cover
Contact Name
Eko Sujadi
Contact Email
ekosujadi91@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
ekosujadi91@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kerinci,
Jambi
INDONESIA
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
ISSN : 16938712     EISSN : 25027565     DOI : -
Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman (e-ISSN 2502-7565, p-ISSN 1693-8712 is a peer-reviewed (double blind review) journal published by Research and Community Service Office, State Islamic Institute of Kerinci. The goal of this journal is to facilitate scholars, researchers, and teachers for publishing the original research articles or review articles. Journal Islamika is published 14 articles in two editions in one year in July and December.
Arjuna Subject : -
Articles 295 Documents
KORELASI PETUAH BUGIS PAPPASENG DENGAN HADIS-HADIS TARBAWI (TELAAH CATATAN MAPPIASSE GULE DALAM 100 ADA-ADA PAPPASENG TORIYOLO) K, Agustang
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 18 No 1 (2018): Volume 18 Nomor 1 Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.329 KB) | DOI: 10.32939/islamika.v18i1.269

Abstract

 “Pappaseng” is an oral literature spoken by “to riyolo na Ugi'e” (ancestor of the Bugis tribe) to give a message to “ana 'monri'e” (young generation) so as not to fall into the things that are not desirable. While the Quran and the hadth is a way of life for Muslims that contains values from all aspects of human life, including the one is about moral messages, ethics and rule of interaction. Both become the basis of life of Bugis tribe people in living their lives and interact with each other. This research is a qualitative research with a cultural approach to search for the educational hadith relationship with the advice “Bugis pappaseng” form as a repertoire of science in the Bugis society. And obtained the result that the value contained in “pappaseng” always connected directly with the content of the educational hadith, such as courage, honesty, work ethic of faith and so forth.
UPAYA INOVASI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBANGUN HARMONI KERAGAMAN AGAMA DAN BUDAYA DI STAIN KERINCI (SEBUAH INOVASI PENDIDIKAN KARAKTER) Alam, Masnur
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 15 No 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The implementation of Islamic Education in Kerinci STAIN has not done kaffah (comprehensive), it was still partial, fanaticism, apologists, conservative, ritualistic. So to face the future, since the second semester of 2014 the course material of PAI and Philosophy of Islamic Education has been innovating the curriculum which was relevant to the needs of the times with themes that can respond to contemporary issues related to harmony in diversity, issues of peace, togetherness, compassion, gentleness, love each other. It also presenting the concept of an accommodative education, develop an attitude is not redundant (moderation). Be able to harmonize diversity (diversity) cultures and religions, can be away from prejudice (suusdzdzan) and put it in the context of prejudice (husunudzdzan). So that the existence of Islamic Education truly a blessing, great teaching, conditioning and adhesives for social life, not as a doctrine of extreme, radical, exclusive, discriminatory, as a trigger or provocator of conflicts, divisions and carrier culprit curse. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di STAIN Kerinci selama ini belum dilakukan secara kaffah, masih bersifat parsial, fanatisme,apologis, konservatif, ritualistik. Maka dalam menghadapi masa depan, sejak semester genap 2014 mata kuliah Materi PAI dan Filsafat Pendidikan Islam telah melakukan inovasi kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman dengan tema-tema yang dapat merespons isu-isu kontemporer yang berkaitan dengan harmoni dalam keragaman, masalah kedamaian, kebersamaan, kasih sayang, kelemah-lembutan, saling mencintai. Menghadirkan konsep pendidikan yang akomodatif, mengembangkan sikap tidak berlebih lebihan (moderation). mampu mengharmonisasi diversity (keragaman) budaya dan agama, dapat menjauhi prasangka buruk (su‟usdzdzan) dan meletakkannya dalam konteks prasangka baik (husunudzdzan). Sehingga eksistensi Pendidikan Agama Islam betul-betul menjadi rahmat, ajaran yang agung, penyejuk dan perekat bagi kehidupan sosial, bukan sebagai ajaran yang ekstrim, radikal, eksklusif, diskriminatif, sebagai pemicu atau propokator konflik, biang kerok perpecahan dan pembawa laknat.
DIMENSI FITRAH DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM nawawi, jafni
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 17 No 1 (2017): Volume 17 Nomor 1
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Petunjuk dalam QS. 30. Al Rum: 30 menggambarkan fitrah memiliki dua  dimensi yaitu fitrah agama dan fitrah manusia. Fitrah agama berwujud  wahyu dan sunnah, dan fitrah manusia merupakan potensi-potensi yang  baik. Keduanya kembar, Q.S. 7. Al A‟raf: 172 menginformasikan bahwa  setiap manusia di alam ruh telah mengucapkan syahadat mengakui  Allah sebagai Tuhan dan siap siaga menerima agama tauhid. Sabda  Rasulullah saw. bahwa “setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah”  sama maksudnya dengan Al A‟araf 172. Bila fitrah manusia tidak diisi  dengan agama tauhid maka terjadi penyimpangan dan kedurhakaan  terhadap Allah. Rasulullah saw. mengingatkan bahwa ibu bapaknya  (dan lingkungan) dapat membuat perkembangan fitrah manusia menjadi  menyimpang seperti orang Yahudi, Majusi, dan Nasrani. Untuk  memelihara fitrah tetap berkembang dengan ajaran agama tauhid  memerlukan proses memadukan dan menginternalisasikan ajaran agama  tauhid ke dalam diri manusia. Memadukan kedua fitrah itu memerlukan  proses pendidikan Islam yang teleologis untuk menyempurnakan akhlak  menjadi mulia guna mewujudkan Manusia Berkepribadian Muslim.
ISLAM DAN EKONOMI Efyanti, Yasni
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 15 No 1 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Repeating the process of fulfilling human needs makes humans can identify, classify and verify the behavior patterns that are more effective in fulfilling the needs of his life. In Islam all phenomena in this life is a situation that led humans to further recognize the greatness of God. how Islam sees about human activities in fulfilling the needs in terms of economic concepts. Syariat is a reference to the actions of Muslims in religious then it is closely related to the problem of faith, worship and muammalah. The purpose of shariah; in Islam is to achieve the benefit of servants, both the world and the hereafter. The benefit is based on five grounds, namely: Maintaining Religion-hifh ad-Din, soul-hifdh Maintaining an-nafs, Maintaining sense - hifzh al-aql, Maintaining, hifzh an-nas, wealth Maintaining hifzh mall. some economic policies based on the principles of the Quran is as follows: Allah is the absolute supreme ruler and owner of the entire universe, man is only the caliph of God on earth, not the actual owner, all owned and acquired by humans is the permission of Allah, therefore people who are less fortunate have a right of share of the wealth of people who are rich, more fortunate, Wealth must spin and should not be dumped, Economic exploitation in all its forms, including usury should be eliminated, Applying systems legacy as a redistribution of wealth, stipulate an obligation for all individuals, including for the poor Proses yang berulang dari pemenuhan kebutuhan manusia menjadikan manusia dapat mengidentifikasi, mengklasifikasi dan memverifikasi pola perilaku yang lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dalam Islam semua fenomena dalam kehidupan ini merupakan suatu keadaan yang mengantar manusia untuk bisa lebih jauh mengenal kebesaran Allah. Islam melihat aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan konsep ekonomi. Syariat itu merupakan rujukan tindakan umat Islam dalam beragama, erat kaitannya dengan masalah akidah, ibadah dan muammalah. Adapun tujuan syari;at Islam adalah mencapai kemaslahatan hamba. Kemaslahatan tersebut didasarkan pada lima dasar, yakni: Memelihara Agama-hifh ad-Din,Memelihara jiwa-hifdh an-Nafs,Memelihara akal – hifzh al-aql, Memelihara keturunhlan – hifzh an-nas, Memelihara kekayaan- hifzh mal. beberapa kebijakan ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip al-Qur’an adalah sebagai berikut:Allah swt adalah penguasa tertinggi sekaligus pemilik absolute seluruh alam semesta, Semua yang dimiliki dan yang didapatkan oleh manusia adalah seizin Allah, oleh karenanya manusia yang kurang beruntung mempunyai hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki manusia lain yang lebih beruntung, Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun, Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya, termasuk riba harus dihilangkan, Menerapkan system warisan sebagai redistribusi kekayaan, Menetapkan kewajiban bagi seluruh individu, termasuk bagi orang-orang miskin.
TEMA DAN PENDEKATAN DALAM KAJIAN ISLAM MAHASISWA USHULUDDIN KONTEMPORER Yusuf, Moh. Asror
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 16 No 2 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian Islam di Indonesia dihadapkan pada tantangan bukan sekadar untuk penanaman doktrin tapi juga pengembangan ilmu dan kontribusinya bagi penyelesaian persoalan kemas-yarakatan. Beberapa upaya telah dilakukan untuk penguatan kajian Islam baik dalam ranah normatif maupun historis, diantaranya adalah dengan mengembangkan materi dan pendekatan dalam kajian Islam. Sebagai bagian dari itu, kajian Islam di tingkat mahasiswa juga perlu dikembangkan, karena mahasiswa adalah subjek sekaligus objek dari pelaksanaan pendidikan tinggi. Tulisan ini bermaksud memahami dan menjelaskan tema-tema kajian dan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian (skripsi) mahasiswa Ushuluddin STAIN Kediri Prodi Perbandingan Agama dan Tafsir Hadits. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kajian mahasiswa bukan sekadar kajian normatif, tapi sudah banyak yang historis-empiris. Kajian yang mereka lakukan sudah mencoba untuk mendialogkan antara ajaran normatif dengan kenyataan sosial-historis dan keberagamaan masyarakat. Kecen-derungan kajian yang semakin historis-empiris ini tampaknya terkait erat dengan upaya pengembangan tema-tema kajian yang bersifat lapangan, dan penguatan materi dan metodologi lintas disiplin, yang selama ini dilakukan. 
KONSEP SAINS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Sastria, Emayulia
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 14 No 2 (2014)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Science is knowledge gained by human through learning and prooving. The knowledge in the scope of general truth which is happening in natural law is a blessing of Allah SWT whisch is not be given to other living things, therefore human could think critically and logically. Sains merupakan pengetahuan yang diperoleh manusia melalui pembalajaran dan pembuktian dan pengetahuan yang emlingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi sebagai anugerah dari Allah SWT SWT yang tidak diberikan oleh makhluk lain, sehingga manusia manapun berfikir kritis daa logis.
MENGUAK TABIR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI KERINCI LEWAT REKONSTRUKSI BENDA CAGAR BUDAYA DAN BERSEJARAH Zahara, Siti dkk.
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 16 No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya sejarah menyebabkan masyarakat kurang mengerti akan nilai-nilai yang terkandung dalam benda-benda bersejarah. Jenis penelitian ini adalah penelitian sejarah dengan menggunakan metode kualitatif.Dari hasil penelitian diketahui bahwa pembangunan masjid merupakan asas dari masyarakat yang beragama Islam, akantetapi pembangunannya merupakan perpaduan budaya Islam, budaya lokal, serta budaya luar. Hal ini menunjukkan bahwa sejarah perkembangan kebudayaan Islam di Kerinci penuh toleransi dan berjalan damai. Ini terlihat dari akulturasi kebudayaan Islam dengan kebudayaan lokal. Dilihat dari fungsi masjid, pada masa itu bukan hanya sebagai tempat ibadah saja akan tetapi juga berfungsi sebagai tempat bermusyawarah tentang agama dan adat, serta sebagai tempat rapat para pemuka agama dan adat dalam melawan penjajahan kolonial.
QADHA SHALAT BAGI ORANG PINGSAN (STUDI KOMPARATIF PENDAPAT ULAMA) Julir, Nenan
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 14 No 1 (2014)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Shalat has a high position among other acts of worship. It is the prayer that accompanies the journey of human life all the time, at least five (5) times a day and night shall be done by humans. In fact, human life would not be fit at all times, sometimes they experienced pain, fainting so that prayer is neglected. Shall neglected prayer be replaced by / qadha or not? In this regard the fuqaha have different opinions on determining the law. Here the author tried to compare the opinions and arguments of each Imam mazhab to take a valid opinion. Ibadah shalat memiliki kedudukan yang tinggi di antara ibadah-ibadah yang lain. Ia adalah ibadah yang mengiringi perjalanan hidup manusia sepanjang waktu, minimal lima (5) kali sehari semalam wajib dikerjkan oleh manusia. Kenyataannya perjalanan hidup manusia tidak selalu prima sepanjang waktu, adakalnya mengalami sakit, pingsan misalnya sehingga shalat terabaikan.Shalat yang terabaikan itu apakah wajib diganti/diqadha atau tidak? Berkenaan dengan  hal ini para fuqaha berselisih pendapat dalam menetapkan hukumnya. Di  sini penulis mencoba mengkomparasikan pendapat dan dalil dari masing-masing Imam mazhab, untuk mengambil pendapat yang lebih kuat. Ibadah shalat memiliki kedudukan yang tinggi di antara ibadah-ibadah yang lain. Ia adalah ibadah yang mengiringi perjalanan hidup manusia sepanjang waktu, minimal lima (5) kali sehari semalam wajib dikerjkan oleh manusia. Kenyataannya perjalanan hidup manusia tidak selalu prima sepanjang waktu, adakalnya mengalami sakit, pingsan misalnya sehingga shalat terabaikan.Shalat yang terabaikan itu apakah wajib diganti/diqadha atau tidak? Berkenaan dengan  hal ini para fuqaha berselisih pendapat dalam menetapkan hukumnya. Di  sini penulis mencoba mengkomparasikan pendapat dan dalil dari masing-masing Imam mazhab, untuk mengambil pendapat yang lebih kuat.
ISLAM AGAMA MODERAT Sarmadi, Rahima Sikumbang
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 18 No 1 (2018): Volume 18 Nomor 1 Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.016 KB) | DOI: 10.32939/islamika.v18i1.266

Abstract

Allah Subhanahu Wa Ta’ala  berfirman di dalam Alquranulkarim: "Dan demikianlah kami menjadikan kamu ummat pertengahan, agar dengan itu kamu menjadi saksi terhadap manusia [1]” Islam adalah agama moderat/netral, karena Islam datang sebagai rahmat atas sekalian makhluq yang ada dipermukaan bumi ini.  Allah Subhanahu wata’ala selalu menginginkan kepada hambaNya akan kemudahan, tidak menginginkan kesulitan.  Dia mengutus utusanNya untuk menjelaskan konsep konsep Islam sebagai rahmat sekalian alam itu seperti apa.  Dalam penegakan hukum bagaimana, maka Rasulullah nabi Muhammadlah yang akan menjelaskan semua itu berdasarkan wahyuNya juga. Islam hadir ditengah tengah masyarakat jahiliyyah, dimana ketika itu Yahudi dan Nasrani selalu saja bersikap ghuluw(berlebih lebihan) dalam hal beribadah, berlebih lebihan dalam ajaran agama mereka. Islam datang berada diantara keduanya, tidak ekstrim dan tidak terlalu longgar
PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN Harun, Anas
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 13 No 2 (2013)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

To achieve the success of education, teachers should be the human resources (HR) which the development is main priorities. Hard competiton increasingly nowadays requires tenacity, patience, the ability to anticipate, speed and accuracy to think and act in order to remain a role. Education personnel are those who meet the requirements specified in the legislation in force, appointed by the competent authority and entrusted with the task of other countries, defined by something the legislation in force. The development of educational staff can be done with a path or way of training and track non-training, track training such as continuing education, upgrading, seminars, workshops, etc., track non training for example can be in the form of promotions, bonuses and incentives, reprimands and punishment.

Page 3 of 30 | Total Record : 295


Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 25 No. 1 (2025): Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 24 No. 2 (2024): Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 24 No. 1 (2024): Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 23 No. 2 (2023): Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 23 No. 1 (2023): Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 22 No. 01 (2022): Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 22 No. 2 (2022): Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 21 No. 02 (2021): Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 21 No. 01 (2021): Islamika: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 20 No. 02 (2020): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 20 No. 01 (2020): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 19 No 02 (2019): Jurnal Islamika Volume 19 No 02 Vol 19 No 01 (2019): Jurnal Islamika Volume 19 No 01 Vol. 19 No. 02 (2019): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 19 No. 01 (2019): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 18 No 1 (2018): Volume 18 Nomor 1 Tahun 2018 Vol 18 No 02 (2018): Jurnal Islamika Volume 18 No 02 Vol. 18 No. 02 (2018): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 18 No. 01 (2018): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 17 No 2 (2017): Volume 17 Nomor 2 Vol 17 No 1 (2017): Volume 17 Nomor 1 Vol. 17 No. 2 (2017): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 17 No. 1 (2017): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 16 No 2 (2016) Vol. 16 No. 2 (2016): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 16 No. 1 (2016): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 16 No 1 (2016) Vol 15 No 2 (2015) Vol. 15 No. 2 (2015): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 15 No 1 (2015) Vol. 15 No. 1 (2015): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 14 No 2 (2014) Vol. 14 No. 2 (2014): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 14 No. 1 (2014): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 14 No 1 (2014) Vol 13 No 2 (2013) Vol. 13 No. 2 (2013): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 13 No 1 (2013) Vol. 13 No. 1 (2013): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman More Issue