JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) is a journal published by the Mathematics Education Departement of Education Faculty of Muhammadiyah University of Mataram. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) aims to disseminate the results of conceptual thinking and ideas, especially the results of educational research and technology to be realized in the community, including (1) Fields of science, applied, social, economic, cultural, health, ICT development, and administrative services, (2) Training and improvement in the results of educational, agricultural, information and communication, and religious technology (3) Teaching and empowering communities and communities of students, youth, youth and community organizations on an ongoing basis
Articles
30 Documents
Search results for
, issue
"Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER"
:
30 Documents
clear
PENINGKATAN PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR PADA KONDISI HENTI JANTUNG DI LUAR RUMAH SAKIT DAN RESUSITASI JANTUNG PARU KEPADA SISWA SMA
Atikah Fatmawati;
Nurul Mawaddah;
Ike Prafita Sari;
Mujiadi Mujiadi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (441.959 KB)
|
DOI: 10.31764/jmm.v4i6.3048
Abstrak: Kejadian henti jantung merupakan kondisi kegawatdaruratan yang sering terjadi. Kejadianya tidak hanya pada usia tua tetapi juga usia muda. Insiden yang cukup tinggi inilah yang mendasari pentingnya pengetahuan tentang penatalaksanaan awal pada kondisi henti jantung dengan penerapan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan orang awam yang mampu mengenali kondisi henti jantung yang terjadi di masyarakat dan melakukan upaya BHD sedini mungkin dan dapat melakukan tindakan tepat rujukan. Metode yang digunakan adalah peserta diberikan pendidikan kesehatan terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan role play. Peserta kegiatan ini adalah siswa SMA Islam Brawijaya sejumlah 25 orang. Data pengukuran penegtahuan diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Dalam pelaksanaan program pelatihan BHD didapatkan hasil pengetahuan peserta berada pada kategori baik, yaitu definisi BHD (74,8%), teori danger (72,4%), teori meminta bantuan (call for help) (75,2%), teknik kompresi (72,3%), dan teori “saat yang tepat untuk menghentikan BHD” (77,4%). Kegiatan ini memberi dampak positif pada peningkatan pengetahuan siswa terkait pemberian bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru. Keberhasilan kegiatan ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi Puskesmas dalam upaya meningkatkan pemahaman dan keterampilan orang awam dalam memberikan BHD kepada orang yang mengalami henti jantung dan tersedianya media pendidikan untuk masyarakat tentang upaya BHD.Abstract: Cardiac arrest is a frequent emergency. The incident is not only at old age but also at a young age. This high incidence underlies the importance of knowledge about early management of cardiac arrest conditions with the application of Basic Life Support (BHD). This activity is carried out as an effort to create ordinary people who can recognize cardiac arrest conditions that occur in the community and make BHD efforts as early as possible and can take appropriate referral actions. The method used was that participants were given health education first and then continued with role play. The participants of this activity were 25 students of SMA Islam Brawijaya. Knowledge measurement data obtained using a questionnaire. In implementing the BHD training program, it was found that the participants' knowledge was in a good category, namely the definition of BHD (74.8%), the theory of danger (72.4%), the theory of asking for help (75.2%), and compression techniques. (72.3%), and the “time to stop BHD” theory (77.4%). This activity had a positive impact on increasing students' knowledge regarding the provision of basic life support and cardiopulmonary resuscitation. The success of this activity is expected to be a guide for Puskesmas to improve the understanding and skills of ordinary people in providing BHD to people who have a cardiac arrest and the availability of educational media for the community about the efforts of BHD.
PELATIHAN KEMASAN PRODUK BAGI AKADEMISI PENDAMPING DESA WISATA MELALUI TRAINING OF TRAINERS OLEH KEMENPAREKRAF
Urip Sedyo Widodo;
Vitria Ariani;
Riki Arswendi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (519.193 KB)
|
DOI: 10.31764/jmm.v4i6.2724
Abstrak: Pelatihan Kemasan Produk melalui Training of Trainers oleh Kemenparekraf ini bertujuan sebagai wadah sharing dan updating knowledgecalon Akademisi Pendamping Desa Wisata. Kegiatan Training of Trainers ini diadakan selama 3 hari di Hotel Garden Inn, Bali, dan diikuti oleh 36 peserta. 20 peserta mengikuti secara offline dan 16 lainnya secara online melalui aplikasi Zoom. Adapun pelatihan pengemasan mendapatkan waktu selama 3 jam dari total 24 jam kegiatan ini. Peserta merupakan akademisi dari perguruan tinggi di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dari seluruh peserta, Hasil survey yang diberikan pasca pelatihan menunjukkan bahwa sebanyak 75% atau 27 orang pernah menjadi pendamping desa wisata, 94,4% atau 24 orang pernah memberi pelatihan untuk usaha UMKM di desa wisata 25% atau 9 orang pernah menjadi master trainer bagi pendamping desa wisata, 50% atau 18 orang pernah menjadi trainer bidang lain.Semua peserta (100%) menyatakan bahwa materi ini sangat sesuai bagi pelaku usaha di desa wisata. 69,4% peserta (yakni 25 orang) menyatakan kejelasan materi dinilai sangat baik, sedangkan 30,6% (11 peserta) lainnya merasa perlunya contoh produk untuk membedakan pengemasan produk wisata yang sudah baik dan yang masih perlu ditingkatkan. Adapun mengenai kemampuan implementasi materi di desa wisata, sebanyak 77,8% (yaitu 28 orang) menyatakan mampu mengimplementasikannya namun sisanya 22,2% (yaitu 8 orang) menyatakan adanya tantangan dalam mengimplementasikan materi tersebut dikarenakan terbatasnya tingkat pendidikan masyarakatAbstract: Training of Product Packaging through Training of Trainers by the Ministry of Foreign Affairs was a forum for sharing and updating the knowledge of prospective Tourism Village Companion Academics. This activity held for 3 days at Hotel Garden Inn, Bali, and attended by 36 participants. 20 participants followed offline and 16 others online through the Zoom app. The training of packaging got 3 out of total 24 hours Training of Trainers. Participants are academics from universities in Bali Province, West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara. Of all participants, the survey results given post-training showed that as many as 75% or 27 people have been tour village companions, 94.4% or 24 people have given training for MSME efforts in tourist villages 25% or 9 people have been master trainers for tour village companions, 50% or 18 people have been trainers in other fields. All participants (100%) stated that this material is suitable for businesses in tourist villages. 69.4% of participants (i.e. 25 people) said the clarity of the material was rated very good, while another 30.6% (11 participants) felt the need for product examples to distinguish the packaging of tourism products that were already good and which still needed to be improved. As for the ability to implement materials in tourist villages, 77.8% (i.e. 28 people) stated that they were able to implement it but the remaining 22.2% (i.e. 8 people) stated that there are challenges in implementing the material due to the limited level of public education
EDUKASI IBU HAMIL RESTI DAN PRAKTIK PIJAT BAYI DALAM UPAYA PENANGGULANGAN STUNTING
Linda Meliati
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (398.027 KB)
|
DOI: 10.31764/jmm.v4i6.3169
Abstrak: Kondisi ibu sebelum masa kehamilan (berat badan, tinggi badan) dan gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting. Menurut Profil Kesehatan NTB Tahun 2017, kejadian kehamilan resiko tinggi pada kabupaten Lombok Barat sebesar 100,45%. Berdasarkan data dari Profil Puskesmas Sigerongan, Desa Karang Bayan pada Tahun 2018 jumlan ibu hamil (K1) dan K4 masing – masing berjumlah 93 orang (101,1%), data BBLR berjumlah 4 orang (4,7%), sedangkan Juni 2019 ibu hamil (K1) berjumlah 50 orang (48,08%) dan K4 berjumlah 49 orang (47,12%). Data ibu hamil dalam pelayanan komplikasi maternal dan ditangani ibu hamil sejumlah 15 (71,43%), ibu hamil anemia berjumlah 1 orang (0.96) dan ibu hamil KEK sejumlah 2 orang (1.92%). Pengetahuan merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang penting untuk perilaku kesehatan. Sasaran kegiatan adalah ibu hamil resti yang bertempat tinggal di Desa Karang Bayan (Dusun Karang Bayan Barat dan Timur) Wilayah Kerja Puskesmas Sigerongan Kabupaten Lombok Barat. Metode kegiatan adalah dengan penyuluhan kesehatan dan praktik pijat bayi. Hasil kegiatan didapatkan umur ibu hamil resti sebagian besar berusia < 20 tahun sebanyak 6 orang (75%). Pengetahuan ibu hamil resti setelah diberikan penyuluhan meningkat sebesar 88,9% dan praktik pijat bayi yang dilakukan oleh ibu hamil resti juga terdapat peningkatan sebesar 55,6%. Abstract: The condition of the mother before pregnancy (weight, height) and nutrition are the factors that influence the occurrence of stunting. According to the 2017 NTB Health Profile, the incidence of high-risk pregnancy in West Lombok is 100.45%. Based on data from the Sigerongan Health Center Profile, Karang Bayan Village in 2018 the number of pregnant women (K1) and K4 each totaled 93 people (101.1%), LBW data totaled 4 people (4.7%), while June 2019 mothers pregnant (K1) amounted to 50 people (48.08%) and K4 amounted to 49 people (47.12%). Data on pregnant women in maternal complication services handled by pregnant women amounted to 15 (71.43%), 1 person with anemia pregnant women (0.96) and 2 KEK pregnant women (1.92%). Knowledge is one component of an important predisposing factor for health behavior. The target of the activity is resti pregnant women who live in Karang Bayan Village (West and East Karang Bayan hamlets) in the working area of the Sigerongan Community Health Center, West Lombok Regency. The method of activity is health education and baby massage practice. The results showed that the age of most resti pregnant women aged <20 years was 6 people (75%). The knowledge of resti pregnant women after being given counseling increased by 88.9% and the practice of infant massage performed by resti pregnant women also increased by 55.6%.
MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MATEMATIKA DALAM MENGEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN 4.0 MELALUI PELATIHAN APLIKASI GEOGEBRA
Imawan, Okky Riswandha;
Ismail, Raoda
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (467.297 KB)
|
DOI: 10.31764/jmm.v4i6.3102
Abstrak: Pelatihan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan para guru matematika tentang media pembelajaran matematika di Era Pembelajaran 4.0, dan untuk memotivasi para guru dalam membelajarakan matematika dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Mitra yang terlibat pada pelatihan ini adalah guru-guru matematika pada sekolah menengah di Kota Jayapura. Metode pelaksanan pelatihan yang digunakan adalah penyuluhan, diskusi, dan workshop yang dilakukan secara daring. Hasil pelaksanakan pelatihan adalah teratasinya masalah mitra yaitu para guru terlatih mengintegrasikan Aplikasi GeoGebra sebagai media dalam pembelajaran matematika.Abstract: This training aims to increase the knowledge of mathematics teachers about mathematics learning media in the Learning Era 4.0, and to motivate teachers to teach mathematics by utilizing technological developments. The partners involved in this training are mathematics teachers at high schools in Jayapura City. The training implementation method used is counseling, discussions, and workshops which are conducted online. The result of the training is the solution to partner problems, namely trained teachers to integrate the GeoGebra application as a medium in mathematics learning.
PENINGKATAN KEMANDIRIAN EKONOMI POKDAKAN TANAH BERONGGA MELALUI BUDIDAYA LELE BIOFLOK AUTOTROF DI KABUPATEN ACEH TAMIANG
Baihaqi Baihaqi;
Agus Putra AS;
Adi Bejo Suwardi;
Abdul Latief
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (338.695 KB)
|
DOI: 10.31764/jmm.v4i6.2981
Abstrak: Pelaksanaan program pengembangan produk unggulan daerah bertujuan meningkatkan kemandirian ekonomi pokdakan tanah berongga sido urep sehingga mampu mensejahterakan masyarakat Desa Kebun Tanjung Seumantoh Aceh Tamiang. Metode yang digunakan adalah melalui participatory action research berupa teknologi budidaya lele sistim bioflok autotrof kepada 22 anggota pokdakan tanah berongga sido urep melalui beberapa tahapan yaitu koordinasi, sosialisasi, pelatihan, pendampingan, monitoring dan evaluasi. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui lembar post test menunjukkan bahwa 17 orang peserta (77,2 %) peserta memahami dengan baik seluruh materi pelatihan, sedangkan 5 orang peserta ( 22,8) cukup memahami seluruh materi pelatihan. Tingkat kepuasan peserta terhadap pendampingan yang dilakukan menunjukkan bahwa 19 orang peserta (86,3%) sangat puas dengan pelatihan yang diberikan dan 3 orang peserta ( 13,7% ) cukup puas dengan pelatihan ini. Hasil pendampingan yang dilakukan memperlihatkan bahwa keuntungan yang didapatkan oleh anggota pokdakan meningkat dari 25% menggunakan kolam konvensional menjadi 40% dengan menggunakan kolam bioflok autotrof sehingga kemandirian ekonomi bagi pokdakan tanah berongga sido urep dapat terwujudAbstract: The implementation of the regional prime product development program aims to increase the economic independence of pokdakan tanah berongga sido urep in order to be able to prosperous of village communities of Kebun Tanjung Seumantoh Aceh Tamiang district. The method used is through participatory action research in the form of autotrophic biofloc catfish cultivation technology to 22 members pokdakan tanah berongga sido urep through several stages, namely coordination, socialization, training, mentoring, monitoring and evaluation. The results of community service activities through post test sheets showed that 17 participants (77.2%) understood all the training materials well, while 5 participants (22.8) understood all the training materials well. The level of participant satisfaction with the mentoring carried out showed that 19 participants (86,3%) were very satisfied with the training provided and 3 participants (13,7%) were quite satisfied with this training. The results of the assistance provided that the benefits obtained by members increased from 25% using conventional pools up to 40% by using autotrophic biofloc pools that means economic independence for pokdakan tanah berongga sido urep can be realized
PEMBUATAN VIDEO METODE TANGKAP LAYAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19
Yosi Apriani;
Ramadisu Mafra;
Wiwin A Oktaviani
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (398.304 KB)
|
DOI: 10.31764/jmm.v4i6.2710
Abstrak: Merebaknya pandemi COVID-19 membuat pergeseran aktifitas masyarakat dari semula berkegiatan di luar rumah dan secara tatap muka menjadi kegiatan berbasis rumah dan dilakukan secara daring. Salah satu pergeseran aktifitas dimaksud adalah kegiatan KBM di sekolah. Tujuan dari pengabdian ini agar para guru di SIT Mushab bin Umair memiliki kemampuan tambahan dalam kegiatan belajar mengajar secara daring, yaitu mampu membuat video dengan menggunakan metode tangkap layar. Metode pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari sosialisasi kegiatan, yang kedua pelaksaan pelatihan di sekolah dan secara daring, yang ketiga tahapan evaluasi kegiatan. Penggunaan media video pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk menunjang KBM daring ini. Pada kegiatan ini, diperkenalkan cara membuat video pembelajaran metode tangkap layar, dimana guru dapat merekam penjelasan bahan ajar yang telah tersimpan di PC, Kehadiran guru di kelas dalam memberikan penjelasan dapat digantikan dalam bentuk video. Dari sisi siswa video yang dibuat oleh gurunya sendiri akan lebih terasa nyaman ditonton, karena siswa telah mengenal sosok yang memberikan penjelasan di video, dibandingkan menonton video pembelajaran yang dibuat orang lain. Pelatihan pembuatan video pembelajaran ini dilaksanakan di SIT Mushab bin Umair. Diharapkan dengan adanya kegiatan pelatihan ini para guru akan lebih siap menghadapi kegiatan KBM daring selama masa pandemi COVID-19 maupun pasca pandemi.Kata Kunci: COVID 19; Metode Pembelajaran; Daring; KBM.Abstract: The outbreak of the COVID-19 pandemic has shifted community activities from activities outside the home and face-to-face to home-based activities and carried out online. One of the shifts in activities referred to is the teaching and learning activities in schools. The purpose of this service is so that the teachers at SIT Mushab bin Umair have additional abilities in online teaching and learning activities, namely being able to make videos using the screen capture method. The method of implementing this activity starts from the socialization of the activities, the second is the implementation of training in schools and online, the third is the activity evaluation stage. The use of instructional video media is one of the efforts to support this online teaching and learning activities. In this activity, it was introduced how to make learning videos for the screen capture method, where the teacher could record explanations of teaching materials that had been stored on the PC. From the student's point of view, videos made by the teacher themselves will feel more comfortable watching, because students already know the figure who provides explanations on the video, compared to watching learning videos made by other people. The training for making learning videos was held at SIT Mushab bin Umair. It is hoped that with this training activity teachers will be better prepared to face online teaching and learning activities during the COVID-19 pandemic and post-pandemic
PENINGKATAN PENGETAHUAN PERATURAN PERMAINAN FUTSAL MELALUI EDUKASI BERBASIS KARIKATUR PADA PEMAIN FUTSAL SURAKARTA
Rumi Iqbal Doewes;
M. Furqon Hidayatullah;
Sapta Kunta Purnama;
Rony Syaifullah;
Islahuzzaman Nuryadin
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (491.968 KB)
|
DOI: 10.31764/jmm.v4i6.3135
Abstrak: Permainan futsal memiliki nilai dan kesempatan untuk menjadi sukses dengan adanya peraturan utama dari futsal karena dapat menganalisis permainan untuk mengatur jenis gaya permainan futsal. Rendahnya pengetahuan pemain tentang peraturan permainan futsal, hal ini karena fokus pemain hanya pada penguasaan teknik permainan futsal.Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan peraturan permainan futsal pada pemain futsal Surakarta. Peserta kegiatan berjumlah 160 pemain futsal Surakarta. Metode pengabdian dilakukan dengan edukasi menggunakan karikatur. Hasil observasi ditemukan terjadinya pelanggaran pada beberapa peraturan permainan futsal seperti pelanggaran tendangan bebas langsung, pelanggaran tendangan bebas tidak langsung, pelanggaran mengakibatkan kartu kuning dan merah, penalty titik pertama, tendangan ke dalam, dan tendangan sudut serta tingkat pengetahuan pemain rata-rata skor 20.03 ± 1.85 dengan rata-rata menjawab 20 jawaban benar. Hasil edukasi berbasis karikatur menunjukan bahwa tingkat pengetahuan pemain futsal meningkat yang sebelumnya rata-rata skor 20.03 ± 1.85 menjadi 39.34 ± 6.19 dengan rata-rata menjawab 37 jawaban benar. Hal ini menunjukan bahwa edukasi berbasis karikatur merupakan upaya edukasi yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan peraturan permainan futsal usia remaja. Abstract: The futsal game has value and opportunity to successful with the main rules of futsal because it can analyze the game to regulate the types of futsal playing styles. The low knowledge of players about the futsal game rules, this is because the player’s focus is only on mastering futsal game techniques. The purpose of activities devotion is to increase knowledge rules of the game futsal in futsal players Surakarta. The participants were 160 futsal players in Surakarta. Method devotion done by education use caricature. The observations results found that there were violations in several futsal game rules such as direct free kick violations, indirect free kick violations, violations resulting in yellow and red cards, first point penalties, inward kicks and corner kicks as well as the average level of player knowledge score of 20.03 ± 1.85 with an average of 20 correct answers. The results of caricature-based education show that the level of knowledge of futsal players has increased from the previous average score of 20.03 ± 1.85 to 39.34 ± 6.19 with an average of 37 correct answers. This shows that caricature-based education is an effective educational effort in increasing knowledge of the rules of the teenage futsal game.
PELATIHAN PEMETAAN STATUS GIZI BALITA BAGI KADER POSYANDU BALITA DI KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG
Maryani Setyowati;
Retno Astuti S
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.701 KB)
|
DOI: 10.31764/jmm.v4i6.3055
Abstrak: Kasus gizi kurang dan gizi buruk balita pada bulan Januari sampai Mei 2017 dijumpai di Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang dengan kasus gizi kurang sebanyak 174 balita dan kasus gizi buruk sebanyak 10 balita. Peranan kader posyandu balita dalam peningkatan program gizi bagi Puskesmas Ngaliyan sangat penting, dalam pencatatan kegiatan di posyandu dan melaporkan setiap bulannya ke Puskesmas Ngaliyan. Adanya pencatatan dan pelaporan secara manual menjadikan kendala dalam pengelolaan data status gizi karena pihak Puskesmas Ngaliyan belum bisa secara langsung memantau status gizi balita di wilayah kerjanya khususnya di Kelurahan Podorejo dan Kelurahan Wates, sehingga masih terjadinya kasus balita gizi kurang dan balita gizi buruk. Adapun metode pelaksanaan dalam pelatihan secara sistematis meliputi Analisis masalah dari kader posyandu, Identifikasi karakteristik kader posyandu balita, pengetahuan, kemampuan dalam pencatatan dan pelaporan status gizi balita berbasis wilayah, Analisis kebutuhan dan keputusan sistem, dan Pelatihan sistem informasi geografis status gizi balita dan pelaporan kasus gizi balita. Kegiatan ini sudah dilakukan pelatihan pemetaaan status gizi balita bagi kader posyandu sebanyak 9 orang dari Kelurahan Podorejo dan Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan. Hasil dari kegiatan pelatihan kader posyandu balita didapatkan para kader posyandu antusias untuk mengikuti pelatihan dan memberikan masukan untuk perbaikan aplikasinya dengan menambahkan pilihan lokasi posyandu. Abstract: Cases of malnutrition and malnutrition of children under five from January to May 2017 were found in Ngaliyan District, Semarang City with 174 cases of malnutrition and 10 cases of malnutrition. The role of posyandu cadres for toddlers in improving the nutrition program for Puskesmas Ngaliyan is very important, in recording activities at the posyandu and reporting monthly to Puskesmas Ngaliyan. The existence of manual recording and reporting creates obstacles in the management of nutritional status data because the Ngaliyan Community Health Center cannot directly monitor the nutritional status of children under five in its working area, especially in Podorejo and Wates sub-districts, so there are still cases of under-nutrition and malnutrition under five. The method of implementing the training systematically includes problem analysis of posyandu cadres, identification of posyandu cadre characteristics for toddlers, knowledge, ability to record and report regional-based nutritional status of children under five, analysis of needs and system decisions, and training in geographic information systems of toddler nutrition status and reporting of cases. toddler nutrition. This activity has been carried out by training on mapping the nutritional status of toddlers for posyandu cadres as many as 9 people from Podorejo Village and Wates Village, Ngaliyan District. The results of the posyandu cadre training activities were found that posyandu cadres were enthusiastic about participating in the training and provided input for improving the application by adding posyandu location options
PENDAMPINGAN PENINGKATAN INOVASI PRODUK MAKANAN KHAS SUBANG JAWA BARAT
Opan Arifudin;
Juhadi Juhadi;
Rahman Tanjung;
Hendar Hendar
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (515.104 KB)
|
DOI: 10.31764/jmm.v4i6.2813
Abstrak: Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pendampingan pada mitra terkait inovasi kemasan, inovasi rasa, peningkatan hasil produksi dan perluasan pemasaran usaha keripik gitrek. Dengan pengabdian masyarakat terkait pendampingan UMKM pada jenis makanan tradisional keripik gitrek diharapkan dapat memberikan solusi dalam peningkatan kesejahteraan UMKM. Mitra yang mendapatkan pendampingan dalam pengabdian kepada masyarakat adalah UMKM Keripik Gitrek Desa Leles Kecamatan Segalaherang Kabupaten Subang Jawa Barat. Metode pelaksanaan program pengabdian masyarakat dalam mendampingi UMKM Keripik Gitrek Desa Leles Kecamatan Segalaherang Kabupaten Subang Jawa Barat dilakukan dengan beberapa tahapan pelaksanaan program, yaitu tahapan persiapan dan perencanaan, tahapan implementasi kegiatan, tahapan monitoring dan evaluasi, dan tahap pelaporan. Hasil dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah perubahan yang dialami oleh mitra program selama dan setelah pelaksanaan program dilakukan dapat dilihat dari 2 indikator perubahan berdasar pada data-data yang diperoleh dalam setiap monitoring dan evaluasi program terhadap mitra. Indikator ini terdiri dari inovasi kemasan, rasa, peningkatan hasil produksi dan perluasan pasar keripik Gitrek Desa Leles Kecamatan Segalaherang.Abstract: The purpose of this community service is to provide assistance to partners related to packaging innovation, taste innovation, increased production results and expansion of marketing gitrek chips business. With community service related to the assistance of MSMEs on traditional food types gitrek chips are expected to provide solutions in improving the welfare of MSMEs. Partners who get assistance in community service are MSMEs Gitrek Chips Village Leles District Allherang Subang Regency West Java. The method of implementing community service program in assisting MSMEs Chips Gitrek Village Leles District Allherang Subang Regency West Java is carried out with several stages of program implementation, namely the stages of preparation and planning, stages of implementation of activities, stages of monitoring and evaluation, and reporting stages. The result in this community service is the changes experienced by program partners during and after the implementation of the program can be seen from 2 indicators of change based on the data obtained in each monitoring and evaluation of the program to the partner. This indicator consists of packaging innovation, taste, increased production and expansion of the chip market Gitrek Village Leles Sub-District Allherang.
PENGEMBANGAN DUSUN RAMAH LANSIA MELALUI PELAKSANAAN SEKOLAH LANSIA DI KARET KABUPATEN BANTUL
Rizky Erwanto;
Dwi Endah Kurniasih;
Thomas Aquino Erjinyuare Amigo
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 6 (2020): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (601.723 KB)
|
DOI: 10.31764/jmm.v4i6.3170
Abstrak: Persentase jumlah lansia di Yogyakarta sebanyak 14,5 %. Peningkatan jumlah lansia akan menjadi tantangan bagi masyarakat apabila lansia mengalami masalah Kesehatan. Hal ini berdampak pada peningkatan biaya perawatan kesehatan, peningkatan disabilitas, penurunan pendapatan, kurangnya dukungan sosial dan lingkungan yang kurang ramah terhadap lansia. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan kawasan ramah lansia. World Health Organization (WHO) telah membuat indikator untuk mencapai kawasan ramah lansia. Berdasarkan hal ini, tim Abdimas mengembangkan dusun Karet, kabupaten Bantul sebagai dusun ramah lansia karena memiliki jumlah persentase lansia besar yaitu sebesar 17,81 % serta memiliki potensi sumber daya manusia yang dapat dikembangkan dengan baik. Salah satu upaya untuk mencapai indikator tersebut adalah dengan membentuk sekolah lansia. Pelaksanaan sekolah lansia melibatkan berbagai pihak khususnya para remaja dan kader Kesehatan lansia untuk dapat berkontribusi dalam pelaksanaan sekolah lansia. Adanya kontribusi dari lintas generasi (intergenerational learning) dapat menjadikan indicator terbentuknya sekolah lansia. Hasil yang telah dicapai dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengetahuan peserta sekolah lansia sebesar 45,74 %, adanya peran serta dari lintas generasi (intergenerational learning) dan terbentuknya dusun ramah lansia di dusun Karet Bantul.Abstract: The percentage of the elderly in Yogyakarta about 14.5%. Increasing the number of older people will be a challenge for society if the elderly experience health problems. Moreover, this notion has an impact on increasing health care costs, increasing disability, decreasing income, lack of social support and an environment that is less friendly to the elderly. Developing an elderly-friendly area is one of the significant Efforts to build a friendly area for the elderly. The World Health Organization (WHO) has developed indicators to achieve elderly-friendly areas. Based on this, the authors developed Karet, Pleret, Bantul as a village friendly to the elderly because it has a large percentage of older people, namely 17.81% and has the potential for human resources that can be adequately developed. One of the efforts to achieve this indicator is by establishing an elderly school. The implementation of elderly schools involves various parties, especially teenagers and elderly health cadres, to be able to contribute to the implementation of elderly schools. The existence of contributions from across generations (intergenerational learning) can be an indicator of the formation of elderly schools. The results that have been achieved from this activity are an increase in the knowledge of elderly school participants about 45.74 %, the participation of intergenerational learning (intergenerational learning) and the formation of an elderly-friendly hamlet in Karet Bantul