cover
Contact Name
jurnal petra
Contact Email
petra.polsky@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal@polsky.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. banyuasin,
Sumatera selatan
INDONESIA
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara
Published by Politeknik Sekayu
ISSN : 24608408     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
PETRA Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Politeknik Sekayu adalah jurnal penelitian yang khusus mempublikasikan naskah hasil penelitian yang telah dipublikasikan. Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara Politeknik Sekayu. Terbit dua kali setahun yaitu periode Januari-Juni dan periode Juli-Desember. PETRA merupakan terbitan berkala yang memuat artikel-artikel dengan berbagai pendekatan yang diterbitkan dalam bentuk cetak dengan ISSN-P : 2460 - 8408.
Arjuna Subject : -
Articles 63 Documents
ANALISA PENGURANGAN KADAR UAP AIR PADA KENTANG MENGUNAKAN METODE DEHUMIDIFIER Baiti Hidayati Hidayati; Hendradinata Hendradinata Hendradinata; Reza Wahyudi Wahyudi
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 1 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.517 KB)

Abstract

Dehumidifikasi merupakan salah satu proses yang dapat di gunakan untuk menurunkan kadaruap air di udara sehingga mengakibatkan kelembaban udara menjadi turun, kemudian akan memberipengaruh pada kentang, pengurangan uap air pada kentang mengunakan sistem refrigerasi denganmenambah heater. bertujuan untuk menganalisa pengurangn kadar uap air pada kentang. Alat yangdigunakan recirculating air condentioning unit dengan mengunakan dehumidifier pada variasitemperatur yang berbeda yaitu: 60°C, 80°C dan 100°C. cara penganalisa dalam pengambilan data kaliini adalah analisa data kuantitatif yang bersifat pengelolaan data angka–angka dari hasil percobaanyang peneliti lakukan dengan menggunakan waktu percobaan 60 menit, 120 menit 180 menit, 240menit, 300 menit. Berdasarkan hasil peneliti pada temperatur 60°C, menunjukkan bahwa pengurangankadar uap air dengan waktu 60 menit, 120 menit, 180 menit, 240 menit, dan 300 menit. denganpersentase susut masing-masing yaitu 29%, 44%, 60%, 74%, 81%, pada temperatur 80°C, didapatkanpersentase susut masing-masing sebesar 36%, 62%, 79%,85%, 86%, selanjutnya pada temperatur100°C di dapatkan persentase susut masing-masing yaitu 40%, 63%, 78%, 86%, 87%. Maka,berdasarkan hasil analisa data pengukuran dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkanbahwa untuk proses pengurangan kadar uap air pada kentang yaitu dengan mengunakan dehumidifierpada temperatur 100°C menit ke 300 menit persentase susutnya menjadi 87%.Kata Kunci: Dehumidifier, Kentang, Heater, Presentase susut.
PERBANDINGAN PROSES PENGURANGAN KADAR AIR PADA KARET (BOKAR) DENGAN CARA PANAS SINAR MATAHARI DAN RECICULATING AIR CONDITIONING UNIT Hendradinata Hendradinata Hendradinata; Ferry Irawan Irawan; Nata Syaripudin Syaripudin
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 1 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.141 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisa perlakuan untuk proses pengurangan kadar air pada Karet (Bokar). Subjekpembekuan getah karet yaitu Asap Cair, dengan menggunakan panas sinar matahari dan alat Recirculating AirConditioning unit dengan metode dehumidifikasi dan pemanas dialirkan udara. Teknik analisa data yangdigunakan adalah analisis data kuantitatif yang bersifat pengelola angka-angka dari hasil percobaan yangpeneliti lakukan dengan menggunakan waktu 240 menit dan massa karet sebesar 300 gram. Berdasarkan hasilpercobaan menunjukan bahwa pengurangan kadar air pada waktu 60 menit, 120 menit, 180 menit dan padawaktu 240 menit dengan panas sinar matahari susut masing-masing yaitu 5,67%, 9,67%, 13%, 13,67%,dengan menggunakan dehumidifikasi dan pemanas dialirkan udara susut masing-masing menjadi 6%, 11,67%,16,67%, 21%. Maka, dapat disimpulkan untuk proses pengurangan kadar air yang tepat menggunakanperlakuan dehumidifikasi dan pemanas dialirkan udara dengan waktu 240 menit susut 21%. Berdasarkan hasilpercobaan dan analisa Laboratorium PT. Kirana Musi Persada menunjukan bahwa perlakuan panas sinarmatahari untuk kadar karet kering sebesar 56,72% dan dehumidifikasi dan pemanas kadar karet kering sebesar63,17%. Maka perlakuan yang tepat dilakukan untuk kadar karet kering yaitu proses dehumidifikasi danpemanas dengan kadar karet kering sebesar 63,17%. Bersasarkan analisa Break Even Point (BEP) menunjukanbahwa menggunakan perlakuan panas sinar matahari memerlukan jumlah karet sebesar 13,76 Kg untuk satu haripercobaan dan perlakuan Recirculating Air Conditioning unitmemerlukan jumlah karet sebesar 13,64 Kg untuksatu hari percobaan.Kata Kunci : Karet, Asap Cair, Panas, Sinar Matahari, Recirculating Air Conditioning Unit dan BEP
PERENCANAAN SISTEM TATA UDARA PADA GEDUNG KANTOR KEPALA DESA KEBAN 2 Baharudin Baharudin Baharudin; Meli Mardiana Mardiana
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 1 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.115 KB)

Abstract

Perencanaan sistem tata udara adalah merancang atau merencanakan sistem tata udara untuk ruangan yangdipakai untuk perencanaan. Dalam pemasangan dan penggunaannya, sistem tata udara memerlukan biaya yangtidak sedikit. Pemakaian sistem tata udara yang tidak tepat dengan kebutuhannya akan mengakibatkanpemborosan, baik itu energi maupun biaya yang cukup mahal. Setiap bangunan atau ruangan selain mempunyaikondisi beban pendinginan juga mempunyai beban total pendinginan ruangan, yang biasanya berubah-ubahsetiap jamnya. Sehingga dalam hal ini diperlukan survey langsung dan perhitungan untuk menentukan bebanpendinginan Perhitungan menggunakan metode CLTD ( Cooling Load Temperature Difference ) berdasarkanASHRAE Handbook Fundamental 1993. Perhitungan beban pendingin berdasarkan data-data yang ada, dankemudia hasil dari perhitungan disesuaikan dengan jenis sistem tata udara. Hasil akhir diperoleh ialah Totalbeban pendingin maksimum pada beban puncak adalah sebesar 232726,546 Btu/hr. Sehingga didapatlahkapasitas beban pendingin untuk Gedung Kantor Kepala Desa Keban II adalah 25 HP. Maka jenis AlatPengkondisian Udara yang dipilih adalah tipe AC Split, karena ukuran gedung yang tidak terlalu luas dan ACSplit juga tidak memakan banyak tempat, lebih hemat energi dan biaya.Kata kunci: Pengkondisian udara, Beban pendingin, CLTD, AC split.
PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN SUDU TERHADAP KINERJA TURBIN ACHARD YANG DIGABUNG DENGAN DEFLEKTOR 30° Dodi Tafrant Tafrant; Hendradinata Hendradinata Hendradinata
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 1 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.721 KB)

Abstract

Turbin Achard adalah salah satu tipe turbin aliran lintang bersumbu tegak yang bisa digunakan di alirandengan head rendah. Karena itu, turbin tipe ini bisa digunakan di aliran irigasi atau sungai tanpa harusmembendungnya terlebih dahulu. Hal ini memberikan keuntungan dari segi biaya yang harus dikeluarkan,maupun dari segi ekologi yang tidak merusak alam selain juga akan memberikan fungsi lain kepada aliranirigasi kanal terbuka menjadi sumber energi terbarukan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga suduturbin Achard NACA 0020 di aliran irigasi kanal terbuka yang terletak di Kabupaten OKU Timur PropinsiSumatera Selatan. Aliran yang dipakai mempunyai kecepatan 0,55 m/s, 0,61 m/s, dan 0,71 m/s. Penelitian inimendapatkan hasil bahwa penambaan sudut kemiringan sudu pada turbin Achard memberikan penambahanpada efisiensi, namun memberikan pengurangan pada koefisien torsi.Kata Kunci: Turbin Achard, Efisiensi Turbin, Koefisien Torsi
OPTIMASI ALAT ICE CUBE MAKER KAPASITAS 60 KG Ferry Irawan Irawan; Rafsanjani Rafsanjani Rafsanjani
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 1 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.953 KB)

Abstract

Optimasi merupakan suatu mengoptimalkan suatu hal yang sudah ada, atau merancang dan membuatsesuatu secara optimal. Tujuan dari optimasi alat ice cube maker adalah mengetahui penyebab alat ice cubebekerja secara tidak optimal, mengatasi masalah dari penyebab alat ice cube bekerja secara tidak optimal danmempercepat produksi alat ice cube. Ice cube maker adalah salah satu mesin pembuat es yang berbentuk kubusdengan ukuran pada umumnya 2 x 2 x 2 cm atau silinder berdiameter 2 cm dan tebal 2 cm. Proses optimasi alatice cube dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan mempersiapkan alat ice cube, pengecekan komponen,memperbaiki komponen yang rusak, dan uji performa alat. Pada kegiatan proses optimasi alat ice cube,ditemukan beberapa permasalahan seperti kekurangan refrigeran, jarak antara kapiler dan masukan evaporatorterlalu jauh, pipa tidak dibalut isolasi, terdapat pipa bocor, dan defrost tidak berfungsi sebagaimana mestinya.Cara mengatasi penyebab alat ice cube bekerja tidak optimal yaitu menambah refrigeran, mendekatkan kapilerke masukan evaporator, membalut pipa dengan isolasi pipa, mengganti pipa yang bocor dengan yang baru, danmembuat defrost berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Produksi es menjadi lebih cepat setelah dilakukanoptimasi dari 2 jam menjadi 50 menit.Kata Kunci:Optimasi,Ice Cube Maker
RANCANG BANGUN DEHUMIDIFIER DENGAN PEMANFAATAN KALOR KONDENSOR Baiti Hidayati Hidayati; Mardiana Mardiana Mardiana; Leo Saputra Saputra
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 2 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dehumidifier adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengurangi uap air pada udara, ada beberapateknik yang digunakan untuk melakukan proses dehumidifikasi, salah satu mya yaitu menggunakan proses refrigerasidan memanfaatkan panas dari kondensor itu sendiri sehingga kalor yang terbuang dari kondensor tersebut dapatdimanfaatkan. Proses dehumidifikasi ini banyak digunakan untuk proses pengeringan suatu prodak, dengan tujuanagar prodak tersebut mamapu bertahan dalam jangka waktu tertentu pada suhu lingkungan tanpa campuran bahanpengawet khususnya pada makanan. Pada penelitian ini akan dilakukan perlakuan dehumidifikasi pada kentang,sehingga kentang dapat awet berdasarkan perlakuannya. Rancang bangun alat dehumidifier ini harus memenuhikategori suhu udara akhir diatas suhu lingkungan, sedangkan kelembaban akhir dibawah kelembaban lingkungan.Berdasarkan dari hasil rancang bangun, didapat suhu maksimal yang dicapai sebesar 59,1 0C dengan capaiankelembaban (RH) 10%. Dengan posisi peletakan kondensor setelah evaporator.Kata kunci : Refrigerasi, Dehumdifier, Relative Humidity,
RANCANG BANGUN MINIATUR MESIN PENDINGIN PEMBUAT ASAP CAIR SEBAGAI BAHAN PEMBEKUAN LATEKS Baity Hidayati Hidayati; Haryanto Haryanto Haryanto; Wahyu Adjie Pangestu
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 2 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Musi Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera Selatan.Kabupaten ini terdiri dari 14 kecamatan yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, diantaranyabatubara, migas, perkebunan kelapa sawit, dan perkebunan karet. Pada perkubunan karet penghasilan produksikaret di Musi Banyuasin pada tahun 2014 mencapai 152 338 ton. Di Kecamatan Sungai Lilin terdapat DesaNusa Serasan yang patut dijadikan sebagai pusat inspirasi teknologi tepat guna untuk level desa di KabupatenMusi Banyuasin. Dengan terobosannya, ternyata mampu membuat Badan Usaha Milik Desa menciptakanTeknologi pembuatan Asap Cair yang digunakan untuk pengolahan getah karet. Berdasarkan hasil pengamatantersebut alat pembuatan asap cair dapat dikembangkan lagi agar hasil yang diperoleh lebih banyak denganmenerapkan teknologi refrigerasi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah Untuk menginovasikan alat produksiAsap Cair agar kualitas hasil produksi lebih baik sehingga dapat meningkatkan hasil produksi Asap cair,mengetahui berapa besar beban produk pada mesin tersebut, mengetahui nilai Nilai COP aktual , COP carnot , danefisiensi refrigerasinya serta mengetahui berapa besar nilai persentase yang didapat dengan proses pendinginanair menggunakan metode refrigerasi dengan metode non refrigerasi berdasarkan perbandingan pada hasil alattersebut. Pada penelitian ini dilakukan proses perbandingan perolehan asap cair dengan menggunakan air yangbersuhu 29,1⁰C dan 15⁰C untuk proses pengkondensasian asap dimana bahan bakar dalam proses pembakaranmenggunakan tempurung kelapa yang bermassa 4kg yang dibakar selama 2 jam, dimana hasil menggunakan airbersuhu 29,1⁰C menghasilkan 95 ml dan air yang bersuhu 15⁰C menghasilkan 206 ml asap cair .Kata kunci: Asap Cair, Pembuat Asap Cair, Getah Karet
ANALISA PENGARUH POSISI KONDENSOR PADA DEHUMIDIFIER Baity Hidayati Hidayati; Ferry Irawan Irawan; Muhammad Ramadhani Ramadhani
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 2 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dehumidifier adalah alat yang berfungsi untuk mengurangi kelembaban udara. Dehumidifier dengansistem pendingin kompresi uap ini, dirancang atau dibuat dengan memanfaatkan panas yang terbuang darikondensor sebagai pemanas yang dikontrol sesuai kebutuhan dari temperatur dan kelembaban relatif yang diinginkan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk membandingkan suhu, Relative Humidity, dan COP berdasarkanposisi kondensor yang digunakan sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan. Metode yangdigunakan yaitu meletakkan posisi kinerja kondensor luar, kondensor sebelum evaporator, dan kondensorsetelah evaporator yang dilakukan selama 180 menit dengan jeda pengambilan data per 30 menit. Data yangdiambil berupa suhu, Relative Humidity, dan kemudian melakukan perhitungan nilai COP pada alatdehumidifier. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan kondensor luar, diperoleh suhu sebesar 49.5,RH sebesar 90%, dan COP sebesar 6.5. Kondensor sebelum evaporator suhu sebesar 81.3, RH sebesar 10%, danCOP sebesar 4.523. Kondensor setelah evaporator suhunya sebesar 80.9, RH sebesar 10%, dan COP sebesar5.967. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi kondensor yang baik untuk digunakan pada alatdehumidifier adalah posisi kondensor yang berada setelah evaporator.Kata Kunci: Dehumdifier, Kondensor, Suhu, Relative Humidity, COP.
PROTOTIPE PENGERING BAHAN BAKU DAN PRODUK BIOPELET DITINJAU DARI ENERGI H2O YANG TERUAPKAN KE UDARA Baity Hidayati Hidayati; Herlin Sumarna Sumarna
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 2 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsumsi energi di Indonesia masih didominasi oleh penggunaan energi berbasis fosil, terutamaminyak bumi dan batubara. Karena itu, biomassa sebagai sumber energi terbarukan merupakan upaya untukmengurangi penggunaan energi fosil di Indonesia. Biopellet adalah salah satu pengolahan biomassa menjadibahan bakar padat. Pada tahap proses pembuatan biopellet digunakan pengering. Tujuan penelitian ini untukmengetahui panas H2O bahan baku yang teruapkan ke udara. Dalam prototipe mesin pengering, variabelindependen adalah variasi campuran bahan baku dan variabel tetap seperti kecepatan udara, waktupengeringan, dan suhu pengeringan. Berdasarkan hasil penelitian, konsentrasi H2O diuapkan dan panas H2O diudara tertinggi dalam campuran 60% serbuk kayu: 40% sekam padi. Dari massa H2O diuapkan sama dengan14,84 gr dan panas H2O di udara sama dengan 136,506 grcal dianalisis kadar air dan nilai kalor produkbiopelet. Kadar air diperoleh sebesar 6,716% dan nilai kalor 5,188.8506 grcal / gr telah memenuhi standar SNI8021-2014.Kata Kunci: : Energi fosil, Variasi bahan baku, Massa H2O yang diuapkan, Panas H2O di udara,Kadar air, dan Nilai kalor biopelet
PERENCANAAN COOLING TOWER PADA GEDUNG SERBA GUNA LUMPATAN I SEKAYU Haryanto Haryanto Haryanto; Mareta Ramadhanis Ramadhanis; Amri Pratama Pratama
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 2 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam sistem HVAC berpendingin air, menara pendingin memiliki peran menolak panas yangdikumpulkan selama proses pendinginan ruang ke atmosfer sekitar. Adapun tujuan penelitian ini meliputi untukmengetahui beban pendingin pada gedung serba guna lumpatan I sekayu dan Untuk mengetahui kapasitascooling tower yang sesuai pada beban pendingin yang didapat pada gedung serba guna lumpatan I Sekayu.Adapun metode pengumpulan data yang di gunakan dalam Perencanaan Cooling Tower pada Gedung serbaguna lumpatan I Sekayu Metode Studi Literatur dan Pengambilan Data Langsung. Kesimpulan dari penelitianini yaitu Dari hasil perhitungan beban pendingin di Gedung serba guna lumpatan 1 Sekayu dengan pelayanansuhu dalam ruangan yang diasumsikan 25oC, dan suhu luar diasumsikan 32oC, sehingga diperoleh hasilperhitungan sebesar 258290,62 Btu/hr Dan membutuhkan CT dengan kapasitas sebesar 28,698 Hp Atau samadengan 75,697 KW, sehingga kapasitas CT yang dibutuhkan adalah sebesar 169 KW dan membutuhkan CTsebanyak 2 unit yang memiliki total kapasitas sebesar 151,394 KW dan Dengan Meilih Jenis cooling tower yangsesuai pada gedung serba guna lumpatan I sekayu yaitu yang memiliki jenis dan spesifikasi yang tepat yaitudengan jenis vertikal, type counterflow dan memiliki kapasitas pendinginKata kunci: Air Conditioning, CLTD, cooling tower.