cover
Contact Name
Agus Yuniawan Isyanto
Contact Email
agusyuniawanisyanto@unigal.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
alfarhanic@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL ILMIAH MAHASISWA AGROINFO GALUH
Published by Universitas Galuh
ISSN : 23564903     EISSN : 25798359     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH merupakan jurnal ilmiah berkala yang memuat hasil penelitian dari mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Galuh.
Arjuna Subject : -
Articles 1,061 Documents
ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KUBIS PUTIH (Brassica oleracea) Andi Maulana; Dini Rochdiani; Muhamad Nurdin Yusuf
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 1 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v3i1.113

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya: (1) Biaya yang di keluarkan dalam usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum, (2) Pendapatan dalam usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum, (3) Titik impas dalam usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai, dengan mengambil kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Jumlah responden diamibil dari semua petani kubis sebanyak 20 orang petani dengan menggunakan metode sampling jenuh atau sensus.     Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa : 1) Besarnya biaya yang dikeluarkan dalam usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum rata-rata sebesar Rp 1.778.876,13. 2) Besarnya pendapatan usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum rata-rata sebesar Rp 1.221.125,86. 3) Besarnya titik impas pada usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum rata-rata sebagai berikut: a) Titik impas penerimaan adalah Rp 683.846,84. b)Titik impas volume produksi adalah 227,94 kilogram. c) Titik impas luas lahan adalah 0,02/hektar. d) Titik impas harga adalah Rp 592,95. Kata Kunci : Titik impas, Usahatani, Kubis putih
STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM (Studi Kasus Pada Perusahaan Margi Mulyo di Desa Adimulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Erpan Hermawan; Soetoro Soetoro; Tito Hardiyanto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 3 (2017): Mei 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v3i3.807

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apa saja faktor internal dan eksternal pemasaran yang dihadapi oleh usaha jamur tiram Margi Mulyo, (2) strategi pemasaran apa saja yang dapat diterapkan oleh usaha jamur tiram Margi Mulyo, (3) Strategi pemasaran alternatif mana yang diprioritaskan oleh Margi Mulyo dalam kaitannya dengan aspek pemasaran sehingga dapat mengembangkan kegiatan usaha jamur tiram tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa observasi, kuesioner, wawancara dan diskusi, sedangkan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan konsep manajemen strategi melalui analisis tiga tahap perumusan strategi, yaitu tahap pemasukan, tahap pemaduan dan tahap pengambilan keputusan. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi tersebut adalah matriks IFE dan EFE padatahap pemasukan, matriks IE dan SWOT pada tahap pemaduan dan pada tahap pengambilan keputusan menggunakan matriks QSP.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:1. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal pemasaran, faktor-faktor lingkungan internal pemasaran jamur tiram Margi Mulyo yaitu: (1) kualitas produk baik, (2) bahan baku tidak terbatas, (3) harga jual terjangkau, (4) produk tidak menggunakan bahan kimia, (5) lokasi produksi strategis, (6) mudah diserang hama sciarid (lalat jamur), (7) daya simpan pasca panen tidak tahan lama, (8) kapasitas produksi belum maksimal, (9) terbatasnyamodal, (10) proses produksi belum menggunakan teknologi, sedangkan faktor-faktor lingkungan eksternal pemasaran jamur tiram Margi Mulyo yaitu: (1) trend gaya hidup sehat secara vegetarian, (2) permintaan pelanggan meningkat, (3) teknologi semakin berkembang, (4) jamur tiram dapat diolah menjadi produk turunan, (5) limbah baglog merupakan salah satu bahan baku utama pupuk bokhasi, (6) adanya pesaing dari produk sejenis, (7) kenaikan biayabahan baku, (8) kondisi iklim dan cuaca yang tidak menentu, (9) jenis penyakit jamur tiram semakin meningkat, (10) naiknya biaya distribusi.2. Hasil perumusan strategi pemasaran berdasarkan Matriks IE, perusahaan Margi Mulyo berada pada sel II (posisi growth strategy) yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Implikasi strategi yang paling sesuai diterapkan adalah strategi intensif, yaitu dengan melakukan penetrasi pasar. Sedangkan dari hasil matriks SWOT, diperoleh enam alternatif strategi, yaitu: (1) menjaga dan meningkatkan kualitas produk, (2) meningkatkan nilai tambahdengan melakukan pengolahan produk sisa dan pemanfaatan limbah baglog dari hasil produksi, (3) memaksimalkan produksi guna meningkatkan pangsa pasar, (4) pemanfaatan teknologi dalam proses produksi yang semakin berkembang, (5) menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan pemasok bahan baku dan konsumen, dan (6) menjalin kerjasama dengan pemerintah (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap). 3. Berdasarkan Matriks QSP, urutan prioritas alternatif strategi tersebut adalah: (1) menjaga dan meningkatkan kualitas produk, (2) Meningkatkan nilai tambah dengan melakukan pengolahanproduk sisa dan pemanfaatan limbah baglog dari hasil produksi, (3) pemanfaatan teknologi dalam proses produksi yang semakin berkembang, (4) memaksimalkan produksi guna meningkatkan pangsa pasar, (5) menjalin kerjasama dengan pemerintah (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap), dan (6) menjaga dan meningkatkan hubungan baik denganpemasok bahan baku dan konsumen.Kata Kunci: jamur tiram, Kabupaten Cilacap, strategi pemasaran
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BISI 2 (Zea mays Linn.) (Suatu Kasus di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis) Haris Hermawan; Soetoro Soetoro; Cecep Pardani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 2 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.53 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v3i2.717

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Besarnya rata-rata biaya, penerimaan dan pendapatan pada usahatani jagung Hibrida Varietas Bisi 2 per hektar dalam satu kali musim tanam di Desa Handapherang. 2. Besarnya rata-rata R/C pada usahatani jagung Hibrida Varietas Bisi 2 dalam satu kali musim tanam di Desa Handapherang. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survai yang dilakukan di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Penarikan sampel petani dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana (simple random sampling). Dengan mengambil sampel petani sebanyak 15 persen atau sebanyak 24 orang petani dari jumlah populasi  ebanyak 160 orang petani.Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) Besarnya rata-rata biaya pada usahatani Jagung Hibrida Varetas Bisi 2 di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis sebesar Rp 7.709.032,- per hektar dalam satu kali musim tanam. Sedangkan penerimaannya adalah sebesar Rp 16.792.769,- per hektar dalam satu kali musim tanam, diperoleh dari hasil panen jagung pipilan kering sebanyak 4.939 kilogram dengan harga Rp 3.400 per kilogram. Besarnya rata-rata pendapatan pada usahatani jagung di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis adalah sebesar Rp 9.083.737,- per hektar dalam satu kali musim tanam.2) Besarnya rata-rata R/C pada usaha tani jagung Hibrida Varetas Bisi 2 di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis adalah sebesar 2,18. Artinya setiap pengeluaran biaya sebesar Rp 1,00 maka petani jagung akan mendapat penerimaan sebesar Rp 2,18 sehingga petani jagung memperoleh keuntungan sebesar Rp 1,18. Dengan demikian usahatani jagung di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis menguntungkan dan layak untuk diusahakan.Kata Kunci : Jagung, biaya, pendapatan, dan R/C
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA AGROINDUSTRI TEMPE Heli Oktaviyanti; Soetoro Soetoro; Cecep Pardani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 2, No 3 (2016): Mei 2016
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v2i3.273

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Kelayakan Finansial Agroindustri Tempe yang dijalankan oleh seorang Perajin Tempe di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar, (2) Jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal yang di investasi dan BEP pada Agroindustri Tempe yang diusahakan oleh seorang perajin Tempe di Kelurahan BanjarKecamatan Banjar Kota Banjar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan mengambil kasus pada perajin tempe yang berada di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar. Penarikan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling yang dilakukan di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar. Responden dipilihsecara sengaja sebagai sampel dengan alasan seorang perajin tempe yang skala usahanya paling besar dibandingkan perajin yang lain, karena mengolah bahan baku paling banyak yang ada di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar. Analisis yang digunakan dalam Agroindustri Tempe ini adalah analsis kelayakan finasial yaitu dengan menggunakan rumus NPV, IRR, Net B/C,Payback Periods dan BEP. Hasil analisis menunjukkan: Hasil penelitan dari seorang perajin tempe (Bapak Yana Kardian ) selama 5 tahun adalah Nilai NPV sebesar Rp. 44.350.600,00 berarti responden memperoleh keuntungan pada tingkat bunga 12 persen sebesar Rp. 44.350.600,00 dengan jangka waktu 5 tahun, Nilai Net B/C sebesar 2,23 ini berarti setiap 1,00 modal yang digunakan pada agroindustri tempe akan memperoleh manfaat sebesar 2,23. Nilai IRR yang diperoleh sebesar 33,86 persen, berarti tingkat bunga bank maksimum yang mampu dibayar oleh responden sebesar 33,86 persen per tahun atau lebih besar dari tingkat bunga 12 persen. Dilihat dari nilai NPV, Net B/C dan IRR maka agroindustri tempe di Kota Banjar layak untuk diusahakan, karena nilai NPV nya lebih dari 0, Net B/C lebih dari 1, dan IRR nya lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku. Payback period yang diperoleh pada agroindustri tempe yang diusahakan responden (Bapak Yana Kardian) di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar dicapai pada 1 tahun 10 bulan 17 hari artinyamodal yang diinvestasikan dapat dikembalikan setelah usaha tersebut berjalan selama 1 tahun 10 bulan 17 hari, dan Break Even Point (BEP) titik impas yaitu 3 tahun 3 bulan 20 hari, artinya usaha tersebut mencapai titik impas selama yaitu 3 tahun 3 bulan 20 hari. Kata kunci : Kelayakan Finansial, Agroindustri, Tempe
ANALISIS TITIK IMPAS USATANI KENCUR (Kaempferia galanga L.) (Suatu Kasus di Desa Werasari Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis) Arinda Franchiska; Yus Rusman; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 2 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.413 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v3i2.709

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya dan pendapatan pada usahatani kencur per hektar per satu kali musim tanam, 2) Besarnya R/C pada usahatani kencur per hektar per satu kali musim tanam, 3) Besarnya titik impas penerimaan, titik impas volume produksi, titik impas luas lahan dan titik impas harga pada usahatani kencur per hektar per satu kali musim tanam.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai, dengan mengambil kasus pada usahatani kencur (Kaempfreria galanga L.) di Desa Werasari Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Teknik Penarikan Sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) yaitu dari seluruh jumlah petani diambil sebanyak 30 orang petani, yaitu 30 % dari jumlah anggota populasi 102 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Biaya usahatani kencur per hektar dalam satu kali musim tanam sebesar Rp. 20.926.713,52, yang terdiri dari biaya tetap Rp. 3.284.841,91, dan biayavariabel sebesar 17.641.871,61, serta diperoleh produksi sebanyak Rp. 7.270 kilogram dengan harga jual Rp. 18.000 per kilogram, sehingga diperoleh penerimaan sebesar Rp. 130.860.000 serta pendapatan sebesar Rp. 109.933.286,48, 2) Nilai R/C sebesar 6,3 dan, 3) titik impas penerimaansebesar Rp. 3.775.680,36, titik impas volume produksi sebanyak 209,76 kilogram, dan titik impas luas lahan seluas 0,03 hektar, serta titik impas harga Rp. 8.869 per kilogram.Kata Kunci : Usahatani, Kencur, Ciamis
ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU Erwin Krisnadi; Soetoro Soetoro; Mochamad Ramdan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 1, No 2 (2015): Januari 2015
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v1i2.243

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) saluran pemasaran lada perdu di Desa Margamulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis, (2) besarnya biaya, marjin dan keuntungan pemasaran lada perdu di Desa Margamulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis, (3) besarnya bagian harga yang diterima petani (farmer’s share) lada perdu dari harga eceran di Desa Margamulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus dengan mengambil lokasi penelitian Desa Margamulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus di Desa Margamulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis, jumlah sampel responden petani sebanyak 7 orang, sedangkan untuk sampel lembaga pemasaran diambil dengan cara Snowball Sampling terhadap 1 orang pedagang pengumpul, 1 orang pedagang besar dan 3 orang pedagang pengecer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Terdapat satu saluran pemasaran lada perdu di Desa Margamulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis yaitu : Produsen – Pedagang Pengumpul – Pedagang Besar – Pedagang Pengecer – Konsumen. Pada saluran pemasaran lada perdu melibatkan tiga lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer. Besarnya total marjin pemasaran adalah Rp. 8.500,00 per kilogram dengan total biaya pemasaran Rp. 435,84 per kilogram sehingga total keuntungan pemasaran Rp. 8.064,16 per kilogram. Besarnya bagian harga yang diterima petani (farmer share) pada saluran pemasaran lada perdu adalah 85,47 persen.Kata kunci : pemasaran, margin, farmer share
ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA (Studi Kasus Pada Seorang PengusahaAgroindustri Tepung Tapioka di Desa Negaratengah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya) Herdiyandi Herdiyandi; Yus Rusman; Muhamad Nurdin Yusuf
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 2, No 2 (2016): Januari 2016
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v2i2.62

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya biaya, penerimaan, pendapatan dan R/C agroindustri tepung tapioka di Desa Negaratengah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya. (2) Besarnya nilai tambah agroindustri tepung tapioka di Desa Negaratengah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian dilaksanakan di Desa Negaratengah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan metode suatu kasus. Responden diambil secara sengaja (purposive sampling) pada seorang pengusaha agroindustri Tepung tapioka di Desa Negaratengah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Besar biaya agroindustri tepung tapioka per satu kali proses produksi adalah Rp 3.007.536,22 penerimaan Rp 4.200.000 ,pendapatan Rp 1.192.463,78 dan besarnya R/C agroindustri tepung tapioka adalah 1,39 artinya setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan perusahaan memperoleh penerimaan Rp 1,39 dan pendapatan Rp 0,39 dengan demikian usaha agroindustri tepung tapioka menguntungkan. (2) Besarnya nilai tambah agroindustri tepung tapioka adalah Rp 662, nilai tersebut adalah nilai tambah dari hasil pengolahan satu kilogram ubi kayu.
ANALISIS USAHATANI MINA PADI (Suatu Kasus di Kelompok Tani Ligar Jaya Kelurahan Cibunigeulis Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya) Ruliyandi Ruliyandi; Dedi Herdiansah Sujaya; Tito Hardiyanto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 2 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.464 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v3i2.727

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani mina padi di Kelompok Tani Ligar Jaya Kelurahan Cibunigeulis Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya, (2) besarnya R/C usahatani mina padi di Kelompok Tani Ligar Jaya Kelurahan Cibunigeulis Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yang mengambil kasus di kelompok tani Ligar Jaya, Kelurahan Cibunigeulis, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Hasil dari penelitian menunjukkan :1. Biaya rata-rata yang dikeluarkan petani di Kelompok Tani Ligar Jaya Kelurahan Cibunigeulis Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya per musim tanam untuk usahatani padi Rp 447.805,- . Usahatani ikan Rp 567.349,-, dan usahatani mina padi Rp 237.798,- . Biaya total rata-rata untuk usahatani mina padi Rp 1.252.952,-. Penerimaan rata-rata yang diperoleh petani permusim tanam untuk usahatani padi Rp 1.773.333,-, usaha tani ikan Rp 1.140.000,-. dan usahatani mina padi Rp 2.913.333,-. Rata-rata pendapatan yang diperoleh petani untuk usahatani padi Rp 1.325.528,- usaha tani ikan Rp. 859.850,-, usaha tani mina padi adalah Rp 1.898.179,-.2. Rata-rata nilai R/C yang diperoleh petani di Kelompok Tani Ligar Jaya Kelurahan Cibunigeulis Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya per musim tanam untuk hasil padi sebesar 3,90 dan rata-rata nilai R/C hasil ikan 1,98. Dengan demikian rata-rata nilai R/C untuk usahatani mina padi sebesar 2,83.Kata kunci : Usahatani, Mina Padi
ANALISIS TITIK IMPAS AGROINDUSTRI TAHU Ahmad Fauzi; Dini Rochdiani; Tito Hardiyanto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 1, No 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v1i1.289

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) besarnya biaya dan pendapatan agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 2) besarnya R/C agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 3) besarnya titik impas nilai penjualan dan titik impas volume produksi agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi. Metode penelitian yang digunakan adalah survai dengan mengambil kasus diDesa Balokang. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik penarikan sampel acak sederhana sebanyak 20 persen dari anggota populasi 125 orang, yaitu 32 perajin tahu. Data yang diperoleh dianalisis secra deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Biaya produksi agroindustri tahu di Desa Balokang dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 566.912,22, prodkusi yang dihasilkan sebanyak 3.215,63 potong tahu, harga produk 225 per potong tahu. Penerimaan perajin sebesar Rp 723.516,63 per satu kali proses produksi dan pendapatan sebesar Rp 156.603,41 per satu kali proses produksi; 2) R/C agroindustri tahu di Desa Balokang sebesar 1,28. Artinya untuk setiapsatu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan agroindustri tahu, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,28. Sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 0,28; 3) Titik impas (BEP) agroindustri tahu di Desa Balokang tercapi pada nilai penjualan sebesar Rp 48.575,29 den volume produksi minimum sebanyak 214,66 potong. Kata kunci : Tahu, Titik Impas
ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK (Annona muricata) Angga Lenggana; Soetoro Soetoro; Tito Hardiyanto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 1, No 3 (2015): Mei 2015
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v1i3.223

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Saluran pemasaran dodol sirsak di Desa Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. (2) Besarnya marjin pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran dodol sirsak di Desa Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. (3) Besarnya biaya dan keuntungan pemasaran dodol sirsak pada tiap lembaga pemasaran di Desa Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. (4) Besarnya bagian harga yang diterima produsen (share) dari harga yang dibayarkan konsumen pada pemasaran dodol sirsak di Desa Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian dilaksanakan di Desa Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan metode survai. Teknik penarikan responden dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Alasan memilih Desa Singaparna sebagai tempat penelitian karena Desa Singaparna merupakan penghasil produk dodol sirsak terbesar di Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :1) Ada dua saluran pemasaran dodol sirsak dari Desa Singaparna yaitu :a) Saluran pemasaran IProdusen - Konsumen Akhirb) Saluran Pemasaran IIProdusen - Pedagang Pengecer - Konsumen Akhir2) Marjin pemasaran dodol sirsak pada saluran pemasaran I sebesar Rp. 0,- per kilogram, sedangkan marjin pemasaran pada saluran II di tingkat Pengecer sebesar Rp 5.000,- per kilogram.3) Besarnya biaya dan keuntungan pemasaran di tingkat pedagang pengecer pada saluran II yaitu sebesar Rp. 929,1,- dan Rp 4.070,9,- per kilogram.Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa bagian harga yang diterima produsen (share) di Desa Singparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya pada Saluran I sebesar 100 persen, sedangkan pada Saluran II sebesar 83,3 persen dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir.

Page 11 of 107 | Total Record : 1061