cover
Contact Name
Sumasno Hadi
Contact Email
sumasno.hadi@ulm.ac.id
Phone
+6281328516583
Journal Mail Official
pelataran.seni@ulm.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjend H. Hasan Basry, Gedung FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Kotak Pos No. 87, Banjarmasin, 70123
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Pelataran Seni : Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni
ISSN : 25025848     EISSN : 25286404     DOI : https://doi.org/10.20527/jps.v1i2
Pelataran Seni contains research articles, findings, ideas, and scientific studies related to the field of arts education and art studies. The editor also receives a review or book review related to the scope of the Pelataran Seni.
Articles 97 Documents
Fungsi Pendidikan dalam Kesenian Reog Singo Budoyo Indriyani, Putri Dyah
Pelataran Seni Vol 7, No 2
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v7i2.19409

Abstract

Intisari. Pergeseran fungsi pada suatu kesenian tradisional sangatlah sulit dihindari di zaman modern saat ini. Begitu juga yang terjadi dengan kesenian Reyog Singo Budoyo. Berdasarkan analisis fungsional, terlihat bahwa hubungan antarunsur atau bagian dalam seni Reyog Seingo Budoyo sebagai suatu sistem meliputi unsur-unsur yang saling terkait. Unsur-unsur dimaksud meliputi simbol Reyog, pendidikan, masyarakat, sosial, politik, dan estetika. Fungsi kesenian Reyog Singo Budoyo dalam aspek pendidikan diketahui menjadi media pembelajaran maupun pembentukan karakter pribadi masing-masing anggota kelompok keseniannya.Kata Kunci: reyog singo budoyo, fungi seni, fugsi pendidikan, fungsionalisme Abstract. The shift in function of a traditional art form is very difficult to avoid in modern times. This is also the case with Reyog Singo Budoyo art. Based on functional analysis, it can be seen that the relationship between elements or parts in Reyog Seingo Budoyo art as a system includes interrelated elements. These elements include Reyog symbols, education, society, social, political, and aesthetics. The function of Reyog Singo Budoyo art in the educational aspect is known to be a medium of learning and personal character building for each member of the art group.Keywords: reyog singo budoyo, art function, educational function, functionalism
Pendekatan Interdisipliner dalam Kajian Musik Pop Indonesia Hadi, Sumasno
Pelataran Seni Vol 8, No 2
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i2.19453

Abstract

Intisari. Tulisan ini mencoba menguraikan pelbagai konsep penting dalam musik populer melalui perspektif/kerangka budaya populer, spesifik pada kasus musik populer di Indonesia. Artinya, tulisan ini bermaksud untuk membahas persoalan musik populer sebagai satu jenis musik yang tumbuh-kembang di Indonesia untuk memberikan penegasan kronologis sebagai penunjuk pemahaman tentang apa, bagaimana, dan ke mana wacana musik populer Indonesia berada. Seain itu, tulisan ini juga memberikan penegasan konseptual tentang metode analisis interdisipliner yang potensial.Kata kunci: musik populer Indonesia, genre musik, industri musik, budaya populer, interdisipliner Abstract. This paper tries to describe various important concepts in popular music through the perspective/framework of popular culture, specific to the case of popular music in Indonesia. That is, this paper intends to discuss the issue of popular music as a type of music that grows and develops in Indonesia to provide chronological affirmation as a pointer to understanding what, how, and where the discourse of Indonesian popular music is. In addition, this paper also provides a conceptual affirmation of potential interdisciplinary methods of analysis.Keywords: Indonesian popular music, music genre, music industry, popular culture, interdisciplinarity
Pergeseran Sistem Pewarisan Tari Topeng Banjar dalam Tradisi Manopeng Banyiur di Banjarmasin Sari, Putri Yunita Permata Kumala
Pelataran Seni Vol 9, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v9i1.19456

Abstract

Intisari. Budaya seni topeng yang ada di daerah Kalimantan Selatan yang disebut Topeng Banjar yang diselenggarakan dalam bagian sajian Manopeng yang diwariskan turun-temurun oleh keturunan pelaku tradisinya telah mengalami pergerseran sistemik. Penelitian etnokoreologi ini difokuskan pada pergeseran sistem pewarisan tari Topeng Banjar dalam upacara Manopeng di Desa Banyiur Luar di Banjarmasin. Berdasarkan pengamatan sistem pewarisan yang dulunya hanya lingkup informal, dewasa ini telah meluas ke lingkup pendidikan formal dan non formal. Sistem pewarisan yang dapat disentuh oleh eksternal adalah pewarisan yang tidak bersifat sakral dalam lingkup tradisi ritual.Kata Kunci: sistem pewarisan, tari topeng Banjar, etnokoreologi, manopeng Abstract. The mask arts culture owned by South Kalimantan, called Topeng Banjar, which are held in the Manopeng presentation section that is passed down from generation to generation by the descendants of the traditional actors, have experienced systemic shifts. This ethnocoreological research focuses on the shifting inheritance system of Topeng Banjar dance in the Manopeng ceremony in Banyiur Luar Village in Banjarmasin. Based on observations, the inheritance system, which used to be informal, has now expanded to the scope of formal and non-formal education. The inheritance system that can be touched by the external is the non-sacred inheritance within the scope of ritual traditions.Keywords: inheritance system, Banjar mask dance, ethnocoreology, manopeng
Kelayakan Pengembangan Mobile Learning Berbasis Android pada Mata Pelajaran Seni Budaya Amelia, Renny; Hadi, Sumasno; Indriyani, Putri Dyah
Pelataran Seni Vol 8, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i1.19560

Abstract

Intisari. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan media pembelajaran yang berupa mobile learning yang berbasis android pada mata pelajaran seni budaya. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and development) di mana langkah-langkah yang dilakukan menggunakan model pengembangan Plomp. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh 3 orang validator ahli diperoleh skor rata-rata sebesar 91,67% dengan kategori sangat valid. Kemudian pada tahap uji coba terbatas yang dilakukan pada 20 orang peserta didik kelas VIII dengan hasil penilaian seluruh responden dihitung sehingga mendapatkan nilai sebesar 84,67 dengan kategori sangat tinggi. Berdasarkan seluruh hasil tersebut maka penilaian peserta didik terhadap media pembelajaran mobile learning berbasis android dinilai cukup baik dan menarik untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan media pembelajaran mobile learning berbasis android valid dan memiliki nilai keaktifan yang sangat tinggi.Kata kunci: android, media pembelajaran, seni budaya, mobile learning Abstract. The purpose of this research is to produce a learning media in the form of mobile learning based on Android for the subject of cultural arts. This research is a research and development (R&D) study, where the steps are carried out using the Plomp development model. Based on the validation results conducted by three expert validators, an average score of 91.67% was obtained, categorized as "very valid." Then, in the limited trial phase conducted with 20 eighth-grade students, the assessment results from all respondents were calculated, resulting in a score of 84.67, categorized as "very high." Based on all these results, it can be concluded that students' assessment of the Android-based mobile learning media is quite good and attractive for use in learning activities. So, it can be concluded that the Android-based mobile learning media is valid and has a very high level of effectiveness.Keywords: android, learning media, arts culture, mobile learning
Musik Nasyid dalam Perspektif Fungsi Musik Alan P. Merriam Wiharja, Muh. Kurniawan Adi Kusuma
Pelataran Seni Vol 7, No 2
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v7i2.19410

Abstract

Intisari. Musik nasyid merupakan sajian musik Islami yang pada awal kemunculannya di Indonesia disajikan dalam format acapella. Musik nasyid memiliki beragam fungsi, Terdapat tujuh fungsi berdasarkan fungsi musik Alan P. Merriam, di antaranya fungsi pengungkapan emosional, fungsi pengahyatan estetis, fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi perlambangan, fungsi berkaitan dengan norma sosial, dan fungsi pengintegrasian masyarakat. Saat ini, ketujuh fungsi tersebut melekat erat pada musik nasyid di masyarakat. Namun tidak menutup kemungkinan, fungsi musik nasyid di masa depan semakin bertambah, mengingat kemungkinan-kemungkinan penggunaan musik di masa depan bisa lebih kompleks dan lebih luas lagi daripada saat ini.Kata Kunci: musik nasyid, fungsi musik, alan p. meriam, musik Islami Abstract. Nasyid music is an Islamic music presentation that at the beginning of its appearance in Indonesia was presented in acapella format. There are seven functions based on Alan P. Merriam's music functions, including the function of emotional expression, the function of aesthetic appreciation, the function of entertainment, the function of communication, the function of symbolism, the function related to social norms, and the function of community integration. Currently, these seven functions are closely attached to nasyid music in society. However, it is possible that the functions of nasyid music in the future will increase, considering the possibilities of using music in the future can be more complex and wider than today.Keywords: nasyid music, music function, alan p. meriam, Islamic music
Pembelajaran Musik Bambu Kalimantan Selatan dalam Perspektif Cultural Capital Najamudin, Muhammad
Pelataran Seni Vol 8, No 2
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i2.19452

Abstract

Intisari. Pembelajaran musik adalah salah satu kegiatan pembelajaran yang bisa di dapati baik melalui jalur formal, nonformal maupun informal. Kegiatan pembelajaran musik tradisional di sekolah harus memperhatikan muatan-muatan lokalnya. Daerah Kalimantan Delatan banyak ditumbuhi tanaman bambu, secara goegrafis kesuburan tanah dan jenis tanaman yang mudah hidup di mana saja. Musik bambu tradisional Kalimantan Selatan adalah warisan budaya masyarakat yang tumbuh secara alamiah dengan kekayaan alamnya. Musik bambu dimaksdu di antaranya ialah kungkurung, kuriding, kintung, dan salong. Melalui pembelajaran musik bambu, maka suatu keberlangsungan budaya dapat terus dijaga kekayaannya (cultural capital).Kata kunci: musik bambu, pembelajaran musik, musik kalimantan selatan cultural capital Abstract. Music learning is one of the learning activities that can be found through formal, non-formal and informal channels. Traditional music learning activities in schools must pay attention to local content. The South Kalimantan area is overgrown with bamboo plants, goegraphically fertile soil and plant species that easily live anywhere. South Kalimantan traditional bamboo music is a cultural heritage of the community that grows naturally with its natural wealth. Bamboo music includes kungkurung, kuriding, kintung, and salong. Through learning bamboo music, a cultural continuity can be maintained (cultural capital).Keywords: bamboo music, music learning, south kalimantan music cultural capital
Nilai Pendidikan Karakter dalam Kesenian Gandalia Pamungkas, Indra Galih
Pelataran Seni Vol 8, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i1.15064

Abstract

Intisari. Artikel ini mengkaji tentang eksistensi kesenian Gandalia dan refleksi nilai pendidikan karakter. Aspek-aspek tersebut dikaji dalam rancangan penelitian kualitatif analitik, dengan pendekatan studi kasus. Proses pencarian data dalam penulisan ini menggunakan studi observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur. Dalam pengujian keabsahan data, penelitian ini menggunakan metode triangulasi melalui proses sebagai berikut: reduksi data, analisis data, inferensi, dan penyajian data. Hasil kajian menunjukkan bahwa nilai pendidikan karakter dalam kesenian Gandalia meliputi nilai: sabar, keras berkarya, mandiri, peduli lingkungan, karakter positif, sosial, tanggung jawab, religius, cinta tanah air, kebangsaan, toleransi, menghargai prestasi, dan rasa ingin tahu.Kata kunci: kesenian gandalia, eksistensi, nilai pendidikan, pendidikan karakter  Abstract. This article examines the existence of Gandalia art and the reflection of character education values. These aspects are studied in an analytic qualitative research design, with a case study approach. The process of finding data in this writing uses observation studies, interviews, documentation studies and literature studies. In testing the validity of the data, this research uses the triangulation method through the following process: data reduction, data analysis, inference, and data presentation. The results of the study show that the value of character education in Gandalia art includes the values of: patience, hard work, independence, environmental care, positive character, social, responsibility, religion, love for the country, nationality, tolerance, respect for achievement, and curiosity.Keywords: gandalia arts, existence, educational value, character education

Page 10 of 10 | Total Record : 97