cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau
ISSN : 25034766     EISSN : 25978837     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal akuakulktur sungai dan danau merupakan jurnal ilmiah yang diperuntukkan untuk bidang ilmu perikanan budidaya khusus tema kajian perairan sungai dan danau. Jurnal ini memuat artikel ilmiah hasi-hasil penelitian lingkup bidang ilmu perikanan budidaya yang dapat bersumber dari para penulis dari berbagai instansi. Jurnal ini dibentuk oleh tim redaksi Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Batanghari bersama dengan tim mitra bestari. Jurnal akuakultur sungai dan danau diterbitkan sebanyak 2 (dua) kali dalam satu tahun yakni pada bulan April dan Oktober setiap tahunnya.
Arjuna Subject : -
Articles 143 Documents
SUHU OPTIMAL UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP PEMELIHARAAN LARVA IKAN BOTIA (Chromobotia macrachantus) Muarofah Ghofur; Muhammad Sugihartono; Husna Daya Aulia
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 3, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.168 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v3i2.34

Abstract

Temperature is one of the most dominant water quality parameters on the survival of fish, and almost every living organism has the optimum temperature for its life. One of the obstacles in the cultivation activity is the high level of death in the most critical phase of the larvae so that the handling and carrying capacity of optimal environmental conditions can minimize the death of the larvae as well as the extreme temperature changes will also cause higher death rates of larvae. In the maintenance effort, the quality and quantity of the resulting larva becomes an important factor, as the success of production support to reach the next phase. Therefore, to find out the larval synthesis is done research about the optimum temperature with treatment temperature 240C, 260C, 280C and 300C to the survival of maintenance of botia larvae (Chromobotia macrachantus). The water quality parameters of CO2, NH3, DO, and pH are carried out at the beginning and end of the study for 28 days. The results showed that the highest survival rate at temperature treatment 240C and 260C with a value of 100%.Keywords : Botia Larvae, Temperature, Survival Rate AbstrakSuhu merupakan salah satu parameter kualitas air yang sangat dominan terhadap kelangsungan hidup ikan, dan hampir setiap organisme yang hidup didalamnya memiliki suhu optimum untuk kehidupannya. Salah satu kendala dalam kegiatan budidaya adalah tingginya tingkat kematian pada fase paling kritis yaitu larva sehingga penanganan dan daya dukung kondisi lingkungan yang optimal dapat meminimalisir kematian larva demikian pula dengan perubahan suhu yang ekstrim juga akan menyebabkan tingkat kematian larva semakin tinggi. Dalam upaya pemeliharaan, kualitas dan kuantitas larva yang dihasilkan menjadi faktor penting, sebagai penunjang keberhasilan produksi  hingga mencapai fase selanjutnya. Oleh karena itu, untuk mengetahui sintasan larva dilakukan penelitian mengenai suhu optimal dengan suhu perlakuan 240C, 260C, 280C dan 300C terhadap kelangsungan hidup pemeliharaan larva ikan botia (Chromobotia macrachantus). Parameter kualitas air yitu CO2, NH3, DO, dan pH dilakukan pada awal dan akhir penelitian yang dilakukan selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan suhu 240C dan 260C dengan nilai sebesar 100%.Kata Kunci : Larva Botia, Suhu,Tingkat Kelangsungan Hidup
UJI DAYA HAMBAT BAWANG HUTAN Eleutherine palmifolia DENGAN METODE EKSTRAKSI BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Aeromonas hydrophila safratilofa safratilofa; Muhammad Sugihartono
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 3, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.625 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v3i2.36

Abstract

The purpose of this research is to know the difference of inhibitory power of onion (Eleutherine palmifolia) with different extraction method to Aeromonas hydrophila bacteria growth. Extraction method that done in this research there are four that is infusion, dekoksi, maserai with 96% alcohol and maceration with 96% ethanol. The method used to look at the inhibitory power of E. palmifolia on the growth of A. hydrophila bacteria is the method of disc diffusion by looking at the inhibit zone results around the disc paper. The hypothesis proposed is the effect of inhibitory power of different methods of extracting E. palmifolia on the growth of A. hydrophila bacteria. The results showed the widest resistor zone found in the treatment of maceration with alcohol that is the amount of 3,5 mmKeywords : Inhibitory potential test,  Extraction Method,  Eleutherine palmifolia, Aeromonas hydrophila.  AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan daya hambat bawang hutan (Eleutherine palmifolia) dengan metode ekstraksi berbeda terhadap pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila. Metode ekstraksi yang dilakukan pada penelitian ini ada empat yaitu infusi, dekoksi, maserai dengan alkohol 96% dan maserasi dengan etanol 96%. Metode yang digunakan untuk melihat daya hambat E. palmifolia terhadap pertumbuhan bakteri A. hydrophila adalah metode disc diffusion yaitu dengan melihat hasil zona hambat disekitar kertas cakram.  Hipotesis yang diajukan yaitu adanya pengaruh daya hambat dari perbedaan metode ektraksi E. palmifolia terhadap pertumbuhan bakteri A. hydrophila. Hasil yang didapat menunjukkan zona hambat terluas terdapat pada perlakuan maserasi dengan alkohol yaitu sebesar 3,5 mmKata Kunci : Uji Daya Hambat, Metode Ekstraksi, Eleutherine palmifolia, Aeromonas hydrophila.
PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus F.) PADA PEMELIHARAAN SISTEM AKUAPONIK DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA Abdul Asis; Muhammad Sugihartono; Muarofah Ghofur
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.019 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v2i2.17

Abstract

The waste generated in fish farming can be utilized by plants as a source of nutrition by integrating it through the aquaponic system. This study aims to determine the optimum density of catfish maintained on the aquaponic system in producing the best growth. The fish used in this study are catfish (Pangasianodon hypopthalmus F) while the plants used are kale which act as biofilter. This study used RAL with 4 treatments and 3 replications. Where treatment A (2 tail / liter); B (3 tail / liter); C (4 tail / liter); and D (5 tail / liter). From result of research indicate that at treatment B yield best growth that is equal to 2,80 gr at end of research.Keywords: Aquaponic system, catfish, biofilterLimbah yang dihasilkan dalam budidaya ikan dapat dimanfaatkan oleh tanaman sebagai sumber nutrisi dengan mengintegrasikannya melalui sistem akuaponik. Penelitian ini bertujuan mengetahui kepadatan optimum ikan patin siam yang dipelihara pada sistem akuaponik dalam menghasilkan pertumbuhan terbaik. Ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan patin siam (Pangasianodon hypopthalmus F) sedangkan tanaman yang digunakan adalah kangkung yang berperan sebagai biofilter. Penelitian ini menggunakan RAL dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Dimana perlakuan A (2 ekor/liter); B (3 ekor/liter); C (4 ekor/liter); dan D (5 ekor/liter). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan B menghasilkan pertumbuhan terbaik yaitu sebesar 2,80 gr pada akhir penelitian.Kata kunci : Sistem akuaponik, ikan patin siam, biofilter
KEBERHASILAN DAYA TETAS TELUR IKAN PATINSIAM (Pangasius hypophthalmus) YANG DIRENDAM DENGAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle. L) Novizal Novizal
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.837 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v4i1.49

Abstract

This study aims to determine the effective concentration of betel leaf extract to attack fungi and bacteria in the process of hatching catfish eggs. The benefits of this study are to improve fisheries production by using natural ingredients of betel leaf extract. The research activity was carried out at the People's Hatchery Unit (UPR) Kelurahan Kenali Besar, Alam Barajo sub-district, Jambi city in March to April 2018. The research was carried out using a completely randomized Stack (RAL) environment design with 4 treatments and 3 replications, each the treatment is: P1: concentration of 1.00 ml / l. P2: concentration of 1.50 ml / l. P3: concentration of 2.00 ml / l. And control without the administration of betel leaf extract. The research parameters observed were: Patent Power of Catfish Eggs and Water Quality. The results of soaking catfish eggs with betel leaf extract showed that the concentration of 1.50 ml / l gave a high hatchability of 94.33%. and the measurement results of water quality temperature 270C, Ph ranged from 7.9 to 8.2, dissolved oxygen ranged from 7.63-7.85 mg / l, carbon dioxide ranged from 0.0411-0.0573 mg / l and ammonia 0.0130- 0.0300. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi yang efektif ekstrak daun sirih terhadap serangan jamur dan bakteri pada proses penetasan telur ikan patin. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil produksi perikanan dengan cara pemanfaatan bahan alami ekstrak daun sirih. Kegiatan  Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Kelurahan Kenali Besar kecamatan Alam Barajo kota Jambi pada bulan Maret sampai bulan April tahun 2018. Penelitian yang dilakukan mengunakan rancangan lingkungan Rangcangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, masing-masing perlakuan tersebut adalah : P1 : konsentrasi 1,00 ml/l. P2 : konsentrasi 1,50 ml/l. P3 : konsentrasi 2,00 ml/l. Dan kontrol tanpa pemberian ekstrak daun sirih. Parameter penelitian yang diamati adalah: Daya Tetas Telur Ikan Patin dan Kualitas Air. Hasil perendaman telur ikan patin dengan ekstrak daun sirih menunjukkan bahwa konsentrasi 1,50 ml/l memberikan daya tetas telur yang tinggi sebesar 94,33%. dan hasil pengukuran kualitas air suhu 270C, Ph berkisar 7,9-8,2, oksigen terlarut berkisar 7,63-7,85 mg/l, karbondioksida berkisar 0,0411-0,0573 mg/l dan ammonia 0,0130-0,0300.
UJI INVITRO EKSTRAK BAWANG HUTAN (Eleutherine palmifolia.(Mill) Urb) TERHADAP BAKTERI Vibrio harveyi PENYEBAB PENYAKIT VIBRIOSIS PADA BUDIDAYA IKAN safratilofa safratilofa
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.674 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v4i1.51

Abstract

Serangan penyakit bakterial merupakan satu kendala utama dalam peningkatan produksi kegiatan budidaya ikan seperti Vibrio harveyi yang dapat menyebabkan penyakit Vibriosis. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis terbaik dari aplikasi pemanfaatan ekstrak bawang hutan secara invitro sebagai upaya pencegahan dan pengobatan pada bakteri penyebab penyakit dalam budidaya ikan. Kosentrasi ekstrak bawang hutan yang digunakan yaitu 5 mg/ml, 10 mg/ml, 20 mg/ml, 40 mg/ml, kontrol negatif (K-) dengan menggunakan akuades steril, dan kontrol positif (K+) dengan menggunakan antibiotik Chloramphenicol 5 mg/ml dan 30 mg/ml. Berdasarkan zona bening yang diperoleh pada uji daya hambat ekstrak bawang hutan bahwa konsentrasi terbesar yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri V. Harveyi sebesar 1.3 cm pada konsentrasi 40 mg/ml. Semakin tinggi konsentrasi daya hambat yang dihasilkan semakin besar.Kata Kunci:  Daya  Hambat, Eleutherine palmifolia.(Mill) Urb, Vibrio harveyi,in vitro
LAMA WAKTU DAN PERKEMBANGAN TELUR IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypophtalmus) DALAM CORONG PENETASAN DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA Donly Sitinjak; Muhammad Sugihartono; Muarofah Ghofur
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.134 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v4i1.42

Abstract

Ikan patin adalah salah satu komiditi ikan air tawar introduksi dari Thailand yang pesat perkembangan budidayanya di Indonesia (Hamid dan Setyowibowo, 2010). Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pada masa pembenihan, salah satunya adalah tingkat kepadatan telur pada saat penetasan, kepadatan yang tinggi dapat menyebabkan rendahnya daya tetas dan lambatnya fase perkembangan telur, hal ini disebabkan karena semakin tinggi kepadatan telur maka semakin sempit/kecil kesempatan embrio telur untuk berkembang hal ini bisa menghambat perkembangan telur (Marzuki, 2013). Adapun manfaaf dari kegiatan ini adalah meningkatkan hasil produksi perikanan terutama dari komuditas ikan patin melalui penggunaan teknologi budidaya yang tepat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret-april tahun 2018 di di UPR (Unit Pembenihan Rakyat)  Kenali Besar. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, dimana masing-masing perlakuan tersebut adalah : perlakuan A 1000 butir/liter, perlakuan B 1200 butir/liter, perlakuan C 1400 butir/liter dan perlakuan D 1600 butir/liter. Parameter yang diamati adalah : Lama waktu penetasan, Morfologi telur dan kualitas air. Hasil penelitian yang diperoleh untuk perlakuan terbaik lama waktu penetasan adalah perlakuan B 25,35 jam, morfologi telur diapatkan dari warna dan ukuran setiap perlkuan tidak berbeda.
KELANSUNGAN HIDUP LARVA IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus) HASIL PENETASAN TELUR YANG DIRENDAM EKSTRAK DAUN TEH Muhlis Muhlis; Muarofah Ghofur; Muhammad Sugihartono
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.648 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v4i1.46

Abstract

Ikan patin siam adalah jenis ikan yang secara taksonomi termasuk species Pangasius  hypophthalmus yang hidup di perairan tropis Indo Pasific SNI (2000).   Di Indonesia ikan patin mempunyai prospek yang baik dalam pemasaran, karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi  baik pada tingkat benih sebagai ikan hias maupun pada tingkat dewasa sebagai ikan konsumsi. Adapun salah satu penghambat keberhasilan dalam usaha budidaya ikan patin siam (P.  hypophthalmus) adalah serangan penyakit baik pada ikan dewasa, benih, bahkan pada fase telur. Daun teh mengandung senyawa antibakteri dan jamur yaitu tanin dan flavonoid yang mampu menghambat seranggan bakteri dan jamur (Martono dan Setiyono, 2014). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembenih dengan cara pemanfaatan ekstrak daun teh (C.  sinensis) yang diberikan pada telur ikan patin siam (P.  hypohthalmus ) sebagai antibakteri pada proses penetasan telur ikan patin siam (P.  hypohthalmus). Kegiatan penelitian ini dilakukan di unit pembenihan rakyat (UPR) kenali besar kota jambi yang  dilaksanakan selama 1 bulan. Rencana Penelitian ini menggunakan rancangan lingkungan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulanagan, dengan masing-masing perlakuan tersebut adalah : (Perlakuan A) Konsentrasi 0,4 ml/L, (Perlakuan B) Konsentrasi 0,6 ml/L, (Perlakuan C) Konsentrasi 0,8 ml/L, (Perlakuan D) Konsentrasi 0 ml/L. Parameter yang diamati adalah : Tingkat kelansungan hidup larva dan kualitas air. Hasil penelitian yang diperoleh untuk perlakuan terbaik didapat pada perlakuan B dengan persentase sebesar 89,27%.
Optimalisasi Suhu Terhadap DayaTetas (Hatching Rate) Telur Ikan Komet (Carassius auratus) Edi Candra
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.413 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v4i1.48

Abstract

Comet fish is one type of ornamental fish that has been widely cultivated because it has an attractive body shape and color. The main obstacle in the development of comet fish farming is the limited number of seeds, both in quality and quantity. Egg quality is a major factor in the success of fish hatcheries. According to Andriyanto et al, (2013) quality eggs have a high level of fertilization and hatching (high fertility and hatching rate). Putri et al. (2013) stated that water quality factors, especially temperature, were very important factors in the life of the organism. The study was conducted for 1 month which was implemented April to May 2018. The place of research was carried out at the UPR (Rakyak hatchery unit). big. environmental design Completely Randomized Design (CRD) with 4 (four) treatments and 3 (three) replications, each treatment is: Treatment A: Temperature 26 oC + Eggs 100 grains, Treatment B: Temperature 28oC + Eggs 100 grains, Treatment C: Temperature 30 oC + Egg 100 grains, Treatment D: Temperature 32oC + Eggs 100 grains. The parameters observed were: Egg hatchability and water quality. The results obtained for the best temperature treatment were treatment B with a temperature treatment of 28oC with hatchability of 73.33%.Ikan komet merupakan salah satu jenis ikan hias yang telah banyak dibudidayakan karena memiliki bentuk tubuh serta warna yang menarik.Kendala utama dalam pengembangan budidaya ikan komet adalah terbatasnya benih, baik dalam kualitas maupun kuantitasnya.Kualitas telur merupakan faktor utama keberhasilan dalam pembenihan ikan. Menurut Andriyanto et al, (2013) telur yang berkualitas memiliki tingkat pembuahan dan penetasan yang tinggi (fertilitas dan hatching rate tinggi). Putri et al, (2013) menyatakan bahwa faktor kualitas air terutama suhu merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan organisme, Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan yang telah dilaksanakan april  sampai dengan bulan mei 2018. Tempat penelitian dilaksanakan di UPR (unit pembenihan rakyak) kenali besar.rancangan lingkungan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) perlakuan dan 3 (tiga) ulangan, masing-masing perlakuan tersebut adalah :Perlakuan A : Suhu 26 oC + Telur 100 butir, Perlakuan B : Suhu 28oC + Telur 100 butir, Perlakuan C : Suhu 30 oC + Telur 100 butir, Perlakuan D : Suhu 32oC + Telur 100 butir. Parameter yang diamati adalah : Daya tetas telur dan kualitas air. Hasil penelitian yang diperoleh untuk perlakuan suhu yang terbaik adalah perlakuan B dengan perlakuan suhu 28oC dengan daya tetas sebesar 73,33%.
KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN BETOK (Anabas testudineus, BL) DENGAN DEBIT AIR YANG BERBEDA PADA SISTEM RESIRKULASI Azrianto Azrianto; Muhammad Sugihartono; Muarofah Ghofur
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.614 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v3i1.23

Abstract

Fish betok (Anabas testudineus, BL) is a type of fish that live and breed naturally, especially in the swamps of Lebak on the island of Sumatra and Kalimantan. The fish is an important type of fish in public waters. In general, the price of fish cake in Indonesia ranges from Rp 20.000,00 to Rp 40.000,00 per kg for that there needs to be efforts to increase production. The purpose of this research is to know the optimum water discharge rate for survival and growth of fish seeds of betok. This study used four differents water discharge rates, without water discharge, 10 ml / sec, 20 ml / sec and 30 ml / sec. The fish seeds are then stocked into an aquarium with a water volume of 49 liters with a density of 2-tail fish / liter. The results showed that the water discharge rate of 30 ml / sec gave the best survival rate and growth of the best fish seeds.  AbstrakIkan betok (Anabas testudineus, BL) merupakan jenis ikan yang hidup dan berkembang biak secara alami terutama di rawa lebak di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Ikan betok merupakan jenis ikan ekonomis penting di perairan umum. Secara umum harga ikan betok di Indonesia berkisar antara Rp 20.000,00 sampai Rp 40.000,00 per kg untuk itu perlu ada upaya penimgkatan produksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui debit air yang optimal untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan betok. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan laju debit air yang berbeda yaitu tanpa debit air, 10 ml/detik, 20 ml/detik dan 30 ml/detik. Benih ikan betok kemudian ditebar ke dalam akuarium dengan volume air sebanyak 49 liter dengan kepadatan benih ikan betok 2 ekor/liter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju debit air sebanyak 30 ml/detik memberikan tingkat kelangsungan hidup benih ikan betok terbaik.  Kata Kunci : Benih betok, sistem resirkulasi, debit air, kelangsungan hidup, kualitas air
TEPUNG DAUN SINGKONG (Monihot utilissima) TUA SEBAGAI SUMBER PROTEIN ALTERNATIF DALAM FORMULA PAKAN IKAN LELE (Clarias gariepinus) Syahrizal Syahrizal; Muarofah Ghofur; . Safratilofa; Rahmat Sam
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 1, No 1 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.178 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v1i1.7

Abstract

AbstractThe feed as a source of energy for the growth of fish is a component of the most important costs 40-89% and the quality should be good. The solution is through research. Research in the form of meal cassava leaves (Monihot utilissima) parents as a source of alternative protein substitute for fish meal in feed formulation catfish (Clarias gariepinus). The design used Complete Random Design with 4 treatments and 3 repetitions. The results showed that for the growth and the survival between treatments were not significant (P <0.5), meaning that all treatments were no differences can be categorized and feed ingredients of flour cassava leaves can replace most of the presence of meal fish  in fish feed formulas African catfish. Growth of the best catfish are on treatment A (55% meal cassava leaf: 00% fish meal) with daily growth of 8.27 grams was 2.61% and the B (40%% meal cassava leaves: 15% meal fish) 5.28 gram with daily growth is 1.86%, followed by C (15%%  meal cassava leaves: 15% meal fish ) 1:51% and D (0% meal cassava leaves : 55% meal fish ) 1:33%. Catfish survival rate was not significant (P <0.5), and relatively equally well A (96.17%), B (94.77) and C (95.92) and the best in treatment for D (96.37 ). As users are advised to wear formulations in treatment B (40% meal fish and 15%  meal cassava leaves old). Keywords: Catfish, Ffeed, Meal fish, Meal cassava leaves AbstrakPakan sebagai sumber energi bagi pertumbuhan ikan  merupakan komponen biaya yang paling besar 40-89%  dan kualitasnya harus baik. Solusinya melalui penelitian. Penelitian berupa tepung daun  singkong (Monihot utilissima) tua sebagai sumber protein alternatif penganti tepung ikan dalam formulasi pakan ikan lele (Clarias gariepinus). Rancangan digunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk pertumbuhan dan kelulusan hidup antar perlakuan tidak signifikan (P < 0,5), artinya semua perlakuan  tidak ada perbedaan dan dapat dikatagorikan bahan pakan dari tepung daun singkong dapat mengantikan sebagian keberadaan tepung ikan dalam formula pakan ikan lele dumbo. Pertumbuhan ikan lele terbaik terdapat pada perlakuan A (55% tepung daun singkong : 00% tepung ikan) 8,27 gram dengan pertumbuhan harian adalah 2.61% dan  pada B (40%  % tepung daun singkong : 15% tepung ikan) 5,28 gram dengan pertumbuhan harian adalah 1.86%, diikuti C (15% % tepung daun singkong :15% tepung ikan) 1.51% dan D (0 % tepung daun singkong : 55% tepung ikan) 1.33%. Tingkat kelangsungan hidup ikan lele tidak signifikan (P < 0,5), dan  relatif sama baiknya A (96,17%), B (94,77) dan C (95,92) dan terbaik pada perlakuan untuk D (96,37). Sebagai pengguna disarankan memakai formulasi pada perlakuan B (40% Tepung ikan dan 15% tepung daun singkong tua). Kata kunci: Ikan lele, Pakan, Tepung ikan, Tepung  Daun Singkong Tua

Page 3 of 15 | Total Record : 143