cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Indonesian Journal of Applied Sciences
ISSN : 20899203     EISSN : 25811991     DOI : -
Core Subject : Social,
Indonesian Journal of Applied Sciences (IJAS) is a scientific journal published three times a year (April, August, December). Indonesian Journal of Applied Sciences publish original research results related to research in the field of natural science, covering a wide range of topics written in the field of knowledge: medicine, agriculture, animal husbandry, fisheries, pharmaceuticals, and other exact sciences
Arjuna Subject : -
Articles 144 Documents
PENGARUH KEPRIBADIAN TERHADAP WORK ENGAGEMENT (The Influence Of Personality To Work Engagement) Zamralita Zamralita
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 3, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7234.061 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v3i3.15054

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas mengenai profil kepribadian dan work engagement  pada dosen tetap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepribadian terhadap work engagement. Selanjutnya juga diuji pengaruh  setiap trait kepribadian terhadap work engagement. Partisipan penelitian adalah dosen tetap dari 5 (lima)  universitas swasta terbaik di Indonesia yang berjumlah 602 (enam ratus dua) orang. Data penelitian diperoleh melalui kuesioner kepribadian dan kuesioner work engagement.  Analisis data  menggunakan Metode Structural Equation Modeling. Hasil penelitian membuktikan dosen memiliki profil kepribadian trait openness to experience tinggi, trait conscientiousness tinggi, trait extraversion tinggi, trait agreeableness tinggi, dan trait neuroticism yang rendah. Selain itu trait openness to experience, trait conscientiousness, trait extraversion, trait agreeableness, trait neuroticism berpengaruh terhadap work engagement. Kesimpulan dari penelitian ini profesi dosen memiliki profil  kepribadian yang khas dengan trait agreeableness yang lebih menonjol dibandingkan trait lain dan membuktikan seluruh trait kepribadian berpengaruh terhadap work engagement  pada profesi dosen. Kata kunci: Kepribadian, work engagement, dosen tetap, universitas swastaAbstractThis study discusses about personality profile and work engagement on full time lecturers. Purpose of this study was to examine the influence of personality traits on work engagement. Furthermore also tested the influence of each personality trait  to work engagement. The participants were 602  full time lecturers from the best five private universities in Indonesia. Data were obtained through  personality and work engagement  questionnaires. Methods of data analysis using structural equation modelling. The results are lecturer profession has high score in openness to experience trait, conscientiousness trait, extraversion trait, agreeableness trait, and low score in neuroticism trait. Furthermore all personality traits  influenced work engagement. The conclusion of this research are lecturer profession has a distinctive personality profile with the  agreeableness trait that is more prominent than others and  prove all personality traits as predictor  work engagement.Keywords: Personality, Work Engagement, Lecturer, Private university
KORELASI ANTARA EKSPRESI AROMATASE, FOLLICLE STIMULATING HORMONE (FSH), DAN INSULIN-LIKE GROWTH FACTOR (IGF)-I DENGAN MATURITAS OOSIT PADA PELAYANAN TEKNOLOGI REPRODUKSI BERBANTU (TRB) Assangga Guyansyah; Achmad Biben; Johanes C. Mose; Bethy Suryawathy Hernowo
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.032 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v2i1.2729

Abstract

Karakteristik biokimia cairan folikel disekitar oosit memainkan peran penting dalam menentukan kualitas oosit yang padaakhirnya dapat meningkatkan keberhasilan program TRB. Secara umum mekanisme maturitas oosit yang dipengaruhi oleh unsur kimia cairan folikel melibatkan IGF-I yang bekerja dengan melipatgandakan efek FSHR, lalu menginduksi peningkatan kadar cAMP intraseluler yang merupakan mediasi utama stimulasi FSH pada ekspresi aromatase. Penelitian ini merupakan studi analitik korelasional dengan pendekatan crossectional pada pasien yang mengikuti program TRB di Klinik Aster Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam kurun waktu Januari 2011 sampai dengan Februari 2012. Analisis hasil dilakukan menggunakan uji Shapiro Wilk, uji Wilcoxon, uji Mann-Whitney, uji ANAVA, rank Spearman, dan uji chi-kuadrat. Kemaknaan hasil uji akan ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05. Pada penelitian ini didapatkan perbandingan jumlah oosit matur dan imatur pada ekspresi FSH kuat menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (p=0,03). Analisis hubungan antara ekspresi IGF-I dengan maturitas oosit menunjukkan hasil yang tidak bermakna secara statistik (p=0,192). Didapatkan pula median proporsi prevalensimaturitas sebesar 0,71. Maturitas oosit dengan median rasio prevalensi > 0,71 pada ekspresi FSH kuat besarnya 1,71 kali bila dibandingkan dengan ekspresi FSH negatif. Pada ekspresi aromatase sedang dengan median rasio prevalensi maturitas > 0,71 sebesar 1,55 kali bila dibandingkan dengan ekspresi aromatase yang negatif.
RESPON FISIOLOGIS LONG-TERM MEMORY TERHADAP PERUBAHAN MOLEKULER BDNF DI HIPOKAMPUS DAN PLASMA DARAH PADA BERBAGAI INTENSITAS AKTIVITAS FISIK TIKUS WISTAR Leonardo Lubis; Ambrosius Purba; Setiawan Setiawan; Nugraha Sutadipura
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9720.146 KB) | DOI: 10.24198/.v4i2.16808

Abstract

UPAYA PENINGKATAN POSISI TAWAR PETERNAK ANGGOTA KELOMPOK BAKAL KLASTER SAPI BALI DI KABUPATEN BELU DAN MALAKA, NUSA TENGGARA TIMUR - Effort to Improve the Bargaining Posistion of the Farmer Members of the Group will Cluster Bali Cattle in the District Belu and Malaka, Nusa Tenggara Timur Maria Krova
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7531.251 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v5i1.16649

Abstract

AbstrakKesenjangan antara produksi dan kebutuhan domestik daging sapi saat ini telah mengakibatkan kecenderungan tingginya harga daging sapi nasional. Tingginya harga daging di pasar tersebut tidak dapat dinikmati oleh peternak antara lain karena posisi tawar peternaknya lemah. Salah satu model pengembangan yang untuk mengatasi masalah tersebut telah diinisiasi oleh Bank Indonesia adalah klaster. Pemasaran ternak sapi dalam manajemen kelompok bakal klaster melibatkan banyak pelaku yang saling terkait sehingga masalahnya menjadi kompleks dan dinamis. Pendekatan yang tepat untuk memahami persoalan adalah dinamika sistem. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pemasaran yang dilakukan dalam manejemen kelompok bakal klaster saat ini masih menempatkan peternak anggota kelompok dalam posisi tawar yang lemah. Peternak anggota hanya menerima harga dari pedagang pengumpul, pedagang pengumpul menerima harga dari koordinator pedagang pengumpul, dan koordinator pedagang pengumpul mendapatkan harga dari pedagang besar. Artinya harga di peternak anggota sangat  tergantung dari harga di pedagang besar. Kebijakan yang diusulkan untuk meningkatkan posisi tawar peternak adalah menerapkan harga pedagang pengumpul dan koordinator pedagang pengumpul di peternak. Hal ini dapat dilakukan apabila ada inovasi  kelembagaan usaha bersama simpan pinjam menjadi koperasi serta merangkul semua pedagang. Cara lainnya adalah dengan membentuk unit balai lelang agro di koperasi. Koperasi berfungsi menampung produksi anggota dan melelangnya kepada pedagang. Hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario kebijakan menerapkan harga di tingkat pedagang akan meningkatkan keuntungan dan likuiditas keuangan peternak.Kata Kunci: Sapi Bali, posisi tawar, klaster, dinamika sistem, koperasiAbstractThe gap between production and domestic consumption of beef has now resulted in a tendency to high beef prices nationwide. The high price of meat in the market can not be enjoyed by farmers, among others, because of the weak bargaining position of the farmer. One of the development model to overcome these problems have been initiated by Bank Indonesia is a cluster.  Marketing of cattle in the cluster group management will involve many actors are interrelated so that the problem becomes complex and dynamic. The right approach to understanding the problem is the system dynamics. The results showed that the  marketing system are carried out in the management group will cluster is still putting breeders group members in a weak bargaining position. Breeders members only receive the price of the traders, traders receive price from collectors coordinator, and the coordinator of traders get the price of large traders. Means the price at farmer members highly dependent on the price at wholesalers. The proposed policy to improve the bargaining position of farmers is to apply the price collectors and traders in  breeder coordinator. This can be done if there is a joint effort of institutional innovation become savings and loan cooperatives and embrace all traders. Another way is to form a unit in the cooperative agro auction. Cooperative serves to accommodate the  production of the members and auction to the merchant. The simulation results show that the policy scenarios apply price at the merchant level will improve profitability and financial liquidity breeders.Keywords: Bali Cattle, bargaining position, cluster, system dynamics, cooperative
PROTEIN P53 SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA KETUBAN PECAH DINI Donel Suhaimi
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.695 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v2i2.2738

Abstract

Premature rupture of fetal membrane (PROM) is a complication in pregnancy that is an important problem in obstetrics. Manyteory have been explaining that cause of PROM, but the etiology is still unknown. Premature rupture of fetal membrane might be caused by apoptosis. The mechanism of PROM due to the apoptosis might cause the extracellular matrix degradation. The apoptosis is influenced by the signal from extracellular and intracellular protein. The intracellular factor is p53. This factors will cause a fetal membrane damage which induce increasing of caspase-3, so that the increasing of apoptosis in fetal membrane will cause the PROM. The present study is an observational analysis designed as a case-control study. The study was carried out in Dr. Hasan Sadikin Hospital and Central Laboratorium of Medical School of Padjadjaran University. The case group consist of 81 patients of PROM selected based on appropriate acceptance and rejection criteria taken by consecutive sampling. The control group consist of 81 patients with normal pregnancies at the age of ?37-<42 weeks gestation are taken by matching technique. Basic data included protein level of p53 by ELISA. Analysis of test results was conducted using bivariable analysis (Shapiro Wilk test, independent t test, Chi-square test, ANOVA test, Pearson analysis correlation and regression test) and multivariable (multiple logistic regression test). It was found that protein level of p53 was higher (>9,734 U/ml) than the normal pregnancy with p<0,0. The conclusion, there is a relationship protein level of p53 in the incidence of PROM. Protein levels of p53 was > 0,97 U/ml would increased in the incidence of PROM more than thirty times
PENENTUAN GEOMETRI DAN KARAKTERISTIK IKATANSENYAWA KOMPLEKS NI(II)-DIBUTILDITIOKARBAMAT DENGAN METODE DENSITY FUNCTIONAL THEORY N.T. PONGAJOW; JULIANDRI JULIANDRI; IWAN HASTIAWAN
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3623.703 KB) | DOI: 10.24198/.v3i2.16834

Abstract

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM GERAKAN CIKAPUNDUNG BERSIH (GCB) DI KOTA BANDUNG - Public Participation in Programs Cikapundung Net Movement (GCB) of Bandung City Rosmian Simorangkir; Budi Gunawan; Rochadi Tawaf
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9256.927 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v4i1.16689

Abstract

AbstrakDegradasi yang terjadi pada Sungai Cikapundung telah teridentifikasi mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas Sungai, oleh sebab itu pemerintah Kota Bandung, telah mencanangkan dan melaksanakan Program Gerakan Cikapundung Bersih (GCB) untuk merevitalisasi Sungai Cikapundung melalui Partisipasi masyarakat, lokasi penelitian ini adalah wilayah bantaran Sungai Cikapundung di kelurahan Tamansari kota Bandung untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dan mengkaji faktor dominan yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengendalian limbah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode survey dengan penekatan deskriptif analisis, sampel penelitian ditetapkan sebanyak 80 KK melalui tehnik penarikan acak sederhana (Simple Ramdom Sampling) dengan instrumen kuesioner. Tehnik analisis untuk menjawab hipotesis penelitian adalah analisis Regresi Berganda. Hasil pengujian menunjukan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan, Lama tinggal dan Peran Pemerintah terhadap Partisipasi masyarakat dalam pengendalian limbah yaitu sebesar 34,791% dalam bentuk persaman regresi ganda sebagai berikut: Y = 11,173+2,559 X1+1,610 X2+0,723 X3+0,587 X4+0,272 X5. Pengujian secara parsial menunjukan bahwa Tingkat pendidikan berpengaruh sebesar 42,3 %, Pekerjaan 6,5 %, Penghasilan 2,3 %, Lama Tinggal 3,2 %, dan Peran Pemerintah 15,8 % terhadap Partisipasi dalam Pelaksanaan Pengendalian limbah. Maka faktor dominan yang mempengaruhi Partisipasi masyarakat dalam pengendalian limbah di Kelurahan Tamansari Kota Bandung adalah Tingkat Pendidikan, Sehingga nilai koefisien korelasi sebesar 0,838 artinya terdapat hubungan yang sangat kuat antara faktor internal dan eksternal terhadap partisipasi. Maka koefisien determinasi diperoleh 70,2%, dan 29,8% merupakan kontribusi variabel lain.Kata Kunci: Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, Lama tinggal, Peran Pemerintah, Partisipasi masyarakat dalam pengendalian limbah.AbstractThe Degradation occurs in Cikapundung river has been identified in decreased quality and quantity of the river, Therefore, the City of Bandung has launched and implement programs Cikapundung Net Movement ( GCB ) to revitalize the River Cikapundung through of program, the location of this is Cikapundung river in the village of Taman Sari Bandung to determine the level of community participation and assess the dominant factor affecting participation community in waste manageme. The method used in this study with a survey method descriptive analysis ( Ramdom Simple Sampling ) with a question instrument . Teknik analysis and answer the research hypothesi is multiple regress to analysis . The test results showed that simulation a significant difference between the level of education , job , income , length of stay and the Role of Government on Community participation in waste management and amount of 34.791 % in the form of multiple regression equal as follows. Y=11,173+2,559X1+1,610X2+0,723X3+0,587X4+0,272X5. The Partial examination shows that variable Educational Attainment of 42.3 % , Employment 6,5% , Income 2.3 %, long stay 3.2 %, and 15.8 % of the Government's role in the implementation of the Participation Control of waste. Tamansari village of waste in the city of Bandung is a very strong level of education between the internal and external factors Participation. So become to koefision of determination obtained 70.2 % , and 29,8% it contributions in variable to the kinds.Key words: Education, Occupation, Income, Level stay, and Role of the old government, community participation in the implementation of waste management
PENYELESAIAN KONFLIK PERKAWINAN DITINJAU DARI USIA PERKAWINAN Sitti Murdiana
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 5, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7656.243 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v5i3.15063

Abstract

AbstrakTingginya jumlah pasangan yang memutuskan untuk bercerai, yang disebabkan penyelesaian konflik perkawinan yang tidak terselesaikan dengan baik. berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran penyelesaian konflik perkawinan pada pasangan menikah ditinjau dari usia perkawinan. Subjek penelitian ini terdiri dari 833 pasangan menikah yang terdiri dari 378 laki-laki dan 455 perempuan yang tersebar di Kota Makassar dengan kriteria telah menikah. Alat ukur penelitian ini menggunakan skala penyelesaian konflik perkawinan konstruktif dan skala penyelesaian konflik destruktif data yang diperoleh diolah menggunakan independent Sample T-test dengan bantuan program SPSS for windows 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian konflik perkawinan dapat dibedakan berdasarkan usia perkawinan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penyelesaian konflik perkawinan sesuai usia perkawinan. Kesimpulan penelitian ini adalah penyelesaian konflik perkawinan berdasarkan kategori dapat ditinjau berdasarkan usia perkawinan.
Evolusi Cekungan Serayu pada Paleogen hingga Neogen Awal Syaiful Bachri; Febri Hirnawan; Adjat Sudradjat; Ildrem Syafri; Djajang Sukarna
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 1, No 3 (2011)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijas.v1i3.1877

Abstract

On the basis of paleogeographic study, it is revealed that during Paleogene, or exactly during Middle Eocene – Oligocene times, the southern part of the study area was occupied by the Bogor Trough Low, or Bobotsari Low in the Purbalingga area. The lows were bounded by the Southern Serayu Range high in the south. During that time, the South Serayu Range high , including the active volcanoes  on  it , was still above the sea level, and therefore the Serayu Basin formed a back arc basin. During the Neogene time the volcanic belt moved northwards to the north of the Bogor Through. The peak of volcanism occurred during Late Miocene – the lower part of Early Pliocene, which is indicated by formation of the Kumbang volcanic rocks. Meanwhile, the South Serayu Range has been submerged by transgression event causing the Serayu Basin turned to be fore-arc basin. The method used in this research is probabilistic analysis involving XRD variable, i.e. Q/(Q+F) or quartz per quartz and feldspar,  and petrographic analysis variable, i.e. amount of constituents of volcanic origin or total volcanic rock fragments and volcanic glass (Rv+Gv). The result of probabilistic analysis using the variables as mentioned previously suggests that since the formation of the Worawari Formation (Middle Eocene – Oligocene) to the formation of the Penyatan Formation (Late Miocene – lower part of the Early Pliocene) tectonic activity increased, triggering increasing volcanic activity. ****Berdasarkan studi paleogeografi diketahui bahwa selama Paleogen, atau tepatnya pada waktu Eosen Tengah – Oligosen,  bagian selatan daerah penelitian ditempati oleh rendahan Palung Bogor, atau rendahan Bobotsari di daerah Purbalingga, sementara rendahan tersebut berbatasan langsung dengan tinggian Pegunungan Serayu Selatan. Pada waktu itu Pegunungan Serayu Selatan beserta gunungapi – gunungapi yang aktif masih berada di atas muka air laut, sehingga Cekungan Serayu merupakan cekungan busur – belakang. Pada waktu Neogen, terjadi pergeseran lajur gunungapi ke sebelah utara Palung Bogor. Puncak kegiatan vulkanisme terjadi pada Miosen Akhir – bagian bawah Pliosen Awal, yang ditandai oleh pembentukan Batuan Gunungapi Kumbang. Sementara itu, Pegunungan Serayu Selatan sudah tenggelam oleh peristiwa genang-laut yang menyebabkan Cekungan Serayu berubah menjadi cekungan busur muka. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis probabilistik yang melibatkan variabel defraksi sinar-X , yaitu Q/(Q+F) atau kuarsa per kuarsa dan feldspar, dan variabel dari analisis petrografi, yaitu jumlah penyusun asal volkanik atau total fragmen batuan volkanik dan gelas volkanik (Rv+Gv). Hasil analisis probabilistik dengan variabel-variabel tersebut di atas menunjukkan bahwa sejak pembentukan Formasi Worawari (Eosen Tengah – Oligosen) hingga Formasi Penyatan (Miosen Akhir – bagian bawah Pliosen Awal) menunjukkan peningkatan kegiatan tektonik yang disertai peningkatan kegiatan gunungapi.
KEUNGGULAN SERTA PENGEMBANGAN CABE MERAH DAN TOMAT DI KABUPATEN SUKABUMI - Superiority with Development of Chili and Tomato In The District of Sukabumi Reny Sukmawani; Maman Haeruman Karmana; Lies Sulistyowati; Tomy Perdana
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5795.862 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v5i2.16663

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan cabe  merah dan tomat di Kabupaten Sukabumi agar dapat menetapkan arah pengembangannya. Penelitian ini menggunakan metode survey, dengan fokus penelitian mengaplikasikan metode description scoring dalam menentukan kriteria unggul cabe merah dan tomat. Berdasarkan hasil analisis description scoring tersebut kemudian diusulkan arah pengembangannya. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa cabe merah memiliki kriteria lebih unggul dibandingkan dengan tomat. Walaupun berdasarkan nilainya cabe merah lebih unggul, namun berdasarkan kategori keduanya termasuk pada komoditas sedang berdasarkan kriteria unggul. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak kelemahan pada kedua komoditas ini yang harus ditingkatkan sehingga keduanya dapat dikatakan benar-benar memiliki keunggulan yang tinggi.  Berdasarkan kelemahan pada kriteria unggul, pengembangan cabe merah dan tomat di Kabupaten Sukabumi hendaknya diarahkan kepada peningkatan pada kriteria-kriteria keunggulan yang masih kurang. Upaya peningkatan dapat dilakukan diantaranya dengan penguatan kelompok tani dan peningkatan peran pemerintah.Kata Kunci:, unggul, pengembangan, cabai merah, tomatAbstractThe objective of this study was to find out the superiority of chili and tomato in order to determine its development. Survey method was conducted by applying description scoring in determining superior criteria of chili and tomato.  Its development would be suggested based on the result of description scoring analysis. The result of this study indicated that based on the score chili has more superior criteria than tomato. However based on category both of them were included in medium commodity of superior criteria. Thus, it indicated both of the commodities have weaknesses that should be improved to gain high superiority. Based on the weaknesses on superior criteria, the development of chili and tomato in the District of Sukabumi should be directed to the improvement of superiority criteria which were still lacking.  The efforts of improvement could be conducted by reinforcing group of farmers and increasing role of government. Keywords: superior, development, chili, tomato

Page 9 of 15 | Total Record : 144