cover
Contact Name
Angga Kautsar
Contact Email
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Editorial Address
Gedung Laboratorium I Fakultas Farmasi, UNPAD Jl. Raya Jatinangor KM 21, Bandung-Sumedang, Indonesia 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Farmaka
ISSN : 16931424     EISSN : 27163075     DOI : https://doi.org/10.24198/
Core Subject : Health, Science,
Farmaka is replacement for Pharmaceutical Bulletin, published since 1991, with a frequency of four times a year. Editors accept scholarly works of research results and literature review which was closely related to the science, pharmaceutical technology and practice.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 2 (2016): Farmaka" : 11 Documents clear
HUBUNGAN SIKAP, PERSEPSI DAN HAMBATAN TERHADAP COMPLEMENTARY AND ALTERNATIVE MEDICINE (CAM) angga kautsar
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.467 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9295

Abstract

CAM mempunyai keuntungan bagi masyarakat, yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sikap mahasiswa Farmasi UNPAD merupakan salah satu cara untuk melihat sukses dan efektif CAM tersebut karena mahasiswa Farmasi UNPAD sebagai calon praktisi kesehatan yang memberikan informasi dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain potong lintang pada sampel penelitian ini sebanyak 350 responden Mahasiswa Fakultas Farmasi Unpad. Pengolahan data prasurvei uji validitas dan reabilitas yang didapat, dan analisis data secara kuantitatif deskriptif, serta inferensial jenis nonparametrik independen yang menggunakan tes U Mann-Whitney untuk mendapatkan p-value. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sikap positif terhadap rekomendasi CAM namun masih kurang untuk penggunaan CAM sendiri. Untuk faktor yang mempengaruhi sikap atau pengetahuan mahasiswa Fakultas Farmasi UNPAD sendiri cukup signifikan terlihat yaitu pada kelompok Postgraduate lebih tinggi dibandingkan dengan Undergraduate dapat terjadi karena pengetahuan yang lebih tinggi dan pengalaman yang lebih banyak pada kelompok Postgraduate.
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas Kesehatan Rawat Jalan pada Tahun 2015 dengan Metode ATC/DDD Dika Pramita Destiani; Rina Rhofianingrum
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.322 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9287

Abstract

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Banyaknya penderita hipertensi menyebabkan berkembangnya pengobatan untuk penyakit tersebut dan penggunaannya yang sangat banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antihipertensi apa saja yang digunakan dan berapa penggunaannya pada pasien hipertensi rawat jalan di fasilitas kesehatan tahun 2015. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif, berupa data yang didapat dari resep pasien hipertensi. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung kuantitas penggunaan antihipertensi menggunakan metode ATC/ DDD. Hasil penelitian menunjukkan jumlah penggunaan antihipertensi tiga terbanyak adalah Amlodipin (171,8 DDD), Irbesartan (47,38 DDD), dan Captopril (40,74 DDD). Kata kunci : antihipertensi, ATC/DDD, rawat jalan
PENGARUH PENAMBAHAN TWEEN 80 SEBAGAI ENHANCER DALAM SEDIAAN TRANSDERMAL BETHARY KESUMAWARDHANY; SORAYA RATNAWULAN MITA
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.397 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9293

Abstract

Penghantaran obat secara transdermal merupakan metode efektif untuk distribusi obat secara sistemik. Peningkatan permeasi dapat dilakukan secara kimia dengan penambahan enhancer yang aman dan tidak iritatif yaitu golongan surfaktan nonionik contohnya tween 80. Tween 80 sebagai enhancer dapat meningkatkan absorpsi dengan menginduksi fluidisasi lipid pada stratum korneum sehingga permeasi obat meningkat. Permeasi obat diuji melalui uji in vitro pada membran kulit hewan uji dengan metode difusi sel menggunakan dapar fosfat dan uji konsentrasi sediaan dengan spektrofotometer atau kromatografi. Tween 80 dinyatakan sebagai enhancer yang efektif pada sediaan gel yang mengandung berbagai zat aktif, namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada sediaan patch.
AKTIVITAS DAN FORMULASI REPELEN LOSIO EKSTRAK ETANOL LIMBAH HASIL PENYULINGAN MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth.) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti DUDI RUNADI; Sriwidodo Sriwidodo; Sucilawati Ridwan
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.85 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9288

Abstract

ABSTRAK Limbah hasil penyulingan minyak nilam mengandung terpen-terpen nonvolatil yang memiliki aktivitas antiserangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol limbah hasil penyulingan minyak nilam sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti beserta konsentrasi optimumnya dan membuat formulasi losionya yang baik, aman, stabil, dan efektif. Penelitian ini meliputi skrining fitokimia; ekstraksi; pengujian parameter ekstrak; pengujian aktivitas ekstrak sebagai repelen; formulasi losio ekstrak; evaluasi sediaan losio dari segi fisik, kimia, dan mikrobiologi selama waktu penyimpanan; pengujian iritasi losio; serta pengujian aktivitas repelen dalam sediaan losio. Konsentrasi ekstrak yang diuji aktivitasnya sebagai repelen adalah  5%, 10%, 20% b/v dan losio yang mengandung N,N-dietil-m-toluamid (DEET) 13 % sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan semua perlakuan memiliki aktivitas yang sama berdasarkan analisis statistik Anova. Sehingga dipilih konsentrasi 5% dalam formulasi losio. Kemudian dibuat formulasi losio dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu 3%, 5%, dan 7%. Hasilnya diperoleh konsentrasi optimum ekstrak pada losio sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti adalah losio yang mengandung 7% ekstrak. Losio repelen yang dihasilkan memiliki kualitas fisik dan kimia yang baik, aman secara mikrobiologis, tidak menimbulkan iritasi pada kulit, dan rata-rata daya proteksinya lebih baik dibandingkan losio yang mengandung DEET 13% dengan daya proteksi sebesar 65,76% selama 6 jam pemakaian.  Kata kunci : Limbah hasil penyulingan minyak nilam, Repelen, Aedes aegypti, Losio ABSTRACT Residue of nilam oil distillation contains nonvolatile terpens which has repellent activity. The aims of this research are finding the activity of extract ethanol of nilam oil distillation residue as Aedes aegypti mosquito repellent and its optimum concentration, and finding the formulation of lotion from extract ethanol of nilam oil distillation residue which has good quality, safe, stable, and effective when it applied. The methods used are phytochemical screening; extraction;  standarization extract assay; repellent extract activity assay; repellent lotion formulation;  physical, chemical, and microbiological evaluation; skin irritation test; and repellent lotion activity assay. The concentrations of extract used to test the repellent activity were 5%, 10%, 20% w/v, and lotion that contains 13% of (N,N-diethyl-m-toluamide) DEET was used as positive control. The result concluded that all  samples have same activities based on Anova statistical method. Thus the extract concentration chosen for formulation was 5%. Then lotion formulation is made with variated extract concentration 3%, 5%, dan 7%. The result showed that the most optimum extract concentration of lotion that gave repellent activity towards Aedes aegypti is 7%. Lotion had good physical and chemical  quality, microbiologically safe, non iritant and lotion that contains of 7% extract has protection level mean better than lotion that containing 13% DEET with protection level 65,76% for 6 hours application. Key : Nilam oil distillation residue, Repellent, Aedes aegypti, Lotion
Aktivitas Repelen Kombinasi Minyak Atsiri Rimpang Bengle (Zingiber cassumunar Roxb.) dan Daun Sereh Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) terhadap Nyamuk Aedes aegypti FERRY FERDIANSYAH SOFIAN; DUDI RUNADI; AMI TJITRARESMI; ARWA ARWA; GUSTYAN PRATAMA; ANTI PEBRIANTI MENTARI; SRIWIDODO SRIWIDODO; ZELIKA MEGA RAMADHANIA
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.518 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9294

Abstract

Tingginya tingkat penyebaran penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk, terutama pada daerah-daerah dengan endemik nyamuk yang tinggi, terdorong untuk melakukan pencegahan terbaik dalam penanggulangannya dengan cara pengendalian nyamuk dan menghindari gigitannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas repelen terhadap beberapa kombinasi komposisi minyak atsiri rimpang bengle (Zingiber cassumunar Roxb.) dan minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) terhadap nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit demam berdarah. Penelitian dilakukan dengan mengamati nyamuk yang hinggap di tangan relawan yang sebelumnya telah diberi sediaan uji. Analisis statistik menunjukkan bahwa masing-masing kombinasi minyak atsiri dari bahan uji yaitu bengle 10%; bengle 7,5% + sereh wangi 2,5%; bengle 5% + sereh wangi 5%; bengle 2,5% + sereh wangi 7,5%; dan sereh wangi 10% memiliki daya repelen tetapi masih memiliki perbedaan daya repelensi yang signifikan terhedap DEET 15%. Masing-masing kombinasi bahan uji tersebut tidak memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan sebagai repelen dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Berdasarkan hal tersebut, hasilnya dapat disimpulkan bahwa kelima kombinasi bahan uji tersebut tidak memberikan perbedaan pengaruh yang signifikan sebagai repelen. Hal ini berarti kelima kelompok kombinasi uji tersebut memiliki daya tolak yang sama terhadap nyamuk Aedes aegypti dan potensial untuk dikembangkan menjadi obat herbal penolak nyamuk untuk mencegah demam berdarah.
AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK KULIT BATANG MATOA (Pometia pinnata J.R. Forster & J.G. Forster) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR DENGAN METODE TOLERANSI SUKROSA Devi Rahmawati; Ellin Febrina; Ami Tjitraresmi
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.192 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9060

Abstract

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) karena tidak terdapatnya insulin dalam tubuh, terjadi penurunan sekresinya, dan/atau fungsi insulin tersebut terganggu. Matoa (Pometia pinnata J.R.Forster & J.G. Forster) merupakan tanaman yang telah dimanfaatkan oleh Bangsa Asia sebagai salah satu tanaman obat tradisional. Kulit batang matoa juga merupakan salah satu tanaman yang digunakan oleh masyarakat di Tobelo dalam mengobati diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang matoa memiliki aktivitas dalam menghambat enzim α-glukosidase, yang berperan dalam memecah mono/disakarida menjadi glukosa. Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas hipoglikemik dari ekstrak kulit batang matoa secara in vivo pada tikus putih jantan galur Wistar dengan metode toleransi sukrosa. Penelitian dilakukan melalui tahap pengumpulan dan determinasi tanaman, penyiapan simplisia, ekstraksi, penapisan fitokimia, pengujian parameter ekstrak serta pengujian aktivitas hipoglikemik dengan metode toleransi sukrosa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dengan taraf kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pemberian ekstrak etanol kulit batang matoa dengan dosis 150 mg/200g BB, 300 mg/200g BB, serta 600 mg/200g BB tidak memberikan perbedaan kadar glukosa darah yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Namun, pada kelompok uji 2, pada menit ke-120, terdapat perbedaan kadar glukosa darah yang signifikan dari perlakuan yang diberikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.
PENGGUNAAN INSTRUMEN HIGH-PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY SEBAGAI METODE PENENTUAN KADAR KAPSAISIN PADA BUMBU MASAK KEMASAN “BUMBU MARINADE AYAM SPECIAL” MEREK SASA ARIF SATRIA WIRA KUSUMA; Raisa Metantryana
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.636 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9290

Abstract

Instrumen High-Performance Liquid Chromatography dapat digunakan dalam proses penentuan kadar kapsaisin dalam “Bumbu Marinade Ayam Special” merek Sasa. Bumbu rempah yang sering digunakan dalam seasoning umumnya memiliki rasa pedas yang berasal dari kapsaisin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur secara kuantitatif kadar kapsaisin yang terkandung dalam bumbu masak instan yang diperoleh dari toko swalayan, digunakan merek Sasa sebagai pembanding standar kapsaisin yang digunakan dengan gradien konsentrasi.metode yang digunakan menggunakan prinsip “Like Dissolve Like” dan ekstraksi sampel menggunakan kloroform untuk mengikat kapsaisin dari bumbu instan. Pada instrumen, waktu running alat dipilih pada panjang gelombang 227nm dan 281nm serta gradien konsentrasi dari standar dan ekstraknya (1ppm, 2ppm, 5ppm, 10ppm, 20ppm, 40ppm). Hasil menunjukkan bahwa kapsaisin yang terkandung di dalam ekstrak mengandung nilai AUC yang lebih tinggi pada 271nm dibanding 281nm. Ditemukan konsentrasi kapsaisin sejumlah 0,9905ppm pada panjang gelombang 227nm dan 3,0872ppm pada panjang gelombang 281nm.
AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL DAUN ILER (Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br.) PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR DENGAN METODE INDUKSI ALOKSAN Yasmiwar Susilawati; Ahmad Muhtadi; Moelyono Moektiwardoyo; Putri Churnia Arifin
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.987 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9296

Abstract

Based on WHO data, in 2014  total of diabetic patient in Indonesia reach 9 million. In addition to synthetic drugs, traditional medicine widely used by diabetic patients. Research of several species from Plectranthus genus showed that Plectranthus amboinicus and P. esculentus have antidiabetic activity in rat. Therefore, it is necessary to do antidiabetic activity research and its effective dose of plants iler (Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br) which derived from the same genus and has been used empirically as oral antidiabetic. Antidiabetic activity test conducted using white male Wistar rats which given diabetogen alloxan. Rat who had developed diabetes later given different dose of iler leaves ethanol extract and glibenclamide 0,5 mg/kgBB as a positive control. Blood glucose level was measured using amperometric method utilizing enzymatic reaction of glucose dehydrogenase which measured by glucometer. As a result, a dose of 200 mg / kg dose had the highest antidiabetic activity, followed by a dose of 300 mg / kg, the percentage decrease in relative blood glucose are 21,52% and 3,64% respectively, but a dose of 100 mg / kg didn’t have antidiabetic activity. Antidiabetic activity of 200 mg/kg dose of extract didn’t have any significant difference with glibenclamide, which has percentage decrease in relative blood glucose 21,35%.
AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK, FRAKSI N-HEKSAN, ETIL ASETAT, DAN AIR BUAH PANDAN LAUT (Pandanus tectorius) PADA MENCIT DENGAN METODE GELIAT ELLIN FEBRINA; Anas Subarnas; Dika Destiani; Dana Nasrullah
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.39 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9282

Abstract

Tumbuhan pandan laut (Pandanus tectrorius) biasa digunakan oleh masyarakat secara tradisional sebagai pereda nyeri. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah pandan laut memiliki aktivitas analgesik pada mencit namun belum diketahui aktivitas analgesik dari fraksi-fraksinya. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas analgesik ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air dari buah pandan laut dengan metode geliat dengan penginduksi nyeri asam asetat 0,7%. Dosis yang digunakan untuk ekstrak dan ketiga fraksi itu adalah 125 mg/kg berat badan (BB) dan aspirin sebagai kontrol positif adalah 65 mg/kg BB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi buah pandan laut memberikan aktivitas analgesik. Ekstrak etanol buah pandan laut memberikan efek analgesik paling tinggi dengan daya proteksi sebesar 70,05% diikuti dengan fraksi air (60,25%), fraksi n-heksan (32,14%), dan fraksi etil asetat (13,02%). 
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Dan Fraksi Teripang Laut (Stichopus horrens) Asal Langkawi, Malaysia terhadap Salmonella typhi ATCC 786 dan Salmonella paratyphi A Isolat Klinis Tiana Milanda; Arif SATRIA WIRA KUSUMA; ragavendra ravee
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.795 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9291

Abstract

Demam tifoid merupakan salah satu penyebab penting morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia oleh aktivitas mikroorganisme, seperti Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A. Salah satu sumber dari alam bahari yang digunakan untuk mencegah penyakit tifioid adalah Teripang Laut Gamat (Stichopus horrens). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi Teripang Laut (Stichopus horrens) serta menentukan fraksi teraktif, dan mengetahui Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dari bahan uji terhadap Salmonella typhi ATCC 786 dan Salmonella paratyphi A isolat klinis. Tahap penelitian meliputi determinasi bahan laut dan penyiapan simplisia, ekstraksi simplisia, uji aktivitas antibakteri ekstrak, fraksinasi ekstrak, uji aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi teraktif, penapisan fitokimia ekstrak dan fraksi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol Teripang Laut memiliki aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhi ATCC 786 dan Salmonella paratyphi A isolat klinis pada konsentrasi 20%, 30%, 40%, 50%. Ekstrak ini berupa bentuk kristal, berwarna kuning keemasan, berbau amis, dan berasa asin dengan rendemen 6.625% (b/b) dan kadar air 5% (v/b). Fraksi teraktif dari ekstrak tersebut adalah fraksi etil asetat. Aktivitas antibakteri tersebut diduga berasal dari senyawa dari golongan alkaloid, flavanoid, saponin, monoterpenoid dan sequiterpenoid. Metode yang digunakan adalah metode difusi agar dengan teknik perforasi dan penentuan KHTM serta KBM dengan metode mikrodilusi dengan fraksi yang teraktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) untuk fraksi etil asetat Teripang Laut Gamat adalah pada rentang 10%-20% (b/v) terhadap kedua bakteri uji. Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) untuk fraksi etil asetat Teripang Laut Gamat adalah 20% (b/v) terhadap kedua bakteri uji.

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2025): Farmaka (Maret) (In Press) Vol 22, No 3 (2024): Farmaka (November) Vol 22, No 2 (2024): Farmaka (Juli) Vol 22, No 1 (2024): Farmaka (Maret) Vol 21, No 3 (2023): Farmaka (November) Vol 21, No 2 (2023): Farmaka (Juli) Vol 21, No 1 (2023): Farmaka (Maret) Vol 20, No 3 (2022): Farmaka (November) Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli) Vol 20, No 1 (2022): Farmaka (Maret) Vol 19, No 4 (2021): Farmaka (Suplemen) Vol 19, No 3 (2021): Farmaka (November) Vol 19, No 2 (2021): Farmaka (Juli) Vol 19, No 1 (2021): Farmaka (Maret) Vol 18, No 4 (2020): Farmaka (Suplemen) Vol 18, No 3 (2020): Farmaka (November) Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September) Vol 18, No 1 (2020): Farmaka (Januari) Vol 17, No 3 (2019): Farmaka (Desember) Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus) Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Februari) Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Supplemen) Vol 16, No 4 (2018): Prosiding Abstrak Pharmacopea 2018 Vol 16, No 3 (2018): Suplemen (September) Vol 16, No 3 (2018): Farmaka (September) Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus) Vol 16, No 1 (2018): Suplemen Juni Vol 16, No 1 (2018): Farmaka (Juni) Vol 15, No 4 (2017): Farmaka Desember Vol 15, No 3 (2017): Suplemen Desember Vol 15, No 3 (2017): Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Suplemen Vol 15, No 1 (2017): Suplemen Vol 15, No 1 (2017): Farmaka (Maret) Vol 14, No 4 (2016): Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen Vol 14, No 2 (2016): Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Supplement Vol 14, No 1 (2016): Farmaka Vol 13, No 4 (2015): FARMAKA More Issue