cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
civicus.ummat@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram, Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83115
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN : 23389680     EISSN : 2614509X     DOI : https://doi.org/10.31764/civicus.
Core Subject : Social,
Jurnal Civicus merupakan salah satu jurnal yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram dengan e-ISSN 2614-509X dan p-ISSN 2338-9680. Adapun kajian publikasi jurnal Civicus yakni (1) Ilmu Social, Ilmu Hukum, Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) teori pembelajaran, pengembangan pembelajaran, Penerapan pembelajaran, model-model pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan; (3) hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat
Arjuna Subject : -
Articles 245 Documents
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan PKn melalui Pembelajaran Learning Community pada Siswa Sekolah Dasar Kamaluddin Ahmad; Aenul Hidayat
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2873

Abstract

Rendahnya hasil belajar dipengaruhi oleh factor interen dan eksteren yang ada pada diri siswa, sisi lain pembelajaran PKn yang dinamis membutuhkan metode pembelajaran yang efektif yang bisa merubah tingkah laku dan prestasi belajar siswa. Tujuan dalam artikel ini untuk mengtahui upaya meningkatkan hasil belajar pendidikan PKn melalui pembelajaran learning community pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian research action class room. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapakan pembelajaran learning community dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar, dengan hasil tindakan pada siklus I  ketuntasan belajar 56,76 % dan nilai rata-rata 69,83, dan pada siklus II mengalami peningkatan tetapi belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar 70,27% dengan nilai rata-rata 84,08. Siklus III mengalami peningkatan yang sangat siknifikat yaitu 89,20% dengan nilai rata-rata 84,08. Dengan demikian setiap sikus mengalami peningkatan yang signifikat dan memenuhi indikator keberhasilan (nilai klasikal) dari siklus sebelumnya. Low learning outcomes are influenced by internal and external factors that exist in students, on the other hand, dynamic Civics learning requires effective learning methods that can change student behavior and learning achievement. The purpose of this article is to determine the efforts to improve the learning outcomes of Civics education through learning community learning for elementary school students. This research is a research action class room. Based on the results of the research shows that by applying learning community learning can improve learning outcomes of elementary school students, with the results of action in cycle I learning completeness 56.76% and an average value of 69.83, and in cycle II has increased but has not met the indicators of success. namely mastery learning 70.27% with an average value of 84.08. Cycle III experienced a very significant increase, namely 89.20% with an average value of 84.08. Thus, each cycle experienced a significant increase and fulfilled the success indicator (classical value) from the previous cycle.
Menegakkan Kembali Perilaku Gotong – Royong Sebagai Katarsis Jati Diri Bangsa Kukuh Setyo Pambudi; Dwi Sri Utami
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2735

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku gotong-royong sebagai katarsis jati diri bangsa yang tengah banyak ditinggalkan. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif deskriptif dengan kajian pustaka sebagai tulang punggung utama pengumpulan data. Saat ini identitas Budaya Kolektif dari bangsa Indonesia mulai luntur. Tren meninggalkan budaya kolektif juga semakin kuat jika melihat tren masyarakat yang mulai abai dengan kepentingan Umum dan lebih mementingkan kepentingan pribadi. Oleh karena itu mengembalikan masyarakat pada Jati Diri dan nilai bangsanya menjadi sangat krusial. Perilaku gotong – royong yang pada jaman dahulu menjadi roh budaya kolektif agaknya dapat ditegakkan lagi. Perilaku gotong – royong merupakan perilaku saling membantu, bentuk solidaritas dan sinergi antar masyarakat. Perilaku ini dapat menjadi strategi meningkatkan kembali nilai – nilai. Kolektivitas yang mulai luntur. Menegakkan kembali perilaku gotong – royong yang pernah menjadi ruh pemersatu bangsa yang dulu pernah ada, akan dapat menjadi katarsis untuk mengembalikan budaya bangsa. Oleh karena itu nilai – nilai dan perilaku gotong royong harus ditegakkan kembali guna mengembalikan Jati Diri Bangsa Indonesia ke arah yang seharusnya. This study aims to describe the behaviour of cooperation as a catharsis of national identity that is being largely abandoned. The research method used is descriptive qualitative with literature review as the main backbone of data collection. Currently, the collective cultural identity of the Indonesian nation is starting to fade. The trend of leaving a collaborative culture is also getting more assertive if you look at the trend in society that is beginning to ignore the public interest and prioritize personal interests. Therefore, returning society to the identity of its nation and the value of its people is very crucial. It seems that the cooperation behaviour, which in ancient times became the spirit of a collective culture, can be reinforced. Cooperation behaviour is the behaviour of mutual help, a form of solidarity and synergy between communities. This behaviour can be a strategy to increase the collectivity values that are starting to wear off. Re-enforcing the cooperation behaviour that was once the unifying spirit of the nation that once existed, will be a catharsis to restore the nation's culture. Therefore, the values and behaviour of cooperation must be re-enforced to return the Indonesian National Identity to the direction it should be.
Peran Rektor Dalam Program Zero Waste di Lingkungan Kampus di Kota Mataram Siti Hasanah
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2933

Abstract

Masalah sampah di Indonesia sangat kompleks, kondisi ini sebagai imbas prilaku masyarakat yang tidak sportif dalam membuang sampah. Insportifitas tersebut juga terjadi dalam lingkungan kampus, terbawa oleh civitas akademika sehingga lingkungan kampuspun tidak luput dari masalah sampah. Himbauan dan sosialisasi termasuk ketersediaan sarana dan prasarana penunjang yang belum terstandar, belum berhasil merubah prilaku civitas akademika untuk sportif membuang sampah dilingkungan kampus. Penelitian ini bertujuan untuk memaksimalkan peran rektor dalam program zero waste yang dimplementasikan melalui pengadaan instrumen yuridis berupa peraturan rektor atau surat keputusan rektor, atau surat edaran rektor tentang sistem pengelolaan dan penanggulangan sampah di lingkungan kampus dalam rangka memutus mata rantai prilaku civitas akademika yang tidak sportif membuang sampah. Jenis   penelitian   yang digunakan  adalah  yuridis  empiris  dengan  pendekatan sosiologis  hukum.  Metode  pengumpulan  data  menggunakan  wawancara, pengamatan  dan  dokumentasi. Hasil penelitian: 1) Peran rektor belum maksimal dalam program zero waste dilingkungan kampus di kota Mataram. 2) Tidak tersedianya instrumen yuridis sistem pengelolaan dan penanggulangan sampah di lingkungan kampus dan tidak tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang sesuai standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang standar  syarat kesehatan Lingkungan Kerja  Perkantoran dan Industri.The problem of waste in Indonesia is very complex, this condition is the result of unsportsmanlike behavior of society in disposing of garbage. This encouragement also occurs in the campus environment, carried by the academic community so that the campus environment is not free from waste problems. Appeals and socialization, including the availability of supporting facilities and infrastructure that are not standardized, have not succeeded in changing the behavior of the academic community to be sporty in disposing of garbage in the campus environment. This study aims to maximize the role of the chancellor in the zero waste program which is implemented through the procurement of juridical instruments in the form of a rector's regulation or a rector's decree, or a rector's circular on waste management and management systems in the campus environment in order to break the chain of unsportsmanlike behavior of the academic community. trash. The type of research used is juridical empirical with a sociological legal approach. Methods of data collection using interviews, observation and documentation. Research results: 1) The role of the rector has not been maximal in the zero waste program in the campus environment in the city of Mataram. 2) Unavailability of juridical instruments for waste management and control systems in the campus environment and the unavailability of supporting facilities and infrastructure in accordance with the standards of the Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 1405 / MENKES / SK / XI / 2002 concerning standard health requirements for Office and Industrial Work Environment.
Voting Results Concurrent Election in Indonesia in 2019 Maemunah Maemunah
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2860

Abstract

Dalam konteks Indonesia yang sedang membangun peradaban politik yang sehat, penyelenggaraan pemilu tanpa kehadiran pengawasan struktural dan fungsional yang intens berpotensi mengakibatkan hilangnya hak pilih warga negara, bangkitnya politik uang, kampanye hitam, dan pemilu. yang tidak sesuai aturan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemungutan suara pemilu serentak di Indonesia tahun 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkaan bahwa pelaksanaan pemilu serentak merupakan sejarah baru di Indonesia karena pelaksanaan secara serentak mulai pemilihan cadidat tiangkat pusat hingga daerah.  Adanya pemilu serentak ini dapat memberikan catatan baru bila dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, pemilu serentak ini menghasilkan beberapa hal penting terhadap pemilu Indonesia yaitu dapat mengefisiensi anggaran dana, partisipasi partai politik secara ketat, partisipasi peserta pemilu dan menghasilkan calon presdient dan wakil presiden, anggota legislative dan dewan perwakilan daerah yang terpilih sesuai pilihan rakyat.In the sense of Indonesia which is building a stable democratic civilization, it is possible to hold elections without intensive institutional and functional oversight that can result in the erosion of the rights of people to vote, an increase in money policy, black campaigns and elections. The rules don't suit. The goal of this paper is to determine the outcome of the 2019 simultaneous elections in Indonesia. This research uses an analytical-descriptive approach. The results show that the conduct of concurrent elections is a new history in Indonesia because the success begins at the same time from election of central to regional candidates. The simultaneous election will provide new records compared with previous elections, which will produce many critical elements in the Indonesian elections, namely the ability to simplify the budget, tight political party membership, participation of electoral participants and the presidential and vice-presidential candidates, parliamentarians and members of the Parliament.
Pengaruh Negatif Game Online Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMKN 1 Narmada Komang Sundara; Hafsah Hafsah; Muhammad Ahlun Nasar
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2885

Abstract

Game Online adalah salah satu jenis permainan yang memanfaatkan perangkat yang terkoneksi jaringan internet sebagai  medianya. Adanya Game Online saat ini, menjadi suatu tantangan baru bagi para pelajar, hal ini dikarenakan pada masa ini adalah masa perkembangan. Persoalan Motivasi bagi remaja maupun anak-anak adalah persoalan yang paling umum, pembangunan motivasi belajar menjadi suatu tantangan baru bagi remaja dan anak-anak selaku siswa-siswi sebagai peserta didik, salah satunya siwa-siswi SMKN 1 Narmada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh negatif game online terhadap motivasi belajar siswa di SMKN 1 Narmada Tahun Pelajaran 2019/2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional kausal. Dengan populasi sebanyak 47 siswa kelas X dan teknik samping adalah Proportionate Random Sampling (pengambilan sampel secara seimbang) yaitu sebanyak 40 siswa dari kelas X. Metode pengumpulang data yaitu kuesioner (angket) dan dokumentasi. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan Uji T didapatkan hasil t hitung yaitu sebesar -5,485 Jika dibandingkan t tabel dengan jumlah N 40 pada pada α 0,05 uji satu pihak, dk = n-1 = 40 – 1 = 39 yaitu sebesar -1,685 yang berarti -5,485 < -1,685 (t hitung lebih kecil dari t tabel). Dapat disimpulkan bahwa Ho yang berbunyi tidak terdapat pengaruh negatif game online terhadap motivasi belajar siswa di SMKN 1 Narmada tahun pelajaran 2019/2020 ditolak dan Ha yang berbunyi terdapat pengaruh negatif game online terhadap motivasi belajar siswa di SMKN 1 Narmada tahun pelajaran 2019/2020 diterima. An online game is a type of game that uses a device connected to the internet as the medium. The existence of Online Games nowadays becomes a new challenge for students because they are in a period of development. Motivation issues for adolescents and teenagers are the most common problems. The development of learning motivation is a new challenge for adolescents and teenagers as students, one of which is the students of SMKN 1 Narmada. This study aimed to determine the negative effect of online games on student learning motivation at SMKN 1 Narmada in the 2019/2020 academic year. This research used a quantitative approach with a causal correlational method. The population consists of 47 students in class X. The sampling technique used was Proportionate Random Sampling (taking a balanced sample) by taking 40 students from class X. The data collection methods used were questionnaires and documentation. Based on the results of the t-test, it is found that t-test result is -5.485 When compared to the t table with N 40 at α 0.05, the one-party test, dk = n-1 = 40 - 1 = 39, which is equal to -1.685 which means -5,485 <-1,685 (t-test is smaller than t table). It can be concluded that Ho, which says there is no negative effect of online games on student learning motivation at SMKN 1 Narmada in the 2019/2020 academic year, is rejected. Ha, which says there is a negative effect of online games on student learning motivation at SMKN 1 Narmada in the 2019/2020 academic year, is accepted.
Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat Agustine Prokaningsih Sumuweng; Manggaukang Manggaukang
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2761

Abstract

Setiap organisasi mengharapkan setiap anggotanya memiliki kinerja yang baik dalam bekerja, salah satunya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB. Tugas pokoknya adalah melaksanakan urusan pendidikan dan kebudayaan dengan menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan. Kemampuan pegawai yang tergambar melalui kualifikasi pendidikan dari pekerjaannya memperlihatkan bahwa spesifikasi mereka masih belum sesuai dengan bidang pekerjaan. Selain itu, tingkat absensi pegawai masih tinggi karena masih banyak beberapa pegawai masih tinggi karena masih banyak beberapa pegawai yang sering tidak masuk kerja tanpa keterangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis signifikansi pengaruh dari Kemampuan terhadap Kinerja Pegawai, mengukur dan menganalisis signifikansi pengaruh dari Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai, dan mengukur dan menganalisis dominasi pengaruh di antara variabel Kemampuan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai. Jenis penelitian adalah penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah 128 orang. Alat yang dipakai sebagai pengumpulan data berupa kuesioner. Analisa data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari Kemampuan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat, terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Kemampuan memiliki pengaruh yang dominan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat.Each organization expects every member to have a good performance at work, one of which is in the NTB Provincial Education and Culture Office. Its main task is to carry out educational and cultural affairs by carrying out policy formulation, evaluation, and reporting. As reflected in the academic qualifications of their work, the ability of employees shows that their specifications are still not by the field of work. Also, the employee absentee level is still high because of many employees are still high. After all, there are still many employees who often do not come to work without information. This study aims to measure and analyze the significance of the influence of Ability on Employee Performance, measure and analyze the importance of the effect of Work Motivation on Employee Performance, and measure and analyze the dominance of influence between Ability and Work Motivation on Employee Performance. This type of research is a causal associative research. The population in this study was 128 people. The tool used as data collection was a questionnaire-data analysis using multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that: there is a partially significant influence of ability on employee performance at the West Nusa Tenggara Province Education and Culture Office, there is a partially significant effect of work motivation on employee performance at the West Nusa Tenggara Province Education and Culture Office, and ability has a dominant influence on the performance of employees at the Education and Culture Office of West Nusa Tenggara Province.
Proses Penyelesaian Sengketa Pembagian Kasus Harta Gono Gini Akibat Perceraian Pasangan Suami Istri di Pengadilan Agama Mataram Zedi Muttaqin; Siti Urwatul Usqak
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2947

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tugas dan peran pengadilan agama dalam menyelesaikan kasus harta gono gini sebagai upaya penyelesaian konflik keluarga pasca bercerai suami dan istri (studi kasus di Pengadilan Agama Mataram).  Penelitian ini adalah  penelitian kualitatif dengan pendekataan deskriptif. Subyek penelitian atau informan dalam penelitian ini adalah Kepala Pengadilan Agama, Hakim, dan Panitera Pengadilan Agama Mataram. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer, Teknik analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian  yang diperoleh bahwa tugas dan peran pengadilan agama mataram dalam menyelesaikan kasus harta gono gini yaitu : Tugas dan Peran Pengadilan Agama Mataram yaitu menerima, memeriksa, memutuskan, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diaajukan oleh para pihak penggugat., dan Proses penyelesaian dan pertimbangan hakim dalam menentukan pembagian harta gono gini yaitu : Hakim dalam proses pembagian harta bersama yaitu membagi harta bersama tersebut sama-sama ½ (seperdua) penggugat dan tergugat sedangkan hakim dalam mempertimbangkan pembagian harta gono gini atau harta bersama tidak mesti terpaku terhadap UU tetapi sebagai hakim proses pertimbangan pembagian harta gono gini harus berdasarkan rasa keadilan karna hakim sendiri mempunyai asas kontralegen.Abstract:  The purpose of this study was to determine the duties and roles of religious courts in resolving inheritance cases as an effort to resolve family conflicts after divorce (a case study at the Mataram Religious Court). This research is qualitative research with a descriptive approach. The research subjects of the study were the Head of the Religious Courts, Judges, and Registrars of the Mataram Religious Court. Data collection methods used were observation, interviews, and documentation. Sources of data used were primary data sources; data analysis techniques were data reduction, data presentation, and concluding. The results showed that the duties and roles of the Mataram Religious Court in resolving the case of the Mataram Religious Court are the Duties and Roles of the Mataram Religious Court such as receiving, examining, deciding, adjudicating and completing cases filed by the plaintiffs, and the process of settlement and judges' considerations. In determining the distribution of assets of inheritance, the judges in the process of sharing joint assets are dividing the joint assets together ½ (half) of the plaintiff and the defendant, while the judge in considering the distribution of assets or joint assets does not have to be fixated on the law but as a judge in consideringthe process of the distribution of assets must be based on a sense of justice because the judges themselves have theprinciple of contralegem.
Revolusi Mental Melalui Penguatan Pendidikan Karakter untuk Siswa Berkebutuhan Khusus di Kota Mataram Zaini Bidaya; Silfiah Miulan Dari
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2861

Abstract

Melalui pendidikan karakter, siswa pada umumnya yang bersekolah di sekolah inklusi dituntut memiliki empati dan pertimbangan yang tinggi sehingga dapat merangkul teman berkebutuhan khusus dan membantu guru memberikan layanan pendidikan yang optimal. Tujuan yang dicapai adalah untuk menjelaskan revolusi mental melalui penguatan pendidikan karakter untuk siswa berkebutuhan khusus di kota Mataram. Metode pelitian adalah kualitatif melalui pendekatan diskriptif dengan menentukan informan secara purposive sampling, sumber data terdiri dari data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan teknik analisis  melalui reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Hasil peneilitian ini memberikan dampak bahwa revolusi mental melalui penguatan pendidikan karakter untuk siswa berkebutuhan khusus dapat dilakukan melalui program-program yang terintegrasi dengan proses kegaitan pebelajaran di sekolah meliputi kelima nilai utama penguatan pendidikan karakter  yaitu nilai religius, nasionalisme, gotong royong, integritas, dan mandiri melalui program pembelajaran akademik, program keterampilan, program khusus, pengembangan diri dan ekstarakulikuler, budaya dan karakter bangsa. Hambatan yang terjadi adalah kurangnya dukungan atau partisipasi orang tua dalam proses pendidikan karakter pada anak yang bisa menjadi permasalah ataupun hambatan bagi siswa dalam penerapan nilai karakter di lingkungan keluarga dan masyarakat. Jadi revolusi mental untuk siswa berkebutuhan khusus ini sangat urgen untuk tetap memberikan pelayanan pendidikan yang layak.Through character education, students in general who attend inclusive schools must have high empathy and consideration so that they can embrace friends with special needs and help teachers provide optimal educational services. The goal achieved was to explain the mental revolution by strengthening character education for students with special needs in Mataram. The research method is qualitative through a descriptive approach by determining informants by purposive sampling; the data source consists of primary and secondary data. Data collection techniques were observation, interviews, and documentation with analysis techniques through data reduction, data display, and concluding. The results show that the results of this study have an impact that mental revolution through strengthening character education for students with special needs can be carried out through programs that are integrated with the process of learning activities in schools covering the five main values of strengthening character education, namely religious values, nationalism, cooperation, integrity, and independence through academic learning programs, skills programs, special programs, self-development, and extracurricular activities, culture and national character. The obstacle that occurs is the lack of support or parental participation in character education in children, which can be a problem or impediment for students in applying character values in the family and community environment. So this mental revolution for students with special needs is very urgent to provide appropriate educational services. 
Prosesi Adat Merarik Masyarakat Bangsawan dengan Masyarakat Biasa di Desa Sengkerang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Sri Rejeki; Hermawati Hermawati
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2900

Abstract

Abstrak: Dalam adat istiadat masyarakat sasak terutama keturunan bangsawan khsususnya kaum perempuan, apabila ingin menikah dia harus mencari orang yang sebangsawannya, jika tidak maka harta warisan akan hangus, dan diberikan sanksi keluar dari golongan bangsawan. Sedangkan kalau laki-laki diperbolehkan menikah dengan masyarakat biasa ataupun masyarakat bangsawan. Tujuan dalam artikel ini menjelaskan prosesi adat merarik masyarakat bangsawan dengan masyarakat biasa di Desa Sengkerang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini termasuk peneltian kualitatif. Subyek Penelitian yaitu Kepala Desa, Kepala Dusun, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Masyarakat. Metode pengumpulan data yang dipakai yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosesi merariq masyarakat bangsawan dan masyarakat biasa meliputi tiga  tahapan yaitu: Pertama, adat sebelum akad berupa Midang, Midang merupakan kunjungan secara langsung dari pihak laki-laki ke pihak perempuan dalam rangka memperdalam hubungan sekaligus mengikat hubungan pertalian yang lebih mendalam dalam bentuk pernikahan. Kedua, adat dalam proses akad meliputi rangakaian kegiatan Merariq, Mesejati/sejati, Pemuput selabar/selabar, dan Nyongkol atau nyodol. Ketiga, adat setelah akad, setelah acara sorong doe atau nyongkol dan bales lampak nae (balas bekas kaki). Abstract:  In the customs of the Sasak people, especially the descendants of the aristocracy, especially women, if they want to get married they have to find someone who is an aristocrat, otherwise their inheritance will be forfeited and will be sanctioned to leave the aristocratic class. Meanwhile, men are allowed to marry into ordinary people or noble societies. The purpose of this article is to explain the traditional procession of drawing aristocratic communities with ordinary people in Sengkerang Village, Praya Timur District, Central Lombok Regency. This research includes qualitative research. Research subjects were village heads, hamlet heads, religious leaders, traditional leaders, youth and community leaders. The data collection methods used were observation, interview and documentation techniques. The data obtained will be analyzed with an interactive model. The results of this study indicate that the merariq procession of the aristocratic society and the common people includes three stages, namely: First, the custom before the contract in the form of Midang, Midang is a direct visit from the male side to the female side in order to deepen the relationship as well as to tie a deeper relationship. form of marriage. Second, customs in the contract process include a series of Merariq activities, true / true, Pemuput patience / patience, and Nyongkol or nyodol. Third, the customs after the contract, after the sorong doe or nagging and bales lampak nae (reply to the foot marks).
Peran Tokoh Adat Dalam Melestarikan Pernikahan Adat Mata Malam Subsuku Dayak Sawe Juri Juri; Septha Suseka
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2766

Abstract

Penelitian ini bertolak dari fenomena bahwa mulai lunturnya pelaksanaan pernikahan adat mata malam subsuku Dayak Sawe.  Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan peran tokoh adat dalam melestarikan pernikahan adat mata malam pada subsuku Dayak Sawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis studi etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) makna yang terkandung dalam pernikahan adat mata malam, yaitu kerukunan, ketaatan, keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan,alam dan sesama. (2) kendala yang dihadapi tokoh adat, yaitu teknologi komunikasi, masuknya budaya luar, generasi muda lebih tertarik pada budaya modern, masuknya agama Kristen  yang menekankan tentang iman daripada tradisi (3) upaya yang dilakukan, antara lain tokoh adat melibatkan anak usia muda dalam setiap kegiatan adat, memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa menikah secara adat sangat penting sebagai upaya menjaga kelestarian adat dan cinta akan adat.This research departs from the phenomenon that the start of the fading of the traditional marriage mata malam of the subsuku Dayak Sawe. The purpose of this study was to describe the role of traditional leaders in preserving the traditional marriage mata malam of the subsuku Dayak Sawe.This research uses a descriptive qualitative approach to the type of ethnographic study. Data collection techniques are done by observation, interview and documentation. Data analysis technique is done by data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results showed that (1) the meaning contained in the traditional wedding of the night eye, namely harmony, obedience, the balance of human relations with God, nature and others, (2) the obstacles faced by traditional leaders, namely communication technology, the entry of foreign cultures, the younger generation being more interested in modern culture, the inclusion of Christianity which emphasizes faith rather than tradition (3) efforts are made, including traditional leaders involving young children in every customary activity, provides an understanding to the community that marrying in a customary manner is very important as an effort to preserve custom and love for adat.