cover
Contact Name
Dani Saepuloh
Contact Email
danie_saepuloh@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
lydiadesmaniarirwan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Kelautan Nasional
ISSN : 1907767X     EISSN : 26154579     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Jurnal Kelautan Nasional (JKN) ISSN 1907-767X, e-ISSN 2615-4579 adalah jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pusat Riset Kelautan (Pusriskel) adalah nomenklatur baru, sejak tahun 2017, untuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP). Jurnal Kelautan Nasional, sebelum dikelola oleh Pusriskel maupun P3SDLP, adalah dikelola oleh Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP). Pada tahun 2016, P3TKP kemudian merger ke P3SDLP.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS" : 9 Documents clear
Kelimpahan Bibit Lobster di Teluk Bumbang Kabupaten Lombok Tengah Paryono Paryono; Edwin Jefri; Baiq Hilda Astriana; Ibadur Rahman; Chandrika Eka Larasati; S. S. Sukoraharjo
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.892 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v17i2.10634

Abstract

Kebijakan pemerintah membuka ekspor bibit lobster tahun 2020 disambut gembira nelayan Lombok tengah, karena mereka bisa menangkap bibit lobster kembali. Upaya mengendalikan stok bibit lobster di alam agar berkelanjutan perlu data kelimpahan bibit lobster. Penelitian ini bertujuan mengetahui kelimpahan bibit lobster di Teluk Bumbang Kabupaten Lombok Tengah. Periode penelitian mulai September 2020 hingga Februari 2021.  Titik sampling di 3 lokasi yaitu  bagian dalam,  bagian tengah dan bagian luar dari teluk Bumbang. Penangkapan bibit lobster menggunakan alat tangkap tradisional yaitu pocong. Jenis bibit lobster yang tertangkap yaitu lobster mutiara (Panulirus ornatus) dan lobster pasir (P. Homarus).  Hasil tangkapan bibit lobster paling banyak pada bagian tengah Teluk Bumbang. Tingginya kelimpahan bibit lobster di bagian tengah teluk disebabkan oleh ombak kecil, perairan relative lebih dalam, serta tidak banyak aktivitas nelayan. Terdapat fluktuasi hasil tangkapan bibit lobster pada setiap periode penangkapan. Hal ini dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pasang surut dan suhu perairan. Pengaruh pasang surut terhadap kelimpahan bibit lobster lebih dipenagruhi efek pasang surut berupa arus dan gelombang. Suhu perairan berubah dari dingin di awal penelitian menjadi lebih hangat di akhir penelitian. Pada saat suhu berubah dari dingin ke panas (hangat) terjadi peningkatan kelimpahan bibit lobster yang signifikan.
Karakter Morfologis dan Ekologis Keong Potamididae (Gastropoda) dari Habitat Mangrove Gugus Pulau Pari, Jakarta Ucu Yanu Arbi; Mujizat Kawaroe; Ristiyanti M. Marwoto; Yaya Ihya Ulumuddin
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2160.816 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v17i2.8218

Abstract

Potamididae merupakan satu-satunya famili dalam Gastropoda yang semua anggotanya hanya dapat ditemukan berasosiasi dengan vegetasi mangrove. Penelitian mengenai keong Potamididae di gugus Pulau Pari bertujuan untuk mengetahui karakter morfologis dan karakter ekologis. Penelitian dilakukan tiga tahapan, yaitu tanggal 29 September – 2 Oktober 2012, tanggal 18 – 22 Desember 2012, dan tanggal 6 – 10 Maret 2013. Spesimen dikoleksi menggunakan metode handpicking dari lima stasiun sampling, yaitu Pulau Pari bagian barat, Pulau Pari bagian timur, Pulau Kongsi, Pulau Tengah dan Pulau Burung. Berdasarkan perbedaan karakter-karakter morfologis dan karakter-karakter ekologis tersebut, ditemukan tiga spesies keong Potamididae di gugus Pulau Pari yaitu Telescopium telescopium, Terebralia palustris dan Terebralia sulcata. Spesies T. sulcata ditemukan di semua stasiun dan dominan di delapan plot dengan persentase rata-rata di atas 95%. Spesies T. palustris ditemukan dominan di tiga plot dengan prosentase mencapai 97%. Spesies T. telescopium hanya ditemukan di satu plot yaitu di bagian barat Pulau Pari plot 1. Hasil pengukuran cangkang memperlihatkan variasi hanya pada T. palustris. Spesimen yang dikoleksi dari Pulau Burung Plot 2 memiliki ukuran cangkang rata-rata paling besar, yaitu berkisar 5,965-9,15 cm. Suhu yang bekisar 28 – 32 oC,  salinitas yang berkisar 31 – 33 ‰, tinggi genangan air yang berkisar 0-70 cm, jenis substrat yang didominasi oleh lumpur berpasir dan vegetasi mangrove yang didominasi oleh Rhizophora stylosa menjadi faktor fisika dan kimia perairan yang optimal bagi T. palustris dan T. sulcata.
Analisis Turbin Darrieus Tipe V-Shaped Blade Untuk Aplikasi Konverter Energi Arus Laut Menggunakan Software QBlade Rizki Mendung Ariefianto; Rini Nur Hasanah; Wijono Wijono
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.647 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v17i2.10842

Abstract

Turbin tipe Darrieus merupakan salah satu jenis turbin sumbu vertikal yang memiliki prospek menjanjikan dalam pengembangan turbin hidrokinetik, salah satunya dalam aplikasi untuk pembangkit arus laut. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan performa turbin Darrieus yang pada umumnya memiliki performa efisiensi dan self-starting lebih rendah dibandingkan jenis turbin sumbu horisontal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi performa turbin Darrieus yang ditinjau dari aspek efisiensi dan kemampuan self-starting. Skenario pengujian berupa penerapan bentuk foil dan blade swept angle (γ) pada desain turbin dipertimbangkan dalam penelitian ini. Pada evaluasi pengaruh bentuk foil, diterapkan foil NACA 634021 sebagai foil utama kemudian dibandingkan dengan foil lain seperti NACA 0018. Sedangkan evaluasi pengaruh blade swept angle, dipertimbangkan nilai γ = 30° agar menghasilkan turbin dengan bentuk V-shaped blade yang kemudian dibandingkan dengan turbin Straight blade dengan γ = 0°. Software QBlade digunakan untuk mensimulasikan turbin V-shaped blade selama kondisi kerja. Hasil simulasi menunjukkan bahwa turbin V-shaped blade yang berbasis foil NACA 634021 mampu mencapai efisiensi terbesar yaitu 0,425 dan memiliki self-starting yang baik pada cut-in speed arus laut sebesar 1,765 m/s. Selain itu, turbin ini juga mampu menghasilkan daya sebesar 27,64 kW pada kecepatan ratingnya dengan rata-rata peningkatan daya tiap 1 m/s arus laut sebesar 2,51 kW.
Pengembangan Model Identifikasi Habitat Bentik Menggunakan Pendekatan Segmentasi Object-Based Image Analysis (OBIA) dan Algoritma Machine Learning (Studi Kasus: Pulau Pari, Kepulauan Seribu) Anang Dwi Purwanto; Andi Ibrahim; Azura Ulfa; Ety Parwati; Achmad Supriyono
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1368.38 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v17i2.10377

Abstract

Identifikasi dan klasifikasi habitat bentik di perairan dangkal menggunakan citra satelit semakin berkembang. Pengembangan model dalam mengidentifikasi objek habitat bentik sangat penting untuk mengisi kebutuhan pemetaan habitat bentik dengan akurasi yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model identifikasi habitat bentik dari data citra satelit penginderaan jauh menggunakan metode segmentasi berbasis objek dan algoritma klasifikasi machine learning. Tiga pendekatan klasifikasi digital yang digunakan adalah support vector machine (SVM), decision tree (DT) dan random forest (RF). Ketiga algoritma tersebut diterapkan pada hasil segmentasi citra berbasis objek untuk menguji akurasi dari hasil klasifikasi habitat bentik. Data yang digunakan adalah citra satelit resolusi tinggi SPOT 6 yang diakuisisi pada wilayah Gugus Pulau Pari pada tanggal 20 Mei 2020. Hasil penelitian menunjukkan pendekatan segmentasi berbasis objek membentuk pola segmen yang lebih rapat pada obyek heterogen dibandingkan dengan obyek yang relatif homogen (misalnya obyek daratan dan perairan). Algoritma machine learning yang diterapkan pada hasil segmentasi berbasis objek menghasilkan nilai akurasi keseluruhan (overall accuracy) lebih dari 70% untuk setiap algoritma, dengan rincian hasil adalah 75.83% untuk SVM, 74.17% untuk DT, dan 83.33% untuk RF. Dari ketiga algoritma machine learning yang diterapkan pada hasil segmentasi berbasis objek terlihat algoritma RF memiliki nilai akurasi yang paling baik dibandingkan dengan algoritma lainnya.
Kajian Kebisingan Lingkungan pada Akustik Tomografi Pesisir (ATP) untuk Prediksi Arus Permukaan Lokal Teguh Arif Pianto; Harun Idham Akbar; Galih Prasetya Dinanta; Nurdiansyah Nurdiansyah; Nico Anatoly; Fanny Meliani; Bayu Sutejo
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.152 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v17i2.10996

Abstract

Akustik Tomografi Pesisir (ATP) merupakan sebuah inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang karakter fisik kelautan pada kurun waktu tertentu melalui media gelombang akustik. Pada sistem ATP, pembacaan transducer/sensor memiliki peran yang sangat penting, karena data dan informasi sangat bergantung pada kestabilan instrument oleh karenanya pemasangan alat menjadi sangat penting. disamping itu, langkah-langkah akusisi dan pengolahan data ATP wajib memiliki fundamental tentang fisika dan pemahaman tentang kelautan yang baik. Salah satu yang harus dipahami adalah karakter kebisingan lingkungan yang terekam sebagai Environmental Sound Noise (ESN). Data ini diperoleh dengan tujuan khusus untuk melihat karakter lingkungan dimana sensor ATP dipasang pada waktu rentang waktu tertentu, disamping itu data ini dapat digunakan juga sebagai instrument pemantauan perubahan kondisi  lingkungan secara near-realtime. Data pada penelitian ini menggunakan data ATP [j1]  yg di pasang disuar navigasi di wilayah perairan Senggigi, Lombok pada bulan Januari tahun 2021, dengan jumlah data 2724 data, yang terbagi kedalam empat (4) kuadran waktu, Analisa dengan menggunakan fourier transform (FFT) dan power spectral density (PSD) membuka informasi tentang kondisi arus permukaan. Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan didapat informasi pada saat kondisi hujan lebat sinyal ESN akan memiliki spike amplitudo dengan frekuensi yang yang rapat, kemudian sea-breeze setelah dilakukan signal processing berada pada nilai <12 Hz, surface wavepada 12-15 Hz dan underwater signal 15-32 Hz. Secara garis besar ATP dapat menjadi instrument untuk pengukuran kondisi perairan dan menjadi salah satu referensi untuk lalu lintas pelayaran.
Rancang Bangun Alat Destilasi Air Laut yang Dilengkapi Pemanas Air Sederhana Raihan Natawisastra; Rikha Bramawanto; Ma’muri Ma’muri; Lulut Alfaris; Suhernalis Suhernalis
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.149 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v17i2.11382

Abstract

Penduduk Indonesia yang tinggal di kawasan pesisir belum seluruhnya mendapatkan akses air tawar yang bersih dan layak konsumsi. Bantuan Pemerintah berupa alat desalinasi air laut berteknologi tinggi seperti sea water reverse osmosis, seringkali terkendala dalam pengoperasiannya. Salah satu alat desalinasi air laut paling sederhana dan mudah diterapkan oleh masyarakat pesisir adalah solar water distiller. Project ini mengaplikasikan konsep passive solar still konvensional yang ditambahkan alat pemanas air sederhana untuk meningkatkan laju evaporasi. Makalah ini menyajikan proses pembuatan alat tersebut mulai dari desain, pemilihan bahan, fabrikasi hingga pengujiannya. Hasil riset menunjukkan bahwa alat destilasi air laut dengan penambahan pemanas air sederhana efektif meningkatkan suhu air laut/brine secara signifikan. Kondisi tersebut memicu efisiensi peningkatan laju evaporasi (>300% pada kondisi optimum) sehingga dapat meningkatkan kecepatan produksi air suling. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa air suling yang dihasilkan memiliki nilai rata rata TDS=11 mg/L, pH=7,3, tidak berbau dan tidak berasa. Dengan demikian berdasarkan standar baku mutu yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, air hasil destilasi tersebut layak untuk keperluan higiene sanitasi dan dapat dikonsumsi setelah melalui proses pemanasan untuk mematikan bakteri. Alat penyulingan air laut ini berbiaya murah dan dapat diaplikasikan dengan mudah oleh masyarakat di kawasan pesisir, baik dalam pengoperasian maupun penggantian suku cadang
Kajian Pemanfaatan dan Ketersediaan PLTS Sebagai Sumber Energi Listrik pada Kapal 5 GT di Nusa Tenggara Timur I Made Aditya Nugraha; Lukas Giovani Gonzales Serihollo; Jhon Septin Mourisdo Siregar; I Gusti Made Ngurah Desnanjaya
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.266 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v17i2.8831

Abstract

Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di sekitar daerah ekuator yang memiliki ketersediaan sinar Matahari sepanjang tahun dan potensi kelautan yang begitu besar. Sebagai salah satu daerah dengan kegiatan penangkapan ikan yang begitu besar tentunya akan membutuhkan energi listrik yang besar. Seiring dengan kebutuhan dan berbagai jenis kapal yang berkembang, kebutuhan tenaga listrik di atas kapal akan sangat beragam, khususnya pada kapal yang berukuran 5 GT. Sumber listrik di atas kapal selain menggunakan generator juga dapat memanfaatkan energi dari sinar matahari sebagai sumber energi listrik alternatif. Energi matahari dapat digunakan sebagai pengganti energi konvensional yang mulai terbatas dan harganya yang cukup mahal. Potensi energi surya di NTT sebesar 6,07 kWh/m2 tentunya dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai sebagai sumber energi listrik. Pemanfaatan energi surya sebagai energi listrik dapat dilakukan dengan menggunakan PLTS. Energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghidupkan peralaan listrik dan lampu kapal di malam hari, dan digunakan sebagai alat bantu penangkapan ikan. Dalam sehari sistem ini dapat menghasilkan energi sebanyak 0,53 kWh/hari. Sistem ini juga telah mudah diperoleh dan tersedia, baik di toko-toko konvenional atau online. Sehingga jika terdapat permasalahan dapat diatasi secara cepat. Penggunaan energi surya sebagai energi listrik tentunya diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi pengunaan energi fosil yang kurang baik untuk lingkungan.
Halaman Depan JKN Vol 17 No 2 Agustus 2022 Joko Subandriyo
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v17i2.11958

Abstract

Halaman Belakang JKN Vol 17 No 2 Agustus 2022 Joko Subandriyo
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v17i2.11959

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 9