cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
civicus.ummat@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram, Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83115
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN : 23389680     EISSN : 2614509X     DOI : https://doi.org/10.31764/civicus.
Core Subject : Social,
Jurnal Civicus merupakan salah satu jurnal yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram dengan e-ISSN 2614-509X dan p-ISSN 2338-9680. Adapun kajian publikasi jurnal Civicus yakni (1) Ilmu Social, Ilmu Hukum, Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) teori pembelajaran, pengembangan pembelajaran, Penerapan pembelajaran, model-model pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan; (3) hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat
Arjuna Subject : -
Articles 247 Documents
Implementasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Hastangka, Hastangka; Prasetyo, Danang
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.4131

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di setiap perguruan tinggi. Faktor internal berasal dari pengajar, sistem perkuliahan, dan kebijakan di perguruan tinggi tersebut. Sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari intervensi dari luar kampus seperti kebijakan pemerintah atau kondisi eksternal yang terjadi. Penelitian ini akan mendeskripsikan dan menganalisis tentang model pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dilaksanakan pada perguruan tinggi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Penelitian ini akan memfokuskan tentang metode pendekatan dalam proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dikembangkan oleh para dosen Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif. Sumber data penelitian ini diperoleh dari kegiatan pembelajaran tahun akademik 2019/2020 semester. Analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan induktif dan reduksi data. Hasilnya dapat diketahui bahwa proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dilakukan dengan menggunakan media elearning terdiri dari 5 (lima) unsur disetiap pertemuan yakni: (1) slide kuliah dalam bentuk powerpoint,  (2) modul yang berisi narasi materi lebih lengkap, (3) video penjelasan oleh dosen pengampu, (4) forum diskusi, dan (5) kuis dan/atau tugas mingguan supaya mampu mendorong mahasiswa untuk memahami memiliki daya kritis, kreatif, dan aktif serta untuk berpikir analitis dan komprehensif.
Peran Komite Sekolah Dalam Mengembangkan Mutu Pendidikan di Sekolah Muttaqin, Zedi
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5644

Abstract

Mutu Pendidikan masih belum mengembirakan belakangan ini, hal ini terjadi karena pengelolaan pendidikan pada tingkat pemerintah daerah dan satuan pendidikan yang sepenuhnya belum terwujud. Komite sekolah mempunyai peran penting dalam mengembangkan mutu pendidikan di Sekolah, keberadaan Komite Sekolah merupakan bagian dari perwujudan manejemen berbasis Sekolah yang melibatkan berbagai komponen, termasuk masyarakat dan wali murid. Tujuan penelitian untuk mengetahui peran Komite Sekolah dalam mengembangkan mutu Pendidikan di SMPN 1 Mbelilin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan penelitian yaitu Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah dan anggota Komite Sekolah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komite Sekolah berperan sebagai penimbang terhadap penyediaan dan penggunaan sarana dan prasarana yang di butuhkan oleh sekolah, pengontrol terhadap proses pengambilan keputusan sekolah, dan sebagai mediator untuk mewujudkan berupa penghubung antara kepala sekolah dengan masyarakat dalam membuat ulasan kebijakan dan beberapa program pendidikan.The quality of education has not been improved lately, this is because the management of education at the local government level and education units have not fully materialized. School committees have an important role in developing the quality of education in schools, the existence of school committees is part of the realization of school-based management involving various components, including the community and parents. The purpose of the research is to find out the role of the School Committee in developing the quality of Education at SMPN 1 Mbelilin. This study uses a qualitative method with a descriptive approach. Research informants are the Chairman of the School Committee, the Principal, and members of the School Committee. The data collection methods used are observation, interview, and documentation. The results showed that the School Committee serves as a weigher against the provision and use of facilities and infrastructure needed by the school, controller of the school decision-making process, and as a mediator to realize the liaison between the principal and the community in making policy reviews and some educational programs.
Pendidikan Pembebasan (Studi Pemikiran Paulo Freire dan KH Ahmad Dahlan) Sani, Muhammad Halim; Ilham, Ilham
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5213

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang penting dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia. Sumber Daya manusia itu, sebagai indikator untuk menilai  negara dapat dikategorikan sebagai Negara maju atau sebagai Negara berkembang. Namun, dalam perkembangnya dunia pendidikan berkolaborasi dengan dengan dunia industri, sehingga manajerial disetarakan dengan perusahaan. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah tersebut menjadikan pendidikan diorientasikan pada pasar, sehingga melahirkan “robot-robot” manusia dan mahalnya biaya pendidikan. Dalam rangka menanggulangi persoalan tersebut, maka diperlukan konsep pendidikan pembebasan.  Artikel ini, ingin mengkaji pemikiran pendidikan dari Paulo Feire dan KH Ahmad Dahlan sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap persoalan tersebut. Hasil dari kajian ini, mendeskripsikan bahwa keduanya menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan manusia sehingga mampu bersama dengan lingkungannya melakukan perubahan sosial. Sitem pendidikan yang dilaksanakan dilakukan secara diologis dan sesuai dengan kebutuhan peserta. Pemikiran dan pelaksanaan pendidikan pembebasan Paulo Freire tidak berkembang dengan baik dan autopis. Hal ini, berbeda dengan pemikiran pendidikannya berkembang dengan melahirkan berbagai lembaga pendidikan di Indonesia.Education is an essential element in improving Human Resources. In its development, education collaborates with industrialization, where the management of education is equal to that of companies. This policy makes education market-oriented. This can give birth to human "robots," and the cost of education is expensive. This problem can be faced by designing and the necessary concept of education liberation. This article examined Paulo Freire and KH Ahmad Dahlan's educational thoughts regarding the idea of education liberation as a contribution to educational problems. This research was a qualitative study using a descriptive-critical approach. Methods of data collection using documentation and literature. Methods of data analysis using data reduction, data display, and conclusions. The results of this study described that KH. Ahmad Dahlan and Paulo Freire used education to develop people so that they could make social change. The education system is implemented in a dialogical manner and in accordance with the needs of the participants. Paulo Freire's thinking and application of liberation education were not well developed and atopic. In contrast, Ahmad Dahlan's thought and application of education were developed by creating various educational institutions in Indonesia.
Eksistensi Undang-Undang No. 12 Tahun 2006: Tinjauan Status Kewarganegaraan Asing Akibat Perkawinan Campuran Menjadi Warga Negara Indonesia Bidaya, Zaini; Dewi, Anies Prima
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5489

Abstract

Status kewarganegaraan seseorang mengalami masalah ketika seseorang tersebut berada di suatu Negara tertentu selama 5 tahun berturut, adanya perkawinan campuran, status kewarganegaraan anak, adanya masalah hukum, social, politik dan ekonomi dan status kematian warga Negara, undang-undang No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan belum secara eksplisit menjelaskan terkait status kewarganegaraan asing, dimana status kewarganegaraan asing ini mengalami pergeseran akibat perubahan iklim, kepadatan penduduk dan globalisasi. Metode penelitian menggunakan penelitian yuridis normative dengan pendekatan deskriptif, studi literature. Sumber data primer berupa hasil wawancara langsung, laporan penelitian dan artikel ilmiah yang relevan tentang perkawinan campuran dan status kewarganegaraan asing dan sumber data sekunder berupa buku, artikel ilmiah, makalah, undang-undang, peraturan presiden, peraturan menteri dan lainnya yang relevan. Analisis data yang telah digunakan yakni interaktif analisis model dengan kajian secara konseptual peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa undang-undang No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan yang menjelaskan status kewarganegaraan asing menjadi warga negara Indonesia termuat dalam pasal  Pasal 14 sampai 18 dan Pasal 7 sampai 10 dan Pasal 18 sampai Pasal 21 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2007. Dalam undang-undang tersebut menegaskan bahwa status kewarganegaraan asing akibat perkawinan campuran untuk  menjadi warga Negara Indonesia mengikuti prinsip-prinsip kewaragnegaraan yang mengandung asas apatride dan bipatride. Jadi undang-undang  no. 12 tahun 2006 menjadi instrumen dalam menjadikan seseorang warga negara asing menjadi warga negara indonesia dengan mengikuti peraturan yang berlaku di Indonesia.A person's citizenship status has problems when the person is in a certain country for 5 consecutive years, the existence of mixed marriages, the citizenship status of the child, the existence of legal, social, political and economic problems and the death status of citizens, Law no. 12 of 2006 concerning citizenship has not explicitly explained the status of foreign citizenship, where the status of foreign citizenship has shifted due to climate change, population density and globalization. The research method uses normative juridical research with a descriptive approach, literature study. Primary data sources in the form of direct interviews, research reports and relevant scientific articles on mixed marriages and foreign citizenship status and secondary data sources in the form of books, scientific articles, papers, laws, presidential regulations, ministerial regulations and other relevant. The data analysis that has been used is an interactive model analysis with a conceptual study of the laws and regulations. Based on the results of the study indicate that the law no. 12 of 2006 concerning citizenship which explains the status of foreign citizenship to become Indonesian citizens is contained in Articles Articles 14 to 18 and Articles 7 to 10 and Articles 18 to 21 of Government Regulation no. 2 of 2007. The law confirms that foreign citizenship status due to mixed marriages to become Indonesian citizens follows the principles of citizenship which contain the principles of apatride and bipatride. So law no. 12 of 2006 became an instrument in making a foreign citizen an Indonesian citizen by following the regulations in force in Indonesia.
Implementasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Hastangka Hastangka; Danang Prasetyo
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5816

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di setiap perguruan tinggi. Faktor internal berasal dari pengajar, sistem perkuliahan, dan kebijakan di perguruan tinggi tersebut. Sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari intervensi dari luar kampus seperti kebijakan pemerintah atau kondisi eksternal yang terjadi. Penelitian ini akan mendeskripsikan dan menganalisis tentang model pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dilaksanakan pada perguruan tinggi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Penelitian ini akan memfokuskan tentang metode pendekatan dalam proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dikembangkan oleh para dosen Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) di Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif. Sumber data penelitian ini diperoleh dari kegiatan pembelajaran tahun akademik 2019/2020 semester. Analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan induktif dan reduksi data. Hasilnya dapat diketahui bahwa proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dilakukan dengan menggunakan media elearning terdiri dari 5 (lima) unsur disetiap pertemuan yakni: (1) slide kuliah dalam bentuk powerpoint,  (2) modul yang berisi narasi materi lebih lengkap, (3) video penjelasan oleh dosen pengampu, (4) forum diskusi, dan (5) kuis dan/atau tugas mingguan supaya mampu mendorong mahasiswa untuk memahami memiliki daya kritis, kreatif, dan aktif serta untuk berpikir analitis dan komprehensif.This research was conducted on Pancasila and Citizenship Education courses in each university. Internal factors come from the instructor, the lecture system, and policies at the college. Meanwhile, external factors can come from interventions from outside the campus such as government policies or external conditions that occur. This study will describe and analyze the Pancasila and citizenship education model implemented at Mercu Buana University, Yogyakarta. This study will focus on the approach method in the learning process of Pancasila and Citizenship Education developed by lecturers of the General Compulsory Course (MKWU) at Mercu Buana University, Yogyakarta. This research method uses a qualitative method approach. The source of this research data was obtained from the learning activities of the 2019/2020 semester academic year. Analysis of the data used in the study using inductive and data reduction. The result can be seen that the learning process of Pancasila and Citizenship Education which is carried out using elearning media consists of 5 (five) elements in each meeting, namely: (1) lecture slides in the form of PowerPoint, (2) modules containing more complete narrative material, (3) video explanations by lecturers, (4) discussion forums, and (5) quizzes and / or weekly assignments so as to encourage students to understand to have critical, creative, and active powers and to think analytically and comprehensively.
Penanaman Nilai-Nilai Pancasila dalam Jamaah Kopdariyah Sholihul Hakim; Sukron Mazid
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5990

Abstract

Jamaah Kopdariyah adalah sebuah komunitas lintas iman, pemuda dan budaya. Komunitas ini selalu mengadakan acara kopi darat mengenai isu-isu aktual yang sedang dialami bangsa Indonesia, baik dari agama, politik, ekonomi, dan sosial budaya. Hal ini sebagai bukti bahwa komunitas Jamaah Kopdariyah sangat peduli kepada isu-isu kebangsaan yang harus didiskusikan bersama sehingga ada pencerahan dan jalan keluar. Nilai-nilai luhur Pancasila selalu menjadi penghayatan dan pengalaman dalam setiap laku tindakan baik bermasyakat berbangsa dan bernegara. Jamaah kopdariyah ini mampu mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap kegiatan dan memberikan keteladanan dalam berdiskusi dan praktik kebangsaan. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data melalui trianggulasi (sumber dan metode). Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian, penanaman nilai-nilai Pancasila dalam Jamaah Kopdariyah. Pertama, kegaiatan Jamaah Kopdariyah dari tokoh, budayawan, seniman dan para jamaah ini dalam kegiatan selalu menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, kegiatan Jamaah Kopdariyah mengamalkan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam mewujudkan kehidupan yang harmoni berdasarkan sila-sila Pancasila.Pilgrims kopdariyah is a community of faith, cross youth and culture.This community always putting on a meeting group about actual current issues in Indonesia, such as; poltic, economic, social, and culture. It is as evidence the pilgrims kopdariyah community notice to nationality current issues that must be discussed to find way out. Enlightenment and values sublime pancasila has always been the feel and experience in every sold is the act of good citizenship. National and state pilgrims kopdariyah was able to actualize values pancasila in any activity and gave an exemplary in discussions and practices national anthem. Research methodology use descriptive qualitative approach through observation, interview, and documentation.The validity of data over and methods trianggulasi. Data analysis model miles and use the data huberman reduction, presentation of data, and withdrawals conclusion.First, research planting pancasila values in pilgrims kopdariyah. First, kegaiatan pilgrims kopdariyah of figures, cultural, artists and those pilgrims in the imparting values this always contained in pancasila. Second, pilgrims had the importance of activities kopdariyah pancasila values in manifesting life based on pancasila sila-sila whose harmony.
Pendidikan Pembebasan (Studi Pemikiran Paulo Freire dan KH Ahmad Dahlan) Muhammad Abdul Salim Hani; Ilham Ilham
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5812

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang penting dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia. Sumber Daya manusia itu, sebagai indikator untuk menilai  negara dapat dikategorikan sebagai Negara maju atau sebagai Negara berkembang. Namun, dalam perkembangnya dunia pendidikan berkolaborasi dengan dengan dunia industri, sehingga manajerial disetarakan dengan perusahaan. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah tersebut menjadikan pendidikan diorientasikan pada pasar, sehingga melahirkan “robot-robot” manusia dan mahalnya biaya pendidikan. Dalam rangka menanggulangi persoalan tersebut, maka diperlukan konsep pendidikan pembebasan.  Artikel ini, ingin mengkaji pemikiran pendidikan dari Paulo Feire dan KH Ahmad Dahlan sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap persoalan tersebut. Hasil dari kajian ini, mendeskripsikan bahwa keduanya menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan manusia sehingga mampu bersama dengan lingkungannya melakukan perubahan sosial. Sitem pendidikan yang dilaksanakan dilakukan secara diologis dan sesuai dengan kebutuhan peserta. Pemikiran dan pelaksanaan pendidikan pembebasan Paulo Freire tidak berkembang dengan baik dan autopis. Hal ini, berbeda dengan pemikiran pendidikannya berkembang dengan melahirkan berbagai lembaga pendidikan di Indonesia.Education is an essential element in improving Human Resources. In its development, education collaborates with industrialization, where the management of education is equal to that of companies. This policy makes education market-oriented. This can give birth to human "robots," and the cost of education is expensive. This problem can be faced by designing and the necessary concept of education liberation. This article examined Paulo Freire and KH Ahmad Dahlan's educational thoughts regarding the idea of education liberation as a contribution to educational problems. This research was a qualitative study using a descriptive-critical approach. Methods of data collection using documentation and literature. Methods of data analysis using data reduction, data display, and conclusions. The results of this study described that KH. Ahmad Dahlan and Paulo Freire used education to develop people so that they could make social change. The education system is implemented in a dialogical manner and in accordance with the needs of the participants. Paulo Freire's thinking and application of liberation education were not well developed and atopic. In contrast, Ahmad Dahlan's thought and application of education were developed by creating various educational institutions in Indonesia.
Kearifan Lokal Suku Sumawa yang dapat Diintegrasikan dalam Pembelajaran PPKn SMP Yuliatin Yuliatin; Sawaludin Sawaludin; Muhammad Mabrur Haslan
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i2.6832

Abstract

PPKn sebagai salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan pada jenjang Pendidikan SMP menujukkan potensi untuk diintegrakannya kearifan lokal. Oleh karena itu, agar pembelajaran PPKn di wilayah Sumbawa menjadi kontekstual, maka kearifan lokal yang diintegrasikan idealnya adalah kearifan lokal Suku Samawa. Dengan demikian maka sangat penting penelitian dengan tujuan mengidentifikasi dan memetakkan kearifan lokal suku samawa yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran PPkn SMP. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitataif deskripsti. Untuk mengempulkan data digunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat berbagai bentuk kearifan lokal masyarakat suku samawa yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran PPKn, meliputi kearifan loakal yang tidak berwujud nyata, yaitu bahasa daerah, khususnya bahasa lisan, yakni bahasa Samawa, dan juga kearifan lokal berwujud nyata, meliputi: (1) tradisi perkawinan antara lain tradisi Bakatoan/meminang, Tradisi Nyorong/mengantar mahar, tradisi Barodak, (2) pakaian adat, yakni baju Lamung untuk perempuan, dan baju Gadu untuk laki-laki, (3) rumah adat, yaitu istana dalam lokal yang ditopang 99 tiang sesuai dengan jumlah asamaul husna, Berbagai bentuk kearifan lokal tersebut menjadi identitas Suku Samawa sehingga dapat diintegrasikan dalam pembelajaran untuk membantu siswa mencapai  Kompetensi Dasar (KD), antara lain KD. 3.6, Kelas VII semester II, yaitu “Memahami keberagaman suku agama, rasa, budaya, dan gender”.Civics as one of the subjects taught at the junior high school level shows the potential for the integration of local wisdom. Therefore, in order for Civics learning in the Sumbawa region to be contextual, the ideally integrated local wisdom is the local wisdom of the Samawa Tribe. Thus, it is very important research with the aim of identifying and mapping the local wisdom of the Samawa tribe that can be integrated in PPkn SMP learning. The type of research used is descriptive qualitative research. To collect data, interview, observation, and documentation techniques were used. The results of the study show that there are various forms of local wisdom of the Samawa tribe that can be integrated in Civics learning, including local wisdom that is not tangible, namely regional languages, especially spoken language, namely Samawa language, and also tangible local wisdom, including: (1 ) marriage traditions include the Bakatoan tradition/ask, the Nyorong tradition/deliver the dowry, the Barodak tradition, (2) traditional clothing, namely Lamung clothes for women, and Gadu clothes for men, (3) traditional houses, namely the local inner palace which supported by 99 pillars according to the number of asamaul husna, these various forms of local wisdom become the identity of the Samawa tribe so that they can be integrated in learning to help students achieve Basic Competence (KD), including KD. 3.6, Class VII semester II, namely "Understanding the diversity of religious ethnicities, tastes, culture, and gender".
Tinjauan Status Kewarganegaraan Asing Akibat Perkawinan Campuran Menjadi Warga Negara Indonesia Zaini Bidaya; Anies Prima Dewi
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5817

Abstract

Status kewarganegaraan seseorang mengalami masalah ketika seseorang tersebut berada di suatu Negara tertentu selama 5 tahun berturut, adanya perkawinan campuran, status kewarganegaraan anak, adanya masalah hukum, social, politik dan ekonomi dan status kematian warga Negara, undang-undang No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan belum secara eksplisit menjelaskan terkait status kewarganegaraan asing, dimana status kewarganegaraan asing ini mengalami pergeseran akibat perubahan iklim, kepadatan penduduk dan globalisasi. Metode penelitian menggunakan penelitian yuridis normative dengan pendekatan deskriptif, studi literature. Sumber data primer berupa hasil wawancara langsung, laporan penelitian dan artikel ilmiah yang relevan tentang perkawinan campuran dan status kewarganegaraan asing dan sumber data sekunder berupa buku, artikel ilmiah, makalah, undang-undang, peraturan presiden, peraturan menteri dan lainnya yang relevan. Analisis data yang telah digunakan yakni interaktif analisis model dengan kajian secara konseptual peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa undang-undang No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan yang menjelaskan status kewarganegaraan asing menjadi warga negara Indonesia termuat dalam pasal  Pasal 14 sampai 18 dan Pasal 7 sampai 10 dan Pasal 18 sampai Pasal 21 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2007. Dalam undang-undang tersebut menegaskan bahwa status kewarganegaraan asing akibat perkawinan campuran untuk  menjadi warga Negara Indonesia mengikuti prinsip-prinsip kewaragnegaraan yang mengandung asas apatride dan bipatride. Jadi undang-undang  no. 12 tahun 2006 menjadi instrumen dalam menjadikan seseorang warga negara asing menjadi warga negara indonesia dengan mengikuti peraturan yang berlaku di Indonesia.A person's citizenship status has problems when the person is in a certain country for 5 consecutive years, the existence of mixed marriages, the citizenship status of the child, the existence of legal, social, political and economic problems and the death status of citizens, Law no. 12 of 2006 concerning citizenship has not explicitly explained the status of foreign citizenship, where the status of foreign citizenship has shifted due to climate change, population density and globalization. The research method uses normative juridical research with a descriptive approach, literature study. Primary data sources in the form of direct interviews, research reports and relevant scientific articles on mixed marriages and foreign citizenship status and secondary data sources in the form of books, scientific articles, papers, laws, presidential regulations, ministerial regulations and other relevant. The data analysis that has been used is an interactive model analysis with a conceptual study of the laws and regulations. Based on the results of the study indicate that the law no. 12 of 2006 concerning citizenship which explains the status of foreign citizenship to become Indonesian citizens is contained in Articles Articles 14 to 18 and Articles 7 to 10 and Articles 18 to 21 of Government Regulation no. 2 of 2007. The law confirms that foreign citizenship status due to mixed marriages to become Indonesian citizens follows the principles of citizenship which contain the principles of apatride and bipatride. So law no. 12 of 2006 became an instrument in making a foreign citizen an Indonesian citizen by following the regulations in force in Indonesia.
Pembelajaran PPKn di Masa Pandemi Covid-19: Integrasi Learning Management System dan Online Assessment di SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tata Aulia Wardani; Muhammad Nabil Ilham; Wibowo Heru Prasetyo; Halimah Sa`diyah
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5992

Abstract

Pandemi virus Corona atau Covid-19 Pandemi merupakan kondisi yang tidak diinginkan yang terjadi di seluruh dunia. Dampak Covid-19 adalah beberapa kegiatan yang seharusnya dilakukan secara berkelompok atau bersama-sama merupakan kegiatan sehari-hari harus mengalami pembatasan. Semua sektor dipengaruhi oleh pembatasan ini sehingga aktivitas di semua sektor di transfer secara online. Salah satunya bidang pendidikan, kegiatan belajar mengajar dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran online. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan Google Classroom Learning Management System dan Google Meet sebagai Online Assessment pembelajaran PPKn pada masa pandemi Covid-19 di SMP Muhammadiyah 7 Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran PPKn dan siswa kelas 9A Global. Teknik analisis data yang digunakan adalah menarik kesimpulan dari hasil wawancara dan observasi. Hasil riset menunjukkan bahwa tulisan ini merupakan fakta yang diperoleh dalam pelaksanaan observasi yang dilakukan terhadap pembelajaran PPKn pada saat pandemi Covid-19 di SMP Muhammadiyah 7 Surakarta selama pandemi Covid-19.The Corona virus pandemic or the Covid-19 Pandemic is an undesirable condition that occurs around the world. The impact of Covid-19 is that several activities that should be carried out in groups or collectively and constitute daily activities must experience restrictions. All sectors are affected by this restriction so that activities in all sectors are transferred online. One of them is the education sector, teaching and learning activities are shifted into distance learning or online learning. This article aims to describe the usage Google Classroomas Learning Management Systemand Google Meet as an Online Assessment of PPKn learning during the Covid-19 pandemic at SMP Muhammadiyah 7 Surakarta. This study used a qualitative approach with data collection techniques using the method of observation and interviews with PPKn subject teachers and students of class 9A Global. The data analysis technique used is drawing conclusions from the results of interviews and observations. The results of this article are facts obtained in the implementation of observations made on PPKn learning during the Covid-19 pandemic at SMP Muhammadiyah 7 Surakarta.during the Covid-19 pandemic.