cover
Contact Name
Angga Kautsar
Contact Email
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Editorial Address
Gedung Laboratorium I Fakultas Farmasi, UNPAD Jl. Raya Jatinangor KM 21, Bandung-Sumedang, Indonesia 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Farmaka
ISSN : 16931424     EISSN : 27163075     DOI : https://doi.org/10.24198/
Core Subject : Health, Science,
Farmaka is replacement for Pharmaceutical Bulletin, published since 1991, with a frequency of four times a year. Editors accept scholarly works of research results and literature review which was closely related to the science, pharmaceutical technology and practice.
Articles 775 Documents
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan Staphylococcus aureus: Review TERESYA PUTERI; Tiana Milanda
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.714 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.10784

Abstract

Resistensi seakan menambah daftar masalah yang belum terselesaikan, sehingga dibutuhkan pembaharuan atau pengembangan obat-obat bahan alam untuk membunuh bakteri dan mencegah terjadinya resistensi. Aloe vera L. memiliki kemampuan antibakteri, antijamur, antivirus, antiinflamasi, dan anti-tumor. Dalam review ini akan dilihat aktivitas antibakteri ekstrak daun lidah buaya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Ekstrak daun lidah buaya memiliki aktivitas antibakteri. Kemampuan tertinggi aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus terjadi pada konsentrasi 100% dengan rata-rata daya hambat 11,58 mm, sedangkan pada bakteri  Escherichia coli kemampuan tertinggi aktivitas antibakteri terjadi pada konsentrasi 75% dengan rata-rata daya hambat 6,92 mm. 
Review Artikel: Aktivitas Antihiperlipidemia dari Tanaman Allium tuberosum Rottl. ex Spreng Alya Luthfiyani Heryadi; Yoppi Iskandar
Farmaka Vol 17, No 3 (2019): Farmaka (Desember)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.592 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i3.22064

Abstract

Hiperlipidemia mengacu kepada tingginya konsentrasi lipid, trigliserida, dan kolesterol dalam darah. Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor resiko dari penyakit kardiovaskular. Allium tuberosum merupakan tanaman yang berasal dari Cina dan sering digunakan untuk bahan untuk memasak. Namun akhir-akhir ini penggunaannya sebagai pengobatan tradisional telah meningkat. Tanaman ini termasuk ke dalam genus Allium yang memiliki kandungan kaya akan senyawa sulfur. Dari penelitian yang telah dilakukan, Allium tuberosum memiliki aktivitas antihiperlipidemia yaitu mengakibatkan penurunan regulasi kadar trigliserida (TG), total kolesterol (TC) dan secara signifikan mengatur tingkat lipoprotein densitas tinggi (HDL).Kata Kunci : Allium tuberosum, senyawa sulfur, antihiperlipidemia
TEKNIK MENINGKATKAN KELARUTAN OBAT : REVIEW Alicia Ima Dara; Patihul Husni
Farmaka Vol 15, No 4 (2017): Farmaka Desember
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.73 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i4.14684

Abstract

Kelarutan merupakan salah satu parameter penting untuk mencapai konsentrasi terapetik obat dalam sirkulasi sistemik , sehingga menghasilkan respon farmakologis yang diinginkan. Obat dengan kelarutan rendah adalah masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan formulasi obat baru. Lebih dari 40% senyawa baru yang dikembangkan di industri farmasi memiliki kelarutan yang buruk dalam air, padahal untuk dapat terabsorpsi obat harus dapat melarut terlebih dahulu. Artikel ini berisi ulasan mengenai berbagai teknik yang digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat melalui modifikasi obat secara fisik dan kimia seperti pengurangan ukuran partikel, kristalisasi, pembentukan garam, dispersi padat, nanosuspensi, dan kriogenik
AKTIVITAS FARMAKOLOGI EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr) TIARA SALSABILA MAJID; muchtaridi muchtaridi
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.693 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17567

Abstract

ABSTRAKKatuk atau  Sauropus androgynus merupakan tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Katuk biasanya digunakan  daunnya untuk memperbanyak produksi ASI oleh masyarakat Indonesia. Katuk atau  Sauropus androgynus mermiliki banyak kandungan kimia yang memiliki efek farmakologis. Tujuan pembuatan review ini adalah  untuk mengulas mengenai efek farmakologi yang yang dapat dihasilkan oleh katuk. Efek farmakologi daun katuk yang telah diteliti meliputi antibakteri, antianemia, antiinflamasi dan dapat meningkatkan produksi ASI.Kata kunci : Katuk, efek farmakologiABSTRACTKatuk (Sauropus androgynus) is a plant that is easy to grow in Indonesia. Katuk usually used leaves to increase milk production by the people of Indonesia. Katuk or Sauropus androgynus have many chemicals that have pharmacological effects. The purpose of this review is to review the pharmacological effects that can be produced by katuk. Pharmacological effects of katuk leaf that have been studied include antibacterial, antianemia, antiinflamasi and can increase milk production.Keywords: katuk, pharmacological activity
Pengaruh Konseling Apoteker dan Pemanfaatan Media Eletronik terhadap Perbaikan Manajemen Asma nailil fadhilah; Norisca Aliza Putriana
Farmaka Vol 14, No 4 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4808.459 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i4.10607

Abstract

Asma merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah di Negara maju khususnya terkait manajemen asma yang buruk. Dalam hal ini Apoteker memiliki pengaruh penting dalam memberikan edukasi terkait manajemen asma yang baik dalam meningkatkan kualitas hidup, kontrol asma dan kepatuhan pasien. Review ini dilakukan dengan pencarian jurnal menggunakan kata kunci counseling, asthma, asthma counseling, asthma management, asthma control dan pharmacist counseling di US National Library of Medicine National Institutes of Health PubMed website. Konseling dan monitoring yang dilakukan oleh apoteker secara langsung maupun dengan memanfaatkan media elektronik dapat meningkatkan skor kuesioner kontrol asma (ACQ), perbaikan penggunaan inhaler, penurunan dosis obat dan kunjungan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD), peningkatan kualitas hidup, pengetahuan asma pasien dan peningkatan kepatuhan pasien. Apoteker berperan penting dalam meningkatkan manajemen asma pasien melalui konseling secara langsung dengan poin penyampaian berupa patofsiologi asma, pengobatan, pemeriksaan fungsi paru-paru, motivasi pasien, dan teknik penggunaan inhaler yang tepat serta pemanfaatan media elektronik menjadi rekomendasi dalam memberikan edukasi dan monitoring pasien asma.
REVIEW: KOSMETIK HALAL DAN ANALISIS KIMIA UNTUK MENDETEKSI KANDUNGAN NON-HALAL REVISI MAHDIYYAH, MAR'ATUL; Putriana, Norisca
Farmaka Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.509 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i2.23139

Abstract

Peningkatan populasi muslim di dunia mengakibatkan adanya peningkatan terhadap konsumsi dan permintaan terhadap produk halal salah satunya adalah kosmetik. Kosmetik halal sudah bukan kata asing lagi bagi beberapa negara muslim, namun sayangnya masih banyak yang belum mengetahui definisi sebenarnya dari kosmetik halal. Masih banyak yang beranggapan produk kosmetik halal hanya yang mengandung babi dan alkohol saja. Review ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kosmetik halal dan apa saja yang boleh terkandung di dalamnya serta analisis kimia yang digunakan untuk mendeteksi kandungan non halal dalam produk kosmetik.Kata kunci: Kosmetik halal, Kandungan non halal, Analisis kimia
Aktivitas Anti Kutu Rambut (Pediculus humanus capitis) dari Minyak Esensial Tanaman Nimba, Teh, Saga Rambat dan Srikaya secara in-vitro NURMALIA SARASWATI; Norisca Aliza Putriana
Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.219 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i2.13337

Abstract

Kutu rambut (Pediculus humanus capitis) merupakan parasit yang menginvasi kulit kepala manusia, tergolong ke dalam famili pediculidae hidup dengan menghisap darah manusia dan dapat menyebabkan lesi pada kulit. Kutu rambut sangat mengganggu aktivitas manusia karena dapat menyebabkan gatal pada kepala, kemerahan dan bahkan pada kondisi infeksi berat, helaian rambut akan melekat satu sama lainnya dan mengalami pengerasan, serta ditemukan adanya eksudat nanah akibat dari peradangan gigitan parasit tersebut. Dari jurnal penelitian yang telah dikaji, diketahui bahwa tanaman nimba, teh, saga rambat, dan srikaya memiliki khasiat sebagai anti kutu rambut pada manusia.Kata kunci: kutu rambut, tanaman nimba, teh, saga rambat, srikaya.
REVIEW ARTIKEL : AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA BEBERAPA TANAMAN DI INDONESIA Zakiatun Azma Amani; Resmi Mustarichie
Farmaka Vol 16, No 1 (2018): Suplemen Juni
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.895 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i1.17426

Abstract

ABSTRAKDiabetes melitus merupakan kumpulan berbagai macam sindrom yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), perubahan metabolisme lemak, karbohidrat dan protein. Untuk mengobati diabetes mellitus, digunakan obat antihiperglikemia. Banyak tanaman herbal yang dilaporkan memiliki aktivitas antihiperglikemia karena memiliki senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan yaitu flavonoid. Dari 13 tanaman yang didapat dari sumber jurnal didapatkan bahwa Peperomia pellucida [L.] Kunth memiliki aktivitas antihiperglikemia terbesar dengan dosis 40 mg/Kg BB.Kata kunci     : Diabetes melitus, Antihiperglikemia, Tanaman herbal ABSTRACTDiabetes mellitus consists of a group of syndromes characterized by hyperglycemia, altered metabolism of lipids, carbohydrates, and proteins. Diabetes mellitus can be treated by antihyperglicemic agent. Many plants have been reported have activity as antihyperglicemic agent because they have  flavonoid as antioxidant. From 13 plants that have been reviewed from data source like journals, Peperomia pellucida [L.] Kunth (40 mg/Kg BB)  has the highest effect of antihyperglicemic effect.Keywords        : Diabetes mellitus, Antihyperglicemia agent, Medicinal plants 
REVIEW : STUDI IN-VIVO SEDIAAN TRANSDERMAL KETOPROFEN SEBAGAI ANTIINFLAMASI QONITA ZAHRA FADHILA; TIANA MILANDA
Farmaka Vol 16, No 3 (2018): Suplemen (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jf.v16i3.17764

Abstract

ABSTRAK Ketoprofen merupakan obat analgesik yang bekerja sebagai antiinflamasi. Bentuk sediaan transdermal ketoprofen lebih efektif dan lebih nyaman digunakan dibandingkan bentuk sediaan lainnya, karena mampu menghantarkan obat ke dalam sistem aliran darah dengan lebih baik juga efek samping yang ditimbulkan lebih ringan. Pengujian sediaan transdermal ketoprofen secara in-vivo telah dilakukan untuk mengetahui distribusi ketoprofen secara intravena dalam beberapa hewan uji, yang dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).  Kata kunci: ketoprofen, transdermal, in-vivo, KCKT. ABSTRACT Ketoprofen is an analgesic drug that works as anti-inflammatory. The ketoprofen transdermal dosage form is more effective and more convenient to use than other dosage forms, as it can deliver the drug into the bloodstream system better and the side effects are milder. In-vivo transdermal ketoprofen dosage form analysis has been performed to determine the distribution of ketoprofen intravenously in some test animals, which were analyzed using high performance liquid chromatography (HPLC).  Keywords : ketoprofen, transdermal, in-vivo, HPLC
Peningkatan Produksi Artemisinin melalui rekayasa enzim Amorpha -4,11 Diene synthase YUDA HARDIANTO; Imam Adi Wicaksana
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.711 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.10870

Abstract

Artikel ini mengulas tentang produksi senyawa Artemisinin yang merupakan senyawa sesquiterpen lakton yang digunakan untuk mengatasi penyakit malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparium. Jika dilakukan dengan proses esktraksi pada tumbuhan alaminya maka Artemisinin yang didapat sedikit sehingga dilakukan berbagai metode  seperti DNA rekombinan untuk menghasilkan enzim Amorpha -4,11 Diene synthase,  pengembangan kondisi untuk produksi  Amorpha -4,11 Diene synthase, optimasi biosintesis mevalonat pada Eschericia coli untuk menghasilkan senyawa Amorpha -4,11 diene sebagai prekusor obat antimalaria produksi Artemisin pada ragi dan E coli. Target dalam perbanyakan Artemisinin ini yaitu untuk memperbanyak Amorpha -4,11 Diene synthase yang digunakan untuk menghasilkan Amorpha -4,11 Diene sebagai senyawa intermediet dalam menghasilkan senyawa Artemisinin.

Page 2 of 78 | Total Record : 775


Filter by Year

2015 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2025): Farmaka (Maret) (In Press) Vol 22, No 3 (2024): Farmaka (November) Vol 22, No 2 (2024): Farmaka (Juli) Vol 22, No 1 (2024): Farmaka (Maret) Vol 21, No 3 (2023): Farmaka (November) Vol 21, No 2 (2023): Farmaka (Juli) Vol 21, No 1 (2023): Farmaka (Maret) Vol 20, No 3 (2022): Farmaka (November) Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli) Vol 20, No 1 (2022): Farmaka (Maret) Vol 19, No 4 (2021): Farmaka (Suplemen) Vol 19, No 3 (2021): Farmaka (November) Vol 19, No 2 (2021): Farmaka (Juli) Vol 19, No 1 (2021): Farmaka (Maret) Vol 18, No 4 (2020): Farmaka (Suplemen) Vol 18, No 3 (2020): Farmaka (November) Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September) Vol 18, No 1 (2020): Farmaka (Januari) Vol 17, No 3 (2019): Farmaka (Desember) Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus) Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Supplemen) Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Februari) Vol 16, No 4 (2018): Prosiding Abstrak Pharmacopea 2018 Vol 16, No 3 (2018): Suplemen (September) Vol 16, No 3 (2018): Farmaka (September) Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus) Vol 16, No 1 (2018): Suplemen Juni Vol 16, No 1 (2018): Farmaka (Juni) Vol 15, No 4 (2017): Farmaka Desember Vol 15, No 3 (2017): Suplemen Desember Vol 15, No 3 (2017): Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Suplemen Vol 15, No 2 (2017): Farmaka Vol 15, No 1 (2017): Suplemen Vol 15, No 1 (2017): Farmaka (Maret) Vol 14, No 4 (2016): Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen Vol 14, No 2 (2016): Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Supplement Vol 14, No 1 (2016): Farmaka Vol 13, No 4 (2015): FARMAKA More Issue