Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP PEMERIKSAAN URIN DENGAN METODE DIPSTIK TEST Izzah Al Mukminah; Dwi Yuri Arista; Nurhayati .; Billy Dwi Saputra; Firda Silvia Pramashela; Gabriella Josephine Maranatha; Abib Latifu Fatah; Nadila Berliana; Dika Pramita Destiani; Rano Kurnia Sinuraya; Imam Adi Wicaksono
Farmaka Vol 18, No 3 (2020): Farmaka (November)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i3.26174

Abstract

Urinalisis merupakan metode yang bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatan dan membantu mendiagnosis kondisi medis. Salah satu metode urinalisis yaitu dengan menggunakan dipstik test. Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil akhir pengukurannya, seperti vitamin C. Sebanyak 40 urin responden pagi hari ditest menggunakan dipstik test dan diberikan vitamin C pada rentang 3-6 jam sebelum pemeriksaan dengan dipstick test kembali. Beberapa data parameter pengujian memiliki hasil negatif atau positif palsu yang relatif kecil. Namun bila pengaruh vitamin C diabaikan hasil palsu ini dapat berpotensi serius terhadap pemeriksaan kesehatan selanjutnya.
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN, ERITROSIT, DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN ANGKATAN 2016 QUINZHEILLA PUTRI ARNANDA; DIAH SITI FATIMAH; SHINTA LESTARI; SHELLA WIDIYASTUTI; DEDE JIHAN OKTAVIANI; SAQILA ALIFA RAMADHAN; ALIA RESTI AZURA; MAURA SYAFA ISLAMI; KIARA DIRGANTARA; RANO KURNIA SINURAYA; DIKA PRAMITA DESTIANI; IMAM ADI WICAKSONO
Farmaka Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.898 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i2.22053

Abstract

ABSTRAKHemoglobin dan eritrosit memiliki fungsi yang penting dalam tubuh, salah satunya adalah membawa dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Saat kadar hemoglobin kurang, oksigen yang dibawa oleh hemoglobin berkurang, sehingga kinerja organ yang bersangkutan akan menurun dan kelancaran proses fisiologis akan terganggu, salah satunya siklus menstruasi. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antara kadar hemoglobin, eritrosit, dan siklus menstruasi pada mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran angkatan 2016. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data siklus menstruasi dengan menggunakan lembar observasi, kemudian dilakukan pengambilan sampel darah untuk dianalisis dengan haematoanalyzer untuk mengukur kadar hemoglobin dan eritrosit. Hasil analisis dengan uji asosiasi Chi-Square hitung lebih kecil dari table yaitu 1.160 untuk hemoglobin dan 0.040 untuk eritrosit dengan nilai p value 0.314 untuk hemoglobin dan 0.842 untuk eritrosit lebih besar dari 0.005 sehingga dapat simpulkan tidak ada hubungan antara siklus menstruasi dengan kadar hemoglobin dan eritrosit.Kata kunci : eritrosit, hemoglobin, siklus menstruasi ABSTRACTHaemoglobin and erythrocytes have important functions in the body, one of which is carrying and circulating oxygen throughout the body. When the haemoglobin level is less, the oxygen carried by haemoglobin decreases, so the performance of the organs is disrupted and the physiological process will be disrupted, one of which is the menstrual cycle. This study was conducted to determine whether or not there was an association between haemoglobin, erythrocyte, and menstrual cycle in students of the Faculty of Pharmacy, University of Padjadjaran 2016. The study was conducted by collecting menstrual cycle data using observation sheets, then taking blood samples and analyzed with haematoanalyzers to measure haemoglobin and erythrocytes level. The results of the analysis with Chi-Square association tests are smaller than Chi-Square table, 1.160 for haemoglobin and 0.040 for erythrocytes with a P-value of 0.314 for haemoglobin and 0.842 for erythrocytes greater than 0.005 so that there are no relationship between the menstrual cycle and haemoglobin and erythrocyte levels.Keywords : erythrocytes, haemoglobin, menstrual cyclee 
Article review : FORMULASI DAN EVALUASI MICRONEEDLE DENGAN BERBAGAI MACAM POLIMER SEBAGAI ZAT PEMBAWA OBAT ALODIA ROSALINA; IMAM ADI WICAKSONO
Farmaka Vol 16, No 3 (2018): Suplemen (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.846 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i3.17779

Abstract

ABSTRAKBaru-baru ini, microneedle untuk pengiriman obat transdermaltelah dikembangkan sebagai metode praktis untuk mengirim agen kimia dan biologi yang efektif mengatasi stratum korneum sebagai pengalang utama kulit dan memberikan obat secara efektif ke dalam kulit. Article review ini dibuat untuk mengetahui hasil dari percobaan-percobaan yang telah dilakukan dalam pembuatan microneedle dengan polimer yang diharapkan dapat berguna untuk memberikan informasi mengenai microneedle dengan polimer. Berdasarkan hasil dari pencarian literatur, microneedle polimer memberikan keuntungan kemudahan fabrikasi, efektivitas biaya, serta pelepasan obat yang dapat dikontrol menggunakansifat kelarutan air dan degradasi polimer.Hasil percobaan pada berbagai literatur menunjukkan bahwa microneedle polimer merupakan salah satu terobosan baru dalam bidang teknologi farmasi yang mampu memberikan efektifitas terapetik yang baik pada berbagai macam obat dan berbagai biomolekul seperti vaksin dan hormon.Kata Kunci : Kulit, Microneedle, Polimer, TransdermalABSTRACTRecently, a microneedle system has been developed to deliver chemical and biological agents through the stratum corneum,which is the main barrier to drug delivery. Based on the results of literature searches, polymer microneedles offerthe benefits of ease of fabrication and cost-effectiveness, as well as controlled drug release usingthe water solubility and degradation properties of polymer. This article review was made to determine the results of experiments that have been made in the manufacture of microneedles with polymers which are expected to be useful for providing information on microneedles with polymers.Experimental results in various literatures show that microneedle polymer is one of the new breakthroughs in the field of pharmaceutical technology that is capable of providing good therapeutic efficacy on various drugs and various biomolecules such as vaccines and hormones.Keywords :Microneedle, Polymer, Skin, Transdermal
AKTIVITAS ANTI VIRUS HEPATITIS B PADA BEBERAPA TANAMAN DENGAN METODE PENGUJIAN IN VIVO DAN IN VITRO : REVIEW JURNAL PINA MIDUK RODEARNI MALAU; IMAM ADI WICAKSONO
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.27906

Abstract

ABSTRAKHepatitis merupakan peradangan pada hati yang dapat berkembang menjadi kanker hati, sirosis, atau jaringan parut (fibrosis). Hepatitis B merupakan yang paling banyak menginfeksi penduduk Indonesia dibandingkan jenis hepatitis lainnya yaitu sebesar 21,8%. Pengobatan hepatitis B yang disetujui saat ini memiliki keterbatasan masing-masing. Banyak tanaman telah dilaporkan memiliki aktivitas anti virus hepatitis B sehingga dapat digunakan sebagai alternatif terapi Hepatitis B. Fokus review ini adalah anti virus hepatitis B pada beberapa tanaman dengan metode pegujian in vivo dan in vitro. Hasil pengkajian dari 30 artikel ditemukan bahwa pada setiap tanaman memiliki mekanisme sebagai anti virus hepatitis B. Tanaman Rabdosia japonica memiliki aktivitas penghambatan virus Hepatitis B paling efektif dengan dosis terendah yaitu 20 μg/mL dibandingkan dengan kontrol.Kata kunci: Hepatitis B, Anti HBV, Tanaman, In Vivo, In Vitro ABSTRACTHepatitis is inflammation of the liver that can develop into liver cancer, cirrhosis, or scarring (fibrosis). Hepatitis B is the most infecting population of Indonesia compared to other types of hepatitis that is equal to 21.8%. Currently approved hepatitis B treatments have their respective limitations. Many plants have been reported to have anti-hepatitis B virus activity so that it can be used as an alternative to hepatitis B therapy. The focus of this review is anti-hepatitis B virus in some plants with in vivo and in vitro testing methods. The results of a study of 30 articles found that each plant has a mechanism as an anti-hepatitis B virus. Rabdosia japonica plants have the most effective inhibitory activity of hepatitis B virus with the lowest dose of 20 μg / mL compared to controls.Keywords: Hepatitis B, Anti-HBV, Plants, In Vivo, In Vitro
HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA MANUSIA DENGAN RENTANG UMUR 19-22 TAHUN Cecep Suhandi; Erica Willy; Nida Adlina Fadhilah; Natasha Salsabila; Abednego Kristande; Afifah Tri Ambarwati; Elisha Wianatalie; Dewi Ria Oktarina; Dika Pramita Destiani; Rano Kurnia Sinuraya; Imam Adi Wicaksono
Farmaka Vol 18, No 1 (2020): Farmaka (Januari)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.385 KB) | DOI: 10.24198/jf.v18i1.25564

Abstract

Stres merupakan suatu reaksi terhadap situasi mental atau beban pikiran yang tidak jarang dialami oleh banyak orang. Stres menyebabkan tingginya produksi kortisol, katekolamin, glukagon, glukokortikoid, β-endorfin dan hormon pertumbuhan sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada regulasi kadar glukosa darah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat stres terhadap kadar glukosa darah pada manusia normal. Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional. Pengecekan tingkat stres menggunakan instrumen DASS 42 yang telah divalidasi ulang serta glucometer untuk mengukur kadar gula darah. Diperoleh nilai signifikansi Pearson Chi­-Square >0,05 yang menandakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kadar glukosa darah. Namun, terdapat resiko peningkatan kadar glukosa darah sebesar 1,714 kali lipat pada relawan dengan tingkat stres yang tinggi dibandingkan dengan relawan dengan tingkat stres yang normal.Kata Kunci : Stres, DASS 42, Glukosa Darah
POTENSI EKSTRAK TANAMAN TERHADAP PENGUJIAN XANTIN OKSIDASE SECARA IN VITRO AIDIL NUR MALAYA BINTI SUMARWAN; Imam Adi Wicaksono
Farmaka Vol 15, No 1 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2454.943 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i2.12581

Abstract

ABSTRAK Enzim xantin oksidase berperan dalam mengkatalis hidroksilasi dari hipoxantine menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat, dimana xantin akan di sekresikan melalui ginjal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap tanaman buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex. T. Anders.), buah manggis (Garcinia mangostana L.), sidaguri (Sida rhombifolia L.stems), daun tempuyung (Sonchus arvensis L. leaves) memiliki aktivitas hyperurisemia dengan konsentrasi hambat (IC50) yang berbeda. Metode yang digunakan pada review ini adalah systemic review. Pencarian data primer dilakukan dengan pencarian secara online. Hasil yang didapatkan dari beberapa artikel berkaitan dengan konsentrasi hambat (IC50) xantin oksidase secara in vitro yaitu pada ekstrak tanaman kulit buah rambutan 8.31 µg/mL, buah asam gelugur 8.31 µg/mL, buah mangis 15.54 µg/mL, sidaguri 21.43 µg/mL dan daun tempuyung 23.64 µg/mL. Ekstrak tanaman tersebut memiliki aktivitas hambat enzim xantin oksidase didasarkan pada nilai IC50. Flavonoid diduga memiliki aktivitas daya hambat dalam pembentukan xantin oksidase.  
PENGARUH JPH203 SEBAGAI INHIBITOR LAT1 DALAM TERAPI KANKER Yolanda Pertiwi; Holis Abdul Holik; Imam Adi Wicaksono
Farmaka Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Supplemen)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.666 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i1.22142

Abstract

Radiofarmaka adalah obat yang bisa digunakan untuk diagnosis maupun terapi. Didalam radiofarmaka biasanya terkandung radioisotope yang sifatnya sangat tidak stabil sehingga akan memancarkan energy radioaktif agar mencapai bentuk stabil. Human L-type amino acid transporter 1 atau biasa disebut LAT1 merupakan asam amino esensial yang terekspresi pada sel normal, namun LAT1 ini terekspresi jauh lebih banyak pada sel kanker. Sedangkan JPH203 mempunyai kemampuan secara spesifik untuk menghambat LAT1 atau biasa disebut inhibitor, sehingga JPH203 ini biasanya digunakan dalam diagnosis maupun terapi pada kanker. Dalam beberapa penilitian membuktikan, pengobatan kanker dengan menggunakan JPH203 bisa dilakukan pada kanker mulut, kanker tiroid, osteosarcoma, dan medulloblastoma.Kata Kunci : JPH203, LAT1 inhibitor, kanker
HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN KADAR LEUKOSIT, LIMFOSIT, MONOSIT DAN GRANULOSIT PADA MAHASISWA FARMASI UNPAD SHIFT B 2016 Dian Amalia Maharani; Irsarina Rahma; Utari Yulia Alfi; Nia Kurniasih; Syara Nur Fitri Balqist; Sifa Muhammad Yusuf; Hanifa Rifdah Aiman; Maura Syafa Islami; Kiara Puspa Dhirgantara; Rano Kurnia Sinuraya; Dika Pramita Destiani; Imam Adi Wicaksono
Farmaka Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.21 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i2.22048

Abstract

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, dimana melibatkan beberapa faktor yang dapat dilihat melalui skor dari kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas tidur terhadap kadar leukosit, limfosit, monosit, dan granulosit dalam darah. Metode penelitian ini menggunakan pengisian kuesioner PSQI dan pengukuran kadar leukosit, limfosit, monosit, dan granulosit menggunakan Haematology Analyzer. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisis menggunakan uji korelasi fisher’s exact adalah sig. 0,009 untuk leukosit, sig. 0,031 untuk limfosit, 0,000 untuk monosit, dan 0,012 untuk granulosit. Dapat disimpulkan hasil sig sebesar <0,05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan kadar leukosit, limfosit, monosit dan granulosit.Kata Kunci: Kualitas Tidur, PSQI, Kadar Leukosit
Review Artikel: Pelayanan Telefarmasi di Masa Pandemi Covid-19 Wifaaq Ulima Putri; Imam Adi Wicaksono
Farmaka Vol 19, No 3 (2021): Farmaka (November)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v19i3.34890

Abstract

Pelayanan telefarmasi merupakan kegiatan pelayanan penyediaan perawatan kefarmasian melalui penggunaan teknologi telekomunikasi dan informasi kepada pasien dari jarak jauh. Tujuan dibuatnya review artikel ini adalah untuk menganalisis pentingnya pelayanan telefarmasi di masa Covid-19 dengan memberikan gambaran secara singkat tentang pengertian telefarmasi, cara mengimplementasikan pelayanan telefarmasi, peran apoteker dalam pelayanan telefarmasi serta hasil evaluasi pelayanan telefarmasi dari beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, Spnayol dan Uni Emirat Arab melalui metode review untuk 23 jurnal penelitian. Sehingga dapat diketahui bahwa pelayanan telefarmasi dapat membantu memaksimalkan pelayanan kefarmasian di masa pandemi Covid-19, dan dengan adanya hasil evaluasi dari negara lain, diharapkan dapat dijadikan acuan bagi Indonesia dalam membuat kebijakan dan prosedur terpadu untuk melaksanakan pelayanan telefarmasi kedepannya.Kata kunci: Telefarmasi, Peran Apoteker, Evaluasi Telefarmasi
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi Daun Jawer Kotok (Coleus atropurpureus (L.) Benth.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes ATTC 1223 dan Staphylococcus epidermidis ATTC 12228 NIDIAZKA PUSPANEGARA FAUZI; SULISTIYANINGSIH SULISTIYANINGSIH; DUDI RUNADI; IMAM ADI WICAKSONO
Farmaka Vol 15, No 3 (2017): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.782 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i3.12810

Abstract

Jerawat atau akne merupakan kondisi kulit dimana terdapat penyumbatan pori-pori kulit yang terlihat dari timbulnya bintik-bintik pada wajah yang sering terjadi pada usia remaja, yang biasanya disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Salah satu tanaman yang dapat berfungsi sebagai antijerawat adalah jawer kotok (Coleus Atropurpureus (L) Benth.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi daun jawer kotok (Coleus Atropurpureus (L) Benth.) serta menetapkan nilai KHTM (Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum) dan KBM (Konsentrasi Bunuh Minimum) nya terhadap bakteri Propionibacterium acnes ATTC 1223 dan Staphylococcus epidermidis ATTC 12228. Tahap penelitian meliputi determinasi tumbuhan dan penyiapan simplisia, ekstraksi simplisia, fraksinasi ekstrak, penapisan fitokimia ekstrak, dan penentuan profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ekstrak, uji konfirmasi bakteri, uji aktivitas antibakteri ekstrak, uji aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi, penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi teraktif dari ekstrak. Metode untuk uji aktivitas antibakteri adalah metode difusi agar. Untuk penetapan KHTM dan KBM menggunakan metode mikrodilusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak, fraksi n-heksan, dan fraksi etil asetat daun jawer kotok mempunyai aktivitas terhadap Propionibacterium acnes ATTC 1223 dan Staphylococcus epidermidis ATTC 12228. Fraksi teraktif adalah fraksi n-heksan dengan nilai KHTM terhadap Propionibacterium acnes ATTC 1223 antara 0,78% - 0,0487%  b/v dan nilai KBM 1,56%  b/v sedangkan nilai KHTM terhadap Staphylococcus epidermidis ATTC 12228 antara 0,39% - 0,0487% b/v dan nilai KBM 0,78 % b/v. Kata kunci : Antibakteri, Daun Jawer Kotok, Coleus Atropurpureus (L) Benth., , Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis