cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
APTEKINDO
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Prosiding Seminar Internasional Aptekindo (Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia)
Arjuna Subject : -
Articles 186 Documents
PERANAN LPTK DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DI BIDANG TATA BUSANA Cornelia Bataragoa
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah suatu lembaga perguruan tinggiyang mempersiapkan tenaga pendidik profesional; termasuk tenaga pendidik SMK dan lebih khusustenaga pendidik SMK kelompok parawisata bidang tata busana.Pendidikan kejuruan (Vocational Education) merupakan pendidikan jenjang menengah yangdiarahkan untuk membekali para siswa dengan bidang-bidang tertentu mereka dapat mengisi peluangdan menekuni pekerjaan sesuai dengan bidangnya.Penyelenggaraan pendidikan vokasi dalam bidang (tata busana) adalah untuk menyiapkanpeserta didik yang mampu meningkatkan kualitas hidup dan dapat mengembangkan diri sesuaidengan keahlian yang dimiliki. Para siswa dipersiapkan menjadi tenaga produktif dapat memenuhitenaga kerja dunia usaha industri rumah tangga (home industri). Dengan demikian dapatmenciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang lain. Pendidikan vokasi dalampengembangannya mengubah status siswa dari ketergantungan menjadi bangsa yangberpenghasilan (produktif), sehingga mampu mengikuti, menguasai dan menyesuaikan diri dengankemajuan IPTEK, dalam pengembangan diri secara berkelanjutan.
PRAKTEK WIRAUSAHA BAGI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN EKONOMI Gertruida Johona Rumawouw
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kewirausahaan dilihat dari sumberdaya yang ada didalamnya adalah seorang yangmembawa sumberdaya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yangmenambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya dan juga dilekatkan pada orang yangmembawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.Seorang wirausahawan harus memiliki tanggung jawab yang besar terhadap usaha yang sedangdijalankan, yaitu tanggung jawab kepada diri sendiri, kepada masyarakat, ataupun kepada pihak-pihakluar perusahaan. Tanggung jawab sosial kepada masyarakat juga tidak boleh dilupakan karena tanpamasyarakat usaha kita tidak akan pernah maju.Pemasaran adalah usaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen melalui penciptaansuatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian dibeli oleh mereka yang memiliki kebutuhanmelalui suatu pertukaran. Pemasaran berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk baikbarang maupun jasa kepada konsumen di pasar. Penciptaan produk tersebut didasarkan padakebutuhan dan keinginan pasar
KAJIAN MODEL-MODEL PENILAIAN KINERJA GURU Wagiran -
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran model-model penilaian kinerja guruuntuk dapat dirumuskan satu model yang efektifPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menganalisis sumber-sumber pustakaterkait dengan penilaian kinerja guru. Dilihat dari analisis datanya penelitian ini menggunakan duaanalisis utama yaitu analisis meta untuk mengkaji hasil-hasil penelitian serta analisis isi untukmengkaji pustaka-pustaka terkait dengan penilaian kinerja guru. Penelitian ini dilakukan terhadaphasil-hasil penelitian, buku-buku pustaka, dokumen-dokumen maupun informasi-informasi yangterdapat dalam internet. Data yang terkumpul dalam penelittian ini dianalisis secara kualitatif denganmemperhatikan tujuan penelitianHasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Pada dasarnya terdapat persamaan kriteria yangdigunakan berbagai institusi dalam penilaian kinerja. Kriteria-kriteria tersebut meliputi aspekpembelajaran (perencanaan, pelaksanaan, manajemen kelas, lingkungan belajar dan asesmen),komunikasi dan pengembangan profesionalisme, (b) Dilihat dari cara penialian kinerja, padadasarnya hampir semua negara menggunakan paduan dari berbagai metode seperti pengamatan,dokumentasi maupun isian dan test, (c) Pemaknaan terhadap hasil penilaian kinerja guru (scoring)juga menunjukkan variasi yang beragam, namun demikian apabila dicermati pada dasarnya semuanegara menggunakan empat kriteria yang meliputi kategori: istimewa, tinggi, butuh pengembangandan tidak memuaskan(tidak lulus).Kata kunci: penilaian, model, kinerja guru
PERENCANAAN DAN MODEL PENDIDIKAN BERBASIS VOKASI James J.R. Sumayku
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baik model pendidikan tak terencana maupun terencana (non formal dan formal) maupunmodel perencanaan tertutup maupun terbuka memiliki keuntungan dan kelemahan-masing masing.Bila memilih untuk model pendidikan tentu sebagai pengajar memilih model yang dapatdikembangkan ke depan, atau efektif, ekonomis dan efisien. Rencana pembelajaran tertutup seringmengalami kegagalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Keinginan untuk membuat ketentuanketat dan tidak dapat diubah bersifat mengikat dalam proses pembelajaran sering gagal. Rencanapengajaran terbuka memiliki peluang untuk ditanggapi secara serius oleh pengajar serta diterapkanolehnya. Untuk model perencanaan sebagai pengajar cenderung pada model terbuka. Beberapa halmenyangkut model pendidikan dan perencanaan disimpulkan sebagai berikut : Model pendidikandengan menggabungkan pelaksanaan pendidikan formal dan non formal untuk kondisi sekarang inipada hemat penulis sangat efisien dan sesuai dengan rencana pengembangan pendidikan vokasiuntuk jangka panjang. SMK menjadi pusat pengembangan pendidikan vokasi, dan berfungsi sebagaifasilitator, mediator dan sumber belajar. Kolaborasi yang saling menguntungkan dapat mewujudkanjiwa kewirausahaan yang dikembangkan melalui pendidikan non formal. Kebutuhan pendidikan nonformal yang dalam bentuk teoritis dapat diberikan Pendidikan formal, sebaliknya kebutuhan fasilitaspraktik yang ril maupun instruktur pendidikan formal dapat diperoleh dari lembaga pendidikan nonformal yang umumnya tersedia. Perencanaan pendidikan system terbuka akan sangat membantuSMK berkreasi dan beradaptasi maupun melakukan ekspansi. Pengembangan pendidikan vokasi kedepan dengan melibatkan berbagai pendidikan non formal, yang lebih memasyarakat, mudahdijangkau, sesuai kebutuhan, potensi SDM telah tersedia, berbagai fasilitas praktek sesuai dengankompetensi telah tersedia. Kekurangan yang ada baik fasilitas praktek, pelaksanaan, evaluasi, SDMdapat diperoleh dari SMK formal. Sebaliknya SMK formal dapat mengembangkan kompetensi lainnya,bilamana beberapa lembaga pendidikan formal dengan kompetensi yang sama menunjukkananemo/peminat yang besar. Beberapa siswa berprestasi dan memenuhi syarat boleh memperolehkompetensi SMK, dengan mengikuti validasi mata pelajaran dan menambah mata pelajaran lainnya.Fungsi Pendidikan formal menjadi Pembina, dan turut serta dalam evaluasi. Beberapa syarat yangharus dipenuhi yaitu : Setiap kabupaten kota harus memiliki SMK (pendidikan vokasi) Setiap SMKmelibatkan beberapa pendidikan non formal untuk secara bersama mengembangkan pendidikansesuai kompetensi yang dimilikinya. Pendidikan terbuka relevan dengan pengembangan pendidikanvokasi dimana terdapat hubungan pendidikan formal dan non formal secara berencana danberkesinambungan.Kata kunci : Model Pendidikan Berbasis Vokasi
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN BERBASIS POTENSI DAERAH DAN SUMBERDAYA ALAM DALAM MENDUKUNG CONTINUING VOCATIONAL EDUCATION Wagiran -
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan reproporsi SMA-SMK dari 70: 30 menjadi 70:30 merupakan salahsatu upayapemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional dalam mengatasi permasalahanpengangguran melalui pemberdayaan SMK. Namun demikian aspek yang harus dicermatiadalah reproporsi tersebut bukan hanya pada aspek jumlah, namun yang lebih penting adalahaspek relevansi. Dalam konteks otonomi daerah, setiap daerah dituntut untuk mampumenentukan berapa jumlah SMK yang harus didirikan di tempatnya serta bidang apasaja yangharus dibuka. Pengembangan SMK berbasis potensi daerah penting dilakukan gunamewujudkan pendidikan yang mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi daerah,meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan diversifikasi lapangan kerja bagi lulusan.Kata Kunci: reproporsi, SMA, SMK, otonomi daerah
Pendidikan Berkelanjutan Dalam Bidang Vokasional Agus Dudung
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implikasi kebijakan pendidikan berkelanjutan dalam bidang vokasi, perlu disikapi secarakelembagaan yang profesional dan memposisikan pada jalur dan tingkatan kebijakansecara tepat. LPTK-PTK dalam hal ini mempunyai peluang dan mampu berperan sertadengan memberikan konstribusi dalam implememntasi kebijakan pendidikan berkelanjutan dalambidang vokasi. LPTK-PTK, dipacu untuk melaksanakan pengembangan kapasitas kelembagaan secarakomprehensif dan totalitas sebagai wujud pencitraan, guna memperoleh kepercayaan pihak sasaran.Agar pendidikan kejuruan berhasil dalam perannya diperlukan pendekatan yang sistematik denganlembaga-lembaga terkait, Oleh karena itu, pendidikan kejuruan seyogyanya beroreantasi kepada: 1)perubahan struktur pekerjaan di lapangan, 2) meningkatkan kemampuan untuk menyesuaikan diri, 4)isu tentang berbagai pekerjaan. 5) dampak dari kemajuan teknologi, 6) perubahan sosial, 7)perkembangan teknologi, 8) sistem pendidikan nasional. Tampaknya pendidikan kejuruan berdasarkankompetensi masih belum di dukung oleh data empiris, belum di dukung oleh perangkat evaluasi yangmapan, belum bertumpu kepada azas pengembangan sumber daya manusia, dan belum pada tahapmenguasai pengetahuan dasar akademik profesional pendekatan belajarnya, pada empat pilarbelajar, yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be.Kata kunci: Pendidikan Berkelanjutan, Vokasional.
KEMITRAAN ANTARA DUNIA INDUSTRI DAN PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN SDM PTK USWATUN HASANAH
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan vokasional seperti diterapkan di PTK tujuan mempersiapkan lulusan yang dapatberkompetensi di dunia usaha dan di dunia industri (DUDI). SDM PTK yang berkualitas merupakansuatu kebutuhan yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing. Untuk itu dalampengembangan SDM PTK akan menjadi tanggung jawab bersama para stake holder. Karena perluadanya pola kemitraan antara lembaga pendidikan dan Dunia Industri atau stakeholder terkait. Duniaindustri sebagai motor penggerak ekonomi sangat membutuhkan SDM PTK yang berkualitas dansertifikasi (qualified dan certified ). Berdasarkan hasil survai, masih ada ketidaksesuaian (gap) antarakebutuhan sumber daya manusia di industri dengan kompetensi sumber daya manusia yangdihasilkan lembaga pendidikan. Kiranya satu upaya mempersempit gap kompetensi tersebut adalahmengembangkan pola kemitraan antara dunia pendidikan dan industri. Penulis mencoba membahasmodel kemitraan yang dapat dikembangkan yaitu research model, sharing resources, training model,twinning model, community development model, dan Built-operation and transfer.Kata Kunci : Kemintraan, Dunia Industri.
IMPLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN Lanto Ningrayati Amali
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tantangan terbesar bagi bangsa Indonesia saat ini adalah meningkatnya daya saing dankeunggulan kompetitif di semua sektor termasuk sektor pendidikan. Penerapan teknologi informasidan komunikasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menjawab tantangan tersebut.Implikasi penerapan TIK pada perubahan budaya belajar siswa maupun pengajar adalah terciptanyamodel-model pendidikan berbasis TIK yakni distance learning, open learning, computer assistedlearning, e-learning serta bentuk-bentuk kegiatan belajar lain baik formal maupun non-formal sepertiyang dilaksanakan dengan sistem siaran pendidikan melalui radio, televisi dan media komunikasilainnya.
PERANCANGAN PROTOTYPE MEDIA PEMBELAJARAN TURBO PASCAL BERBASIS WEB SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN AKREDITASI JURUSAN Komang Setemen
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah merancang prototype media pembelajaran turbo pascal berbasisweb, yang akan diimplementasikan pada Jurusan Manajemen Informatika UNDIKSHA. Denganterbentuknya media ini akan dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar bagi mahasiswa,khususnya mata kuliah Bahasa Pemrograman Turbo Pascal sehingga dapat meningkatkan kualitaspembelajaran. Dengan media ini, juga dapat mengeleminasi hambatan-hambatan dalam proseskomunikasi pembelajaran di kelas, diantaranya adalah : (1) hambatan psikologis; (2) hambatan fisik;(3) hambatan kultural; dan (4) hambatan lingkungan. Pengembangan prototype sistem inimenggunakan model waterfall, yang merupakan model yang paling banyak digunakan dalamperancangan sebuah perangkat lunak. Prototype media ini mampu menangani pengelolaan materimateripembelajaran Turbo Pascal yang dapat di akses oleh mahasiswa secara lokal, serta disediakananimasi-animasi untuk mendukung pemahaman yang sifatnya abstrak.Kata kunci: media pembelajaran, turbo pascal, web.
SUATU KONSEP AWAL AKUNTABILITAS PENDIDIKAN YANG MANTAP DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI (Terkait dengan Akreditasi Program Studi pada Lingkungan LPTK PTK) Enjang Akhmad Juanda; Mukhidin -
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lives, especially here for educational management domain, as if automatically,mechanistically passes away. It seems that our routine jobs/ functions as if nearly exactly controlled,as if nearly without soul. Meanwhile outside demands to us directly or indirectly more and morechallenges. Furthermore, actually our environment facilities according to information technology moreand more exists and self perfecting.In daily educational practises, we as educational society and even our stakeholders arealmost dominantly immersed to routinity of existing life stream automatically. This condition affecting tosomething crucial in nature thus just forgotten. What is that? That is educational accountability,standing/ errecting educational accountability. With this kind of awaraness, in mind, and in turnfollowed by action, we hope we can approach to our effort to a peak performances condition.In this paper we tried to analyze the educational accountability elements related to informationtechnology era that assumed as can be created. This elements could be as artificial or as dailyhappening (elements), but in our ideas is in effort to enliven or to enacting it. Because the educationalaccountability as educational practician or conceptors in my point of view is our entail obligation. In thispaper generally, we tried to analyze diverse of existing facilities whether in software, hardware orbrainware as long as it can be regulated according to our possibility efforts and abilities.Keywords: ICT/TIK, accountability/akuntabilitas, ranking.

Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Tahun 2010