cover
Contact Name
Henky Irawan
Contact Email
henkyirawan.umrah@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
Intekakuakultur.umrah@gmail.com
Editorial Address
Jalan Politeknik Senggarang Tel (0771) 4500089 Fax 4500091
Location
Kota tanjung pinang,
Kepulauan riau
INDONESIA
Jurnal Intek Akuakultur
ISSN : 25796291     EISSN : 25796291     DOI : https://doi.org/10.31629/intek
The scope of Intek Aquaculture Journal include System and Technology, Biotechnology, Nutrition and Feed, Fish Health Management, Water Quality Management , Reproduction and Genetics in the field of Aquaculture.
Arjuna Subject : -
Articles 109 Documents
PENERAPAN TEKNOLOGI PEN CULTURE PADA BUDIDAYA PERIKANAN PERAIRAN DALAM DAN DANGKAL DI PERAIRAN LAUT KEPULAUAN NATUNA Henky Irawan
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 2 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/intek.v1i2.257

Abstract

Peraiaran kepulauan Natuna memiliki potensi lahan budidaya laut yang besar, baik pada perairan dangkal di pesisir hingga perairan dalam. Pemanfaatan lahan budiaya perikanan laut masih terbatas pada keramba, rakit dan long line dengan biota ikan ekonomis tinggi dan rumput laut. Budidaya dengan teknologi pencultur dapat memanfaatkan lahan budidaya di perairan pesisir yang dangkal hingga ke dalam perairan di perairan dalam dengan biota budidaya yang beragam selain ikan juga bisa biota bethos bernilai ekonomis seperti teripang dan bulu babi. Penerapan teknlogi dalam budiaya perikanan laut pen cultur dapat menjadi alternativ pemberdayaan masyarakat di kepulauan Natuna
DEVELOPING SIMPLE PROTOCOL ON NATURAL FEED CULTURE FOR REARING SEAHORSE JUVENILE Henky Irawan; Tri Yulianto; Aidil Fadli Ilhamdy; Andre Jayardi
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 2 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.907 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i2.258

Abstract

Seahorse already cultured by two societies, where the problem was the lack of knowledge, skill, difficulty in finding the materials and tolls, also the problem in managing the seahorse juveniles rearing. The simple protocol with the steps that can easily understand for the non-expert society knowledge and the accessible for materials and tolls that affordable was the solution.
PENGARUH PEMBERIAN FITOPLANKTON Tetraselmis chuii, Tetraselmis suecica DAN Nanochloropsis oculata YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN KOPEPODA Apocyclops sp Andre Jayardi; Henky Irawan; Tri Yulianto
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 2 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.264 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i2.259

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dan panjang tubuh kopepoda Apocyclops sp. yang diberi pakan alami N. oculata, T. chuii dan T. suecica. Mengetahui jenis pakan alami terbaik untuk pertumbuhan Apocyclops sp. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2017 dengan rancangan acak lengkap (RAL).Pertumbuhan panjang tubuh copepod pada jenis pakan T. chuii didapatkan nilai pertumbuhan rata-ratanya yakni 385,44 µm, untuk jenis perlakuan jenis pakan T. suecica laju pertumbuhan rata-ratanya yakni 273,22 µm, serta pada pakan alami N. oculata laju pertambahan panjang rata-ratanya adalah 242,28 µm. Dari 3 jenis perlakuan pakan pada kopepoda rata-rata pertumbuhannya adalah 300,31 µm. Pakan terbaik untuk menunjang pertumbuhan panjang copepod dari semua perlakuan pakan yakni pada jenis pakan T. chuii.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HORMON HUMAN CHORIONIC GONADOTROPIN hCG DAN OVAPRIM TERHADAP WAKTU LATENSI DAN FEKUNDITAS DALAM PEMIJAHAN IKAN BAWAL BINTANG Trachinotus blochii Arif Mulah; Tengku Said Razai; Wiwin Kusuma Atmaja Putra
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 2 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.073 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i2.260

Abstract

Salah satu cara untuk mengoptimalkan induk dalam pemijahan adalah dengan rangsangan hormonal secara injeksi. Hormon human Chorionic Gonadotropin (hCG) dan Ovaprim merupakan hormon yang mampu mengoptimalkan pemijahan induk ikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan hormon human Chorionic Gonadotropin (hCG) dan Ovaprim dalam pemijahan ikan bawal bintang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan (hCG x hCG; hCG x Ovaprim; Ovaprim x Ovaprim; Ovaprim x hCG) dan tiga ulangan, dengan dosis setiap perlakuan yaitu 250 IU/kg bobot tubuh ikan. Hasil terbaik dari penelitian ini adalah perlakuan hCG x Ovaprim dengan waktu latensi 15,17 jam, Fekunditas 482.776 butir. Kesimpulan penelitian ini adalah perlakuan ovaprim x ovaprim dapat mempercepat waktu latensi pemijahan dan pelakuan hCG x Ovaprim menghasilkan kualitas telur terbaik dilihat dari parameter fekunditas.
PENGARUH HORMON HUMAN CHORIONIC GONADOTROPIN hCG DAN PREGNANT MARE SERUM GONADOTROPIN PMSG TERHADAP PEMATANGAN GONAD IKAN BAWAL BINTANG Trachinotus blochii Rian Handrianto; Tengku Said Razai; Wiwin Kusuma Atmaja Putra
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 2 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.047 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i2.261

Abstract

Ikan bawal bintang dengan bobot 925±175g disuntik dengan hormon human Chorionic Gonadotropin (hCG) dan hormon Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh induksi hormon perlakuan dan hormon terbaik dalam induksi maturasi gonad ikan bawal bintang. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan (kontrol (NaCl), hormon hCG, hormon PMSG) dan lima ulangan. Dosis yang digunakan adalah hormon hCG 20 IU/kg bobot tubuh ikan dan hormon PMSG 20 IU/kg bobot tubuh ikan. Wadah yang digunakan dalam pemeliharaan ikan uji berupa Keramba Jaring Apung (KJA) dengan ukuran 3x3x3m. Hasil terbaik dalam penelitian ini adalah perlakuan 20 IU PMSG dengan tingkat kematangan gonad mencapai TKG III dan histologi gonad mencapai tahap perkembangan oosit sekunder dan oosit primer. Kesimpulan penelitian ini adalah induksi hormon hCG dan PMSG berpengaruh terhadap maturasi gonad ikan bawal bintang selama 4 minggu dilihat dari kematangan gonad mencapai TKG III dan histologi mencapai tahap perkembangan oosit sekunder dan oosit primer. Hormon perlakuan terbaik adalah perlakuan hormon PMSG dengan dosis 20 IU/kg bobot tubuh ikan.
PERFORMANCE PERTUMBUHAN IKAN PAPUYU BERDASARKAN FILIAL F0, F1, F2, F3 dan F4, DALAM UPAYA MENDAPATKAN BENIH BERKARAKTER UNGGUL Pahmi Ansyari; Slamat Slamat
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 2 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.987 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i2.262

Abstract

Tujuan penelitian menemukan filial ikan papuyu F0, F1, F2, F3 dan F4 yang memiliki karakter unggul dalam menunjang peningkatan produksi ikan konsumsi.Penelitian pertumbuhan ikan ini dilaksanakan di UMKM Rawa Sejahtera Amuntai dan analisis kualitas air di lakukan di Laboratorium di FPK – ULM pada bulan Mei - Oktober 2016. Metode observasi penelitian yaitu terhadap ikan uji dari filial F0, F1, F2, F3 dan F4dengan pengamatan terhadap pertumbuhan panjang, berat, mortalitas dan FCR. Hasil penelitian terhadap pertumbuhannya menggambarkan bahwa ikan dari generasi F2 lebih unggul dibandingkan generasi filial F0, F1, F3, dan F4 baik dilihat dari segi pertumbuhan panjang, berat, mortalitas dan feed convertion ratio. Penggunaan benih F2 sebagai bibit dalam proses pembesaran di kolam akan lebih efektif dan efesian serta menguntungkan baik dilihat dari segi waktu yang lebih singkat, pertumbuhan cepat dan mampu memanfaatkan nutrisi yang diberikan lebih optimal.
Studi Kontaminasi Logam Berat (Pb dan Cr) Pasca Pertambangan Bauksit Sebagai Potensi Lokasi Kegiatan Budidaya Perikanan Risandi Dwirama Putra; Tri Apriadi
Intek Akuakultur Vol. 2 No. 1 (2018): Intek Akualultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.959 KB) | DOI: 10.31629/intek.v2i1.273

Abstract

Bauksit merupakan salah satu kegiatan penambangan yang dapat menimbulakan fenomena Acid Mine Drainage (AMD), dimana kegiatan yang dikembangkan oleh pertambangan bauksit adalah, sejak awal operasi, yang mampu mendegradasi kondisi lingkungan sekitar dan menyebabkan modifikasi terhadap struktur utama lingkungan. Salah satu alternatif untuk mengurangi dampak negatif produksi pertambangan bauksit adalah dengan memanfaatkan kembali lahan bauksit yang telah ditinggalkan yang membentuk genangan air. Puding pada bekas penggalian bauksit diperkirakan memiliki potensi untuk budidaya ikan. Setiap lokasi pengambilan sampel berada pada 5 (lima) lokasi berdasarkan kegiatan pasca penambangan bauksit) yang digunakan untuk menentukan kadar logam berat dari Pb dan Cr. Sampel tanah maupun sedimen juga dikumpulkan untuk dilaksanakan analisis ukuran butir (grain size) Konsentrasi logam berat total diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom Flame (AAS). Hasil perhitungan nilai Faktor Pengayaan (EF) logam berat untuk Pb) menunjukkan telah terjadi pengayaan logam Pb yang sangat ekstrim tingginya di lahan bekas penambangan bauksit untuk stasiun Simpang Dompak, Dompak dan Wacopek (EF > 40). Faktor Pengayaan (EF) Cr pada lokasi lahan pasca-tambang bauksit untuk stasiun, Simpang Dompak dan Sei.Carang nilai EF >5 menunjukkan adanya kontaminasi logam Cr. Dai Nilai Indek Igeo, Logam Pb terkatagori tercemar berat Igeo> 5dan Cr dengan Igeo <5 tercemar sedang. Kualitas air tambang Bauskit menunjukan hasil yang baik. Secara umum, daerah pasca tambang bauskit masih memiliki potensi untuk kegiatan budidaya, walaupun ada kontaminasi Pb yang tinggi pada substrat tetapi kualitas air pada deerah tersebut dapat dimanfaatkan untuk organisme dinamis seperti ikan. Perlu adanya teknik budi daya yang tepat untuk mengelola lahan tersebut agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan budidaya.
ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangisius pangasius) Sumartin Sumartin
Intek Akuakultur Vol. 2 No. 1 (2018): Intek Akualultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.211 KB) | DOI: 10.31629/intek.v2i1.464

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis efisiensi ekonomi, teknis dan harga pada alumni pelatihan budidaya ikan di BPPP Banyuwangi. Analisis data menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas stochastic frontier diestimasi dengan Metode Ordinary Least Square (OLS). Untuk mengetahui efisiensi teknis diestimasi dengan maximum likelihood Estimate (MLE) dengan komputasi frontier versi 4.1 yang dikembangkan Coelli (1996). Efisiensi harga diketahui dengan menghitung nilai produk marginal (NPM) dari faktor produksi . Hasil penelitian di Kab. Banjar Prov. Kalimantan Selatan,diketahui lima faktor produksi di daerah rasional, tetapi belum efisien , yaitu Kapur (X3) 4,281, Benih (X4)0,377, Pakan (X5) 3,093, probiotik (X6) 5,210 dan Tenaga kerja (X7). 0,493. Luas kolam (X1) -0,445 dan Pupuk (X2) -5,20.Hasil pendugaan menggunakan MLE, dihasilkan faktor-faktor produksi dengan koefisien positif yaitu Luas kolam (X1) , Benih (X4), dan Pakan (X5) . Pupuk (X2), Kapur (X3), probiotik (X6) dan Tenaga kerja (X7) memiliki koefisien negatif, pengalaman (Z1) , umur (Z2) dan pendidikan formal (Z3) masing-masing koefisien 0,3200385; 0,2602872 dan -0,0571254 , sehingga terdapat inefisiensi teknis pada model ini..Efisiensi harga diperoleh NPMfaktor produksi negatif yaitu Luas kolam (X1) -0,0543dan Pupuk (X2) -0,2887, Kapur (X3)>1 (9,0545), sedangkan Benih (X4) , Pakan (X5), Probiotik (X6) dan Tenaga kerja (X7), nilai <1, masing-masing (0,0004 ; 0,0064 ; 0,0736 dan 0,0001). Ketujuh faktor produksi tidak satupun mencapai optimum. Nilai rata-rata efisiensi harga >1 yaitu 8,792 dan efisiensi ekonomis 68,657.Secara keseluruhan efisiensi harga yang dicapai 106,3980dan efisiensi ekonomis 196,9427.
Rasio konversi pakan benih ikan kerapu cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) dengan pemberian dosis recombinant growth hormone (rGH) yang berbeda Ahmad Hendriansyah; Wiwin Kusuma Atmaja Putra; Shavika Miranti
Intek Akuakultur Vol. 2 No. 2 (2018): Intek Akualultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.514 KB) | DOI: 10.31629/intek.v2i2.525

Abstract

penelitian ini menggunakan hormon rekombinan pertumbuhan (rGH) dengan dosis yang berbedapada pakan. tujuan penelitian iniadalah mengetahui dosis rGH yang terbaik untuk menurunkan rasio konversi pakan (fcr) benih ikan kerapu cantang. metode penelitianyang digunakanadalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan K tanpa rGH; A pemberian RGH 5 mg/kg pakan; B 6 pemberia rGH mg/kg pakan; dan C pemberian rGH 7 mg/kg pakan dengan tiga ulangan. hasil enelitian terbaik adalah perlakuan B dengan nilai parameter penelitian sebagai berikt : bobot mutlak 31,56±4,28 g, dan rasio konversi pakan 1,27±0,16.
Pengaruh perbedaan suhu terhadap laju penyerapan kuning telur larva ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) Risma Ariska; Henky Irawan
Intek Akuakultur Vol. 2 No. 2 (2018): Intek Akualultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.484 KB) | DOI: 10.31629/intek.v2i2.529

Abstract

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 2 – 5 Maret 2018 di Desa Pengujan, Teluk Bintan II, Kabupaten Bintan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan suhu terbaik untuk perkembangan larva ikan bawal bintang. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 perlakuan, yaitu A (28°C), B (30°C), C (32°C) dan C (34°C) dengan 3 kali ulangan pada tiap perlakuan. Hasil penelitian didapatkan bahwa perlakuan A (28°C) memiliki penyusutan penyusutan volume kuning telur terbaik yaitu 84.432.467,5 µm3 dan laju penyerapan kuning telur terbaik yaitu 4.690.692,6 µm3/jam.

Page 2 of 11 | Total Record : 109