cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
BULETIN OSEANOGRAFI MARINA
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 20893507     EISSN : 25500015     DOI : -
Core Subject : Science,
Buletin Oseanografi Marina (BULOMA) adalah jurnal yang menginformasikan hasil penelitian dan telaah pustaka tentang aspek Oseanografi, Ilmu Kelautan, Biologi Laut, Geologi Laut, Dinamika Laut dan Samudera, Estuari, Kajian Enerji Alternatif, Mitigasi Bencana, Sumberdaya Alam Pesisir, Laut dan Samudera.
Arjuna Subject : -
Articles 374 Documents
Pertumbuhan Karang Lunak Sarcophyton sp. yang Dibudidayakan di Teluk Awur, Jepara Diah Permata Wijayanti; Ayu Charismawaty; Elis Indrayanti; Agus Trianto
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.011 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i1.15744

Abstract

Upaya budidaya karang lunak di Indonesia masih kurang berkembang, terutama karang lunak yang bernilai jual tinggi. Sarcophyton adalah salah satu karang lunak yang sering dimanfaatkan sebagai pengisi akuarium. Namun seringkali produk yang dipasarkan berasal dari alam. Penemuan berbagai manfaat Sarcophyton sebagai kandidat bahan obat, turut menurunkan keberadaan keberadaan Sarcophyton di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup fragmen karang lunak Sarcophyton sp. di perairan Teluk Awur, Jepara. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Penelitian menggunakan fragmen dengan luas awal ≈10-12 cm2 dan >12-15 cm2. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kelangsungan hidup karang lunak Sarcophyton sp. berkisar antara 63,64–77,78%. Pertumbuhan tertinggi ditemukan pada fragmen dengan luas awal ≈10-12 cm2 yakni sebesar 74,68±19,84 cm2 dengan laju pertumbuhan total 0.47 cm2/hari. Pertumbuhan terendah terlihat pada fragmen dengan luas awal >12-15 cm2 yakni sebesar 60,41±22,96 cm2 dengan laju pertumbuhan total 0.38 cm2/hari. Ukuran luas awal fragmen ≈10-12 cm2 memiliki pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan fragmen karang lunak dengan ukuran  luas awal >12-15 cm2. Efforts to soft coral cultivation in Indonesia are still underdeveloped, especially soft corals with high selling value. Sarcophyton is one of the soft coral that is often used as an aquarium ornament. But often the marketed products come from nature. The discovery of various benefits of Sarcophyton as a candidate ingredient of drugs, helped reduce the existence of Sarcophyton in nature. This study aims to determine the growth and survival of soft coral fragments Sarcophyton sp. in the waters of Awur Bay, Jepara. The experiment was performed using a complete randomized design. The study used fragments with an initial area ≈10-12 cm2 and >12-15 cm2. The results showed the soft coral survival rate of Sarcophyton sp. ranged from 63.64 to 77.78%. The highest growth was found in fragments with an initial area of ≈10-12 cm2i.e of 74.68 ± 19.84 cm2 with a total growth rate of 0.47 cm2 / day. The lowest growth was seen in fragments with an initial area of > 12-15 cm2, which was 60.41 ± 22.96 cm2 with a total growth rate of 0.38 cm2 / day. The size of the initial fragment ≈10-12 cm2 has a larger growth compared to soft coral fragments with an initial baseline size > 12-15 cm2.
Analisis Perubahan Garis Pantai selama 10 Tahun Menggunakan CEDAS (Coastal Engineering Design and Analisys System) di Perairan Teluk Awur pada Skenario Penambahan Bangunan Pelindung Pantai Hariyadi Hariyadi
Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 1 (2011): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.203 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v1i1.2986

Abstract

Abstract  Live Environment Mining and Energy Duty Kabupaten Jepara (2006) said Teluk Awur shore is potential area occurred erosion. Reliable attempted to use preventing the problem is protecting with making hard struktur, therefore investigated with modeling shoreline changed use protection structure added three scenarios. The purpose of this study to known shoreline changed and the smallest effect in the scenario of protection structure added. For the efficiency time and price, so that prediction and simulation is done with using numeric model method with GENESIS (GENEralized model for SImulating Shoreline change). GENESIS is the one of subprogram in the NEMOS(Nearshore Evolution MOdeling System) at the CEDAS (Coastal Engineering Design and Analisys System) software. Long of the model simulation area is 8720 meters. Model simulation use three scenarios are Detached Breakwater, Non Diffracting Groin, and Detached Breakwater and combination of Non Diffracting Groin. and Detached Breakwater. Shoreline changed can consider based on simulation result is sediment transport volume, erosion wide, sedimentation and long shoreline changed. Based on result simulation, shoreline changed in existing condition is the most if compared with the other scenario with values-93.5942 meters, the smallest values occurred at the combination scenario from Detached Breakwater and Non Diffracting Groin with -54.3157 meters. This result give the information that protection structure required to decrease shoreline changed occur.   Key Words: Shoreline Change, CEDAS, NEMOS, GENESIS, Teluk Awur, Detached Breakwater, Non Diffracting Groin   
Keanekaragaman Siput Ordo Mesogastropoda dan Neogastropoda pada Zona Eulitoral di Kawasan Pesisir Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru Hery Fajeriadi; Muhammad Zaini; Dharmono Dharmono
Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 1 (2019): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.778 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v8i1.22544

Abstract

Gastropoda tersebar luas di kawasan pesisir, salah satunya pesisir Pulau Sembilan Kotabaru. Kawasan ini masih tergolong alami dan terdapat terumbu karang. Beberapa titik terumbu karang mulai mengalami kerusakan. Terumbu dan batu karang di zona eulitoral merupakan habitat alami gastropoda. Gastropoda terbagi menjadi tiga ordo, dua diantaranya adalah Ordo Mesogastropoda dan Ordo Neogastropoda belum didokumentasikan. Penelitian ini bertujuan untuk melanjutkan dokumentasi spesies gastropoda (Mesogastropoda dan Neogastropoda) dan menganalisis indeks keanekaragamannya. Data dikumpulkan dengan teknik purposive sampling dengan luas plot 1 m2, sebanyak 20 plot, di sepanjang seratus meter mengikuti garis pantai. Data yang dikumpulkan adalah nama spesies dan jumlah individu setiap spesies.­ Berdasarkan data tersebut ditentukan indeks keanekaragaman menggunakan persamaan Shannon-Wienner. Ditemukan lima spesies dari Ordo Mesogastropoda dan dua spesies dari Ordo Neogastropoda.Indeks keanekaragaman (H’) Mesogastropoda dan Neogastropoda adalah 1.620 dengan kategori sedang, artinya ekosistem di kawasan tersebut tergolong stabil. Gastropods are widespread in the coastal area, one of which is the coast of Pulau Sembilan Kotabaru. This area is still relatively natural, and there are coral reefs. Some points of coral reefs began to suffer damage. Reefs and rocks in the eulittoral zone are natural gastropod habitats. Gastropods are divided into three orders, two of which are mesogastropod orders, and the neogastropod order has not been documented. This study aims to continue the documentation of gastropod species (Mesogastropods and Neogastropods) and analyze their diversity index. Data were collected by purposive sampling technique with a plot area of 1 m2, as many as 20 plots, along a hundred meters following the coastline. The data collected is the name of the species and the number of individuals in each species. Based on these data the diversity index is determined using the Shannon-Wiener equation. Five species of the mesogastropod order and two species of the neogastropod order were found. The Mesogastropod and Neogastropod diversity index (H') is 1,620 in the medium category, meaning that the ecosystem in the region is classified as stable.
Optimalisasi Total Lipid Mikroalga Porphyridium cruentum Melalui Pembatasan Nutrien dan Fotoperiod Irwani Irwani; Ali Ridlo; Widianingsih Widianingsih
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 2 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.492 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i2.6932

Abstract

Potensi mikroalgae Indonesia untuk dikembangkan sebagai sumber biodiesel sangat besar. Hal ini didasarkan atas luas wilayah perairan Indonesia yang sangat luas dengan kharakteristik geografis dan ekosistem laut yang beragam. Mikroalgae Porphyridium cruentum memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi biodiesel.  Perlakuan komposisi nutrien fosfat dan nitrat meliputi (a) Nutrien Kontrol merupakan nutrien dengan media Conway;(b) Nutrien A (fosfat dan nitrat 75 % dari nutrien kontrol); (c) Nutrien B (fosfat dan nitrat 50 % dari nutrien kontrol) ; dan (d) Nutrien C (fosfat dan nitrat 25 % dari nutrien kontrol).  Perlakukan Fotoperiod meliputi perlakuan 4 jam terang-20 jam gelap; 8 jam terang- 16 jam gelap; 12 jam terang dan 12 jam gelap serta perlakukan 24 jam terang.  Perlakuan dilakukan dengan tiga kali ulangan. Volume media kultur untuk setiap perlakuan 250 mL dengan sistem aerasi dan pencahayaan (3000 lux) yang kontinyu. Porphyridium cruentum memiliki total lipid yang tinggi pada fotoperiod  24 jam terang (43,6 %-dw) dan pada perlakuan nutrient C (PO42-) sebesar 0,033 gr mol/L dan NO3- sebesar 0,21 gr mol/L) yaitu sebesar  50,05 %-dw. Kata Kunci: Mikroalga, Porphyridium cruentum, Fotoperiod dan Nutrien.
Ekspresi Gen dan Laju Sintasan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Tersuplementasi Dengan Alginat Secara Oral Untuk Resistensi Penyakit White Spot Syndrome Virus Ervia Yudiati
Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 2 (2016): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.197 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v5i2.15734

Abstract

Tingkat eskpresi gen Lectin/Toll dan laju sintasan ditentukan setelah udang vaname diberi pakan yang mengandung alginat dengan dosis berbeda dan diuji tantang dengan WSSV. Ekspresi gen dilakukan dengan qRT-PCR dan dihitung dengan metode komparatif menggunakan β–actin sebagai kontrol internal. Laju sintasan dihitung pada jam ke 96 setelah uji tantang. Ekspresi gen Lectin pada Udang mengalami up-regulated setelah uji tantang, sedangkan ekspresi gen Toll mengalami down-regulated. Laju sintasan pada udang yang diberi suplementasi alginat 2,0 g.kg-1 dan 4,0 g.kg -1 lebih tinggi (P<0,05) apabila dibandingkan dengan tanpa suplementasi.   Kata kunci: ekspresi gen, laju sintasan, Litopenaeus vannamei, alginat
Pengaruh Pencahayaan terhadap Kandungan Pigmen Tetraselmis chuii sebagai Sumber Antioksidan Alami Nada Kristiani Ginting; Sri Sedjati; Endang Supriyantini; Ali Ridlo
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 2 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.287 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i2.19995

Abstract

Tetraselmis chuii merupakan alga hijau yang mengandung senyawa bioaktif seperti pigmen klorofil dan karotenoid. Pigmen klorofil dapat menurunkan risiko terkena kanker dan berpotensi sebagai antioksidan. Salah satu faktor eksternal yang berpengaruh  terhadap kandungan pigmen adalah cahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh warna pencahayaan terhadap biomassa, kandungan  pigmen dan aktivitas antioksidan T. chuii. Rancangan penelitian yang digunakan adalah  rancangan acak blok dengan tiga kali pengulangan. Perlakuan pencahayaan yang diberikan adalah putih, merah, dan biru. Perhitungan kepadatan dan pengukuran parameter kualitas air dilakukan setiap hari. Pemanenan dilakukan pada saat fase stasioner hari ke – 4. Kadar pigmen (klorofil a, b dan karotenoid) dilakukan secara spektrofotometri dan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan sel tertinggi terdapat pada perlakuan pencahayaan putih sebesar 95.800 sel/ml. Kandungan pigmen klorofil a dan klorofil b total tertinggi terdapat pada  pencahayaan merah (48,28 dan 40,86 μg/ml), serta karotenoid total tertinggi terdapat pada pencahayaan biru (6,70 μg/ml). Perlakuan perbedaan pencahayaan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan pigmen (klorofil a, dan b). Aktivitas antioksidan ekstrak T. chuii  semua perlakuan tergolong sangat lemah ( IC50 lebih dari 200 ppm). Effect of Lighting on Pigments Content Tetraselmis chuii  a Source of Natural Antioxidants Tetraselmis chuii is a green algae which is containing bioactive compounds such as chlorophyll and carotenoid pigments. Chlorophyll may reduce the risk of cancer and potentially as an antioxidant. This research aims to know the effect of light colour  on biomass, pigment and antioxidant activity content of T. chuii. The research design used was a complete randomized design with three repetitions. The light treatments provided are white, red, and blue. Calculation of density and measurement of water quality parameters on daily basis. Harvesting is done during the stasionary phase at fourth day. Pigment levels (chlorophyll a, b and carotenoids) were performed by spectrophotometer and an antioxidant activity test was performed by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrilhidrazil). The results showed that different colour lighting treatments had an effect (P <0.05) on pigment content (chlorophyll a, b, and carotenoid).The highest total chlorophyll content of a and chlorophyll b were found in the highest red light (48.28 and 40.86 μg/ ml) and the highest total carotenoids were in blue light (6.70 μg /ml). The highest cell desity in white lighting treatment is 95,800 cell/ml. Potential antioxidant activity of T. chuii extract for all treatments were very low (IC50 more than 200 ppm). 
Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculata yang dikultur dengan suhu yang berbeda. Hadi Endrawati; Ita Riniatsih
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 1 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.524 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i1.6923

Abstract

Sebagai pakan alami N. oculata memiliki kandungan lipid cukup tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan biodiesel sesuai dengan perkembangan kebutuhan energi. Pertumbuhan N. oculata sangat tergantung pada suhu, salinitas, pH, dan intensitas cahaya. Tingkat suhu yang berbeda diduga berpengaruh terhadap kadar total lipid yang dihasilkan oleh Nannochloropsis oculata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap produksi biomassa dan kadar total lipid pada kultur mikroalaga Nannochloropsis oculata. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan empat perlakuan suhu yaitu 18 oC, 23 oC, 28 oC, dan 33 oC. Pengamatan yang dilakukan meliputi kepadatan sel, produksi biomassa serta analisa kadar total lipid.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi rata-rata biomassa tertinggi pada suhu 28 oC (81,9 ± 1,67 mg), sementara rata-rata kadar total lipid terbesar pada suhu 33 oC (52,62 ± 4,86dw-%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan sel akan diikuti peningkatan produksi biomassa. Dari hasil penelitian menunjukkan suhu yang baik untuk mendapatkan produksi biomassa dan kadar total lipid optimum pada suhu 18-33 oC.   Kata kunci:     Nannochloropsis oculata, Suhu, Kadar Total Lipid
Potensi Bakteri Asam Laktat Sebagai Kultur Protektif Pada Industri Perikanan Subagiyo Subagiyo; Wilis Ari Setyati
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 4 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.824 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i4.11170

Abstract

Kultur protektif merupakan salah satu bentuk biopreservasi yang dikembangkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merusak produk pangan. Pada penelitian ini diisolasi jenis-jenis bacteri asam laktat dari Ikan Beronang dan Ikan Kakap yang telah disimpan dalam suhu rendah, serta melakukan skrining berdasarkan kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang umum mengkontaminasi bahan makanan yang disimpan pada suhu rendah. Isolasi bakteri asam laktat dilakukan dengan metode taburan dalam medium MRS (de Man, Rogosa and Sharpe) Ada dua kelompok bakteri asam laktat yang diisolasi yaitu yang bersifat halofilik dan non-halofilik. Inkubasi kultur bakteri dilakukan pada suhu<20 oC. Isolat-isolat Bakteri asam laktat (BAL) yang diperoleh selanjutnya diskrining untuk mendapatkan strain yang aktif terhadap bakteri dan bakteri pembusuk dengan meto dedifusi agar menggunakan paper disc. Bakteri uji yang digunakan untuk skrining adalah bakteri Escherichia coli, Staphylococcusaureus, Pseudomonas fluorescens dan Pediococcus lb 42. Indikator adanya aktivitas antibakteri ditunjukkan oleh terbentuknya zona penghambatan.  Hasil isolasi diperoleh total 68 isolat BAL dengan rincian 25 isolat aktif terhadap 4 jenis bakteri uji, 13 isolat aktif terhadap 3 jenis bakteri uji , 7 isolat aktif terhadap 2 isolat uji, 11 isolat aktif terhadap 1 jenis bakteri uji dan hanya 2 isolat yang tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji. Hal ini menunjukkan bahwa BAL yang berasal dari produk perikanan lautmemilikipotensiuntuk dikembangkan sebagai kultur protektif pada industri perikanan.   Kata kunci :BakteriAsamLaktat, KulturProtektif,  Biopreservasi, AktivitasAntibakteri  
Potensi Pemanfaatan Teripang (Holothurians) di Perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Bambang Sulardiono
Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 1 (2016): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.078 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v5i1.11298

Abstract

Terdapat beragam spesies teripang (Holothurians) yang hidup di Perairan Karimunjawa, yang menempati berbagai substrat dasar pada ekosistem terumbu karang. Teripang bernilai ekonomis. Penangkapan dilakukan secara terus menerus tanpa adanya pengawasan. Hal  inilah yang menyebabkan jumlah populasi teripang H. scabra menurun dengan tajam. Oleh sebab itu perlu diadakan penelitian untuk mengetahui kondisi potensi teripang (holothurians) tersebut. Tujuan penelitian adalah mengetahui (a) komposisi spesies teripang di perairan Karimunjawa  (b) potensi populasi teripang di perairan Karimunjawa, dan (c) potensi pemanfatan teripang di perairan Karimunjawa. Metode pengumpulan data menggunakan transek garis 100 m yang dimodifikasi untuk reef check. Pengukuran dilakukan selama 1 tahun dengan interval waktu 1 bulan. Lokasi penelitian di perairan Karimunjawa,   dibagi dalam 5 titik sampling yaitu stasiun A Menjangan Kecil, Stasiun B Legon Goprak, Stasiun C Karang Gumuk, Stasiun D Alang-alang, dan Stasiun E Mrican. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 spesies  teripang yang termasuk dalam ordo Aspidochirotidae dan 2 famili yaitu 11 spesies dari famili  Holothuridae dan 4 spesies dari famili Stichopodidae. Potensi biomassa populasi seluruh spesies yang dimanfaatkan dalam area studi sampai pada kedalaman 10 m, diketahui sebesar 44.641.789  individu dengan nilai potensi leatari (MSY) sebesar 24.590.814  individu per tahun, dengan kuota pengambilan yang diperbolehkan  sebesar 20.277.981  individu per tahun. Potensi biomassa populasi spesies yang paling rendah adalah H. scabra, Actinopyga sp, dan A. lecanora masing-masing sebesar 756.594 individu, 756.458 individu, dan 1.134.823 individu,  dengan nilai potensi lestari (MSY) masing – masing untuk H. scabra sebesar 378.297 individu per tahun, Actinopyga sp sebesar 567.411 individu per tahun dan A. lecanora sebesar 378.229 individu per tahun, serta dengan kuota pengambilan masing-masing sebesar  302.637individu per  tahun, 302.583 individu per tahun, dan  302.583  individu per tahun. Untuk dapat meningkatkan populasi Sumberdaya teripang (Holothurian) di perairan Karimunjawa secara lestari, maka strategi yang dilakukan adalah dengan mengembangkan sifat altruistik positip (responsible optimistic).   Kata kunci : teripang, potensi lestari, dan kuota tangkapan
Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp. pada Media yang Mengandung Tembaga (Cu) dengan Konsentrasi yang Berbeda Endang Supriyantini; Gunawan Widi Santosa; Ladies Nikita Alamanda
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.7 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19038

Abstract

Budidaya rumput laut banyak dilakukan untuk memenuhi dan meningkatkan produksinya, namun masih banyak kendala, sehingga hasil produksinya belum stabil. Hal ini dapat dilihat dengan pemberian nutrien yang diharapkan akan meningkatkan pertumbuhannya. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pertumbuhan dan kemampuan absorpsi Gracilaria sp. pada media yang mengandung Cu dengan konsentrasi yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental laboratoris dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan penambahan konsentrasi Cu pada media pemeliharaan yang terdiri dari 4 tingkat yaitu kontrol (0,036 ppm, sesuai dengan konsentrasi Cu pada air laut), 0.5 ppm, 5 ppm, dan 50 ppm dengan 3 pengulangan. Hasil memperlihatkan bahwa penambahan Cu dengan konsentrasi yang berbeda  memiliki pengaruh nyata (p < 0,05) terhadap pertumbuhan dan kemampuan absorpsi pada Gracilaria sp. Pertumbuhan Gracilaria sp. tertinggi dicapai pada perlakuan A (kontrol) dengan pertambahan berat sebesar 25,34 g dan laju petumbuhan spesifik (SGR) sebesar 0,43%. Nilai pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik (SGR) yang didapatkan pada perlakuan B (0,5 ppm) sebesar  -80,37 g dan -1,84% per hari, perlakuan C (5 ppm) sebesar -85,19 g dan -2,02% per hari, dan perlakuan D (50 ppm) sebesar -99,19 g dan -2,47% per hari. Semakin tinggi konsentrasi Cu yang diberikan maka pertumbuhan Gracilaria sp. akan semakin rendah. Seaweed cultivation is done to meet and improve its production, but there are still many obstacles, so its results are not yet stable. This can be seen with the awarding of the nutrients that will hopefully increase its growth. The goal of the research is to know the growth and absorption ability of Gracilaria SP. in medium containing different concentrations of Cu with. The method used is the method of experimental design of randomized Complete laboratories (RAL). Addition of Cu concentration on treatment of media maintenance which consists of 4 levels, namely control (0.036 ppm, according to the concentration of Cu in sea water), 0.5 ppm, 5 ppm and 50 ppm, with three repetitions. The results showed that the addition of Cu with a different concentration of real influence (p < 0.05) towards growth and the ability of absorption on Gracilaria sp. Highest growth of Gracilaria sp. was achieved on A treatment (control) and the increase of the weight of 25.34 g and specific growth rate (SGR) of 0.43%. The absolute growth rate and specific growth rate (SGR) obtained at the treatment B (0.5 ppm) of -80.37g and-1.84% per day, treatment C (5 ppm) of -85.19 g and -2.02% per day, and treatment D (50 ppm) for -99.19 g and -2.47% per day. The higher the concentration of Cu given, then the growth of Gracilaria sp. will be even lower. 

Page 11 of 38 | Total Record : 374


Filter by Year

2011 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 3 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 2 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 1 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 3 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 2 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 1 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 3 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 2 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 1 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 2 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 1 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 1 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 2 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 1 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 2 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 2 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 1 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 3, No 1 (2014): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 4 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 2 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 1 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 5 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 3 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 2 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 1 (2011): Buletin Oseanografi Marina More Issue