cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
APTEKINDO
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Prosiding Seminar Internasional Aptekindo (Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia)
Arjuna Subject : -
Articles 186 Documents
PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DI BIDANG PANGAN Rahmi, Ana
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan memiliki keterkaitan yang tinggi dengan dunia usaha. Hal ini karena para lulusannyamemang diharapkan bisa langsung mengisi kesempatan kerja yang ada di dunia usaha dan duniaindustri. Perkembangan kebutuhan masyarakat atas SDM yang berkualitas secara perlahan tetapi pastisemakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yangtidak hanya membutuhkan SDM yang berorientasi untuk kebutuhan dunia industri. SDM yang dibutuhkansaat ini adalah SDM yang memiliki kompetensi unggulan terutama dalam hal kemampuan untuk perpikirdan kesiapan para lulusan baru bekerja di dunia usaha/industri. Pengalaman-pengalaman yang diperolehdari dunia usaha, ternyata menunjukkan bahwa suatu kompetensi yang dimiliki angkatan kerjadibutuhkan oleh dunia kerja. Pendidikan dan dunia kerja bukan hanya untuk menyiapkan lulusan yangsiap kerja karena memiliki keterampilan atau keahlian yang dibutuhkan dunia industri, pendidikan mestijuga melatih lulusan untuk mampu mandiri menjadi wirausaha yang membuka lapangan kerja bagi dirinyamaupun orang lain yang dapat mengembangkan usaha dalam bidang pangan, baik berupa produkmentah, bahan setengah jadi maupun produk jadi merupakan kegiatan yang memiliki prospek sangatbaik. Hal ini disebabkan oleh karena selama manusia hidup akan selalu memerlukan pangan untukkebutuhan fisiknya. Jadi usaha dalam bidang pangan orientasinya bisa seumur hidup.Kata Kunci : Pendidikan Tinggi, Dunia Usaha, Pangan
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEWIRAUSAHAAN BERBASIS VOKASI Kilis, Billy M.H.
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bidang vokasi merupakan bidang pengetahuan yang spesifik dan berada ditengah-tengahmasyarakat, berkembang dan bertumbuh sesuai dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.Oleh karena itu pemilihan substansi kurikulum tergantung pada sedikitnya tiga hal yaitu kebutuhanindividu, ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kebutuhan masyarakat. Kini semua bidang vokasi tidakakan berkembang bila tidak didukung oleh sikap kewirausahaan individu. Artinya bidang tersebut tidakakan diminati, tergilas dengan perkembangan dan akhirnya akan mati dengan sendirinya. Oleh karena itusetiap bidang vokasi harus selalu ditautkan dengan bagaimana kenyataan dalam kewirausahaan nantidan dipersiapkan sedini mungkin ketika individu mulai mengenal substansi vokasi. Pada pengembangankurikulum selain ketiga hal tersebut juga dipertimbangkan orientasi vokasi dan aspek didaktik. Jiwa dansemangat harus ditanamkan bersamaan dengan jenis vokasi yang digelutinya. Disisi lain kinerja siswadalam pelaksanaan kurikulum harus memberikan gambaran tingkat produktivitas kerja. Karenaproduktivitas berkaitan dengan pendidikan, motivasi dan ketrampilan yang dimilikinya( Sedarmayanti.2009: 206). Tugas perencana pendidikan dalam mengembangkan kurikulum harus pulamempertimbangkan aspek-aspek kewirausahaan baik dalam konsep kurikulum, merancang modelkurikulum kewirausahaan berbasis vokasi, hingga pada tahapan pengembangannya. Pengembanganmodel kurikulum berbasis vokasi yang rumit dengan berbagai permasalahan dapat disederhanakandengan konsep dua lingkaran dan tahapan pengembangan yang meliputi : analisa situasi, prasyarat,analisa didaktik, sasaran pembelajaran, organisasi proses pembelajaran, proses pembelajaran danpenilaian. Setiap tahapan dilengkapi dengan berbagai pertimbangan utama yang menjadi kajian darisetiap tahapan. Substansi kewirausahaan harus direncanakan sejak lingkaran pertama dan harusdijabarkan pada sasaran pembelajaran pada tahap keempat, dan pada lingkaran kedua atau tahapkelima, keenam dan ketujuh. Substansi kewirausahaan harus dapat dilaksanakan dalam prosespembelajaran sehingga akan tergambar pula pada organisasi maupun proses pembelajaran.Kata kunci : Pengembangan Kurikulum Kewirausahaan
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PESAWAT SEDERHANA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR BERBASIS MULTIMEDIA Marti, Ni Wayan
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Media pembelajaran merupakan sesuatu yang dapat menyampaikan dan meyalurkan pesandari berbagai sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif sehinggapenerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Dalam proses pembelajaransering kali terjadi bahwa pengajar mengalami kesulitan untuk menyampaikan suatu materi pelajarankepada peserta didik sehingga terkesan pelajaran tersebut membosankan. Permasalahan seperti inibiasanya terjadi pada siswa terhadap mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman yang lebihtinggi, salah satunya adalah pembelajaran tentang pesawat sederhana. Adapun tujuan penelitian iniadalah membangun media pembelajaran pesawat sederhana berbasis multimedia yang ditujukanuntuk anak sekolah dasar. Media ini dikembangkan menggunakan Macromedia Flash. Mediapembelajaran ini akan berisi materi-materi tentang pesawat sederhana yang dilengkapi dengansimulasi cara kerja dari tiap jenis pesawat sederhana. Untuk tahap evaluasi pembelajaran materipesawat sederhana ini, siswa akan diuji dengan mengerjakan soal-soal yang disediakan pada mediaini. Media ini juga dilengkapi dengan grafik tingkat penguasaan materi dari tiap siswa yang diuji.Kata-kata Kunci : Media Pembelajaran, Pesawat Sederhana, Multimedia dan Macromedia Flash
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PADA KOMPETENSI KEAHLIAN MENATA PRODUK DI SMK NEGERI 3 MANADO Undap, E.; -, Palit
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini memberikan gambaran mengenai hasil belajar siswa dengan menggunakanmetode demonstrasi dan latihan-latihan dalam kegiatan belajar mengajar dengan indikatorkeberhasilan, dilihat dari tingkat penguasan siswa baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor.Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut : (1) siswa memperoleh nilai besar atau samadengan 7 mencapai 83,33% , (2) penilaian psikomotor siswa yang mencapai 94,44% yangmempunyai nilai sekitar 21 – 25 ini menunjukan bahwa siswa cukup terampil dan bagus dalampembungkusan (packaging) yang dilakukan secara sendiri dengan kreatif dari masing-masing siswa,(3) penilaian afektif siswa yang mencapai 100% yang mempunyai nilai sekitar 16 – 25, menunjukanbahwa siswa tersebut cukup baik selama proses belajar mengajar, 13,89% menunjukan siswa yangbaik dalam kegiatan pembelajaran ini dapat dilihat ke aktifan dalam bertanya, menjawab, menanggapidan melakukan peragaan pembungkusan dengan benar yaitu sebanyak 30 dari 36 siswa berhasil darisegi kognitif tersebut. Jadi penerapan metode pembelajaran (metode demonstrasi dan latihan) dalampembelajaran melaksanakan packaging telah mencapai ketuntasan belajar siswa.Kata Kunci: metode pembelajaran, packaging, hasil belajar
RELEVANSI KURIKULUM SMK PARIWISATA DENGAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA Lioew, Rethy F.
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurikulum adalah bagian dari dunia pendidikan, dan pendidikan kejuruan juga tidak lepas darikurikulum. Tanpa kurikulum, maka pendidikan tidak akan berjalan dengan teratur, bahkan tidak akandapat mencapai tujuan pendidikan. Struktur kurikulum berisikan sederet mata pelajaran untuk SMKatau mata kuliah untuk perguruan tinggi dalam hal ini jurusan Pendidikan kesejahteraan Keluarga(PKK). Struktur kurikulum SMK Kelompok Pariwisata memiliki kesamaan dengan kurikulum jurusanPKK. Kesamaan itu karena dua-duanya spesifik yaitu pendidikan kejuruan, dan kurikulumnya berbasiskompetensi dan berorientasi siap kerja (ready for use).Kata Kunci : Kurikulum SMK, Jurusan PKK
MEMBANGUN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA JURUSAN PKK Roeroe, Margaretha B.
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan pendidikan di perguruan tinggi khususnya di bidang pendidikan kejuruan,bertujuan untuk mempersiapkan manusia yang memiliki sumberdaya yang handal. Mahasiswa dalamproses pembelajaran perlu dibekali dengan matakuliah kewirausahaan, karena untuk melatihmahasiswa dalam mengelola suatu usaha secara mandiri. Dalam pembelajaran tersebut, diajarkantentang baimana mengelola dan mengendalikan suatu usaha. Melalui pendidikan wirausaha berartimahasiswa diajarkan untuk selalu dapat membuka usaha dan bukan untuk mencari pekerjaan ataumenjadi tenaga kerja di perusahaan. Jika mahasiswa telah memiliki pengetahuan dan pengalamandalam dunia usaha (berwirausaha), maka setelah lulus nanti dia dapat membuka usaha atau dapatmenjalankan usaha sehingga dia dapat menciptakan lapangan pekerjaan minimal untuk dirinyasendiri. Dengan menciptakan lapangan pekerjaan, berarti sudah dapat membantu pemerintahmengurangi pengangguran.Kata Kunci : Jiwa Wirausaha
RANCANG BANGUN SISTEM SERVER PULSA ELEKTRIK UNTUK BISNIS PULSA PADA TINGKAT AGEN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Somantri, Yoyo; Kustiawan, Iwan
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam dunia bisnis pulsa elektrik terdapat pengklasifikasian seller, dimana setiap seller ataupenjual memiliki tingkatan tertentu, mulai dari Master Dealer, Dealer, Sub Dealer, dan Agent/Retailer.Pelaku bisnis tingkat agen biasanya memiliki jaringan penjualan tertentu saja, mereka melakukanpenjualan hanya kepada orang-orang yang mereka kenal sehingga proses penjualan dapat dilakukantanpa harus bertemu langsung dengan pelanggan. Seorang pelanggan dari seorang agen bisameminta pulsa lewat SMS kepada agen, tetapi terkadang seorang agen tidak memegang handphonepenghasil uangnya, sehingga menyebabkan permintaan pulsa dari pelanggan datang terlambatbahkan sangat terlambat, hal ini merupakan gangguan diluar teknis perangkat network. Sistem serverpulsa elektrik untuk bisnis pulsa pada tingkat agen ini dirancang bertujuan untuk menghindariketerlambatan pemenuhan permintaan pulsa dari pelanggan kepada agen akibat dari kesalahan agentersebut, dimana sistem ini dibangun berbasiskan mikrokontroler ATMega8535 dengan Siemens M35isebagai terminal Receiver Transmitter-nya, dan bahasa program yang digunakan adalah bahasa C,menggunakan CodeVision V2.03.4 Standard Compiler dan komponen antar muka digunakan RS 232berfungsi sebagai penghubung antara ponsel dengan mikrokontroler. Daya yang dibutuhkan untukseluruh sistem 1,25 watt. Prinsip kerja :seorang pelanggan cukup mengirimkan SMS dengan formattertentu apabila ingin melakukan permintaan pulsa kepada agen , maka agen server system (HPSiemens M35i) akan merespon SMS pelanggan tersebut kemudian data tersebut diproses olehsistem minimum ATmega 8535 dan data tersebut dikirimkan kembali oleh HP Siemens M351 ke mainserver system. Lalu main server system merespon SMS dari agen dan akan mengirimkan pulsakepada pelanggan sesuai dengan jenis dan nominal yang diminta oleh pelanggan. Secara sederhanaproses kerja dari sistem ini hanya menggantikan permintaan pulsa dari agen ke server utama yangawalnya dilakukan dengan mengirimkan SMS secara manual menjadi otomatis, dengan syarat bahwaSMS yang dikirim oleh pelanggan sesuai dengan format yang ditentukan dan nomor ponselpelanggan tersebut terdaftar pada sistem server agen ini. Pengujian dilakukan terutama kesesuaianbaudrate antara ponsel dengan mikrokontroler, baudrate ponsel dengan mikrokontroler telah sesuai,yaitu sebesar 19200 bps dengan error 0%. Berdasarkan hasil pengujian tingkat keberhasilan sistemminimum ini masih belum maksimal, hanya mencapai 80% karena penyusunan program masih belumsempurna. Pada rancangan selanjutnya sistem minimum ini akan dikembangkan lagi dan diperbaikisehingga benar-benar dapat diaplikasikan sebagai server pulsa tingkat agen yang dapat berfungsisecara maksimal dan handal.Kata kunci : mikrokontroler, agen server system, dan main server system
PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERTARAF NASIONAL DAN INTERNASIONAL DENGAN SERTIFIKASI ISO 9001:2008 Prihantoro, C. Rudy
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang bertanggungjawab untukmenciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehinggalulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan kejuruan itusendiri bertujuan "meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan denganperkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasukilapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional".Peningkatan sistem pendidikan sebagai suatu hal yang integral yang meliputi input, proses,output dan outcame secara berkesinambungan, pada titik ini adalah suatu keharusan bagipenyelenggara sekolah untuk senantiasa berupaya untuk meningkatkan kinerja dan performancekualitas layanan, hal ini tentu saja akan bermuara pada upaya peningkatan kualitas pendidikan itusendiri secara keseluruhan. Karenanya berbagai inovasi yang berorientasi kepada upaya peningkatankualitas mutu layanan, semestinya menjadi suatu hal mendesak yang perlu diperhatikan oleh segenappihak yang berkepentingan dengan upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan ini.Sertifikat ISO 9001:2008 sebagai salah satu bentuk pengakuan mutu, adalah salah satualternatif yang memberikan harapan bagi upaya penjaminan mutu proses dan produk pendidikan diSMK sehingga benar-benar dapat selaras dengan kebutuhan industri, dan diharapkan pula memberikepuasan terhadap pelanggan keluaran SMK tersebut pada tataran nasional maupun internasional.Kata kunci: Pengembangan Pendidikan Kejuruan, ISO 9001:2008.
PENGEMBANGAN PROGRAM PENYELENGGARAAN WORK-BASED LEARNING PADA PENDIDIKAN VOKASI DIPLOMA III OTOMOTIF Siswanto, Budi Tri
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan vokasi adalah pendidikan yang mempersiapkan lulusannya untuk bekerja. Kemitraanantara institusi pendidikan dengan dunia usaha/industri dalam pengelolaan pendidikan vokasimerupakan keniscayaan. Konsep-konsep pembelajaran pendidikan vokasi dengan pendekatanExperiential Learning (EL) dan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan wacana danpraksis yang harus terus dikembangkan. Dengan demikian penerapan pendekatan pembelajarandengan problem-based learning, cooperative learning, project-based learning, service learning,dan work-based learning terus senantiasa harus dikembangkan.Pengembangan pembelajaran dengan berbagai pendekatan diatas harus dilakukan oleh parapengelola pendidikan vokasi dan industri agar kualitas lulusannya sesuai tuntutan pasar kerja.Tantangan dunia kerja dengan kompetensi kerja yang makin tinggi seiring kemajuan teknologi dandinamika tempat kerja menuntut institusi pendidikan vokasi mampu mengantisipasi dan menghadapiperubahan yang terjadi dengan memanfaatkan berbagai kapabilitas yang ada. Institusi pendidikanvokasi sebagai penyiap dan penyedia calon tenaga kerja, harus dapat memanfaatkan sumberdayayang dimiliki dan jaringan sumber-sumber kemitraan dengan pihak luar secara efektif, untukakumulasi sumber daya penyelenggaraan.Kemitraan dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi antara institusi pendidikan danindustri/dunia kerja merupakan karakter utama pendidikan vokasi. Sinergi kerjasama antar fungsi danantar organisasi dapat melahirkan ide-ide baru dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi. Institusidengan budaya yang inovatif menjadi dukungan bagi tim manajemen pengelola dalam memanfaatkankapabilitas sumber daya internal dan eksternal untuk meningkatkan kualitas lulusan. Pengembanganprogram work-based learning pada pendidikan diploma III Otomotif dengan berbagai penyediapelatihan di berbagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dapat dijadikan sebagai terobosandalam pendidikan vokasi.Kata kunci: pengembangan program, work-based learning, pendidikan vokasi, praktik industri, WBLBerasrama-Terpadu
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KEJURUAN MELALUI PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH “SCHOOL BASED MANAGEMENT” Tombokan, Altje
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manajemen berbasis sekolah “school based management” merupakan salah satu upayapemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi,yang ditunjukkan dengan pernyataan politik dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Haltersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yangberkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso, maupun mikro. Kerangka makro eratkaitannya dengan upaya politik yang saat ini sedang ramai dibicarakan, yaitu desentralisasikewenangan dari pemerintah pusat ke daerah, aspek mesonya berkaitan dengan kebijakan daerahtingkat propinsi sampai tingkat kabupaten dan kota, sedangkan aspek mikronya melibatkan seluruhsektor dan lembaga pendidikan yang paling bawah, tetapi terdepan dalam pelaksanaannya, yaitusekolah. Pada sistem manajemen berbasis sekolah, sekolah dituntut secara mandiri menggali,mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan, dan mempertanggung-jawabkanpemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun pemerintah. Pemberian otonomipendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yangmuncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum. Pemberian otonomiini menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasiseluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif, gunamendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Dalam kerangka inilah, manajemen berbasissekolah tampil sebagai alternatif paradigma baru manajemen pendidikan yang ditawarkan.Manajemen berbasis sekolah merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolahuntuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataanpendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja samayang erat antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah.Kata kunci: Manajemen Berbasis Sekolah, Mutu Pendidikan Kejuruan

Page 7 of 19 | Total Record : 186


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Tahun 2010