cover
Contact Name
I Wayan Putra Yasa
Contact Email
yanputra666@gmail.com
Phone
+6285238950355
Journal Mail Official
yanputra666@gmail.com
Editorial Address
Jalan Udayana No. 11, Singaraja-Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
ISSN : 25992635     EISSN : 2599140X     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jjps.v8i2
Widya Winayata: Jurnal Jurusan Pendidikan Sejarah is a scientific journal published by the Department of History Education, Faculty of Law and Social Sciences, Universitas Pendidikan Ganesha. This journal aims to accommodate articles of research results and results of community service in education and history learning. In the end, this journal can describe the development of science and technology in the field of historical education for the academic community. This journal is published three times a year.
Arjuna Subject : -
Articles 544 Documents
Monumen Perjuangan Panca Wirapati di Desa Bongancina, Buleleng,Bali. (Latar Belakang Sejarah, Nilai, Serta Pemanfaatannya Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Berbasis Kurikulum 2013) ., Pande Nyoman Suastawan; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i2.2564

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang pendirian Monumen Perjuangan Panca Wirapati di Desa Bongancina,Busungbiu,Buleleng, (2) mengetahui nilai-nilai apa saja yang dapat diwariskan dari Monumen Perjuangan Panca Wirapati di Desa Bongancina,Busungbiu,Buleleng , (3) mengetahui bagaimana pemanfaatan nilai-nilai kesejarahan Monumen Perjuangan Panca Wirapati di Desa Bongancina,Busungbiu,Buleleng dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS berbasis kurikulum 2013. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Monumen Perjuangan Panca Wirapati yaitu peristiwa gugurnya I Dewa Nyoman Tegeg, I Dewa Nyoman Jebot, I Dewa Nyoman Latera dan I Dewa Nyoman Nesa pada tahun 1946 serta gugurnya I Dewa Ketut Gateri pada tahun 1948 saat revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan NKRI. (2) Nilai-nilai yang diwariskan dari Monumen Perjuangan Panca Wirapati dapat dipilah menjadi dua aspek yaitu nilai-nilai dasar dan nilai-nilai operasional. (3) Nilai-nilai yang terkandung di dalam Monumen Perjuangan Panca Wirapati seperti nilai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jiwa dan semangat merdeka, nasionalisme, patriotisme serta rela dan iklas berkorban untuk tanah air dapat dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembeajaran (RPP) yang berbasis kurikulum 2013 pada kelas IX semester ganjil. Kata Kunci : monumen, pewarisan nilai-nilai sejarah, pemanfaatan nilai This research was aimed at (1) knowing the background of the establishment of Panca Wirapati Monument in Bongancina Village Busungbiu, Buleleng, (2) knowing what values can be inherited from Panca Wirapati Monument in Bongancina Village Busungbiu, Buleleng, (3) knowing to use historical values of Panca Wirapati Struggle Monument in Bongancina village, Busungbiu, Buleleng that can be used as a source of IPS-based learning curriculum in 2013. In this study, the data were collected using qualitative methods with these phases: (1) technique of determining the location of the research, (2) technique of determining informant, (3) data collection techniques (observation, interviews, review of documents), (4) the authenticity of the data guarantor techniques (data triangulation, triangulation methods), and (5) data analysis techniques. The result of this study showed that, (1) There is historical incidents that underlying the development of Panca Wirapati struggle monument that is death incidents of I Dewa Nyoman Tegeg, I Dewa Nyoman Jebot, I Dewa Nyoman and I Dewa Nyoman Latera Nesa in 1946 and the death incidents of I Dewa Ketut Gateri in 1948 when the physical revolution in order to maintain NKRI Independency. (2) The values inherited from Panca Wirapati Monument can be divided into two aspects: the basic values and operational values. (3) The values contained in Panca Wirapati Monument such as the value of piety towards Almighty God, the soul and the spirit of independence, nationalism, patriotism and sincere and willing to sacrifice for the country can be elaborated into the syllabus and lesson plan (RPP ) based on curriculum 2013 in class IX semester 1.keyword : Monument, inheritance of historical values, utilization value
Tradisi Mesuryak pada Hari Raya Kuningan di Desa Pakraman Bongan Gede, Tabanan, Bali dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA ., I Made Cahyana Mp; ., Dr. Tuty Maryati,M.Pd; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v8i1.12561

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengetahui latar belakang DesaPakramanBongan Gede melaksanakanTradisiMesuryak pada Hari Raya Kuningan(2)mengetahuitata cara ritual TradisiMesuryak Pada Hari Raya Kuningan, (3) mengetahui potensi dari tradisi Mesuryak yang dapat di jadikan sebagai sumber pembelajaran Sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap: (1)lokasi penelitian di desa Pakraman Bongan Gede, Tabanan, Bali (2)Teknik penentuan informan menggunakan Purposive Sampling, lalu dikembangkan dengan Snow Ball (3)Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumen, (4)Teknik penjamin keaslian data menggunakan triangulasi data dantriangulasimetode (5)Teknikanalisis data menggunakan analisis interaktif. Dalam penelitian ini menghasilkan temuan, yakni: (1)Latar belakang sejarah Masyarakat Desa Pakraman Bongan Gede, Desa Bongan melaksanakan Tradisi Mesuryak bertujuan mengantarkan leluhurnya yang turun ke bumi pada saat hari raya Galungan dan kembali pada saat hari raya Kuningan ke surga dengan lapang dada karena melihat keturunannya bergembira pada saat tradisi Mesuryak dilaksanakan, (2)Tata cara Pelaksanaan ritual tradisi Mesuryakdiawali dengan adanya tahap persiapan upacara, persiapan banten sebelum upacara Mesuryak dilaksanakan adanya proses persembahyangan,selesai dipersembahyangan uang yang ada di banten di ambil kemudian dilempar keatas kepala kemudian direbut oleh semua warga Desa Bongan yang ikut menghadiri tradisi Mesuryak; (3)potensi dari tradisi mesuryak yang dapat dijadikansebagai sumber belajar sejarah sesuai dengan kurikulum 2013 melaui (1)aspek kongnitif yang di dalamnya terdapat nilai religius, nilai memperkuat solidaritas sosial, nilai menjaga hubungan harmonis dengan alam, nilai mendapatkan kesejahteraan yang bermartabat, dan nilai tradisi Mesuryakyang dapat dijadikan sebagai media pendidikan, (2) Aspek Kongnitif, (3) Aspek PsikomotorKata Kunci : Tradisi Mesuryak , Potensi, Sumber Belajar, Sejarah This research aims to (1) know the background of DesaPakramanBonganGede implement Mesuryak Tradition on Hari Raya Kuningan (2) to know the ritual procedure of Mesuryak Tradition on Hari Raya Kuningan, (3) to know the potency of Mesuryak tradition which can be made as learning resource History in high school. In this research, using qualitative method with stages: (1) research location in Pakraman village Bongan Gede, Tabanan, Bali (2) Technique determination of informant use Purposive Sampling, then developed with Snow Ball (3) Technique of collecting data through observation, interview, document study, (4) Technique of genuineness of data using triangulation data and triangulation method (5) Technique analyze data use interactive analysis. In this research, the findings are: (1) The historical background of the Desa Pakraman Bongan Gede, Bongan Village perform Mesuryak Tradition is aimed at delivering the ancestors who descended to the earth during the Galungan festivals and returned at the time of the feast of Kuningan to heaven (2) Procedures Implementation of the ritual of Mesuryak tradition begins with the preparation stage of the ceremony, preparation of banten before the ceremony Mesuryak held the process of praying, finished in praying money in Banten taken then thrown up the head then captured by all villagers of Bongan who attended the Mesuryak tradition; (3) the potential of the mesuryak tradition that can serve as a source of historical learning in accordance with the 2013 curriculum through (1) the congenial aspect in which there is religious value, the value of strengthening social solidarity, the value of maintaining harmonious relations with nature, the value of getting dignified welfare, and the value of Mesuryak traditions that can be used as educational media, (2) Congnitive Aspects, (3) Psychomotor Aspectskeyword : Mesuryak Tradition, Potential, Learning Resources, Histor
Akulturasi Kebudayaan Hindu dan Buddha di Vihara Buddha Dharma Sunset Road, Kuta, Bali (Latar Belakang Sejarah, Bentuk Akulturasi dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA) ., Ni Wayan Wiwik Astuti; ., Dra. Tuty Maryati,M.Pd; ., Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v4i2.3618

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Desa Legian, Kecamatan Kuta, Badung yang bertujuan untuk mengetahui: (1) Latar belakang berdirinya Vihara Buddha Dharma Sunset Road, Kuta, Bali dengan arsitektur Hindu dan Buddha, (2) Bentuk akulturasi yang nampak di Vihara Buddha Dharma Sunset Road, Kuta, Bali, (3) Potensi-potensi dari bentuk akulturasi pada bangunan di Vihara Buddha Dharma yang dapat dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ialah (1) Penentuan Lokasi Penelitian, (3) Penentuan Informan, (4) Pengumpulan Data, (5) Validitas Data yang terdiri dari triangulasi data dan triangulasi metode, (6) Analisis Data. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Vihara Buddha Dharma didirikan oleh para Bhikkhu sebanyak tujuh orang dan umat Buddha yang tinggal di Desa Adat Legian. Ada tiga faktor yang melatarbelakangi pembangunan Vihara Buddha Dharma, yakni faktor historis (Sejarah), faktor kultural (keterbukaan) dan faktor politik. (2) Bentuk-bentuk akulturasi yang nampak di Vihara Buddha Dharma dapat dilihat dari bentuk bangunan yang berakulturasi, akulturasi bahan bangunan, akulturasi ornamen pada bangunan dan makna simboliknya. (3) Potensi Vihara Buddha Dharma sebagai sumber belajar sejarah yaitu sejarah Vihara Buddha Dharma memiliki peran penting dalam perkembangan Agama Buddha di Badung, di mana keberadaan Vihara Buddha Dharma sebagai Vihara orang Cina dapat dijadikan bukti sejarah bahwa daerah Badung yang mayoritas penduduknya beragama Hindu ternyata dapat di sentuh pula oleh Agama Buddha. dan arsitektur bangunan Vihara Buddha Dharma yang berakulturasi memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber belajar sejarah mengenai fakta-fakta tentang proses interaksi masyarakat di berbagai daerah dengan tradisi Hindu-Buddha di bidang arsitektur. Kata Kunci : Kata Kunci: Vihara Buddha Dharma, Bentuk Akulturasi, Potensi Vihara Buddha Dharma Sebagai Sumber Belajar Sejarah. ABSTRACT The research was conducted in the Legian Village, Kuta district, Badung regency which aimed to determine: (1) The background of Buddha Dharma Vihara, Sunset Road, Kuta, Bali with Hindu and Buddhist architecture. () The form of acculturation who wore in Buddha Dharma Vihara, Sunset Road, Kuta, Bali. (3) The potentialities of acculturation on buildings in Buddha Dharma Vihara which could be developed as a source of historycal acquirement. This research is qualitative research types. The stages of the qualitative research conducted in the: (1) the determination of the location of research. (2) determination of the informant. (3) data collection (4) the validity of data consisting of triangulation data and triangulation method, (5) Analysis of data. The results showed: (1) Buddha Dharma Vihara established by the buddhist monk as many as seven people and buddhists who lives in the village of customary Legian. There are three factors the rationale behind the construction of Vihara Buddhist Dharma, namely historical factors (history), cultural factors (openess) and political factors. (2) The forms acculturation of Buddha Dharma Vihara can be seen through from the shape of the building, building materials, the building ornaments and meaning of symbol that it has build on it (3) The potency of Buddha Dharma Vihara can be used as a sourse of historycal acquirement, Buddha Dharma Vihara history has an important role of buddhism development of Badung region, which is Buddha Dharma Vihara presence as a Chinese Vihara can be used as historical evidence on Badung region that can be touched by Buddhism where most of them has Hindu religion. And architecture Buddha Dharma Vihara acculturated has huge potential as a source of historycal acquirement regarding the facts of interaction process on communities in various regions between buddhism and Hindu tradition can be seen on architecture sector. keyword : Keywords: Buddha Dharma Vihara, the form of acculturation, potential Buddha Dharma Vihara as a source of historycal acquirement.
INTEGRASI UMAT HINDU DENGAN ISLAM DI DESA TEGALLINGGAH, SUKASADA BULELENG BALI, SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH ., Nurus Shobah; ., Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum.; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i1.14964

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui terjadinya integrasi umat Hindu dengan Islam di Desa Tegallinggah, (2) menganalisis proses terjadinya integrasi umat Hindu dengan Islam, (3) mengetahui Faktor-faktor integrasi yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Penelitian ini mengunakan pendekatan sosial. (1) penentuan jenis penelitian, (2) lokasi penelitian, (3) teknik penentuan informan, (4) teknik pengumpulan data meliputi (observasi, wawancara, studi dokumen, sampai analisis data): dengan teknik deskriptif kualitatif, analisis data digunakan untuk mengolah data menjadi informasi, agar karakteristik data mudah dipahami. Hasil penelitian menunjukan bahwa integrasi umat Hindu dengan Islam terjadi karena adanya peminjaman identitas Bali – Islam, seperti ngejot, Subak Bali-Islam, dan adanya peminjaman identitas kebudayaan Bali. Proses integrasi umat Hindu dengan Islam tidak bisa lepas dengan adanya interaksi yang intens antara masyarakat yang beragama Hindu dan Islam karena adanya kepentingan yang sama baik ekonomi dan sosial. Adapun Faktor- faktor Integrasi umat Hindu dengan Islam yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran ada tiga yaitu: (1) faktor sosial, (2) faktor ekonomi, dan (3) faktor budaya. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menyumbang sebagai sumber pembelajaran sejarah di sekolah. Kata Kunci : Integrasi, Peminjaman Identitas Nyama Bali-Nyama Selam, Sumber Pembelajaran Sejarah. This research aims to (1) know what happened integration of Hindus and Islam in Tegallinggah Village (2) analyze the process of integration of Hindus and Islam (3) know the factors of integration that serve as a source of learning history. This research uses qualitative approach sosio-cultural. (1) determinethe Typeof the research, (2) Thelocation of the research, (3) The technique to choose informant, (4) The technique of collecting data, consistof (observation, interview, document study, and to analysis data). Whith technique descriptive qualitative, data analysis is used to prosessing data be informed , order characteristics data easy to understand.The results show that Hindu-Islam integration occurs because of the borrowing of Balinese-Islamic identity, such as ngejot, Subak Bali-Islam, and the lending of Balinese cultural identity. The process of integration of Hindus-Islam cannot be separated by the intense of interaction between Hindu and Islamic societies because of the same interests both economic and social. The Hindu-Islam Integration factors as the source of learning are three: (1) social factors (2) economic factors, and (3) cultural factors. We hope this can be donate as a source of learning history. keyword : Integration, borrowing identity nyama Bali-NyamaSelam , History Learning Source
TRADISI PANGUANGAN DI DESA ULIAN, KINTAMANI, BANGLI, BALI, SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA N 1 KINTAMANI ., I Komang Dedi Indra Asmara p; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i2.3825

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang keberadaan Tradisi Panguangan di Desa Ulian, Kintamani, Bangli, Bali; (2) Bentuk/wujud dari Tradisi Panguangan, dan (3) Aspek-aspek dari Tradisi Panguangan yang dapat dijadikan sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA N 1 Kintamani. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) penentuan lokasi penelitian, (2) penentuan informan, (3) pengumpulan data (observasi, wawancara, pencatatan dukumen), (4) penjaminan keaslian data (triangulasi data dan triangulasi metode), dan (5) analisis data. Hasil penelitian menunjukan Tradisi Panguangan merupakan uapcara yadnya yang didasari oleh rasa bakti umat Hindu di Ulian untuk memohon anugrah kehadapan Ida Sang Hyang Widhi. Pelaksanaan upacara ini pada dasarnya dilatarbelakangi oleh rasa bakti dan cinta kasih masyarakat Desa Ulian kepada leluhurnya yang telah meninggalkan bermacam-macam kebudayaan terutama pelestarian lingkungan hidup serta menjaga keharmonisan kehidupan manusia melalui upacara yadnya. Bentuk/wujud tradisi panguangan yaitu : (1) Gagasan Tradisi Panguangan merupakan tradisi yang digagas dengan tujuan untuk meletarikan lingkungan. (2) aktivitas Tradisi Panguangan berkaitan dengan bentuk aktivitas Tradisi Panguangan, masyarakat Desa Ulian melaksanakan aktivitas-aktivitas untuk mewujudkan tradisi ini berjalan secara optimal. (3) Atefak Tradisi Panguangan Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia. Aspek-aspek yang bisa dijadikan sumber belajar dalam Tradisi Panguangan adalah bentuk fisik bangunan, sejarah, gotong royong dan kebersamaan, dan religius.Kata Kunci : Tradisi Panguangan, bentuk/wujud tradisi, sumber belajar sejarah This study aimed to determine (1) the background in the village where Tradition Panguangan Ulian, Kintamani, Bangli, Bali; (2) The shape / form of Tradition Panguangan, and (3) aspects of the Tradition Panguangan that can be used as a source of Learning History in SMA N 1 Kintamani. This study used a qualitative approach, namely: (1) determining the location of the research, (2) the determination of the informant, (3) data collection (observation, interview, recording dukumen), (4) guarantees the authenticity of the data (triangulasi triangulasi data and methods), and (5) data analysis. The results showed a uapcara yadnya Panguangan tradition based on the devotion of Hindus in Ulian to invoke the gift presented to Ida Sang Hyang Widhi. Implementation of this ceremony is essentially motivated by a sense of devotion and love to his ancestors Ulian villagers who have left a variety of cultures, especially the preservation of the environment and maintain harmonious human life through yadnya ceremony. Shape / form Panguangan Tradition that is: (1) The idea Panguangan Tradition is a Tradition that was initiated with the aim to meletarikan environment. (2) activity Panguangan Tradition associated with this form of activity Panguangan Tradition, villagers Ulian implement activities to achieve this tradition running optimally. (3) Artifacts Panguangan Atefak Tradition is a form of physical culture in the form of the results of the activities, actions, and the work of all human beings. Aspects that could be used as a source of learning in the tradition of Panguangan is the physical form of the building, history, mutual assistance and solidarity, and religious.keyword : Tradition Panguangan, shape / form of the tradition, the history of learning resources.
Rumah Djiaw Kie Siong Di Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Di SMA ., FAJAR MAGHDA; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A.; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v8i2.18723

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar Belakang Pengasingan Soekarno dan Hatta ke rumah Djiaw Kie Siong, (2) Bentuk dan Pemaknaan rumah Djiaw Kie Siong, (3) Aspek-aspek yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran Sejarah di SMA dari Rumah Djiaw Kie Siong Desa Rengasdengklok Utara, Karawang, Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yaitu (1) Penentuan lokasi penelitian, (2) Teknik penentuan informan, (3) Teknik pengumpulan data (teknik observasi, teknik wawancara, teknik studi dokumen), (4) Teknik penjaminan keabsahan data (trianggulasi data dan trianggulasi metode), (5) Teknik analisis data, (6) Teknik penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Latar Belakang Pengasingan Soekarno dan Hatta ke rumah Djiaw Kie Siong, dipilih karena faktor geografis, faktor keamanan, dan faktor sosial (2) Bentuk rumah Djiaw Kie Siong yaitu bentuk rumah adat Sunda susuhunan jalopong, dan Pemaknaannya di aktualisasikan dalam bentuk altar, tempat tidur, dan posisi rumah. (3) Aspek-aspek yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran Sejarah di SMA dari Rumah Djiaw Kie Siong Desa Rengasdengklok Utara, Karawang, Jawa Barat dapat dilihat dari aspek pendidikan, aspek historis,dan aspek pariwisata.Kata Kunci : Rumah Djiaw Kie Siong, Desa Rengasdengklok Utara dan Sumber Belajar Sejarah This research was conducted in Rengasdengklok Utara Village, Rengasdengklok District, Karawang Regency, West Java. (1) Background of Soekarno and Hatta's Exile to Djiaw Kie Siong's house, (2) Form and Meaning of house Djiew Kie Siong, (3) Aspects that can be used as sources of learning History in High School for Djiew Kie Siong House, North Rengasdengklok Village, Karawang, West Java. The method used in this study is descriptive qualitative method with steps namely (1) Determination of the location of the study, (2) Technique of selecting informants, (3) Data collection techniques (collection techniques, interview techniques, document study techniques), (4) Technique for guaranteeing the validity of data (data triangulation and method triangulation), (5) Data analysis techniques, (6) Techniques for obtaining research results. The results showed that (1) Background of Soekarno and Hatta's exile to the house Djiaw Kie Siong, was chosen because of geographical factors, safety factors, and social factors (2) The form of Djiaw Kie Siong's house which is the form of Sundanese traditional house susuhunan jalopong, and its meaning starting in the form of the altar, bed, and position of the house. (3) Aspects that can be used as a source of learning History in high school from the House of Djiaw Kie Siong Village Rengasdengklok Utara, Karawang, West Java can be seen from the aspects of education, historical aspects, and the field of tourism.keyword : Djiaw Kie Siong House, North Rengasdengklok Village and Historical Learning Resources
MONUMEN BELANDA DI DESA TEMUKUS, BANJAR, BULELENG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SMP ., Kadek Virgotama Krissanta; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i1.4172

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang pendirian Monumen Belanda di Desa Temukus, Banjar, Buleleng, (2) mengetahui wujud aksi perjuangan rakyat Buleleng melawan penjajahan Belanda , (3) mengetahui bagaimana potensi yang dimiliki Monumen Belanda yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3 Banjar. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) metode penentuan lokasi penelitian, (2) metode penentuan informan, (3) metode pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) metode penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), (5) metode analisis data, dan (6) metode penulisan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Monumen Belanda oleh Belanda yaitu untuk mengenang gugurnya pimpinan pasukan Belanda yang bernama Letnan Steigman dan De Nijs bersama 20 serdadu Belanda yang gugur dalam pertempuran melawan laskar Banjar pada tahun 1868. (2) Fungsi yang terkandung pada Monumen antara lain: keberanian, kepahlawanan dan rela berkorban. (3) Potensi Monumen Belanda Sebagai Media Pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Banjar dapat dijabarkan ke dalam silabus yang berbasis kurikulum 2013 pada kelas VIII semester ganjilKata Kunci : monumen, fungsi monumen, dan media pembelajaran. This study aims to (1)knowing the background of dutch monument in temukus village, banjar, buleleng(2) knowing the form of army buleleng againts the dutch colonial (3)knowing how the potential of dutch monument which can be used as a source of learning IPS Terpadu in Smp N 3 Banjar. In this study, the data collected by using kualitatif method, which steps (1) method of determining the location of the study (2) method of determining the information (3) methods of data collection ( observation, interview, review of documents), (4) Guarantor method of data authenticity (triangulasi of data, triangulasi of method). (5) methods of data analysis and (6) method of writing. The results showed that (1) existence of historical events underlying the development of the dutch by the dutch monument is to commemorate the death of the leader of the dutch troops name Steigman Lieutenant and De Nijs with 20 dutch soldiers who died in battle againts of the Banjar army in 1868. (2) function of the monument are : educative function, inspirative function, recreative function, and socio-cultural function. (3) the potential of Dutch monument as a learning medium in Smp N 3 Banjar can be adjusted to reflect the 2013 syllabus curriculum based on class VIII of odd semester.keyword : Monument, The function of monument, and instructional media
Pemanfaatan Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah pada Siswa Kelas XI Semester I Tahun Ajaran 2014/2015 di SMA Amarawati Tampaksiring, Gianyar, Bali ., Dewa Gede Suma Adnyana; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v5i3.4845

Abstract

Tujuan penelitian tindakan kelas ini; (1) Untuk mengetahui apakah pemanfaatan Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring melalui model pembelajaran konstektual dengan strategi Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar mata pelajaran sejarah pada siswa Kelas XI Semester I Tahun Ajaran 2014/2015 di SMA Amarawati Tampaksiring, Gianyar, Bali. (2) Mengetahui tanggapan siswa Kelas XI Semester I Tahun Ajaran 2014/2015 di SMA Amarawati Tampaksiring, Gianyar, Bali terhadap pemanfaatan Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring melalui model pembelajaran konstektual dengan strategi Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah. Metode penelitian dalam PTK ini merupakan deskripsi proses tindakan yang akan dikenakan kepada siswa secara detail dan padat dengan teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan, tes. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Semester I SMA Amarawati Tampaksiring yang berjumlah 25 orang yaitu 14 laki-laki dan 11 perempuan. Objek penelitian ini adalah minat, hasil belajar dan tanggapan siswa. penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 (dua) siklus melalui empat tahapan yaitu: (1) menentukan subjek penelitian, (2) membuat rencana tindakan, (3) melaksanakan tindakan, (4) melakukan observasi, (5) Tujuan penelitian tindakan kelas ini; (1) Untuk mengetahui apakah pemanfaatan Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring melalui model pembelajaran konstektual dengan strategi Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar mata pelajaran sejarah pada siswa Kelas XI Semester I Tahun Ajaran 2014/2015 di SMA Amarawati Tampaksiring, Gianyar, Bali. (2) Mengetahui tanggapan siswa Kelas XI Semester I Tahun Ajaran 2014/2015 di SMA Amarawati Tampaksiring, Gianyar, Bali terhadap pemanfaatan Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring melalui model pembelajaran konstektual dengan strategi Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah. Metode penelitian dalam PTK ini merupakan deskripsi proses tindakan yang akan dikenakan kepada siswa secara detail dan padat dengan teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan, tes. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Semester I SMA Amarawati Tampaksiring yang berjumlah 25 orang yaitu 14 laki-laki dan 11 perempuan. Objek penelitian ini adalah minat, hasil belajar dan tanggapan siswa. penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 (dua) siklus melalui empat tahapan yaitu: (1) menentukan subjek penelitian, (2) membuat rencana tindakan, (3) melaksanakan tindakan, (4) melakukan observasi, (5) melakukan refleksi dan evaluasi. Hasil penelitian tindakan kelas dan analisis dapat diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Minat belajar siswa pada siklus I adalah 52,25% dengan kategori sedang, meningkat menjadi 71% pada siklus II dengan kategori tinggi; (2) Rata-rata hasil belajar siswa adalah 75,52% dengan kategori tinggi, meningkat menjadi 89% pada siklus II dengan kategori sangat tinggi. (3) Terjadi peningkatan respon positif siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 14, 03%. Kata Kunci : Pembelajaran Kontekstual, Strategi STAD, Minat, Hasil Belajar, dan Tanggapan Siswa. The purposes of this classroom action research are; (1) To determine whether the use of Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring through contextual learning model with Student Teams Achievement Divisions (STAD) strategy can increase the students’ interest and learning outcomes in the subjects of history in class XI semester I SMA Amarawati Tampaksiring, Gianyar, Bali in the academic year 2014/2015. (2) To know the students’ reactions in class XI semester I in the academic year 2014/2015 SMA Amarawati Tampaksiring, Gianyar, Bali toward the utilization of Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring through contextual learning modelwith Student Teams Achievement Divisions (STAD) strategy to increase the interest and learning outcomes of student in the subjects of history. In this study, the subjects were students of class XI semester I SMA Amarawati Tampaksiring which amounted to 25 students they are 14 boys and 11 girls. The object of this study is of interest , learning outcomes and student responses . classroom action research was conducted 2 ( two ) cycles through four stages , namely : ( 1 ) determining the subject of research , ( 2 ) create a plan of action , ( 3 ) implement measures , ( 4 ) to make observations , ( 5 ) reflection and evaluation . The results of action research and analysis can be obtained as follows : ( 1 ) The interest of students in the first cycle was 52.25 % with moderate category , rising to 71 % in the second cycle with high category ; ( 2 ) The average results of student learning is 75.52 % with the high category , rising to 89 % in the second cycle with very high category . ( 3 ) An increase in positive responses of students from cycle 1 to cycle 2 at 14 , 03 % .Tampaksiring, Gianyar, Bali toward the utilization of Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring through contextual learning modelwith Student Teams Achievement Divisions (STAD) strategy to increase the interest and learning outcomes of student in the subjects of history. In this study, the subjects were students of class XI semester I SMA Amarawati Tampaksiring which amounted to 25 students they are 14 boys and 11 girls. The object of this study is of interest , learning outcomes and student responses . classroom action research was conducted 2 ( two ) cycles through four stages , namely : ( 1 ) determining the subject of research , ( 2 ) create a plan of action , ( 3 ) implement measures , ( 4 ) to make observations , ( 5 ) reflection and evaluation . The results of action research and analysis can be obtained as follows : ( 1 ) The interest of students in the first cycle was 52.25 % with moderate category , rising to 71 % in the second cycle with high category ; ( 2 ) The average results of student learning is 75.52 % with the high category , rising to 89 % in the second cycle with very high category . ( 3 ) An increase in positive responses of students from cycle 1 to cycle 2 at 14 , 03 % .keyword : ContContextual learning with STAD Strategy, interest, learning outcomes, and the students’ reaction..
Tradisi Mengarak Sokok Di Desa Pegayaman, Sukasada, Buleleng, Bali (Potensinya Sebagai Media Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sejarah di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Pegayaman) ., Muhammad Sariman; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v5i1.5380

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui latar belakang masyarakat Islam di Desa Pegayaman melaksanakan Tradisi Mengarak Sokok, (2) Mengetahui bentuk-bentuk Sokok yang dibuat masyarakat Islam Desa Pegayaman, dan (3) Mengetahui pengintegrasian nilai-nilai tradisi mengarak Sokok dalam pembelajaran sejarah sebagai media pendidikan karakter di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Pegayaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah, (1) Metode penentuan informan, (2) Metode pengumpulan data (teknik observasi, teknik wawancara, teknik studi dokumen), (3) Metode validitas data, (4) Metode analisis data, (5) Penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Latar belakang masyarakat Islam di Desa Pegayaman melaksanakan tradisi ini, karena adanya faktor kepercayaan, faktor budaya, meningkatkan solidaritas sosial, faktor pendidikan, pemenuhan kebutuhan akan seni dan pemenuhan kebutuhan akan keselamatan (2) Bentuk Sokok dibedakan menjadi dua yakni Sokok Base dan Sokok Taluh, (3) Pengintegrasian Nilai-nilai Tradisi Mengarak Sokok dalam Pembelajaran Sejarah di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Pegayaman dapat di lihat dari aspek pendidikan yaitu sebagai ajang pengenalan budaya terhadap siswa, agar nantinya budaya tersebut bisa memperkaya materi pembelajaran sejarah. Selanjutnya nilai religius, nilai memperkuat solidaritas sosial, nilai menjaga hubungan harmonis dengan alam, nilai kesenian dan nilai ekonomis sesuai dengan kompetensi dasar menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. Kata Kunci : Mengarak sokok, Media Pendidikan Karakter, Pembelajaran Sejarah. This research was conducted in the village of Pegayaman, District Sukasada, Buleleng, Bali. This study aims to: (1) Knowing the background of the Islamic community in the village of tradition parading Pegayaman implement Sokok, (2) Determine the forms Sokok made Islamic community Pegayaman village, and (3) Knowing the integration of traditional values in the learning parading Sokok media history as character education in Madrasah Aliyah Miftahul Pegayaman Ulum. The method used in this research is descriptive qualitative method with steps, (1) method to determine the informant, (2) data collection method (observation, interview techniques, engineering studies document), (3) Method of data validity, (4) methods of data analysis, (5) Writing research results. The results showed that (1) Background Islamic community in the village of Pegayaman carry this tradition, because of the trust factor, cultural factor, increase social solidarity, education factor, meeting the needs of the art and meet the need for safety (2) The form is divided into two Sokok namely Sokok Base and Sokok Taluh, (3) Integrating values Sokok tradition of parading in Teaching History in Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Pegayaman can be seen from the aspect of education that is as a venue for cultural recognition to the students, so that later the culture can enrich the learning materials of history. Furthermore, religious values, values strengthen social solidarity, the value of maintaining a harmonious relationship with nature, artistic value and economic value in accordance with the basic competence to analyze the interaction between local traditions, Hindu-Buddhist and Islam in Indonesia.keyword : Parading Sokok, Media Character Education, Teaching History.
Pura Kehen di Desa Pakraman Cempaga, Bangli, Bali (Sejarah Struktur dan Fungsinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah). SRI KARMI ASRI, NI LUH
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v1i3.1016

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Pakraman Cempaga, Bangli, Bali yang bertujuan untuk mengetahui : (1) Sejarah Pura Kehen di Desa Pakraman Cempaga; (2) Struktur Pura Kehen; dan (3) Fungsi Pura sebagai sumber pembelajaran sejarah. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sehingga langkah yang dilakukan adalah (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) Heuristik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen), (4) Kritik Sumber, (5) Interpretasi, dan (6) Penulisan Sejarah Historiografi. Berdasarkan temuan di lapangan Pura kehen sudah ada pada akhir abad IX Masehi. Ketiga prasasti tembaga dari prasasti I, II, dan III, dapat diambil suatu petunjuk bahwa Hyang Api dalam prasasti I berubah nama menjadi Hyang Kehen. Prasasti III dimana Kehen=keren= anglo=tempat api. Dengan demikian dapat dikatakan pada abad IX pura tersebut didirikan, pada abad XIII masih tetap mendapat perhatian raja. Struktur Pura Kehen terdiri dari tiga halaman, yakni nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. Fungsi Pura Kehen dapat dibagi tujuh yakni, (1) Fungsi Religius; (2) Fungsi Sosial; (3) Fungsi Pendidikan; (4) Fungsi Budaya; (5) Fungsi Politik; (6) Fungsi Ekonomi; dan (7) Fungsi Rekreasi. Pura Kehen, dibangun pada masa megalitikum di Bali, dibuktikan dengan adanya batu sacral, arca batu, dan punden berundak.

Page 1 of 55 | Total Record : 544