cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
BULETIN OSEANOGRAFI MARINA
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 20893507     EISSN : 25500015     DOI : -
Core Subject : Science,
Buletin Oseanografi Marina (BULOMA) adalah jurnal yang menginformasikan hasil penelitian dan telaah pustaka tentang aspek Oseanografi, Ilmu Kelautan, Biologi Laut, Geologi Laut, Dinamika Laut dan Samudera, Estuari, Kajian Enerji Alternatif, Mitigasi Bencana, Sumberdaya Alam Pesisir, Laut dan Samudera.
Arjuna Subject : -
Articles 374 Documents
Kajian Awal Kontaminasi Pestisida Organoklorin dalam Air Laut di Wilayah Perairan Paling Barat Semarang Chrisna Adhi Suryono; Baskoro Rochaddi; Irwani Irwani
Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 2 (2016): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.735 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v5i2.15728

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air laut dari wilayah perairan paling barat Semarang telah terkontaminasi pestisida organoklorin.  Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi yang tinggi ditemukan pada beberapa pestisida seperti Heptachlor, Aldrin, Endosulfan, Endrin, dan pp-DDT dengan nilai kisaran sebesar 0.319 ±0.231, 0.227±0.093, 0.119±0.080, 1.023±0.553, 0.906±0.005 ppb.  Bila dibandingkan dengan baku mutu dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk kehidupan organisme laut dan wisata masih diketegorikan tinggi dan terkontaminasi pestisida organoklorin. Kata Kunci : órgano klorin, kontaminasi, Semarang
Karakteristik Parameter Oseanografi (Pasang-Surut, Arus, dan Gelombang) di Perairan Utara dan Selatan Pulau Bangka Aditya Pamungkas
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1174.129 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19042

Abstract

Perairan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan perairan yang terletak di Selat Karimata. Di sebelah utara Pulau Bangka, terdapat perairan Teluk Kelabat yang berhadapan dengan Laut Natuna. Sebaliknya, Selat Sadai terletak di sebelah selatan Pulau Bangka dan berhadapan langsung dengan Laut Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui karakteristik parameter oseanografi di perairan tersebut yang meliputi kondisi pasang-surut, arus, dan gelombang. Data yang dipergunakan untuk menganalisis ketiga parameter oseanografi tersebut diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG). Penelitian ini akan menfokuskan pada kondisi oseanografi pada musim timur (Juli 2017) dan musim barat (Januari 2018).  Hasil analisis menunjukan pasang-surut di kedua perairan tersebut bertipe diurnal dengan kategori makro-tidal di Teluk Kelabat dan meso-tidal di Selat Sadai dengan tunggang pasang surut masing-masing 3m dan 2,5m. Selanjutnya, arah arus di perairan Teluk Kelabat dan Selat Sadai mempunyai pola yang mengikuti arah angin di tiap musimnya dan kecepatannya cenderung lebih tinggi di musim barat. Kecepatan arus berkisar antara 0.2–0.3 m/det. Untuk karakteristik gelombang, tinggi gelombang signifikan di perairan utara Pulau Bangka (Teluk Kelabat) cenderung lebih besar yaitu berkisar antara 0.1-0.5 m. Sedangkan perairan selatan Pulau Bangka (Selat Sadai) tinggi gelombang berkisar antara 0.1-0.3 m. Tinggi gelombang cenderung lebih besar ketika musim barat dibandingkan ketika musim timur.  Bangka Belitung seas is located in the Karimata Strait. In the North of Bangka Island, there are Kelabat Bay that the Natuna Sea was confronted with. Instead, Sadai Strait is located at  south Bangka Island and dealing directly with the Java Sea. This study will compare the oceanographic characteristics in both region which include tidal conditions, currents, and waves. The data are used to analyze the third oceanographic parameters obtained from the Badan Informasi Geospasial  (BIG). In this research will be focusing on the oceanographic conditions in the east monsoon (July 2017) and west monsoon (January 2018). The results of this research shows the tides in both the waters of diurnal with the category macro-tidal at the Kelabat Bay and meso-tidal at Strait Sadai with the tidal range are 3m and 2,5m . Furthermore, the direction of the currents in the waters of Kelabat Bay and Strait Sadai will follow the wind direction in every season and tends to be higher at west monsoon with the current veolcity around 0.2-0.3 m/s. For the wave characteristics, significant wave height in north seas of the Bangka Island (Kelabat Bay) tend to be larger, around 0.1-0.5m when compared with south seas of Bangka Island (Sadai Strait) around 0.1-0.3m and tend to be higher when west monsoon than east monsoon.
Studi Batimetri dan Jenis Sedimen Dasar Laut dI Perairan Marina, Semarang, Jawa Tengah Alfi Satriadi
Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 5 (2012): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.988 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v1i5.6917

Abstract

Kota Semarang sebagai kota pantai mempunyai arti yang strategis baik. -. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan meningkatnya kebutuhan hidup membutuhkan - tanah yang strategis dan  murah. -. Salah satu usaha -untuk memenuhi kebutuhan lahan pemukiman baru adalah dengan melakukan reklamasi pantai. Tujuan penelitian ini - untuk mendapatkan informasi mengenai kedalaman dan kelerengan perairan Pantai Marina serta jenis dan sebaran horisontal sedimen -. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. - Waktu penelitian ini dilakukan sejak tanggal 7 - Juli - hingga 24 Juli 2010 yang meliputi kegiatan survei lokasi, pemeruman dan pengambilan sampel. Selanjutnya dilakukan analisis sedimen dan pengolahan data batimetri. Hasil penelitian menunjukkan  kedalaman perairan di daerah penelitian dari garis pantai berkisar antara 0 sampai ± 9 meter, dengan nilai kelerengan berkisar antara 0,178% sampai dengan 0,200%. Sebaran sedimen permukaan dasar laut - memiliki tiga satuan sedimen yaitu, satuan pasir (sand) dengan penyebaran seluas 28,125 % yang terletak di bagian tepi pantai terutama bagian barat , satuan pasir lanauan (silty sand) penyebaran seluas 56,250 % yang tersebar relatif dominan ke arah laut yang lebih dalam, dan satuan lanau pasiran (sandy silt) mempunyai penyebaran seluas 15,625% yang tersebar ke arah laut yang lebih dalam lagi dengan kedalaman kurang lebih 5 meter sampai dengan lebih dari 9 meter. -, -.Lokasi penelitian mempunyai nilai stasistik sedimen permukaan dasar yang relatif bervariasi antara lain nilai kepencengan (skewness) menunjukkan menceng sangat halus sampai menceng sangat kasar, nilai rata-rata (mean) relatif bervariasi antara 1,668 sampai 4,649, sortasinya terpilah jelek dan terpilah sedang, dan nilai keruncingan mempunyai rentang antara 0,093 sampai 1,330. Kata kunci : batimetri, pemeruman, sedimen dasar laut.
KAJIAN PENYEBARAN PLUME TERMAL OUTLET AIR PENDINGIN POWER PLANT PT NEWMONT NUSA TENGGARA DI PERAIRAN TELUK BENETE Satriyo Panalaran; Indra Budi Prasetyawan
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.543 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6953

Abstract

Panas yang masuk ke badan air dapat melalui interaksi antara atmosfer dan air, ataupun dapat melalui kegiatan yang dilakukan manusia. Panas yang bersumber dari kegiatan manusia disebut juga panas artificial, yang dalam hal ini bersumber dari outlet power plant. Proses penyebaran suhu di perairan dapat melalui tiga proses yaitu secara radiasi, adveksi, dan difusi. Proses adveksi berpengaruh besar terhadap proses-proses transport di badan air. Pengambilan data dilakukan di Teluk Benete pada tanggal 1 hingga 15 April 2011. Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data arus perairan dan data suhu perairan. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data pasang surut, peta bathimetri, data angin dan cuaca. Hasil penelitian menunjukkan jenis pasang surut di Teluk Benete adalah campuran condong ke harian ganda. Karakteristik arus di Teluk Benete di lapisan dasar cenderung bergerak ke arah barat laut dan tenggara dengan kecepatan 0,6 – 17,4 cm/detik. Arus di lapisan menengah cenderung bergerak ke semua arah dengan kecepatan 0,2 – 14,2 cm/detik. Arus di lapisan permukaan cenderung bererak ke semua arah dengan kecepatan 0,15 – 21,7 cm/detik. Dari pemisahan kecepatan arus ke dalam komponen arus pasut dan arus residu, maka didapatkan bahwa arus di Teluk Benete lebih didominansi oleh arus residu. Hasil pengukuran suhu air di dekat outlet menunjukkan suhu di kolom air berkisar antara 28,0 – 28,8 °C. Sedangkan suhu pada stasiun kontrol suhu berkisar antara 27,7 – 28,9 °C. Hasil simulasi model penyebaran termal menunjukkan bahwa plume termal dari outlet air pendingin power plant tidak memiliki jangkauan yang luas, yaitu ditunjukkan pada jarak 50 meter dari outlet, suhu perairan hanya memiliki rentang kurang dari 0,5 °C. Hal ini menunjukkan bahwa pada jarak ini suhu air telah serupa dengan suhu lingkungan perairan di sekitarnya. Kata kunci: plume termal, arus, model transport, Teluk Benete
Sebaran Nitrat (NO3) dan Fosfat (PO4) Di Perairan Karangsong Kabupaten Indramayu Tri Mita Restu Utami; Lilik Maslukah; Muh Yusuf
Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 1 (2016): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.672 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v5i1.11293

Abstract

Perairan Karangsong mendapat pengaruh sangat besar dari aktivitas manusia yang berada di sepanjang maupun di hulu kawasan perairan tersebut. Aktivitas yang ada meliputi aktivitas rumah tangga, industri, tambak, lalu lintas kapal dan vegetasi mangrove. Padatnya aktivitas manusia tersebut dapat menyebabkan menurunnya kualitas perairan dan berpengaruh terhadap konsentrasi zat hara di perairan Karangsong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi dan pola sebaran nitrat dan fosfat di perairan Karangsong, Kabupaten Indramayu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015, dengan menggunakan metode kuantitatif dan untuk penentuan lokasi pengambilan sampel air menggunakan metode purposive sampling. Data yang dikaji adalah konsentrasi nitrat dan fosfat, suhu, oksigen terlarut, salinitas, kecerahan, pH dan arus permukaan. Untuk menggambarkan pola sebaran nitrat dan fosfat serta pola arus menggunakan softwareArcGIS 10.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat berkisar 0,4148–2,4541 mgL-1 dan konsentrasi fosfat berkisar 0,0253 – 0,6261 mgL-1. Pola sebaran konsentrasi nitrat dan fosfat mengikuti pola arah arus yang terjadi yaitu ke arah Timur Laut. Kata kunci: Sebaran, Nitrat, Fosfat, Perairan Karangsong
Morphometri Kepiting Soka yang Dipelihara pada Tambak Tradisional di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang Sunaryo Sunaryo; Ali Djunaedi; Adi Santoso
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.025 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i2.16571

Abstract

Kepiting bakau (Scylla  serrata  Forsskål, 1775) merupakan salah satu sumber daya hayati laut yang dipergunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi kepiting soka. Organisme ini mempunyai nilai ekonomis penting dan banyak dibudidayakan oleh petani tradisional untuk memenuhi kebutuhan pangan baik di pasar lokal maupun ekspor. Dikeluarkannya Keputusan Menteri No 1 Tahun 2015 membuat banyak pembudidaya maupun pengekspor Kepiting Bakau mengalami banyak kerugian karena kepiting soka yang diproduksi kebanyakan tidak memenuhi syarat ukuran yang sesuai dengan ketetapan Pemerintah. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan pendekatan melalui penelitian perubahan morphometri Kepiting Bakau sebelum dan setelah moulting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang/lebar dan berat Kepiting Bakau pada saat sebelum dan setelah moulting yang dipelihara pada lingkungan budidaya di kawasan pertambakan di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Penelitian ini menggunakan Kepiting Bakau (S. serrata Forsskål, 1775), berat 80 - 150 g, dipelihara pada bok plastik (30 x 20 x 25 cm) secara seluler, padat penebaran 15 ekor per m2. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Parameter penelitian ditujukan pada pengukuran morphometri tubuh Kepiting Bakau sebelum dan setelah moulting, yaitu panjang dan lebar carapace serta berat. Parameter morphometrik bagian tubuh kepiting, meliputi: hubungan panjang carapace dan pertambahan panjang carapace, hubungan lebar carapace dan pertambahan lebar carapace, hubungan berat dan pertambahan berat tubuh kepiting bakau dianalisis menggunakan analisis regresi (Sudjana, 1982). Ukuran panjang carapace, lebar carapace dan berat kepiting bakau sebelum moulting satu sama lain menunjukkan adanya pola korelasi linier positif. Pola korelasi yang sama ditunjukkan juga pada hubungan antara ukuran panjang carapace, lebar carapace dan berat Kepiting Bakau sebelum moulting dengan pertambahan panjang carapace, lebar carapace dan berat Kepiting Bakau setelah moulting. Pertumbuhan panjang carapace, lebar carapace dan berat kepiting bakau pada saat moulting masing – masing secara berurutan dicapai sebesar 12,26 % ± SD 5,57 %, 13, 65 % ± SD 3,59 %, 23,46 % ± SD 10,934 %. Dengan diketahuinya parameter tersebut dapat dipergunakan sebagai parameter penentu pemilihan ukuran Kepiting Bakau sebagai bahan baku produksi kepiting soka yang sesuai dengan ketetapan peraturan pemerintah.  Mangrove crabs (Scylla serrata Forsskål, 1775) is one of the biological resources of the sea, that is used as raw material for soft shell crab production. This organism have economically important value and has been widely cultivated by traditional farmers to meet food needs in both the local and export markets. Assigned KepMen No 1 Tahun 2015 made more mangrove crab culturer and exporter were loss in bussines because the producing soft shell crab was not apropriate with the gorverment regulation. Therefore to solve this problem was importantly done the approach through the research about the change of morphometric of mangrove crab before and after moulting.This research was aimed to know the correlation between carapace length, carapace wide and weight of mangrove crab before and after moulting thats reared in the environment culture of brackishwaterpond area in Mojo Village, Ulujami District, Pemalang Regency. This research used mangrove crab (S. serrata Forsskål, 1775), the body weight size of 80-150 g, individually kept in plastic boxes (30 x 20 x 25 cm), 15 pieces per m2 density. Research was carried out using case study method. The research parameters were aimed on the meassuring of the mangrove crab morphometric before and after moulting, such as: carapace  length, carapace wide and body weight.  Morphometric parameters of mangrove crab body, include the rellation of carapace lenght and body weight, carapace wide and body weight, carapace lenght and carapace wide were analyzed with regression metode (Sudjana, 1982). Carapace  length, carapace wide and body weight before moulting one anothers showed a regression of linier positive model. The same correlation model were showed on the correlation between carapace lenght, carapace wide and body weight of mangrove crab before moulting with the addition of carapace  length, carapace wide and body weight of mangrove crab after moulting, each following order, are: 12,26 % ± SD 5,57 %, 13, 65 % ± SD 3,59 %, 23,46 % ± SD 10,934 %. This parameter could be used as defining parameter to choose the size of mangrove crab as raw material for soft shell crab production that appropriate to the goverment regulation. 
Densitas dan Kadar Total Lipid Mikroalga Spirulina platensis yang Dikultur pada Fotoperioda yang Berbeda Hadi Endrawati; Christin Manulang; Widianingsih Widianingsih
Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 3 (2012): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.773 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v1i3.6908

Abstract

Spirulina platensis tergolong kedalam Divisi Cyanophyta dengan kemampuan adaptasi yang baik terhadap pengaruh faktor lingkungan yang cukup bervariasi seperti suhu, salinitas, intensitas cahaya, nutrien dan fotoperioda.  Faktor lingkungan dapat mempengaruhi komposisi dan kadar lipid, protein, dan karbohidrat. Lipid berfungsi sebagai penyedia asam lemak dan sumber energi cadangan. Penelitian ini bertujuan untuk optimasi kadar total lipid dan densitas dari mikroalga Spirulina platensis yang dikultur pada fotoperioda berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan fotoperioda 4 jam terang 20 jam gelap, 8 jam terang 16 jam gelap, 12 jam terang 12 jam gelap, dan 24 jam terang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan S. platensis tertinggi pada perlakuan 24 jam terang, yaitu (1591 ± 16) x 103 sinusoidal/l pada fase stasioner dan kepadatan terendah pada perlakuan 4 jam terang 20 jam gelap yaitu (1087 ± 62) x 103 sinusoidal/l. Selanjutnya total lipid tertinggi pada fotoperioda 4 jam terang 20 jam gelap (46,1 ±27,93 %-dw) dan total lipid terendah pada perlakuan 24 jam terang sebesar (24,8 ±5,23 %-dw). Kata kunci: Spirulina platensis, densitas, fotoperiod, total lipid
Potensi Penyimpanan Karbon pada Lamun Spesies Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata Di Perairan Jepara Ken Asti Harimbi; Nur Taufiq-Spj; Ita Riniatsih
Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 2 (2019): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.258 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v8i2.23657

Abstract

Pemanasan global telah menjadi perhatian dunia. Riset karbon dilakukan dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Ekosistem pesisir memiliki fungsi penyerap karbon di lautan (carbon sink) yang dikenal dengan istilah blue carbon. Karbon bebas yang diserap kemudian tersimpan pada sedimen dan organ pada lamun dalam bentuk biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung estimasi stok karbon pada lamun jenis Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata di Teluk Awur, Jepara Jawa Tengah pada Desember 2018. Sampling survey method digunakan dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan nilai kerapatan lamun, penentuan titik sampling lamun dengan metode purposive sampling. Analisis kandungan karbon dengan metode pengabuan, sampel lamun dicuplik 3 individu pada jenis Enhalus acoroides dan 6 individu pada jenis Cymodocea serrulatadari 27 titik sampling. Penghitungan total stok karbon dilakukan dengan konversi data biomassa hasil perhitungan kerapatan lamun menjadi kandungan karbon. Hasil analisis menunjukkan estimasi stok karbon jenis lamun Enhalus acoroides (1,07 ton/ha) lebih tinggi daripada Cymodocea serrulata (0,64 ton/ha). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ekosistem lamun berperan sebagai carbon sink. Untuk selanjutnya diharapkan adanya pengelolaan ekosistem pesisir dan laut secara terpadu untuk mempertahankan keberadaan lamun agar kontribusi terhadap ekosistem di sekitarnya semakin stabil. Global warming has been the world's concern. This research was conducted in concern to adapt and mitigate the climate change. Coastal ecosystem has a carbon sink function in the ocean known as a blue carbon. The absorbed carbon is stored on the sediment and organ of the seagrass in the form of biomass. This research aims to estimate carbon stocks on Enhalus acoroides and Cymodocea serrulata in Teluk Awur coastal waters, Jepara of Central Java which was conducted on December 2018. Sampling survey method was used in this study. In order to find the density value of the seagrass in the field area, purposive sampling method was used to determine the sampling points. Dry-ashing method was used for analysing carbon content of the seagrass by using 3 individuals of Enhalus acoroides and 6 individuals sample of Cymodocea serrulata from 27 sampling points. The total calculation of carbon stocks is conducted by converting biomass data into carbon content. The results shows that estimation of the carbon stock of seagrass Enhalus acoroides (1.07 tons/ha) was higher than Cymodocea serrulata (0.64 tons/ha). This can be conclude that the seagrass ecosystem serves as a carbon sink, hence, it is expected that integrated coastal and marine ecosystems management can be maintained the seagrass existence in order to contributed to the surrounding ecosystem. 
Aspek Hidro-Oseanografi Habitat Teripang (Holothuroidea: Echinodermata) di Perairan Karimunjawa, Jawa Tengah Bambang Sulardiono
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 2 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v2i2.6944

Abstract

Secara ekologis, wilayah penelitian merupakan perairan yang memiliki ekosistem dominan terumbu karang beserta asosiasinya dan . mempunyai fungsi ekologis yang sangat penting. Fungsi tersebut diantaranya adalah  dapat menyediakan sumber makanan dan habitat bagi berbagai sumberdaya laut. Salah satu kekayaan sumberdaya laut yang dimiliki oleh perairan  Karimunjawa adalah  teripang (Echinodermata : Holothurians).   Arus dan pasang surut merupakan salah satu faktor hidro-oseanografi yang membatasi sebaran teripang. Penelitian dilakukan di perairan Karimunjawa, dengan tujuan penelitian  untuk mengetahui : (1) fenomena arus dan pasang surut di perairan Karimunjawa, (2) hubungan antara arus dan densitas teripang di perairan pantai Karimunjawa. Pengumpulan data pasang surut menggunakan  metode admiralty, sedangkan untuk mengetahui  karakteristik arus, dilakukan pemodelan dengan menggunakan software SMS (Surface-water Modelling System) di Perairan Karimunjawa.  Pengumpulan data teripang digunakan metoda transek. Hasil penelitian menunjukkan tipe pasang surut perairan  Karimunjawa adalah campuran cenderung tunggal. Kecepatan arus hasil model pada kondisi perbani saat surut menuju pasang adalah 0,05 m/s. Kecepatan arus hasil model pada saat pasang menuju surut adalah 0,001 m/s. Kondisi arus  14 Mei 2011 Kecepatan arus hasil model pada kondisi perbani saat surut menuju pasang adalah 0,009 m/s. Kecepatan arus hasil model pada saat pasang menuju surut adalah 0,003 m/s.Kondisi arus  24 Juli 2011 Kecepatan arus hasil model pada kondisi perbani saat surut menuju pasang adalah 0,008 m/s. Kecepatan arus hasil model pada saat pasang menuju surut adalah 0,003 m/s. Hasil analisis menunjukan terdapatnya perbedaan yang  nyata antara kecepatan arus saat pasang dan saat surut Hasil uji korelasi antara densitas teripang dengan kondisi arus di perairan Karimunjawa menunjukkan hubungan yang kurang kuat.   Kata kunci:  arus, pasang surut, teripang, Karimunjawa
Studi Kandungan Fosfat Bioavailable dan Karbon Organik Total (KOT) Pada Sedimen Dasar di Muara Sungai Manyar Kabupaten Gresik M Husni Maulana; Lilik Maslukah; Sri Yulina Wulandari
Buletin Oseanografi Marina Vol 3, No 1 (2014): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.453 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v3i1.11216

Abstract

Fosfat merupakan senyawa kimia yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan biota laut. Organisme utama yang memerlukan keberadaan unsur fosfat di perairan adalah fitoplakton. Bahan organik merupakan kumpulan senyawa organik yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi. Sedimen dapat menjadi tempat penyimpinan senyawa kimia di laut hasil akumulasi dari senyawa di kolom air yang kemudian mengendap di dasar perairan, oleh karena itu kandungan fosfat dan karbon organik di dasar perairan mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan di permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fosfat dan karbon organik total (KOT) pada sedimen dasar di Muara Sungai Manyar Kabupaten Gresik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan fosfat berkisar antara 76,743 mg/kg – 117,809 mg/kg, dan kandungan KOT berkisar antara 83 gr/kg (8,3%) – 123 gr/kg (12,3%). Nilai kandungan fosfat lebih dipengaruhi oleh sumber masukan yang berasal dari industri pupuk, sedangkan nilai kandungan KOT lebih dipengaruhi oleh sumber masukan dari sungai dan lokasi yang berada disekitar tanaman mangrove. Kata Kunci : Fosfat, Karbon Organik, Sedimen Dasar, Muara Sungai Manyar Gresik  

Page 10 of 38 | Total Record : 374


Filter by Year

2011 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 3 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 2 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 1 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 3 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 2 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 1 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 3 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 2 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 1 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 2 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 1 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 1 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 2 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 1 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 2 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 2 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 1 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 3, No 1 (2014): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 4 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 2 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 1 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 5 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 3 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 2 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 1 (2011): Buletin Oseanografi Marina More Issue