cover
Contact Name
Made Gautama Jayadiningrat
Contact Email
jurnalpendidikankimiaindonesia@gmail.com
Phone
+6287762961886
Journal Mail Official
jpki@undiksha.ac.id
Editorial Address
Jl. Udayana Kampus Tengah Singaraja, Bali, Indonesia 81116
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia
ISSN : 20879040     EISSN : 26139537     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jpk.v3i1
Core Subject : Science, Education,
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia is a scientific journal published by the Department of Chemistry Education of Ganesha University of Education. This journal aims to accommodate the articles of research results and results of community service in the field of education and learning. In the end this Journal can provide a description of the development of science and technology in the field of education for the academic community. This journal is published 2 times a year (April and October).
Articles 159 Documents
PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA KELAS X TENTANG KONSEP-KONSEP DASAR KIMIA PADA KURIKULUM SAINS SMP Anak Agung Sri Yoni; I Wayan Suja; I Wayan Karyasa
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i2.16616

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan profil model mental siswa SMA Kelas X tentang konsep-konsep dasar kimia pada kurikulum sains SMP. Penelitian ini dilakukan dengan teknik sensus di kelas X SMA Negeri Sukasada dengan melibatkan 90 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes diagnostik dua tingkat (two-tier). Analisis data dilakukan secara deskriptif melibatkan hubungan antara jawaban siswa dan argumentasinya dengan melibatkan tiga level kimia. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa profil model mental siswa kelas X tentang konsep-konsep dasar kimia pada kurikulum sains SMP adalah 6,44% model mental ilmiah  dan 93,56% model mental alternatif, yang terdiri atas 45,56% model mental benar sebagian, 44,22% model mental miskonsepsi khusus, dan 3,78% tidak ada tanggapan. Sehubungan dengan temuan tersebut, guru-guru sains di SMP perlu membekali diri dengan pemahaman konsep-konsep dasar kimia yang mencakup tiga level kimia dan interkoneksinya. Selain itu, guru kimia di SMA melakukan remidiasi berkaitan dengan konsep-konsep dasar kimia yang telah dipelajari siswa di SMP agar menjadi model konseptual.
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK REAKSI REDOKS Ni Ngh. Sangging Apriadi; I Wayan Redhana
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i2.16617

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada topik reaksi redoks serta mendeskripsikan sumber miskonsepsi siswa pada topik reaksi redoks. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa adalah metode CRI (Certainty of Response Index) yang dimodifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang disertai kriteria CRI, observasi dan wawancara. Data yang diperoleh berupa persentase miskonsepsi siswa, transkrip wawancara dan observasi yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi dalam (1) menentukan bilangan oksidasi berdasarkan jumlah atom yang terdapat dalam molekul atau ion; (2) elektron yang terlepas saat terjadinya oksidasi adalah elektron yang berada di sekitar atau di dekat inti atom; (3) reaksi pada katoda adalah reaksi oksidasi; (4) reaksi pada anoda baterai adalah reaksi redoks; (5) pembentukan ion negatif pada saat reduksi terjadi karena elektron pada atom berkurang; (6) menentukan nama senyawa tidak sesuai dengan bilangan oksidasi; (7) reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi; (8) oksidator adalah zat yang mengalami reduksi; (9) muatan ion sama dengan nol; (10) reaksi redoks sama dengan reaksi autoredoks (11) sumber miskonsepsi siswa adalah kemampuan siswa, penalaran, guru, dan LKS.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR I Wayan Sugiata
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i2.16618

Abstract

Pembelajaran di dalam kelas merupakan bagian yang sangat penting dari proses pendidikan. Jika pelaksanaan pembelajaran di kelas bermutu akan menghasilkan output yang berkualitas. Guru memiliki peran yang sangat besar dalam mengorganisasikan kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran dan siswa sebagai subyek yang sedang belajar. Kemampuan guru dalam mengemas suatu rancangan pembelajaran yang bermutu tentu diawali dari persiapan mengajar yang matang. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang diharapkan mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan kesulitan peserta didik dalam memahami materi laju reaksi. Model pembelajaran yang akan diterapkan adalah Team Game Tournament (TGT). TGT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas dua siklus. Jumlah subyek penelitian sebanyak 31 peserta didik kelas XI MIA 6 SMAN 1 Malang. Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes tertulis dengan soal essay. Berdasarkan analisis data diperoleh prosentase hasil belajar afektif pada siklus I 58,94% dan pada siklus II meningkat menjadi 90,06%. Hal ini menandakan penerapan model pembelajaran TGT pada materi laju reaksi dapat terlaksana dengan baik.
ANALISIS DESKRIPTIF HUBUNGAN SIDIK JARI DENGAN TES POTENSI AKADEMIK (TPA) DARI KELAS X SMAN 3 DENPASAR I Made Adi Sukariawan
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v3i2.17308

Abstract

Penelitian ini didasari oleh pengembangan KTSP yang dikenal dengan Kurikulum 2013. Landasan filosofis dari pengembangan ini adalah pengembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik, yang dituangkan dalam struktur kurikulum dalam bentuk peminatan. Salah satu dasar untuk memilih peminatan adalah mengetahui potensi peserta didik. Metode yang digunakan adalah TPA dan sidik jari, namun belum diketahui bagaimana hubungan antara kedua metode tersebut. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui hubungan antara sidik jari dengan tes potensi akademik (TPA) dari kelas X SMAN 3 Denpasar.Penelitian ini adalah penelitian dasar induktif yang mengembangkan teori yang sudah ada berdasarkan fakta-fakta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 3 Denpasar dengan sampling sebanyak 53 siswa berdasarkan data nilai ujian nasional sewaktu SMP dari yang tertinggi untuk meningkatkan keseragaman. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sidik jari yang paling banyak muncul pada ibu jari, telunjuk, jari tengah dan kelingking adalah loop, kemudian whorl dan terendah adalah arch. Sedangkan pada jari manis jenis sidik jari yang sering muncul adalah whorl kemudian loop. Dari hasil TPA di dapat bahwa potensi siswa yang paling banyak adalah potensi numerikal-logikal dan numerikal-verbal. Hubungan antara sidik jari dengan TPA terlihat dari jenis sidik jari loop yang banyak muncul pada ibu jari, telunjuk, jari tengah dan kelingking menunjukkan potensi di bidang sosial, kemandirian, kreativitas dan spiritual erat kaitannya dengan potensi numerikal-logikal yang ditunjukkan berdasarkan hasil TPA, karena kemampuan bersosialisasi, mandiri, berkreasi memerlukan kemampuan numerikal-logikal serta numerikal-verbal.Kemunculan jenis sidik jari whorl pada jari manis yang mengindikasikan pencarian hal yang sempurna juga berhubungan dengan potensi numerikal-logikal terutama dalam hal pengerjaan sesuatu yang menuntut langkah yang teratur dan sistematis.
DESKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN PRAKTIKUM DALAM PERKULIAHAN KIMIA DASAR MAHASISWA TEKNIK chichi rahayu; Eliyarti .
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v3i2.19480

Abstract

Abstrak-Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas kegiatan praktikum dalam perkuliahan kimia dasar mahasiswa teknik. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif. Populasi penelitian ini mahasiswa tingat I Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas Ekasakti semester ganjil 2017/2018 pada mata kuliah Kimia Dasar. Pengambilam sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar pengamatan dan kuisioner. Lembar pengamatan digunakan untuk memperoleh informasi selama kegiatan praktikum berlangsung. Kuisioner digunakan untuk memperoleh data perilaku yang dilakukan mahasiswa sebelum praktikum, saat praktikum, dan setelah praktikum. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebelum mengikuti kegiatan praktikum Kimia Dasar mahasiswa masih kurang mempersiapkan diri, yaitu hanya 28,57%  mahasiswa membaca modul sebelum melakukan praktikum, 37,14% mahasiswa mengerjakan tugas pendahuluan dan 21,43% mahasiswa yang menjaga kesiapan fisik (istirahat cukup dan sarapan sebelum praktikum), ke]etika praktikum Kimia Dasar berlangsung mahasiswa yang datang tepat waktu 42,73%, 68,7% mahasiswa memahami prosedur percobaan, namun 27,27% mahasiswa yang dapat mengerjakan praktikum dengan benar sesuai prosedur, Setelah praktikum selesai mahasiswa yang menyegerakan pengerjaan laporan praktikum masih rendah hanya 17,14%, dan mahasiswa yang memperoleh nilai laporan praktikum > 75 sebesar 39,39%. Hal ini menunjukan mahasiswa masih kurang memotivasi diri dalam kegiatan praktikum sehingga diperlukan perbaikan cara belajar kedepannya.
PROFIL SOAL UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN KIMIA SMA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 DITINJAU DARI KOMPETENSI DASAR ISI MATERI DAN JENJANG KELAS I Wayan Subagia; Ni Made Wiratini; Fikriatul Khairat
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v3i1.20942

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan profil soal UN mata pelajaran kimia SMA tahun pelajaran 2017/2018 ditinjau dari kompetensi dasar, isi materi dan jenjang kelas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Soal UN mata pelajaran kimia ditinjau dari kompetensi dasar, terdapat 26 kompetensi dasar yang terlibat pada soal dengan persentase 37,14% dan 44 kompetensi dasar yang tidak terlibat dengan persentase 62,86%. Selain itu, terdapat kompetensi dasar yang memiliki jumlah soal lebih dari satu soal. (2) Soal UN mata pelajaran kimia ditinjau dari isi materi, terdapat  16 materi pokok yang terlibat pada soal dengan persentase 84,21% dan 3 materi pokok yang tidak terlibat dengan persentase 15,79%. Selain itu, terdapat materi pokok yang memiliki jumlah soal lebih dari satu soal. (3) Soal UN mata pelajaran kimia ditinjau dari jenjang kelas, kompetensi dasar dan isi materi pokok yang dominan terdapat di kelas XII sebanyak 40,0% (16 soal), kelas XI sebanyak  37,5% (15 soal) dan kelas X sebanyak 22,5% (9 soal).Kata Kunci: ujian nasional, kimia, SMAAbstractThis study aimed to describe and explain the profile of National Examination test of high school chemistry subjects in the academic year 2017/2018 viewed from basic competency, content, and grade level. The data collection method used is document study. Data were analyzed using quantitative descriptive techniques. The results of this study are as follows: (1) UN items for chemistry subjects viewed from basic competencies, ware 26 basic competencies involved in the problem with a percentage of 37,14% and 44 basic competencies not involved with the percentage 62,86%. In addition, there ware basic competencies which have more than one question. (2) UN items for chemistry subjects viewed from the contents, showed 16 subject matter involved in the question with a percentage of 84,21% and three subject matter not involved with a percentage of  15,79%. In addition, there ware a subject matter that had more than one question. (3) UN items for chemistry subjects for the 2017/2018 school year viewed from the grade level, the basic competencies and contents of the dominant subject matter in class XII as much as 40,0% (16 questions), class XI as much as 37,5% (15 questions) and class X as much as 22,5% (9 questions). Key words: national exam, chemistry  
ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN I Ketut Sudiana; I Wayan Suja; Irma Mulyani
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v3i1.20943

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan kesulitan belajar siswa dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Subjek penelitian adalah 38 orang siswa dari seluruh kelas XII IPA. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed method. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, tes, dan wawancara. Analisis data yang dilakukan adalah analisis hasil observasi, analisis hasil tes diagnostik dan analisis hasil wawancara. Data yang diperoleh berupa hasil belajar siswa dan informasi mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kesulitan belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah pemahaman materi prasayarat, menuliskan ionisasi garam, penggunaan rumus Ksp, pemahaman siswa pada konsep asam basa, pemahaman siswa pada konsep kesetimbangan kimia, pemahaman siswa pada penulisan persamaan reaksi, dan kemampuan operasi matematika. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang disebabkan oleh faktor internal, meliputi: minat belajar kimia rendah, motivasi belajar kimia rendah, pemaknaan konsep siswa terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan rendah, pemahaman konsep prasyarat materi kelarutan dan hasil kali kelarutan rendah, dan kemampuan siswa dalam operasi matematika yang lemah. Faktor eksternal, meliputi: pengaruh negatif dari teman sebaya dan cara mengajar guru.Kata Kunci: kesulitan belajar, kelarutan dan hasil kali kelarutanAbstractThis study aims to describe and explain student learning difficulties and the factors that cause students' learning difficulties in learning the material solubility and solubility results. The research subjects were 38 students from all XII IPA classes. The research method used is a mixed method. Data retrieval is done by observation, tests, and interviews. Data analysis was carried out by analyzing the results of observations, analyzing the results of diagnostic tests and analyzing the results of interviews. Data obtained in the form of student learning outcomes and information about the factors that cause student learning difficulties in the material solubility and solubility results. The results showed that the form of student learning difficulties in the solubility and solubility results material was understanding pre-set material, writing salt ionization, using Ksp formula, understanding students on the concept of acid base, understanding students in the concept of chemical equilibrium, understanding students in writing equation, and mathematical operating abilities. Factors that cause student learning difficulties caused by internal factors include: low chemistry learning interest, low chemistry learning motivation, meaning of students' concept of solubility and low solubility products, understanding the concept of solubility material and low solubility results, and ability students in weak mathematical operations. External factors include: negative influence from peers and how to teach teachers.Keywords: learning difficulties, solubility and solubility results
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN KIMIA I Wayan Muderawan; I Gusti Lanang Wiratma; Muthia Zahra Nabila
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v3i1.20944

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa SMA Negeri 2 Banjar dalam mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Subjek penelitian ini adalah 85 orang siswa dari seluruh kelas XII MIPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara tes dan wawancara. Data yang diperoleh berupa informasi mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang disebabkan oleh faktor internal, meliputi minat belajar kimia rendah, motivasi belajar kimia rendah, pemaknaan konsep siswa terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan rendah, pemahaman konsep pendukung materi kelarutan dan hasil kali kelarutan rendah, dan kemampuan siswa dalam aspek perhitungan lemah. Faktor eksternal, meliputi penyesuaian kemampuan siswa dalam penerapan metode mengajar guru dalam kelas kurang, cara guru mengelola pembelajaran kimia, pengaruh teman sebaya, dan waktu pembelajaran kimia yang kurang efektif.Kata Kunci: faktor kesulitan belajar, kelarutan dan hasil kali kelarutan Abstract This study aimed to describe the cause factors of students'learning difficulties at the SMA Negeri 2 Banjar in learning solubility and solubility product constant. The subjects were 85 students from all class XI MIA. The type of research was qualitative research. The data were collected by using test and interview. The data were the information about the cause factors of students’ learning difficulties insolubility and solubility product constant.  The result of this research showed internal factors that caused students'difficultiesof learning, namely less learning interest toward chemistry, less learning motivation toward chemistry, less meaning toward solubility and solubility product constant concepts, less understanding toward concepts supporting solubility and solubility product constant topic, less calculation ability. The external factor was less adjustment of students' capability into teacher’s teaching method used in classroom, the way teacher’s managed chemistry learning, friends influence, and less effective learning time. Key words: factors of difficulties of learning, solubility and solubility product constant 
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KIMIA PEMINATAN DAN LINTAS MINAT DI TINGKAT SMA Kris Ayu Widiawati; Ketut Sudiana; Made Wiratini
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v3i1.20945

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pengelolaan pembelajaran kimia peminatan dan lintas minat di SMA Negeri 1 Seririt. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologis. Subjek dalam penelitian ini yaitu guru kimia peminatan dan lintas minat, kepala SMA Negeri 1 Seririt, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, penilai kinerja guru, serta siswa kelas X MIA 3 dan X BABUD 1. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dukumen, observasi, wawancara, dan kuisioner. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Pemilihan peminatan MIA, IIS dan BABUD ditentukan berdasarkan nilai Raport dan UNBK siswa pada jenjang SMP, angket minat dan tes psikologis, sedangkan mata pelajaran lintas minat ditentukan langsung oleh pihak sekolah. (2) Pengelolaan pembelajaran kimia peminatan dan lintas minat meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan dibuat sama tanpa memperhatikan karakteristik siswa. Pengelolaan pembelajaran yang sama berimplikasi terhadap minat, hasil dan kesulitan belajar siswa. Minat belajar siswa kimia peminatan pada aspek sebelum dan saat mendapatkan pembelajaran kimia lebih tinggi dibandingkan kimia lintas minat. Persentase minat belajar siswa kimia peminatan sebelum mendapatan pembelajaran kimia sebesar 63,89% dan kimia lintas minat sebesar 19,4%. Persentase minat belajar siswa kimia peminatan saat mendapatkan pembelajaran kimia sebesar 69,44% dan kimia lintas minat sebesar 33,11%. Hasil belajar kimia peminatan lebih tinggi dibandingkan lintas minatyaitu 8,3% di atas KKM dan di bawah KKM sebesar 91,7%, sedangkan siswa kimia lintas minat yang mencapai KKM sebesar 2,8% dan di bawah KKM sebesar 97,2%.AbstractThis study aims to describe and explain the management of chemistry learning specialization and cross-interest in SMA Negeri 1 Seririt. This research was carried out using a qualitative approach with a type of phenomenological research. Subjects in this study were chemistry specialization and cross-interest teachers, head of Seririt 1 Public High School, deputy headmaster in the curriculum field, teacher performance appraisers, as well as class X MIA 3 and X BABUD 1. Data collection methods used were document studies, observations, interview, and questionnaire. The research data were analyzed using qualitative descriptive techniques. The results of this study are as follows. (1) The selection of specialization of MIA, IIS and BABUD is determined based on the scores of the report cards and UNBK students at the junior secondary level, interest questionnaires and psychological tests, while cross-interest subjects are determined directly by the school. (2) Management of specialization and cross-interest chemistry learning including planning, implementation, assessment and supervision is made equal regardless of student characteristics. The same management of learning has implications for interests, outcomes and student learning difficulties. Interest in specialization chemistry students in the aspects before and when they get chemistry learning is higher than cross-interest chemistry. The percentage of interest in specialization chemistry students before getting chemistry learning was 63.89% and cross-interest chemistry was 19.4%. The percentage of interest in specialization chemistry students when getting chemistry learning was 69.44% and cross-interest chemistry was 33.11%. Chemistry specialization learning outcomes are higher than cross interests, 8.3% above KKM and below KKM 91.7%, while chemistry students across interests reach KKM at 2.8% and below KKM at 97.2%.Keywords: management of learning, specialization, cross interests, learning difficulties and interest in learning.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MELALUI PENALARAN INDUKTIF PADA TOPIK LAJU REAKSI I. B. N. Sudria; I Gusti Lanang Wiratma; Lysa Kristina Br Sembiring
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v3i1.20946

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian dan pengembangan pendidikan  ini adalah untuk (1) mengembangkan dan mendeskripsikan karakteristik perangkat pembelajaran yang selaras dengan model problem based learning melalui penalaran induktif pada topik laju reaksi. (2) mendeskripsikan validitas dan tingkat keterbacaan, dan (3) mengetahui keefektifan dari perangkat pembelajaran melalui uji coba pendahulu. Penelitian dan pengembangan (R&D) ini mengikuti model Borg dan Gall (1989) yang dibatasi pada tahap uji coba pendahuluan. Hasil penelitian dan pengembangan ini mampu mewujudkan perangkat pembelajaran model problem based learning dengan efektif. Perangkata pembelajaran yang dikembangkan dapat menghasilkan perangkat yang konsisten dan selaras mengikuti model problem based learning melalui penalaran induktif dengan pendekatan saintifik, memiliki tingkat validitas dan uji keterbacaan sangat baik dan baik., mendapatkan hasil belajar yang signifikan dengan nilai Normalitas Gain Score 0,55 dengan kategori sedang secara keseluruhan, penilian perindikator termasuk kategori tinggi untuk satu indikator dan sedang untuk enam indikator, peningkatan rata-rata pretest 23,27 menjadi rata-rata posttest 65,18, penilian aktivitas siswa dengan pendekatan saintifik 5 M dilihat dari penilian LKS secara umum meningkat, dan hasil tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dengan model problem based learning malalui penalaran induktif tergolong baik.Kata Kunci: model pembelajaran problem based learning,  laju reaksi, penalaran induktif, pendekatan saintifik, dan perangkat pembelajaranAbstractThe purpose of this research and development education are to (1) develop and describe characteristics of learning devices that are in harmony with the problem based learning model through inductive reasoning on the topic of reaction rates, (2) describing the validity and readability level, and (3) knowing the effectiveness of learning device through a preliminary trial. This research and development (R & D) follows the Borg and Gall (1989) model which was limited to the preceding trial stage. The results of this research and development are able to realize a problem based learning model learning device effectively. It can, the results show that learning devices are consistent and harmonious can follow the problem based learning model through inductive reasoning with a scientific approach, have a very good and good level of validity and readability test, get significant learning outcomes with nilia Normality Gain Score 0.55 with categories is being Indicator evaluators are included in the high category for one indicator and medium for six indicators. The increase in the average pretest 23.27 becomes the average posttest 65.18, the assessment of student activity with the scientific approach 5 M seen from the LKS assessment generally increases, and the results of student responses to the learning process with problem based learning models through inductive reasoning are good .Keywords: problem based learning model, reaction rate, inductive reasoning, saintific approach, and learning tool

Page 9 of 16 | Total Record : 159