of 1.65. The absolute weights of the CARP growth chef every treatment is A: 29.31, B: 30.10, C: and D: 28.64 28.07 and highest in treatment B of 30.10 grams and the survival rate of 100%.Keywords : Water hyacinth, artificial feeding, carp cooksUsaha untuk meningkatkan kualitas dari ikan hias selain dari memanipulasi genetiknya kita dapat menambahkan bahan suplemen pada pakannya yang mengandung pigmen atau pewarna, sehingga dapat meningkatkan kecemerlangan kualitas warna ikan hias tersebut. Salah satu jenis ikan hias yang diminati masyarakat adalah ikan mas koki karena keunggulan bentuk dan warna tubuhnya. Metode penelitian yang dilakukan adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 ulangan yaitu A = tanpa penambahan tepung eceng gondok (kontrol),  B = Penambahan tepung eceng gondok 100 gram/Kg Pakan Buatan, C = Penambahan tepung eceng gondok 200 gram/Kg Pakan Buatan dan D = Penambahan tepung eceng gondok 300 gram/Kg Pakan Buatan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa penambahan karotenoid yang berasal dari tepung eceng gondok (Eichhornia crassipes) pada pakan buatan memberikan pengaruh terhadap perubahan warna dan pertumbuhan ikan mas koki. Perubahan warna yang didapat tiap perlakuan adalah Perlakuan A : 0,41, B : 1,18, C : 1,34 dan D : 1,65. Perubahan warna tertinggi terdapat di perlakuan D sebesar 1,65. Pertumbuhan bobot mutlak ikan mas koki setiap perlakuan adalah A : 29,31, B : 30.10, C : 28,64, dan D :28,07 dan tertinggi di perlakuan B sebesar 30,10 gram dan tingkat kelangsungan hidup sebesar 100%.Kata Kunci : Enceng gondok, pakan buatan, ikan mas koki
EFEKTIFITAS BIODEKOMPOSER SAAT PENGANGKUTAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias. gariepinus Var. Sangkuriang ) DENGAN KEPADATAN TINGGI PADA TRANSPORTASI TERTUTUP UNTUK KEBUTUHAN BUDIDAYA Sunardi .; Syahrizal Syahrizal; Zainal Arifin
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 1, No 1 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.499 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v1i1.11

Abstract

AbstrackThe process of transporting the seed often led to a decline in the quality and performance of the seed. The presence of fish during transport of metabolic processes led to a decline in water quality mainly an increase in ammonia (NH3) is also a factor that causes the occurrence of stress and death. Biodekomposer able to maintain water quality, therefore the necessary research on the usage of Biodekomposer in the process of transport of seeds of catfish in 2 liters of water in a sealed bag. The design of the study was a randomized Complete Design with 5 treatments and 3 replicates, such treatment is A Treatment: seed: catfish tail/100 l water, b: seeds catfish tail/200 liters of water, C: seed catfish tail/400 liters of water, D: seed catfish tail/600 liters of water, each 10 grams of biodekomposer entered treatment in the media. K: seed treatment catfish tail/100 liters of water without biodekomposer. The results showed that the survival rate between different treatment real (P 0.5%) with graduation < life the highest on treatment A (91,17%) and B (85,87%) the lowest treatment D and K respectively of 25.56 18.58% and%. These fish are living in the water quality of the initial temperature rataan 27, 05oC; 7.01 Ph; DO 5.0 ppm; 0.18 ppm of CO2 and Ammonia 0.0453 ppm. Kualiatas water after arriving at your destination with a travel time of 8 hours has decreased from the treatment A-D and K temperature 25.05 – 26.50 oC; pH 6.60-6.01; DO-3.56 out 2.50 ppm; CO2 0,61-0.78 ppm and 0,0508-moniak 0,087 ppm. Keywords: Biodekomposer, transport, sangkuriang catfish AbstrakProses pengangkutan benih sering menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan peforma benih. Adanya proses metabolisme ikan selama pengangkutan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air terutama peningkatan ammonia (NH3) juga merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya stres dan kematian. Biodekomposer mampu menjaga kualitas air, oleh sebab itu diperlukan penelitian tentang pengunaan Biodekomposer pada proses transportasi benih ikan lele dalam 2 liter air dalam kantong tertutup. Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan, perlakuan tersebut adalah: Perlakuan   A: benih ikan lele 100 ekor/l  air, B: benih ikan lele 200 ekor/liter air, C:  benih ikan lele 400 ekor/liter air, D: benih ikan lele 600 ekor/liter air, masing-masing perlakuan  dimasukan 10 gram biodekomposer dalam media air. Perlakuan K: benih ikan lele 100 ekor/liter air tanpa biodekomposer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup antar perlakuan berbeda nyata (P<0,5%) dengan kelulusan hidup tertingi pada perlakuan A (91,17%) dan B (85,87%) yang terendah pada perlakuan D dan K masing-masing sebesar 25,56% dan 18,58 %. Ikan ini hidup berada dalam kualitas air awal pada suhu rataan 27,05oC; pH 7,01;  DO 5,0 ppm; CO2 0,18 ppm dan Amoniak 0,0453 ppm. Kualiatas air setelah sampai di tujuan dengan lama perjalanan 8 jam mengalami penurunan dari perlakuan A-D dan K suhu 25,05 – 26,50 oC;  pH 6,60-6,01; DO 3,56-2,50 ppm; CO2 0,61-0,78 ppm dan moniak 0,0508-0,087 ppm. Kata kunci : Biodekomposer, transportasi, Ikan lele sangkuriang
ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (HG) DI DALAM TUBUH IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus) YANG DIBERI PERLAKUAN FITOREMEDIASI DENGAN TANAMAN AZOLLA (Azolla microphilla) Safratilofa Safratilofa; Kaizar Kaizar
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.453 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v3i1.29

Abstract

In 2014 the Batanghari River has been polluted with severe polluted category entering into class D group by Jambi Provincial Environment Agency 2014 with effluent content of 0.3265 ppm. One of the contaminants is mercury (Hg). This is due to increased mining, industrial and agricultural activities along the Batanghari River. Batanghari River is a source of water for  Sipin Lake. Sipin Lake has much to do with fish farming in KJA for catfish. The potential of Hg content in the waters has exceeded the standard quality standard that can thwart the fish farming activities. Therefore, research to find solutions to solve the contamination of mercury (Hg) content in catfish (Pangasionodon hypopthalmus) with technical use of azolla (Azolla microphilla) as phytoremediation to prevent Hg from entering fish body. This Research conducted around KJA fish cultivation in the waters of Sipin Lake Jambi. The design of this research is Completely Randomized Design with azolla density level as treatment. The results of analysis and observation showed that the density of azolla gave no significant effect on the content of mercury (Hg) in water and fish meatKeyword: phytoremediation, markuri, sipin lake, Azolla microphilla, Pangasionodon hypopthalmus
OPTIMASI KUALITAS PAKAN DENGAN FERMENTASI MENGGUNAKAN Effective Microorganisms 4 (EM4) BAGI PENINGKATAN PRODUKSI BENIH IKAN PATIN (Pangasianodon hypophtalmus) Syahrizal Syahrizal; Safratilofa Safratilofa; Wahyu Wahyuni
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 3, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.243 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v3i2.38

Abstract

Catfish (Pangasius hypopthalmus) is widely cultivated in floating net cages, floating net and kept in the ponds. Efforts to accelerate growth must be through improving the quality of food. Alternative can be done by improving the composition of feed by fermentation with Effective Microorganisms 4 (EM4) so that the composition of protein and fat in the feed to be optimal. The research design used was complete randomized design (RAL) 4 (four) treatment 3 (three) replications with Anova anlisis. Treatment P0 without EM4 (control), P1 EM4 0.5 ml, P2 1 ml, and P3 1.5 ml. The results of the best daily average growth of catfish were significantly different (P <0.5%) P1 1.89 gram followed by P2 1.86 gram, P3 1.84 gram, and P0 1.77 gram. Absolute growth P1 1.23 gram, P2 1.20 gram, P3 1.16 gram and P0 1.05 gram. The survival of catfish can be categorized either because it is at a death rate above 95%. Normal feed conversion 0.77% - 1.85%. best P1 0.77% and low P0 1.85%, P2 1.24% and P3 1.77%. The quality of water is relatively normal during temperature experiment 26.5oC, pH 7.98, DO 5.68 ppm, NH3 0.085 -0.24 ppm, and CO2 0.26 ppm.Keyword: Effective Microorganisms 4 (EM4), Feed and Catfish AbstrakIkan patin (Pangasius hypopthalmus) banyak dibudidayakan dalam keramba jaring apung, hapa dan  di kolam-kolam. Upaya untuk percepatan pertumbuhan harus melalui perbaikan mutu makanan. Alternatif dapat dilakukan dengan cara perbaikan komposisi pakan melalui fermentasi dengan Effective Microorganisms 4 (EM4) agar komposisi  protein dan lemak dalam pakan menjadi optimal. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) 4 (empat) perlakuan 3 (tiga) ulangan dengan anlisis Anova. Perlakuan P0 tanpa EM4 (kontrol), P1 EM4 0,5 ml,  P2 1 ml, dan P3 1,5 ml. Hasil penelitian pertumbuhan harian terbaik rata-rata ikan patin berbeda nyata (P<0,5%) P1 1,89  gram diikuti P2 1,86 gram, P3 1,84 gram dan  P0 1,77 gram.  Pertumbuhan mutlak P1 1.23 gram, P2 1.20 gram, P3 1.16 gram dan P0 1.05 gram.  Kelangsungan hidup ikan patin dapat dikatagorikan baik karena berada pada tingkat kematian diatas 95%.  Konversi pakan normal 0.77% – 1.85%. terbaik P1 0.77% dan yang rendah P0 1.85%,  P2 1.24% dan P3 1.77%. Kualitas air relatif normal selama percobaan  suhu 26.5oC, pH 7.98, DO 5.68 ppm, NH3 0,085 -0,24 ppm, dan CO2  0,26  ppm.Kata Kunci : Effective Microorganisms 4 (EM4), Pakan  dan  Ikan Patin
PERBEDAAN WAKTU PEMELIHARAAN TELUR DAN LARVA OLEH INDUK JANTAN TERHADAP DAYA TETAS DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN CUPANG (Betta splendens) M Fauzan; Muhammad Sugihartono; M Yusuf Arifin
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 3, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.345 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v3i2.40

Abstract

Ornamental fish is a type of fish that lives in both fresh and sea water which has attractive and beautiful body shapes or colors. One type of ornamental fish with its own uniqueness compared to other ornamental fish is Betta fish (B. splendens.). As an alternative, the test was carried out for a long time the male parent who cared for larvae at different times on the effect of survival of betta fish larvae on the type of plaque (B. splendens). The parent used in this study is a parent of 4 months old which is prepared as many as 1 pair / container of maintenance and in total there are 12 pairs. The research container used in this study was an aquarium with a water level of 10 cm, 12 pieces. Each container is labeled according to randomization and is equipped with aeration with a small pressure. The water used in this study is water originating from excavated wells. Before use water is first deposited to remove sedimentation. For the best treatment, the highest survival rate of betta (B. splendens) larvae was found in treatment A, which was 11.56%, followed by treatment B (8.44%), then treatment C (7.51%) and treatment D (4.81%). The highest absolute length growth is found in treatment D, which is equal to 14.33 mm, followed by treatment C (14.00 mm), then treatment B (12.83 mm) and treatment A (11.17 mm).Keywords: Plaque Betta Fish, Maintenance Length by Male Parent, Survival, Growth, Water Quality.AbstrakIkan hias merupakan jenis ikan yang hidup di air tawar maupun laut yang mempunyai bentuk atau warna tubuh menarik dan indah. Salah satu jenis ikan hias dengan keunikan tersendiri dibandingkan ikan hias lainnya adalah ikan cupang (B. splendens.). Sebagai alternatif uji yang dilakukan adalah lama induk jantan yang mengasuh larva dengan waktu yang berbeda terhadap pengaruh kelangsungan hidup larva ikan cupang jenis plakat (B.  splendens).Induk yang digunakan dalam penelitian ini adalah induk yang berumur 4 bulan yang di persiapkan sebanyak 1 pasang / wadah pemeliharaan dan secara total berjumlah 12 pasang.Wadah penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah akuarium dengan ketinggian air 10 cm, sebanyak 12 buah. Masing-masing wadah diberi label sesuai dengan pengacakan dan dilengkapi aerasi dengan tekanan yang kecil. Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air yang berasal dari sumur galian. Sebelum digunakan air terlebih dahulu diendapkan untuk menghilangkan sedimentasi. Untuk perlakuan yang terbaik menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup larva ikan cupang (B. splendens) tertinggi terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 11,56% selanjutnya diikuti perlakuan B (8,44%), kemudian perlakuan C (7,51%) dan perlakuan  D (4,81%). Pertumbuhan panjang mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan D yaitu sebesar 14,33 mm selanjutnya diikuti oleh perlakuan C (14,00 mm), kemudian perlakuan B (12,83 mm) dan perlakuan  A (11,17 mm).Kata Kunci :Ikan cupang Plakat, Lama Waktu Pemeliharaan Oleh Induk Jantan, Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, Kualitas air.
KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) PADA SISTEM AKUAPONIK DENGAN KEPADATAN TANAMAN AIR YANG BERBEDA Muarofah Ghofur; Muhammad Yusuf Arifin
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 3, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.626 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v3i2.32

Abstract

The purpose of this research is to know the optimum plant density of water for the maintenance of fish catfish (P. hypophthalmus) on akuaponik system in order to produce a high fish survival. As for the benefits of this activity is to improve the production results mainlyfrom the  fishery  commodity  fish catfish  (P. hypophthalmus).  This research plan will be implemented in March and July of 2018 in the porch Area Fish Seed Telanaipura the province of Jambi. Research conducted using Complete Random Design environmental design (RAL) with four (4) treatment and three replicates, each treatment are: A treatment: 5 bar/hole, B treatment: 10bar/hole, the treatment C: 15 shaft/hole,  D treatment: 20 bar/hole.  The  research of the parameters observedwere: survival rates of fish and water quality. Keywords: Aquatic plants, fish catfish, akuaponik AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepadatan optimum tanaman air untuk pemeliharaan ikan patin (P. hypophthalmus) pada sistem akuaponik agar dapat menghasilkan kelangsungan hidup ikan yang tinggi. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan hasil produksi perikanan terutama dari komoditas ikan patin (P. hypophthalmus). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juni tahun 2018 di Balai Benih Ikan Daerah Telanaipura Provinsi Jambi. Penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan lingkungan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) perlakuan dan 3 (tiga)  ulangan, masing – masing perlakuan tersebut adalah : perlakuan A : 5 batang/lubang, perlakuan B : 10 batang/lubang, perlakuan C : 15 batang/lubang, perlakuan D : 20 batang/lubang. Parameter penelitian yang diamati adalah: Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan dan Kualitas Air. Hasil penelitian yang diperoleh adalah tingkat kelangsungan hidup ikan patin selama dipelihara dengan system akuaponik sebesar 84,68 persen dan hasil pengukuran kualitas air menunjukkan suhu berkisar antara 28,7-31,5, pH berkisar 5-7, oksigen terlarut sekitar 3-7 mg/L dan karbondioksida 0,345-0,803 mg/L. Sedangkan nitrat sebesar 0,005-0,028 mg/L, nitrat berkisar antara 0,12-0,25 mg/L dan amoniak sekitar 0,0111-0,033 mg/L.Kata kunci : tanaman air, ikan patin, akuaponik

Page 2 of 15 | Total Record : 143