cover
Contact Name
Made Gautama Jayadiningrat
Contact Email
jurnalpendidikankimiaindonesia@gmail.com
Phone
+6287762961886
Journal Mail Official
jpki@undiksha.ac.id
Editorial Address
Jl. Udayana Kampus Tengah Singaraja, Bali, Indonesia 81116
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia
ISSN : 20879040     EISSN : 26139537     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jpk.v3i1
Core Subject : Science, Education,
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia is a scientific journal published by the Department of Chemistry Education of Ganesha University of Education. This journal aims to accommodate the articles of research results and results of community service in the field of education and learning. In the end this Journal can provide a description of the development of science and technology in the field of education for the academic community. This journal is published 2 times a year (April and October).
Articles 159 Documents
PENINGKATAN KEMAMPUAN MERANCANG PEMBUKTIAN HIPOTESIS DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PEMBERIAN TUGAS AWAL Diani Rachmanita Murniati; Ida Bagus Nyoman Sudria; I Ketut Kariada
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v1i2.12814

Abstract

Hasil observasi  awal menunjukkan menunjukan penerapan pendekatan saintifik memiliki kendala yaitu pelaksanaan 5-M tentang keterbatasan waktu.  Siswa mengalami kendala dalam tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah) dikarenakan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengamati fenomena yang dikemas secara kontekstual. Selain itu kendala yang dihadapi siswa adalah tahap menanya yang masih rendah dan pertanyaan yang tidak terarah (diluar lingkup kajian yang akan dipelajari). Selain itu dalam menerapkan metode ilmiah di LKS sebelumnya belum nampak kegiatan 5-M. Hal ini tentu harus diilatihkan dan diperbaikivagar siswa mampu menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari setiap konsep. Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 1 Singaraja tahun ajaran 2016/2017 dalam membuat rancangan pembuktian hipotesis.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 4 siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Singaraja dengan subjek penelitian siswa kelas XI MIPA 3 dengan jumlah 30 siswa. Data penelitian ini adalah draf rancangan pembuktian hipotesisi dari siswa.  Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam membuat draf pengamatan awal, rumusan masalah, hipotesis dan rancangan pembuktian. Data dianalisis dengan menghitung jumlah siswa yang telah mampu mempuat draf rancangan sesuai dengan harapan minimal peneliti. Tahap terakhir adalah tahap refleksi untuk menentukan inovasi perlakuan dan  lanjut atau tidaknya penelitian.Hasil analisis data pada siklus I dan siklus II bahwa pemberian tugas awal dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat mengamati fenomena sebesar 33,34%, dari siklus II ke siklus III mengalami penurunan 3,34%, dari siklus III ke siklus IV mengalami penurunan 6,66%. Kegiatan siswa dalam dalam merumuskan masalah mengalami peningkatan 26% dari siklus I ke siklus II, dari siklus II ke siklus III mengalami penurunan 46,67% dan mengalami peningkatan dari siklus III ke siklus IV 26%. Kemampuan siswa dalam membuat hipotesis mengalami peningkatan 20,67% dari siklus I ke siklus II, sedangkan siklus II ke siklus III mengalami penurunan 46,67% dan meningkat pada siklus IV sebesar 26%. Kemampuan siswa dalam membuat variabel mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 13,33%, mengalami penurunan dari siklus II ke siklus III 10% dan penurunan dari siklus III ke siklus IV 41,33%. Kegiatan siswa dalam mendesain percobaan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 94,67% dari siklus I ke siklus II sedangkan siklus III dan IV mengalami penurunan 94,67%. Kemampuan siswa dalam menentukan alat dan bahan mengalami peningkatan 26,57% dari siklus I ke siklus II, mengalami peningkatan 40,66% dari siklus II ke siklus III dan mengalami penurunan 67,33% pada siklus IV. Kegiatan siswa dalam menyusun prosedur kerja mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 66%. Dari siklus II ke siklus III mengalami penurunan 12,67% dan penurunan 53,33% pada siklus IV.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERARGUMENTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Fitri Wahyuning; Erfan Priyambodo; S. Sugeng
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v3i1.12973

Abstract

AbstrakTujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Think Pair Share pada pembelajaran kimia dapat meningkatkan keterampilan berargumentasi dan motivasi belajar siswa di SMA N 1 Wates. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus, dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan keterampilan berargumentasi siswa dan motivasi belajar siswa. Persentase peningkatan observasi keterampilan berargumentasi pada siklus II aspek claim terjadi peningkatan sebesar 12,02 % dari siklus I dan evidence terjadi peningkatan sebesar 12,74 %, sedangkan untuk aspek reason dikategorikan sedang meskipun sudah terjadi peningkatan 29,57%. Persentase peningkatan pada siklus III terjadi sebesar 15,63% pada aspek claim, sebesar 12,74% aspek evidence dan reason terjadi peningkatan sebesar 18,7%. Persentase minat siswa, semangat siswa, tanggung jawab siswa, respon terhadap stimulus, serta rasa senang dan puas secara berturut-turut mengalami persentase peningkatan sebesar 9,81%, 6,34%, 6,73%, 6,73%, dan 5,71%.AbstractThe purpose of this class action research is to find out whether the application of Think Pair Share learning models in chemistry learning can improve the argumentation skills and students' learning motivation in Wates N 1 High School. This research is a classroom action research conducted in three cycles, wherein each cycle consists of planning, action , observations, and reflections. The results of the study show that the application of Think Pair Shared learning models can improve students' argumentation skills and student motivation. The percentage increase in observation of argumentation skills in the second cycle of the claim aspect increased by 12.02% from the first cycle and the evidence increased by 12.74%, while for the reason aspect was categorized as moderate even though there had been an increase of 29.57%. The percentage increase in cycle III occurred by 15.63% in the claim aspect, by 12.74% in the evidence and reason aspect an increase of 18.7%. The percentage of student interest, student enthusiasm, student responsibility, response to stimulus, and feeling of pleasure and satisfaction respectively experienced a percentage increase of 9.81%, 6.34%, 6.73%, 6.73%, and 5.71%.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAR-BACA-TULIS-UCAP TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN KIMIA BILINGUAL PADA SISWA KELAS X Kadek Tapa Yoga; Manimpan Siregar; I Wayan Subagia
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i1.14118

Abstract

Pembelajaran bilingual adalah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan dua bahasa, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model PBBS yang dapat digunakan untuk pembelajaran bilingual di RSMABI. Pengujian model PBBS dilakukan melalui rancangan penelitian eksperimen semu tipe time series. Dalam penelitian ini diujikan model PBBS, yaitu model DBTU. Eksperimen ini dilakukan di SMA Negeri 2 Amlapura dengan melibatkan siswa kelas XB tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa model pembelajaran DBTU dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun demikian, peningkatan yang terjadi tidak sama pada setiap topik materi yang dieksperimenkan. Di samping hasil belajar yang diperoleh melalui pretes dan postes, hasil belajar yang diperoleh pada setiap tahapan pembelajaran yang melibatkan kegiatan mendengar, membaca, menulis, dan mengucapkan menunjukkan hasil yang baik. Bila dikomparasikan antara nilai pretes ke postes pada masing-masing topik materi pembelajaran terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Pada topik kestabilan unsur ada kenaikan sebesar 9,69 dari 75,84 menjadi 85,53, pada topik ikatan ion serta sifat-sifat ikatan ion ada kenaikan sebesar 32,17 dari 55 menjadi 87,17 pada topik katan kovalen serta sifat-sifat ikatan kovalen ada kenaikan sebesar 52,24 dari 1,54 menjadi 53,78 pada topik polaritas ada kenaikan sebesar 42,26 dari 19,12 menjadi 61,38 dan pada topik katan logam ada kenaikan sebesar 55,28 dari 2,89 menjadi 58,17. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai dari pretes ke postes yang terjadi pada penerapan pembelajaran bilingual bidang studi dengan model DBTU. Ini memberikan makna bahwa model yang dikembangkan dapat meningkatakn hasil belajar siswa.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF KIMIA KOLOID BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK SISWA SMA I Ketut Gede Padmanaba; I Made Kirna; I.B. Nyoman Sudria
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i1.14126

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran interaktif kimia koloid berbantuan komputer untuk siswa SMA. Penelitian pengembangan ini terdiri dari dua tahap pokok, yaitu 1) tahap pembuatan prototipe multimedia pembelajaran interaktif (tahap I), serta 2) tahap validasi dan uji coba produk (tahap II). Tahap pembuatan prototipe multimedia pembelajaran interaktif menggunakan model pengembangan menurut Luther yang terdiri dari tahap concept, design, meterial collecting, assembly, testing dan distribution. Validasi dan uji coba produk merujuk pada evaluasi formatif yang terdapat pada model pengembangan Dick and Carey. Subjek pada tahap validasi meliputi 1 orang dosen sebagai ahli isi, 1 orang dosen sebagai ahli media, 1 orang guru selaku praktisi, serta 3 orang siswa untuk uji coba perorangan dan 20 orang siswa untuk uji kelompok kecil. Berdasarkan hasil penilaian oleh ahli isi, media pembelajaran interaktif sistem koloid mendapat skor rata-rata 4,76 atau tergolong ke dalam kriteria sangat baik. Sementara itu, hasil validasi oleh ahli media dan praktisi masing-masing memperoleh skor rata-rata 4,19 dan 3,82 dimana tergolong ke dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil uji coba produk yang dilakukan, baik uji perorangan maupun uji kelompok kecil dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran kimia interaktif sistem koloid mendapat dukungan positif dari siswa.
ANALISIS TES ULANGAN KENAIKAN KELAS BUATAN GURU MATA PELAJARAN KIMIA Ni Made Dian Prabayanti; I Ketut Sudiana; Ni Made Wiratini
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i1.14127

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kualitas tes ulangan kenaikan kelas X dan XI IPA mata pelajaran kimia di SMA Laboratorium Undiksha. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian evaluatif dengan metode analisis data yaitu deskriptif interpretatif. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah naskah soal ulangan kenaikan kelas X dan XI IPA tahun ajaran 2016/2017 mata pelajaran kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) validitas isi tes ulangan kenaikan kelas X tergolong tinggi dan validitas isi tes ulangan kenaikan kelas XI IPA tergolong sedang, (2) validitas konstruk tes ulangan kenaikan kelas X dan XI IPA tergolong tinggi, (3) bahasa tes ulangan kenaikan kelas X dan XI IPA tinggi, (4) validitas butir soal tes ulangan kenaikan kelas X dan XI IPA termasuk berkualitas baik, (5) reliabilitas tes pilihan ganda ulangan kenaikan kelas X tergolong dalam kategori tinggi, sedangkan reliabilitas tes uraian tergolong rendah, reliabilitas tes ulangan kenaikan kelas XI IPA tergolong sangat tinggi, (6) daya pembeda tes ulangan kenaikan kelas X pembeda berkualitas baik, sedangkan tes ulangan kenaikan kelas XI IPA bentuk pilihan ganda tergolong cukup baik dan bentuk uraian tergolong baik, (7) tingkat kesukaran tes ulangan kenaikan kelas X dan XI IPA tergolong baik, (8) efektifitas pengecoh yang berfungsi dengan baik pada tes ulangan kenaikan kelas X sebanyak 81 pengecoh, sedangkan kelas XI IPA sebanyak 69 pengecoh, dan (9) masih terdapat soal dengan ranah kognitif taksonomi bloom yang berbeda dengan ranah kognitif taksonomi bloom pada indikator. Saran yang dapat peneliti sampaikan terhadap hasil penelitian ini yaitu bagi sekolah agar memfasilitasi guru untuk dapat meningkatkan kompetensi pedagogik melalui forum akademik seperti pelatihan, seminar, atau sejenisnya terkait penilaian (assesment).
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN KIMIA Made Gautama Jayadiningrat; Emirensia K. Ati
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i1.14133

Abstract

Penelitian  ini termasuk    penelitian    tindakan    kelas.    Subjek dalam  penelitian  ini  adalah  siswa  kelas XI IPA   SMA  N  Weluli  yang  berjumlah  29  siswa. Objek  penelitian  ini  adalah  penerapan model    pembelajaran    problem based learning. Teknik analisis data yang digunakan peneliti untuk mengolah data hasil observasi terhadap peningkatan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah adalah teknik analitis deskriptif. Teknik analisis deskriptif meliputi pengumpulan data, menganalisis data, meginterprestasi data, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data. Untuk mengukur keterampilan siswa dalam memecahkan masalah digunakan rubrik penilaian keterampilan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penerapan Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah pada mata pelajaran Kimia di kelas XI IPA SMAN 1 Weluli. Hal ini terlihat dari peningkatan penguasaan kompetensi keterampilan memecahkan masalah yang meliputi aspek mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menemukan alternatif solusi, memilih solusi terbaik, kelancaran memecahkan masalah, dan kualitas hasil pemecahan masalah dari siklus I siklus II, dan siklus III. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata penguasaan kompetensi keterampilan memecahkan masalah siklus I adalah 61,8% pada kriteria keterampilan sedang. Setelah diadakan tindakan perbaikan, pada siklus II diperoleh persentase rata-rata penguasaan kompetensi keterampilan memecahkan masalah adalah 74,1% pada kategori tinggi. Pada siklus III dialkukan perbaikan kembali hingga mencapai keterampilan 83,05% dengan kriteria sangat tinggi dan sudah melebihi indikator keberhasilan yaitu telah mencapai kriteria keterampilan sangat tinggi.
PENERAPAN PEMBELAJARAN QUICK ON THE DRAW PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA Emi Yuliani Ayu; Roza Linda; Agustina .
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i1.14134

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar kimia peserta didik kelas XI MIA 4 SMAN 1 Pekanbaru dengan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On the Draw pada pokok bahasan laju reaksi. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik non tes menggunakan lembar pengamatan sedangkan teknik tes menggunakan evaluasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Dari hasil analisa data diketahui bahwa aktivitas belajar peserta didik meningkat dari siklus I ke siklus II dan berada pada kriteria baik dan sangat baik. Pada siklus 1 diperoleh rata-rata minat peserta didik secara klasikal yaitu  13,77 dan pada siklus ke II meningkat menjadi 19,06 dengan presentase aktivitas belajar pada siklus I yaitu 57,36% dan meningkat secara signifikan pada siklus II menjadi 79,43% . Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On the Draw dapat meningkatkan aktivitas belajar kimia siswa kelas XI MIA 4 SMAN 1 Pekanbaru.
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA NEGERI 2 NEGARA Luh Dian Pradnyantika; I Ketut Sudiana; Ni Made Wiratini
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i1.14172

Abstract

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar siswa, serta pengawasan pembelajaran kimia di SMA Negeri 2 Negara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru kimia, siswa, pengawas internal dan pengawas eksternal. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, observasi dan wawancara. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) RPP untuk materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dibuat sendiri oleh guru yang komponen-komponennya disesuaikan dengan Permendiknas RI Nomor. 41 Tahun 2007. Namun, terdapat beberapa komponen RPP yang belum memenuhi Permendiknas RI Nomor. 41 Tahun 2007, seperti tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan kelengkapan instrument penilaian. (2) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kurang sesuai dengan RPP yang telah disiapkan, seperti langkah-langkah pembelajaran dan LKS yang diberikan tidak sesuai dengan LKS yang terdapat pada RPP. (3) Penilaian hasil belajar siswa mencangkup penilaian aspek kognitif dan afektif. Sedangkan untuk penilaian psikomotor tidak dilakukan oleh guru. (4) Pengawasan pembelajaran dilakukan oleh pengawas internal (guru senior, wakasek dan kepala sekolah) dan pengawas eksternal (Disdikpora Kabupaten Jembrana). Proses pengawasan yang telah dilakukan oleh pengawas internal meliputi tahap pemantauan, supervisi, dan evaluasi sedangkan pengawas eksternal meliputi pemantauan dan supervisi. Pengelolaan pembelajaran yang belum optimal berimplikasi pada ketercapaian tujuan pembelajaran kurang optimal.
STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA TOPIK STRUKTUR ATOM I G A Gita Permata Dewi; I Nyoman Selamat; I Nyoman Suardana
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i2.16614

Abstract

Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil belajar kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe NHT. Jenis penelitian ini termasuk penelitian semu (quasi exsperiment) dengan rancangan penelitian pre-test post-test nonequivlent control group design. Pupulasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sidemen yang berjumlah 178 siswa. Sampel ditentukan secara cluster random sampling dan diperoleh siswa kelas X3 sebagai kelas Eksperimen 1 yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, sedangkan siswa kelas X2 sebagai kelas Eksperimen 2 yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda dan esai. Data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan independent sample t-test, dengan taraf signifikasi 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe NHT, dari hasil penelitian didapatkan rata-rata skor hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sebesar 75,54 dan tipe NHT sebesar 80,03.
PROFIL MODEL MENTAL SISWA TENTANG LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Ni Nyoman Junitri Suari
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i2.16615

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan profil model mental siswa tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit di SMA Negeri 8 Denpasar. Penelitian menggunakan teknik survey di kelas X IPA dengan melibatkan 155 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes model mental berbentuk pilihan ganda dua tingkat (two-tier test). Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokan kemiripan jawaban siswa ke dalam tipe model mental tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa profil model mental siswa kelas X IPA tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit, sebanyak 12,85% tergolong model mental ilmiah  dan 87,11% model mental alternatif, yang terdiri atas 63,85% benar sebagian, 19,63% miskonsepsi khusus, dan 3,63% tidak ada tanggapan. Dengan demikian, sebagian besar siswa belum memiliki model mental yang untuhuntuk memahami materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Page 8 of 16 | Total Record : 159