cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
BULETIN OSEANOGRAFI MARINA
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 20893507     EISSN : 25500015     DOI : -
Core Subject : Science,
Buletin Oseanografi Marina (BULOMA) adalah jurnal yang menginformasikan hasil penelitian dan telaah pustaka tentang aspek Oseanografi, Ilmu Kelautan, Biologi Laut, Geologi Laut, Dinamika Laut dan Samudera, Estuari, Kajian Enerji Alternatif, Mitigasi Bencana, Sumberdaya Alam Pesisir, Laut dan Samudera.
Arjuna Subject : -
Articles 374 Documents
Bioekologi Kerang Totok Geloina sp. (Bivalvia: Corbiculidae) di Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah Chrisna Adhi Suryono
Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 5 (2012): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.272 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v1i5.6913

Abstract

Segara anakan merupakan salah satu estuaria terbesar di Pulau Jawa yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya.  Diantara biota yang terdapat adalah kerang totok (Geloina sp) yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Karena memiliki nilai ekonomis maka selalu di tangkap. Maka dari itu sangat tepat jika kerang tersebut dipelajari ekologis maupun biologisnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan stuktur populasi kerang Geloina sp tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Juli – Oktober 2005 di Segaraakan Cilacap pada empat stasiun yang berbeda salinitasnya (13, 15, 30 dan 32 ppt).  Sifat penelitian adalah studi kasus, metoda pengambilan sampel yang digunakan adalah metoda sampling area. Data yang diambil meliputi kerang dan kondisi perairan. Data yang didapatkan dikelompokan berdasarkan kelas ukuran panjang cangkang selanjutnya dilakukan uji chi kwadrat untuk menentukan pola sebaran. Hasil penelitian menunjukan kerang yang didapat adalah G. erosa dengan pola sebaran merata pada keempat stasiun penelitian yang berbeda salinitasnya.  Adapun kepas ukuran kerang yang didapat dalam keempat stasiun dapat dikelompokan menjadi kelas ukuran <3, 3 – 3,9, 4 – 4,9, 5 – 5,9, 6 – 6,9, 7 – 7,9, .>8 cm.  Populasi kerang terbanyak pada semua stasiun adalah kelas ukuran 6 – 6,9 cm Kata Kunci : Segaraanakan, Geloina sp, salinitas
Penentuan Batas Daratan Pesisir Kota Semarang dengan Konsep Biogeofisik Baskoro Rochaddi
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.982 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6949

Abstract

Perencanaan untuk pengelolaan kawasan pesisir memerlukan batasan dan deskripsi mengenai kawasan daratan pesisir yang jelas. Permasalahan yang ada di Indonesia pada umumnya dan Kota Semarang pada khususnya adalah  belum ditetapkannya batas wilayah pesisir baik untuk perencanaan maupun operasionalnya, sehingga sampai sekarang wilayah daratan pesisir masih diperlakukan sama seperti wilayah daratan lainnya. Maka dari itu penelitian untuk mencari batas daratan pesisir,  sangat penting dilakukan di Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan batas wilayah daratan pesisir di Kota Semarang dengan pendekatan biofisik. Penelitian lapangan dilakukan pada tanggal 21 Agustus – 30 September 2004. Penelitian dilakukan di wilayah Kota Semarang, meliputi tiga sungai yaitu Sungai Plumbon, Sungai Banjir Kanal Barat, dan Sungai Banjir Kanal Timur. Adapun data intrusi air asin pada akuifer air tanah dangkal berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2000. Materi penelitian meliputi parameter biologi (makrozoobenthos, fitoplankton, dan mangrove) dan parameter fisik (jangkauan masuknya air laut di sungai, intrusi air laut pada akuifer dangkal, kajian teoritis geologi). Dari hasil analisis kedua parameter tadi, maka selanjutnya dapat ditarik batas wilayah daratan pesisir di daerah Kota Semarang. Hasil dari tumpang tindih peta berdasarkan parameter jangkauan masuknya air laut di sungai, intrusi air laut pada air tanah dangkal, makrozoobenthos, fitoplankton dan mangrove menunjukkan bahwa batas daratan pesisir Kota Semarang secara biofisik untuk Semarang bagian barat adalah 1,7 - 2,2 Km dari garis pantai, Semarang bagian tengah 1,9 – 3,5 Km dari garis pantai dan untuk Semarang bagian timur 2,4 – 4,8 Km dari garis pantai. Kata Kunci: batas biofisik, daratan pesisir, Semarang
Pengaruh Pencucian Sel Terhadap Pertumbuhan dan Nilai Nutrisi Chaetoceros gracilis Diana Chilmawati; Suminto Suminto
Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 2 (2012): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.669 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v1i2.11222

Abstract

Kuantitas dan kualitas sel diatom, Chaetoceros gracilis menjadi pembatas utama dalam produksi perikanan di hatchery.  Diduga kultur diatom mengalami pertumbuhan yang tidak stabil karena terkontaminasi oleh bakteri atau mikroorganisme lain.  Sel diatom tersebut akan mengalami penurunan produksi dan nilai nutrisinya dan apabila digunakan sebagai pakan alami akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan larva.  Salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan pencucian sel bibit / inokulan diatom yang dibudidayakan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pencucian sel terhadap pola pertumbuhan sel diatom (C. gracilis) dan nilai nutrisi atau kandungan protein sel diatom tersebut pada fase kepadatan maksimum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu tanpa pencucian sel; satu kali pencucian sel; dua kali pencucian sel dan tiga kali pencucian sel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencucian sel berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap pola pertumbuhan sel diatom (C. gracilis) dimana dapat mempersingkat durasi waktu adaptasi, memperpanjang fase stasioner dan menghasilkan kepadatan sel maksimum lebih tinggi.  Pencucian sel juga dapat meningkatkan nilai nutrisi atau kandungan protein sel diatom (C. gracilis) pada fase kepadatan maksimum.   KATA-KATA KUNCI : pencucian sel diatom, Chaetoceros gracilis, pertumbuhan dan nilai nutrisi
Kualitas Ekstrak Karaginan Dari Rumput Laut “Kappaphycus alvarezii” Hasil Budidaya Di Perairan Pantai Kartini Dan Pulau Kemojan Karimunjawa Kabupaten Jepara Endang Supriyantini; Gunawan Widi Santosa; Agus Dermawan
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.352 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i2.16556

Abstract

Karaginan merupakan senyawa hidrokoloid yang diekstraksi dari rumput laut merah jenis Kappaphycus alvarezii. Karaginan dapat digunakan untuk meningkatkan kestabilan bahan pangan baik yang berbentuk suspensi (dispersi padatan dalam cairan), emulsi (dispersi gas dalam cairan). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Kualitas ekstrak karaginan hasil ekstraksi rumput laut K. alvarezii dari dua lokasi sampling yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai bulan Januari 2016, di perairan Pantai Kartini, Jepara dan peraian Kemojan Karimunjawa, Jepara. Hasil penelitian menunjukkan analisis spektra FTIR produk telah memenuhi spesifikasi karaginan standar karena gugus-gugus fungsi yang terdapat pada spektrum sampel yang dihasilkan sama seperti gugus pada kappa karaginan yaitu gugus ester sulfat, OH, ikatan glikosidik. Hasil analisis sifat fisik-kimia karaginan (rendemen, kadar air, kadar abu, kadar sulfat, viskositas, dan kekuatan gel) yang paling baik yaitu karaginan dari perairan Kemojan Karimunjawa dibandingkan karaginan Pantai Kartini. Kadar sulfat Pantai Kartini dan Kemojan Karimunjawa masih dibawah kadar mutu yaitu 15-40 %, Sedangkan kekuatan gel kedua perairan yaitu Kemojan Karimunjawa 78,57 g.cm-2 dan Pantai kartini 61,86 g.cm-2 masih jauh di bawah baku mutu yaitu 685,50 g.cm2. Carrageenan is a hydrocolloid compounds extracted from red seaweed types Kappaphycus alvarezii. Carrageenan can be used to improve the stability of food in the form of suspension or emulsions. The purpose of this study was to determine the quality of the extract of carrageenan extracted from K. alvarezii at two different sampling locations. This research was conducted in August, 2015 and January, 2016. Samples of seaweed obtained from two different waters, namely Kartini Beach and Kemojan Karimunjawa Island, bolt at jepara regency. The results showed the FTIR spectra analysis of the product met the specifications for a standard carrageenan functional groups contained in the sample spectrum as expressed in clusters of kappa carrageenan namely sulphate ester group , OH , glycosidic bond. The results of analysis  of the physical-chemical properties of carrageenan ( yield, moisture content , ash content , sulphate content , viscosity and gel strength ) the best quality of carragenan was obtained from carrageenophyte taken from Kemojan Karimunjawa Island, although sulphate content from two different waters was under quality level at 15 – 40%, while the  gel strength kartini 61.86 g.cm-2 and Kemojan 78.57 g.cm-2 both were still far below the of carrageenophyte quality at 685.50 g.cm-2.
Status Perairan Banjir Kanal Timur Semarang Ditinjau dari Kadar Logam Berat Chromium dalam Air, Sedimen dan Jaringan Lunak Kerang Darah (Anadara granossa) Sri Yulina Wulandari
Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 3 (2012): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.255 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v1i3.6903

Abstract

Sungai Banjir Kanal Timur melintasi kota Semarang bagian timur yang padat pemukiman dan industri. Perairan ini menjadi tempat pembuangan  limbah hasil aktivitas industri dan domestik.  Logam Chromium  (Cr) di samping memberikan banyak manfaat juga  polutan yang menimbulkan pencemaran lingkungan apabila terdapat dalam limbah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2010, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh kadar polutan logam berat Cr menimbulkan pencemaran dalam air, sedimen dan Kerang Darah (Anadara granossa). Sampel air, sedimen maupun biota diambil dari tiga stasiun  penelitian, yaitu sungai, muara dan perairan pantai. Parameter fisika kimia perairan seperti suhu, salinitas,pH, kecepatan arus diukur secara insitu. Selanjutnya ketiga jenis sampel dianalisis di laboratorium dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar logam berat Cr dalam air maupun sedimen di perairan pantai lebih tinggi dibandingkan di muara dan sungai. Kadar logam berat Cr dalam air, sedimen maupun Kerang Darah  telah melampaui baku mutu yang ditetapkan berdasarkan Kep MENLH RI No 51 tahun 2004 untuk air laut  dan baku mutu dari NOAA  tahun 1999 untuk sedimen. Kata-kata kunci: Banjir Kanal Timur Semarang,  air, sedimen, kerang darah, logam berat Cr
Tingkat Herbivori Daun Mangrove Rhizophora stylosa dan Avicennia marina Di Desa Pasar Banggi, Rembang, Jawa Tengah Winda Ariesta Nur Fadilla; Nirwani Soenardjo; Wilis Ari Setyati
Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 2 (2019): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.734 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v0i0.24965

Abstract

Hutan mangrove memiliki fungsi ekologi sebagai daerah pemijahan, daerah asuhan dan daerah mencari makan. Fauna yang tinggal di hutan mangrove akan menciptakan simbiosis antara flora dan fauna mangrove, misalnya aktivitas herbivori daun. Herbivori daun mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti spesies tanaman, tinggi tanaman dan umur daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat herbivori daun mangrove Rhizophora stylosa dan Avicennia marina berdasarkan tinggi tanaman dan umur daun pada ekosistem mangrove di Desa Pasar Banggi, Rembang, Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode survei dan penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive. Sampel daun diambil dari 2 spesies mangrove dominan pada ekosistem Desa Pasar Banggi yaitu Rhizophora stylosa dan Avicennia marina. Daun diambil dari 3 kategori tinggi tanaman yaitu <1 m, 1-< 3 m dan 3–5 m, masing-masing diambil 10 pohon sebagai ulangan. Daun diambil sebanyak 10 %, dipisahkan berdasarkan umur daun (muda dan tua) dan kondisi daun (utuh dan rusak). Sampel daun diolah menggunakan software ImageJ dan Measure Picture. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat herbivori tertinggi pada daun muda Rhizophora stylosa pada tanaman dengan tinggi 3–5 m dan tertinggi pada daun tua Rhizophora stylosa pada tanaman dengan tinggi 1–< 3 m, sedangkan  rata-rata tingkat herbivori tertinggi pada daun muda Avicennia marina pada tanaman dengan tinggi 1–< 3 m dan tertinggi pada daun tua Avicennia marina pada tanaman dengan tinggi 1–< 3 m. Mangrove forests have ecological functions a spawning ground, nursery ground and feeding ground. Fauna living in mangrove forests will create a symbiosis between mangrove flora and fauna, for example herbivory leaf activity. Herbivory of mangrove leaves is influenced by several factors such as plant species, plant height and leaf age. This study aims to determine the herbivory level of mangrove Rhizophora stylosa and Avicennia marina leaves based on plant height and leaf age in the mangrove ecosystem in Pasar Banggi Village, Rembang, Central Java. The research method used in this study was descriptive. The data collection method used in this study is the survey method and the determination of the location of the study using a purposive method. Leaf samples were taken from 2 dominant mangrove species in the Pasar Banggi Village ecosystem, Rhizophora stylosa and Avicennia marina. The leaves are taken from 3 plant height categories, namely <1 m, 1-<3 m and 3-5 m, each of which is taken as 10 replicates. The leaves are taken as much as 10%, then separated according to the age of the leaves (young or old) and the condition of the leaves (whole or damaged). Leaf samples were processed using ImageJ and Measure Picture software. The results showed the highest average herbivory level in young leaves of Rhizophora stylosa at plant height 3-5 m (10.11%) and highest on old leaves of Rhizophora stylosa at plant height 1-<3 m (10.67%), while the highest average herbivory level in Avicennia marina young leaves at plant height 1-<3 m (12.54%) and the highest on the old leaves of Avicennia marina at plant height 1-<3 m (11.73%).
Kondisi Terumbu Karang Dan Potensi Ikan Di Perairan Taman Nasional Karimunjawa, Kabupaten Jepara Muhammad Yusuf
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 2 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.079 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i2.6940

Abstract

Keberadaan sumberdaya pulau-pulau kecil di kawasan Taman Nasional Karimunjawa sangat strategis sebagai salahsatu sumber ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Untuk mencapai pemanfaatan yang berkelanjutan, identifikasi kondisi terumbu dan potensi ikan sangat perlu diketahui agar dalam pemanfaatan ke depan dapat dilakukan perencanaan pengelolaan secara lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang dan potensi sumberdaya ikan karang yang terdapat di kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Penelitian ini dilaksanakan mulai Juli 2005 - Agustus 2006 di perairan kawasan Taman Nasional Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran jumlah spesies karang yang ditemukan berkisar 20-30 genus, tertinggi ditemukan di Pulau Tengah, Pulau Kecil, Pulau Krakal Kecil dan Pulau Kumbang; sedangkan terendah ditemukan di Pulau. Kemujan dan Pulau. Menyawakan. Nilai indeks keanekaragaman jenis (H’) berkisar 1,611-2,590. Kondisi terumbu karang di perairan Karimunjawa sebagian besar telah rusak dengan kategori sedang (tutupan karang 25-49,9 %) dan hanya sebagian kecil yang kondisi karangnya masih baik (tutupan karang 50-74,9 %). Potensi sumberdaya ikan karang (reef fish) yang berhasil diamati menunjukkan kepadatan ikan berkisar 0,5-3,2 ekor/m2 atau rata-rata 1,14 ekor/m2; kelimpahan ikan berkisar 3,52-243,38 ton; potensi antara 1,76-121,69 ton/th; dan potensi lestari (MSY) antara 0,70-48,67 ton/th. Kata kunci: Karimunjawa, terumbu karang, potensai ikan karang
Kajian Potensi Arus Laut Sebagai Energi Pembangkit Listrik Di Selat Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur Hendry Syahputra; Indra Budi Prasetyawan; Dwi Haryo Ismunarti; R Bambang Adhitya
Buletin Oseanografi Marina Vol 3, No 1 (2014): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.91 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v3i1.11212

Abstract

Maraknya pemberitaan mengenai inovasi sumber energi terbarukan yang berasal dari laut berdampak terhadap banyaknya hasil studi yang mulai mengarah pada pengoptimalan energi non-konvensional dari laut. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui lokasi potensi dari Perairan Selat Larantuka, besar daya rata – rata yang dihasilkan setiap musimnya selama 1 tahun dan probabilitas energi dari arus laut setiap musimnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan penetuan lokasi dengan purposive sample. Penelitian ini dibagi dalam dua tahap besar yaitu tahap survey lapangan dan tahap pemodelan numerik dengan MIKE 21 flow model, flexible mesh serta dilanjutkan dengan perhitungan potensi energi arus laut. Berdasarkan hasil didapatkan Lokasi potensi yang ditentukan adalah pada -8o 18’ 06.9” 123o01’20.1” dengan probabilitas potensi pada musim  timur sebesar 94.85%, pada musim peralihan II sebesar 95.73%, pada musim barat sebesar 96.84% dan pada musim peralihan I sebesar 96.77%. Kata kunci: probabilitas potensi, energi non-konvensional, Selat Larantuka
Studi Kandungan Bahan Organik Pada Beberapa Muara Sungai Di Kawasan Ekosistem Mangrove, Di Wilayah Pesisir Pantai Utara Kota Semarang, Jawa Tengah Endang Supriyantini; Ria Azizah Tri Nuraini; Anindya Putri Fadmawati
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.84 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i1.15739

Abstract

Bahan organik adalah kumpulan senyawa - senyawa organik kompleks yang telah mengalami proses dekomposisi oleh organisme pengurai, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi. Bahan organik merupakan sumber nutrient yang penting, yang sangat dibutuhkan oleh organisme laut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis parameter kandungan bahan organik meliputi BOD5 (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), TDS (Total Suspended Solid) dan TOM (Total Organic Matter) dan menentukan tingkat pencemaran bahan organik berdasarkan baku mutu pada beberapa muara sungai di kawasan ekosistem mangrove, di wilayah pesisir pantai Utara Kota Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling method dan untuk pengambilan sampel air menggunakan metode sample survey method. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan parameter bahan organik selama penelitian di semua lokasi adalah BOD (3,77 – 15,13 mg/L), COD (20,33 – 140,67 mg/L), TSS (1,33 – 13,67 mg/L), TDS (818,33 – > 2.000 mg/L) dan TOM (10,73 – 50 mg/L). Secara umum kandungan COD dan TSS di Maron dan Trimulyo sudah melewati ambang batas baku mutu menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air Limbah, sedangkan untuk kandungan BOD, TSS dan TOM belum melampaui ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. The organic material is set of complex organic compounds that have developed in decomposition process by decomposing organisms, both in the form of topsoil of humification as well as inorganic compounds of mineralization. Organic materials are an important source of nutrients, which are needed by aquatic organisms. This study aimed to analyze the organic material content BOD5 (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), TDS (Total Suspended Solid) and TOM (Total Organic Matter) and determine the level of pollution of organic materials based on quality standard on some estuaries of the mangrove ecosystem, in North Coast of Semarang. This study carried out in April 2015. A method used in this research is descriptive method, whereas the determination of research location used purposive sampling method and the method intake of the water sample used the sample survey method. The results showed that the content of organic material parameters during the research in all locations are BOD (3.77 to 15.13 mg/L), COD (20.33 to 140.67 mg/L), TSS (1.33 - 13, 67 mg/L), TDS (818.33 - > 2.000 mg/L) and TOM (10.73 – 50 mg/L). In general the content of COD at Maron and Trimulyo, and TDS content Mangkang Wetan, Maron and Trimulyo are already passed the quality standard according to the Decree of the Minister of State for Population and the Environment No. 2 of 1988 on Wastewater quality standard, whereas for the content of BOD, TSS and TOM has not exceeded the limit of quality standards which are established by the Decree of the Minister of State for Population and the Environment No. 51 of 2004.
Kajian Dampak Pencemaran Terhadap Kualitas Lingkungan Perairan dan Struktur Komunitas Organisme Makrozoobenthos Di Muara Sungai Babon, Semarang Muh. Yusuf
Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 1 (2011): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.976 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v1i1.2969

Abstract

Abstract The research was done to know: (1) the condition of waters quality, (2) community structure of macrozoobenthos of estuarine of Babon river of Semarang. The research method is case study. Sampling was done three times, with the time interval between 14-15 days. The re research was done from April until November, 2005 at estuarine of babon river, Genuk District, Semarang City. Based on the result of measurement of physical-chemical paremeters showed that several parameter include : total suspended solid, oxygen, BOD5, COD, ammonia, deterjen, and heavy metal Cr6+ and Cd have passed over sea water quality standard. The diversity index (H’) range from low to middle that is between 0,36 – 2,27. Whereas the equatability indeks (E) range from low to high that is between 0,33 – 0,96. Key words : waters quality, community structure, macrozoobenthos

Filter by Year

2011 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 3 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 2 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 1 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 3 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 2 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 1 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 3 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 2 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 1 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 2 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 1 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 1 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 2 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 1 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 2 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 2 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 1 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 3, No 1 (2014): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 4 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 2 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 1 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 5 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 3 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 2 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 1 (2011): Buletin Oseanografi Marina More Issue