cover
Contact Name
Dr. Asep Supianudin, M.Ag.
Contact Email
asepsupianudin@uinsgd.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
altsaqafa@uinsgd.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
ISSN : 02165937     EISSN : 26544598     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 191 Documents
Tradisi Aurodan di Ujung Selatan Garut SAEPUROHMAN SAEPUROHMAN; saepurohman saepurohman
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.3655

Abstract

Tujuan penulisan ini untuk memberi gambaran mengenai tradisi aurodan di Kampung Cikantrieun, Desa Wangunjaya, Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Hal ini dilatar belakangi bahwa Indonesia merupakan Negara kaya akan budaya dan tradisi, setiap daerah yang ada di Indonesia bisa dipastikan punya budaya dan tradisi masing-masing, dari sekian banyak budaya dan tradisi Indonesia ada yang terdokumentasikan ada yang tidak, sangat mungkin ada budaya dan tradisi suatu daerah terpencil yang belum di ketahui masyarakat luas, untuk itu penulis coba sampaikan suatu tradisi keagamaan yang berada di suatu daerah terpencil di bagian ujung selatan Garut tepatnya di Kampung Cikantrieun, Desa Wangunjaya, Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Tulisan berdasarkan wawancara dan observasi ini menguraikan bagaimana asal usul tradisi aurodan, tujuan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan aurodan, manfaat aurodan, proses kegiatan aurodan dan bacaan-bacaan dalam aurodan serta dalil-dalilnya. Tradisi aurodan di Kampung Cikantrieun sudah ada sejak puluhan tahun silam, dalam perjalannya mengalami perubahan dan perkembangan, seiring dengan perubahan dan perkembangan pemikiran masyarakat yang ada di kampung Cikantrieun itu sendiri, terutama tokoh agama dan tokoh masyarakat.
INCORPORATING TEACHING EFL READING INTO THE MODEL OF LEARNING FROM PRESENTATION FOR INDONESIAN STUDENTS Nasir Nasir
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 13, No 02 (2016): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v13i02.1974

Abstract

Model of teaching delineates learning materials which are enacted by learners. Not only is teaching reading as a receptive skill; teaching reading is also as an integrated skill.  This study aimed at describing incorporating teaching EFL reading as a receptive skill into Model of Learning from Presentation (MLP) as visual and oral–based teaching at teachers’ training of elementary school of Nahdlatul Ulama University of Lampung, Indonesia. To investigate, questionnaire and interview were deployed as research instruments in this descriptive qualitative study. The findings of questionnaires, which explored three aspects including graphic organizer as a visual aspect, oral presentation as a oral aspect, and students’ perceptions for each aspect,  to 24 students showed (1) almost all  students (87%) stated MLP enabled them to learn graphic organizers which induced ease of presentation, (2) many students (75%) stated MLP enabled them to practice oral presentation which could foster their speaking and writing skills, (3) all students (100%) stated MLP reinforced their responsibility for material mastery and presentation delivery. These were confirmed by the findings of interviews to 5 students that revealed (1) their needs for graphic organizer in MLP to elude inaccurate diagram construction; (2), their needs for oral presentation in MLP to enhance linguistic knowledge and text comprehension, (3) their needs of MLP to deliver learning materials
Perubahan Struktur dan Pergeseran Makna Frasa Nomina Bahasa Inggris dalam “The Adventure Of Tom Sawyer” dan Versi Bahasa Indonesianya Ruminda Ruminda; SITI KOMARIAH
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 15, No 1 (2018): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v15i1.3035

Abstract

Translation is not only translating SL into TL, but also looking for the equivalent meaning when SL is translated into TL. English and Indonesian are two languages where both of them have different grammatical pattern in arranging how word, phrase, and clause as units of syntax are formed into a good sentence. This research shows how the structure and the changing meaning of NP in English and Indonesian found in The Adventures of Tom Sawyer’s novel and its Indonesian translation. The method of research is using qualitative method, purposive sampling, and document analysis which uses tri diagram. Using the theory of translation shift and syntax, this research shows that there are the changing of syntactic pattern, the changing of syntactic category and the changing of syntactic function also the shift of meaning when English NP is translated into Indonesian.
TEORI ASAL-USUL BAHASA DALAM LITERATUR ISLAM KLASIK (Sebuah Prespektif Ontologis serta Implikasi Hermenetis terhadap Kitab Suci) Wildan Taufiq
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 13, No 01 (2016): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v13i01.1838

Abstract

Teori asal-usul bahasa dalam literatur Islam klasik yang dirujuk pada tulisan ini adalah teori-teori yang dihimpun oleh Ibnu Faris dan Ibnu Jinny yang merupakan dua ulama linguis Arab yang hidup pada periode awal. Mereka merumuskan tiga teori asal usul bahasa, yaitu (1) teori tauqiify, atau ilhaam, (2) teori muwadha’ah atau ishtilahy, dan (3) teori tauqiify juga ishtilahy. Dari perspektif filsafat ontologis, pandangan bahwa bahasa itu pada awalnya terjadi secara tauqiify, atau ilhaam merupakan pandangan yang didasarkan pada paham idealisme. Dalam pandangan ini, bahasa manusia berasal dari yang Maha Ghaib, Allah. Menurut pandangan ini, semua aspek Al-Qur’an baik susunan huruf, kata dan maknanya merupakan ciptaan Allah. Pandangan bahwa bahasa itu pada awalnya terjadi secara muwadha’ah atau ishtilahy merupakan pandangan yang didasarkan pada paham materialisme. Artinya bahasa itu hakikatnya tercipta oleh manusia yang berwujud material. Menurut faham ini, Al-Qur’an adalah ciptaan Muhammad. Konsekuensinya al-Qur’an terbuka untuk dipengaruhi aspek sosial budaya bahkan mungkin dipengaruhi oleh pemikiran Muhammad sendiri. Pandangan ketiga yang menganggap bahasa itu berasal terjadi secara tauqiify juga ishtilahy, merupakan pandangan sintesis dari dua pandangan sebelumnya. Pandangan ini didasarkan pada paham dualisme, yang menganggap bahwa hakikat sesuatu itu  tersusun dari aspek rohani dan materi. Aspek rohani dalam hal ini adalah Allah, sebagai khalik yang immateri. Sedang aspek materinya adalah manusia sebagai makhluk-Nya yang material. Faham ini memandang Al-Qur’an sebagai karya manusia yang mendapat bimbingan Allah. Dengan kata lain, secara lahiriyah Al-Qur’an merupakan susunan Muhammad, namun ide awalnya berasal dari Allah
ANALYSING THE USE AND FUNCTION OF LEXICAL COHESION IN THE SHORT STORY OF HOP FROG Erwadi Erwadi
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 14, No 2 (2017): al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v14i2.2010

Abstract

This study was aimed at analyzing the use of lexical cohesion and its function in Hop Frog, a short story written by Allan Edgar Poe. This qualitative research employed a documentation analysis to analyze the use and functions of lexical cohesions found in the short story.  having analyzed the data, it was found that there are five general categories of lexical cohesion such as hyponymy, antonymy, repetition, synonymy, and meronymy of which the finding is in line with the kind of lexical cohesion proposed by Hassan’s theory. It was also found that the functions of each lexical cohesions consist of  ideational, interpersonal, and textual function showing in each lexical cohesion of which they are the same as that of stated by Halliday’s theory.
REPRESENTAMEN CINTA DALAM KISAH NABI SULAIMAN DAN RATU SABA’ SURAT AN-NAML (Studi Analisis Semiotika dan Komunikasi Interpersonal) Muhamad Agus Mushodiq
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 15, No 2 (2018): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v15i2.3826

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menemukan makna dari tanda-tanda yang terdapat pada kisah Nabi Sulaiman dan Ratu saba’. Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk mengungkap proses komunikasi interpersonal antar keduanya yang disinyalir menuju pada pengungkapan perasaan cinta yang berakhir pada pernikahan. Makna-makna tersebut dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Charles sanders Pirce. Teori semiotika peirce fokus pada system triadiknya, sehingga ketika peneliti melakukan  interpretasi, maka ia harus melewati tiga tahapan, representamen, objek, dan interpretan. Selain menngunakan teori semiotika, peneliti juga menggunakan teori komunikasi interpersonal guna menyingkap proses pengungkapan perasaan antara kedua tokoh. Setelah peneliti melakukan analisis dengan dua teori tersebut, ditemukan beberapa simbol kebahasaan yang merujuk pada indikasi cinta, di antaranya adalah penggunaan fi’il mabni li majhul qi>la guna memberikan kesan keramahtamahan Nabi Sulaiman terhadap Ratu Saba. Kata perintah langsung tanpa adanya harfu nida ya juga disinyalir menggambarkan keinginan Nabi Sulaiman untuk merasa dekat dengan Ratu Saba’.  Adapun indikasi cinta yang ada pada diri Ratu Saba’ telah nampak pada awal-awal episode kisah, di mana ia memeberikan respon positif terhadap surat yang dikirim oleh Nabi Sulaman. Adapun proses pengungkapan perasaan yang diterangkan al-Quran secara eksplisit pada diri Sulaiman adalah (1) pengamatan (sensing) terhadap Ratu Saba’, (2) menafsirkan (interpreting) respon Ratu Saba’, (3) mengalami perasaan tertentu (feeling) yang diakibatkan penafsiran sebelumnya, (4) menanggapi (intending) perasaan tersebut, dan (5) mengungkapkan perasaan (expressing). Adapun proses pengungkapan perasaan yang diterangkan al-Quran secara eksplisit pada diri Ratu Saba’ adalah (1) pengamatan (sensing) terhadap Nabi Sulaiman dan (2) pengungkapan (expressing) perasaan.
KUALITAS TERJEMAHAN PROVERB KE DALAM BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN GOOGLE TRANSLATE Ahmad Muzaki Alawi
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 16, No 1 (2019): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v16i1.3758

Abstract

Dewasa ini, menerjemah dengan bantuan mesin baik berbasis aplikasi offline maupun online sering dilakukan terutama oleh civitas akademia. Sebuah penelitian lama oleh Aiken dan Ghosh (2009) mengungkapkan bahwa Google Translate (GT) adalah yang paling sering di gunakan untuk menerjemahkan dan paling baik di kelasnya. September 2017 kemarin, Google mengumumkan bahwa Google Translate sudah menggunakan saraf neuro sehingga mampu memberikan hasil yang hampir sama dengan terjemahan manusia. Fokus pada penelitian ini adalah bagaimana proverb (peribahasa) diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia menggunakan GT. Peribahasa sendiri merupakan hasil produk budaya yang bentuknya baku dan menggunakan leksikon-leksikon spesifik sehingga bahkan manusia pun akan kesulitan untuk menerjemahkannya. Terdapat 100 proverbs yang akan dianalisis tingkat kualitasnya. Sebelumnya, 100 proverbs tersebut sudah diterjemahkan oleh manusia. Hasil terjemahan inilah yang akan menjadi tolok ukur kualitas terjemahan GT. Penelitian ini akan mengungkap seberapa wajar dan sesuai hasil terjemahan proverb ke dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan Google Translate. Dari data yang diperoleh terlihat ada beberapa proverb yang diterjemahkan ke bentuk peribahasa Bahasa Indonesia. Di sisi lain, sebagian besar dapat dipahami maksudnya meskipun tidak berbentuk peribahasa. Namun, tidak sedikit pula GT menghasilkan ungkapan yang sulit dipahami dalam bahasa sasaran. 
KESANTUNAN DAN KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA MASYARAKAT SUNDA DALAM DIALOG PERCAKAPAN PADA ACARA KUNJUNGAN KELUARGA DI BEBERAPA TEMPAT DI JAWA BARAT Mahbub Hefdzil Akbar; Ice Sariyati
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 14, No 1 (2017): al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v14i1.1794

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa yang diutarakan masyarakat Sunda dalam dialog percakapan pada beberapa acara kunjungan keluarga di Jawa Barat (Ciwidey, Cililin dan Cimahi) dengan menggunakan metode kualitatif dan teori dari Leech (1983), Grice (1986) dan yang lainnya.                 Hasil penelitian menunjukan bahwa kesantunannya sesuai dengan prinsip kesantunan, 101 data, khususnya dengan maxim of approbation, dengan menggunakan bahasa hormat (52 data), loma atau akrab (41 data) dan keduanya (8 data). Selain itu, kesantunannya sejalan dengan prinsip kerja sama dalam percakapan, maxim of manner (51 data), tetapi ditemukan juga adanya beberapa pelanggaran prinsip tersebut, 50 data (quantity, manner dan relation). Sementara, hal yang membuat mereka santun berbahasa, diantaranya adalah tingkat kekerabatan dan rasa sayang.        Di sisi lain, ketidaksantunannya melanggar prinsip kesantunan, 28 data, khususnya maxim of agreement, dengan menggunakan bahasa loma atau akrab (24 data) dan bahasa hormat (4 data). Selain itu, ketidaksantunannya melanggar prinsip kerja sama, maxim of manner (15 data), tetapi ditemukan juga beberapa yang sejalan dengan maxim of manner (9 data). Sementara, hal yang membuat mereka tidak santun berbahasa, diantaranya adalah tingkat kekerabatan, ketidaksepakatan serta senda gurau.           Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesantunannya dominan sejalan dengan approbation maxim, yang mana tidak selalu sejalan dengan prinsip kerja sama dan tidak selalu menggunakan bahasa hormat. Sementara, ketidaksantunannya dominan melanggar agreement maxim, dimana umumnya menggunakan bahasa loma atau akrab, yang seimbang antara melanggar dan sejalan dengan prinsip kerja sama dalam percakapan.
Perjuangan Rakyat Cirebon-Indramayu Melawan Imprialisme Wahyu Iryana
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 14, No 2 (2017): al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v14i2.2005

Abstract

Attempts to write local history to the development of national history writing is very important, even expected at each campus has a study program must include the History Education courses Local History or can be Local Historiography. The research method that I use is the heuristic method historical research, criticism, interpretation and historiography. Exposure War history Kedondong or War of Cirebon to Dutch colonization and social protests of farmers in Indramayu during the Japanese occupation is one of the local history authors suppose caliber already can be called national history. Writing of local history is not only the responsibility of all academics who manages the department of History Education in Indonesia but also the relevant government policy.
THE VALUE EDUCATION OF QOSIDAH BURDAH ARTS IN BOARDING SCHOOL IN THE LAND OF SUNDA Sulasman Sulasman
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 15, No 2 (2018): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v15i2.3819

Abstract

AbstractBurdah Al-Bushiri contains a string of poems of praise to the Prophet Muhammad. Burdah is a literary work of Sharafuddin Abu Abdillah Muhammad Ibn Zaid Al Bushiri.Burdah Al-Bushiri widely taught in boarding school. Boarding School teaches a lot of Value educations. Value educations contained in Burdah Al-Bushiri be internalized through the medium of art, the art of Qosidah Burdah. This article aims to explain values contained in Qosidah Burdah. To explain this purpose, used literature. Thus, we will know about values of educationcontained in Qosidah Burdah. The results showed that Values contained in Qosidah Burdah has affected the attitude and character of students at the boarding school. Boarding School has been instrumental in instilling the values of theological, juridical, socio-cultural Islam, and Sufi values contained in Art Qosidah Burdah. Sufistic value of Qosidah Burdah in boarding implanted with the aim to cleanse the heart from all impurities soul. Values contained in Qosidah Burdah among others about repentance, asceticism, patience, sincerity, trust, and mahabbah. To give meaning passion in poetry Qosidah Burdah and soul enlightenment for students at the school, then do internalization of sufistic values from Qosidah Burdah through the art of music. Burdah Qosidah Music Arts at the school in addition is also used as a tool to improve and help the personal and social students.

Page 5 of 20 | Total Record : 191