cover
Contact Name
Angga Kautsar
Contact Email
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Editorial Address
Gedung Laboratorium I Fakultas Farmasi, UNPAD Jl. Raya Jatinangor KM 21, Bandung-Sumedang, Indonesia 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Farmaka
ISSN : 16931424     EISSN : 27163075     DOI : https://doi.org/10.24198/
Core Subject : Health, Science,
Farmaka is replacement for Pharmaceutical Bulletin, published since 1991, with a frequency of four times a year. Editors accept scholarly works of research results and literature review which was closely related to the science, pharmaceutical technology and practice.
Articles 21 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)" : 21 Documents clear
SIKLODEKSTRIN SOLUSI PENGEMBANGAN OBAT BARU DIAH PERMATA SARI; MARLINE ABDASSAH; NASRUL WATHONI
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.19107

Abstract

Pengembangan suatu senyawa untuk mendapatkan obat baru sangat diperlukan. Banyaknya senyawa obat yang memiliki keterbatasan sehingga memerlukan suatu pengembangan, salah satunya adalah keterbatasan dalam tingkat kelarutan. Untuk mengatasi kekurangan ini sehingga membutuhkan solusi yang tepat. Siklodekstrin merupakan salah satu eksipien yang dapat digunakan dalam metode kompleksasi. Siklodekstrin memiliki struktur yang berongga sehingga dapat mengikat senyawa aktif yang memiliki keterbatasan dalam kelarutan dengan cara kompleksasi. Siklodekstrin memiliki permukaan yang hidrofilik dan rongga yang hidrofobik, bagian rongga yang hidrofobik berperan dalam memasukan senyawa obat yang bertsifat hidrofobik. Kata Kunci : Siklodekstrin, Kompleksasi dan Kelarutan.
Evaluasi Kepatuhan Pasien Hepatitis C Periode Juli 2018-Juli 2019 Di Instalasi Rawat Jalan Di Salah Satu Rumah Sakit Kota Bandung SHAFIRA SHAFIRA; AHMAD MUHTADI
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.26232

Abstract

Hepatitis merupakan peradangan pada sel hati yang disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, konsumsi alkohol dan lemak yang berlebihan. Indonesia berada di posisi kedua setelah Myanmar dengan angka kejadian hepatitis B dan C yang tinggi di negara South East Asian Region (SEAR). Pada tahun 2010, berdasarkan sidang WHA (World Health Assembly) di Geneeva, Indonesia bersama negara-negara lain memiliki resolusi untuk melakukan pengendalian virus hepatitis,  salah satunya dengan meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien yang sudah terinfeksi hepatitis. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik pasien dan kepatuhan pasien hepatitis khususnya hepatitis C pada periode Juli 2018-Juli 2019 di Instalasi Rawat Jalan RSUP di salah satu rumah sakit Kota Bandung. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan populasi sejumlah 115 pasien hepatitis C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejauh ini kepatuhan pasien hepatitis C di instalasi rawat jalan cukup tinggi yaitu sebesar 95 %.Kata Kunci : Hepatitis C, Kepatuhan pasien
Pelayanan Kefarmasian Pada Pasien Imunosupresif Sebagai Tindakan Preventif di Masa Pandemi COVID-19 ZAFIRA ZAHRAH; YUNISTYA DWI CAHYANI
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.27362

Abstract

Virus SARS-CoV-2 atau yang disebut sebagai COVID-19 saat ini telah menyebar ke lebih dari 200 negara di seluruh dunia, dan dinyatakan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020. Virus terbukti sangat mematikan bagi orang dewasa (terutama usia lanjut) dan orang-orang dengan kondisi medis tertentu, diantaranya pasien imunosupresif. Apoteker sebagai tenaga medis yang mengenal obat sangat baik dibutuhkan peranannya dalam melakukan pencegahan dan pemantauan untuk meminimalkan infeksi lanjutan pada pasien imunosupresif. Artikel review ini bertujuan untuk menggali dan mengevaluasi pelayanan kefarmasian yang harus dilakukan terhadap kelompok pasien imunosupresif selama masa pandemi. Penelusuran referensi dilakukan melalui database Google Scholar dengan menggunakan kata kunci “Coronavirus and immunocompromised”, “SARS-CoV-2 and immunosuppressant drugs”, “COVID-19 and immunosuppressive patients”, “non-pharmacologic treatment in pandemic COVID-19” dan “Pharmacist role in pandemic COVID-19”. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan protokol pelayanan kefarmasian yang signifikan pada kasus pasien imunosupresif yang disebabkan oleh penyakit HIV dan penggunaan agen sitostatika serta imunosupresan, di mana seluruh pasien harus tetap mengonsumsi obatnya dalam rangka membangun sistem imun yang stabil dan mengikuti anjuran pemerintah untuk meminimalisasi kontak dengan masyarakat agar tidak terpapar virus korona.
Review: Aktivitas Farmakologis, Senyawa Aktif dan Mekanisme Kerja Daun Sirsak (Annona muricata L.) dan Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) TAUFAN WANT PRIBADI
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.29551

Abstract

ABSTRAKDaun sirsak dan daun tempuyung merupakan beberapa spesies tumbuhan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat herbal. Daun sirsak dan daun tempuyung mengandung banyak metabolit sekunder yang saling bersinergis dalam memberikan efek. Penggunaan bahan alam sebagai obat sebaiknya berdasarkan bukti ilmiah. Review ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait senyawa aktif, aktivitas farmakologis, dan mekanisme kerja daun sirsak dan daun tempuyung dalam mengatasi berbagai penyakit. Pada review artikel ini digunakan literatur online dan offline. Literatur online didapat dari jurnal dan artikel ilmiah publikasi lokal maupun internasional yang diperoleh melalui hasil pencarian langsung secara online dengan menggunakan mesin pencari online yaitu Google dan Google Scholar. Sedangkan literatur offline yang digunakan yaitu buku dan e-book. Diketahui bahwa daun sirsak dan daun tempuyung memiliki berbagai macam aktivitas farmakologis sebagai antikanker, antihiperurisemia, antioksidan, antihipertensi, antimikroba. Senyawa aktif yang umumnya bertanggungjawab terhadap aktivitas farmakologi yaitu kandungan senyawa flavonoid, saponin, kuersetin dan geraniin, Aktivitas farmakologis terjadi dengan berbagai mekanisme kerja dalam mengatasi berbagai penyakit. Kata kunci : Daun sirsak, Annona muricata L., Daun tempuyung, Sonchus arvensis L.,                  Aktivitas farmakologis ABSTRACTRambutan is one of the species of plants that has the potential to be developed as a medicinalherb. Rambutan contains many secondary metabolites in mutual synergic effects. The use ofnatural materials as a drug should be based on scientific evidence. This review aims to provide information related to the active compounds, pharmacological activity and mechanism of action of rambutan in overcoming various ailments. In this article review, online and offline literatures were used. Literature online journals and articles obtained from local and international scientific publications obtained through the search results directly online by using online search engines, namely Google and Google Scholar. While the offline literature used is books and e-books. It is known that rambutan has a wide range of pharmacological activity in overcoming antidiabetic, antihiperkolesterol, antimicrobials, antioxidants, antihiperurisemia, anticancer.The active compounds are generally responsible for the pharmacological activity of quercetin, geraniin, content of flavonoids and saponins. Pharmacological activity occurs with various mechanisms work in overcoming various ailments. Keywords: Rambutan,Nephelium lappaceum L., Pharmacological
AKTIVITAS ANTI VIRUS HEPATITIS B PADA BEBERAPA TANAMAN DENGAN METODE PENGUJIAN IN VIVO DAN IN VITRO : REVIEW JURNAL PINA MIDUK RODEARNI MALAU; IMAM ADI WICAKSONO
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.27906

Abstract

ABSTRAKHepatitis merupakan peradangan pada hati yang dapat berkembang menjadi kanker hati, sirosis, atau jaringan parut (fibrosis). Hepatitis B merupakan yang paling banyak menginfeksi penduduk Indonesia dibandingkan jenis hepatitis lainnya yaitu sebesar 21,8%. Pengobatan hepatitis B yang disetujui saat ini memiliki keterbatasan masing-masing. Banyak tanaman telah dilaporkan memiliki aktivitas anti virus hepatitis B sehingga dapat digunakan sebagai alternatif terapi Hepatitis B. Fokus review ini adalah anti virus hepatitis B pada beberapa tanaman dengan metode pegujian in vivo dan in vitro. Hasil pengkajian dari 30 artikel ditemukan bahwa pada setiap tanaman memiliki mekanisme sebagai anti virus hepatitis B. Tanaman Rabdosia japonica memiliki aktivitas penghambatan virus Hepatitis B paling efektif dengan dosis terendah yaitu 20 μg/mL dibandingkan dengan kontrol.Kata kunci: Hepatitis B, Anti HBV, Tanaman, In Vivo, In Vitro ABSTRACTHepatitis is inflammation of the liver that can develop into liver cancer, cirrhosis, or scarring (fibrosis). Hepatitis B is the most infecting population of Indonesia compared to other types of hepatitis that is equal to 21.8%. Currently approved hepatitis B treatments have their respective limitations. Many plants have been reported to have anti-hepatitis B virus activity so that it can be used as an alternative to hepatitis B therapy. The focus of this review is anti-hepatitis B virus in some plants with in vivo and in vitro testing methods. The results of a study of 30 articles found that each plant has a mechanism as an anti-hepatitis B virus. Rabdosia japonica plants have the most effective inhibitory activity of hepatitis B virus with the lowest dose of 20 μg / mL compared to controls.Keywords: Hepatitis B, Anti-HBV, Plants, In Vivo, In Vitro
ARTIKEL REVIEW: TERAPI SUPORTIF UNTUK PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19 RIFA NURFAUZIAH; MUHAMMAD IKHWAN; RINI HENDRIANI
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.27177

Abstract

Pada Desember 2019, terdapat laporan terkait kasus pneumonia baru. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, diketahui penyebab kasus pneumonia baru adalah novel coronavirus. Virus yang menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah ini kemudian dinamakan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) oleh World Health Organization. COVID-19 merupakan penyakit yang menjadi darurat kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian publik internasional. Hal ini diakibatkan oleh penyebaran penyakit yang meluas di Cina hingga ke seluruh  dunia. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk membahas lebih lanjut mengenai penyakit COVID-19. Pembahasan terdiri dari penjelasan mengenai pengertian, gejala, diagnosa, klasifikasi klinis, terapi farmakologi dan terapi suportif yang dapat dilakukan untuk menunjang kesembuhan pasien. Kata Kunci: Coronavirus, COVID-19, Terapi Suportif
IDENTIFIKASI PERSENTASE KELENGKAPAN RESEP DI SALAH SATU RUMAH SAKIT DI KOTA BANDUNG ALFIA NURSETIANI; ELI HALIMAH
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.26204

Abstract

ABSTRAKSemakin meningkatnya angka kesakitan dan penggunaan obat di rumah sakit, maka semakin bertambah pula angka permasalahan terkait obat jika penggunaannya tidak tepat. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya permasalahan terkait obat adalah dengan melakukan pengkajian resep. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pada aspek manakah yang memiliki persentase ketidaklengkapan atau kesalahan peresepan yang paling besar. Identifikasi kelengkapan resep tersebut dilakukan menggunakan metode observasi dengan aspek administrasi, aspek farmasetik, dan aspek klinis pada 60 resep yang terdiri dari 30 resep rawat jalan dan 30 resep rawat inap di salah satu rumah sakit di kota Bandung. Dari hasil penelitian didapatkan hasil persentase kesalahan peresepan pada aspek administrasi sebesar 19.44%, aspek farmasetik sebesar 20%, dan aspek klinis sebesar 16% pada 30 resep rawat jalan, sedangkan pada 30 resep rawat inap persentase kesalahan peresepan pada aspek administrasi sebesar 16.39%, aspek farmasetik sebesar 23.33%, dan aspek klinis sebesar 14.67%. Persentase ketidaklengkapan atau kesalahan peresepan terbesar terdapat pada aspek farmasetik, yaitu stabilitas obat dengan persentase sebesar 100%.Kata Kunci : Standar pelayanan kefarmasian, pengkajian resep, kelengkapan resep ABSTRACTThe increasing number of morbidity and drug use in hospitals, make the number of problems related to drugs has been increasing too. One way to prevent drug-related problems is to do a prescription screening. This research was conducted to find out which aspects had the greatest percentage of incompleteness or prescribing errors. Identification of the completeness of the prescription was carried out using observational methods with administrative aspects, pharmaceutical aspects, and clinical aspects in 60 prescriptions consisting of 30 outpatient prescriptions and 30 inpatient prescriptions at one of hospital in Bandung city. From the research results obtained the percentage of prescribing errors in administrative aspects of 19.44%, pharmaceutical aspects of 20%, and clinical aspects of 16% in 30 outpatient prescriptions, while in 30 prescriptions for prescription errors in administrative aspects was 16.39%, aspects pharmacetics at 23.33%, and clinical aspects at 14.67%. The biggest percentage of incompleteness or prescription errors is found in the pharmaceutical aspect, namely the stability of the drug with a percentage of 100%.Keywords : Pharmaceutical service standards, prescription screening, completeness of the prescription
EFEK SAMPING PENGGUNAAN WARFARIN DAN KOMBINASI WARFARIN DENGAN OBAT LAIN RESTU AMELIA APRIYANDI; IRMA MELYANI PUSPITASARI; NORISCA ALIZA PUTRIANA
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.27608

Abstract

ABSTRAKWarfarin merupakan salah satu obat yang digunakan untuk mengobati dan mencegah trombosis dalam berbagai keadaan klinis.Penggunaan obat ini dapat menyebabkan permasahan apabila digunakan dalam dosis yang tidak tepat. Masalah yang timbul dari penggunaan warfarin adalah akibat dari variasi respon antar individu, sehingga sulit untuk mendapatkan dosis yang tepat bagi setiap pasien. Hal ini menyebabkan efek samping obat. Artikel merupakan studi literatur yang bertujuan untuk mengetahui berbagai efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan warfarin pada studi klinis dalam 5 tahun terakhir. Pencarian literatur menggunakan basis data elektronik PubMed dilakukan pada bulan Mei 2020. Dua belas studi diidentifikasi dari 116 studi yang ditemukan. Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan warfarin pada studi klinis diantaranya yaitu terjadi perdarahan, nekrosis kulit, vaskulitis leukositoklastik,  gangguan ginjal, dan eosinophilia. Perdarahan merupakan efek samping yang paling banyak terjadi.Kata Kunci: Warfarin, efek samping, perdarahan, studi literatur ABSTRACTWarfarin is a drug used to treat and prevent thrombosis in a variety of clinical settings. The use of this drug can cause problems when used in the wrong dosage. Problems arising from the use of warfarin are the result of variations in responses between individuals, making it difficult to get the right dose for each patient. This causes the side effects of the drug. The article is a literature study that aims to find out various side effects caused by the use of warfarin in clinical studies in the last 5 years. A literature search using the PubMed electronic database was conducted in May 2020. Twelve studies were identified from 116 studies found. Side effects caused by the use of warfarin in clinical studies include bleeding, skin necrosis, leukocytoclastic vasculitis, kidney disorders, and eosinophilia. Bleeding is the most common side effect.Kata Kunci: Warfarin, Side Effect, Bleeding, Literatur Study
REVIEW JURNAL : UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN OBAT KHOIRUNNISA APSARI; ANIS YOHANA CHAERUNISA
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.27837

Abstract

Kelarutan merupakan salah satu faktor penting pada sifat fisikokimia suatu obat. Obat akan menghasilkan efek terapeutik jika dalam bentuk terlarut, sehingga dapat berdisolusi dan menembus membrane. Kelarutan akan berkorelasi pada fase farmakokinetik obat dalam tubuh, yakni absropsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Namun beberapa obat memiliki kelarutan yang rendah. Sehingga diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kelarutan obat agar mencapai efek terapeutik. Tujuan dari karya tulis ini yaitu untuk menjelaskan teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan berdasar kajian pustaka. Secara umum upaya peningkatan kelarutan dapat dilakukan secara fisika, kimia, dan tingkat pembentukan misel. Contoh dari modifikasi secara fisika adalah pengecilan ukuran partikel, modifikasi bentuk kristal, dan penggunaan matriks pada fase disperse. Contoh dari modifikasi secara kimia antara lain modifikasi pH, penggunaan buffer, pembentukan garam, kompleksasi dan derivatisasi. Sedangkan contoh dari modifikasi pembentukan misel yakni penggunaan proses superkritik pada larutan, penggunaan eksipien seperti surfaktan, kosolven, larutan penstabil, dan lain-lain.Kata kunci : kelarutan, obat, teknik peningkatan kelarutan.
REVIEW ARTICLE : TANAMAN HERBAL YANG MEMILIKI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA AYU UTAMI DEWI; IMAM ADI WICAKSONO
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.27935

Abstract

Luka merupakan  suatu  keadaan  terputusnya kontinuitas jaringan akibat adanya cedera. Penyebab terjadinya luka akut akibat faktor dari luar, karena terkena benda keras atau tajam. Penggunaan obat medis yang terus menerus akan menimbulkan efek samping. Banyak tanaman herbal yang telah dilaporkan memiliki aktivitas penyembuhan luka dan dapat dijadikan sebagai altematif terapi. Review ini difokuskan mengkaji tanaman herbal yang memiliki aktivitas penyembuhan luka dengan metode in vivo. Hasil pengajian dari 30 jurnal bahwa senyawa yang berperan penting dalam mempercepat proses penyembuhan luka adalah flavonoid, alkanoid, tanin, saponin, terpenoid dan steroid. Tanaman herbal ekstrak etanol daun Chromolaena odorata memiliki aktivitas penyembuhan luka yang paling efektif pada dosis rendah 5% dibandingkan dengan kontrol. Kata Kunci: Penyembuhan Luka, Tanaman, Herbal, In vivo

Page 2 of 3 | Total Record : 21


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2025): Farmaka (Maret) (In Press) Vol 22, No 3 (2024): Farmaka (November) Vol 22, No 2 (2024): Farmaka (Juli) Vol 22, No 1 (2024): Farmaka (Maret) Vol 21, No 3 (2023): Farmaka (November) Vol 21, No 2 (2023): Farmaka (Juli) Vol 21, No 1 (2023): Farmaka (Maret) Vol 20, No 3 (2022): Farmaka (November) Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli) Vol 20, No 1 (2022): Farmaka (Maret) Vol 19, No 4 (2021): Farmaka (Suplemen) Vol 19, No 3 (2021): Farmaka (November) Vol 19, No 2 (2021): Farmaka (Juli) Vol 19, No 1 (2021): Farmaka (Maret) Vol 18, No 4 (2020): Farmaka (Suplemen) Vol 18, No 3 (2020): Farmaka (November) Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September) Vol 18, No 1 (2020): Farmaka (Januari) Vol 17, No 3 (2019): Farmaka (Desember) Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus) Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Supplemen) Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Februari) Vol 16, No 4 (2018): Prosiding Abstrak Pharmacopea 2018 Vol 16, No 3 (2018): Suplemen (September) Vol 16, No 3 (2018): Farmaka (September) Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus) Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus Vol 16, No 1 (2018): Suplemen Juni Vol 16, No 1 (2018): Farmaka (Juni) Vol 15, No 4 (2017): Farmaka Desember Vol 15, No 3 (2017): Suplemen Desember Vol 15, No 3 (2017): Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Suplemen Vol 15, No 1 (2017): Suplemen Vol 15, No 1 (2017): Farmaka (Maret) Vol 14, No 4 (2016): Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen Vol 14, No 2 (2016): Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Supplement Vol 14, No 1 (2016): Farmaka Vol 13, No 4 (2015): FARMAKA More Issue