cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Indonesian Journal of Applied Sciences
ISSN : 20899203     EISSN : 25811991     DOI : -
Core Subject : Social,
Indonesian Journal of Applied Sciences (IJAS) is a scientific journal published three times a year (April, August, December). Indonesian Journal of Applied Sciences publish original research results related to research in the field of natural science, covering a wide range of topics written in the field of knowledge: medicine, agriculture, animal husbandry, fisheries, pharmaceuticals, and other exact sciences
Arjuna Subject : -
Articles 144 Documents
RENCANA PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH UNTUK MENJAGA KELESTARIAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT (STUDI KASUS: KAB. BELITUNG TIMUR - KEPULAUAN BANGKA BELITUNG) LANTIP WRATSANGKA; YAYAT DHAHIYAT; Sunardi Sunardi
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8220.383 KB) | DOI: 10.24198/.v4i2.16804

Abstract

A Review: Is Ginger (Zingiber officinale var. Roscoe) Potential for Future Phytomedicine? Dina Mulyana Syafitri; Jutti Levita; Mutakin Mutakin; Ajeng Diantini
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.755 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v8i1.16466

Abstract

AbstractZingiber officinale Roscoe (red:ginger), is one of the most widely consumed medicinal herbs in the world has been widely used to treat various disorders in Indonesia. There are three known types of ginger: giant ginger or white ginger (Zingiber officinale var. Roscoe), small white ginger or ginger emprit (Zingiber officinale var. Amarum), and red ginger (Zingiber officinale var. Rubrum). The main components of ginger rhizome are carbohydrates, lipids, essential oils, terpenes, and phenol compounds such as gingerol (23-25%) and shogaol (18-25%). Many studies had confirmed benefical effects of ginger against inflammation, free radicals, diabetes melitus, bacterial infection, cancer, nausea, etc. Z. officinale var. rubrum is considered a safe herbal remedy with only slight and not significant adverse effects. This plant is potential fur future phytomedicine, however it needs further explorations on its clinical studies in humans is expected, especially the efficacy and safety of the risk of side effects.
Aktivitas IL-18, IL-4, dan IFN- pada Kultur Limfosit yang Distimulus oleh Staphylococcal enterotoxin B (SEB) sebagai Petanda Eksaserbasi Tingkat Seluler pada Penderita Dermatitis Atopik Oki Suwarsa
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 1, No 3 (2011)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijas.v1i3.1887

Abstract

Staphylococcus aureus (S.aureus) has an important role in the pathogenesis of atopic dermatitis (AD). These role of S. aureus are related to various proteins such as staphylococcal enterotoxin B (SEB), a potent toxin. Interleukin (IL) -18  is an important regulator for interferon (IFN)g ,a cytokine produced by Th-1, and IL-4 produced by Th-2.  Further studies are still needed to discover the mechanism of SEB in AD, particularly IL-18 level, and its activities towards IL-4 and IFN-g  secretions, in regards of therapeutic strategy. The aim of this study is to analyze the activities of IL-18, IL-4, and IFN-g in the lymphocyte culture from AD patients, stimulated  with  SEB and the association between increased IL-18 level with increased  IL-4 and IFNg level. Twenty AD patients (7 male and 13 female) and twenty healthy subjects (9 male, and 11 female) were involved in this study. Study was done in Dr. Hasan Sadikin General Hospital, Bandung, proceeded by experimental invitro test on the lymphocyte culture stimulated with SEB at Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada. The study was performed from 4January until 31March 2010.  Lymphocytes from the peripheral blood of the study group and control group were isolated and cultured, then 3 methods were performed towards the cultured lytmphocyte, i.e., no exposure, exposed to PHA, and exposed to SEB. After being incubated for 72 hour, then IL-18, IL-4, and  IFN-g  levels from the supernatant of the lymphocyte culture were evaluated with ELISA method.Mean IL-18 level in the lymphocyte culture of AD group, with no exposure, exposed to PHA, and exposed to SEB were 54,62 pg/ml, 70,09 pg/ml, and 99,38 pg/ml, respectively, whereas,  in the control group were 33,36 pg/ml, 39,03 pg/ml, dan 54,19 pg/ml, respectively. Mean IL-4 level in the study group were 0,32 pg/ml, 1,19 pg/ml, dan 2,43 pg/ml, and in the control group were  0,32 pg/ml, 0,78 pg/ml, and 3,02 pg/ml, respectively. Mean IFN-g level in the AD group were 12,75 pg/ml, 351,59 pg/ml, and 1293,17 pg/ml, while in the control group were  19,76 pg/ml, 562,81 pg/ml, and 1419,28 pg/ml, respectively.  IL-18, IL-4, and IFN-g  level in the AD group increased after being stimulated with SEB,  (p<0,05), whereas in the control group increase only occured to IL-4, and IFN-g (p<0,05). There were correlation between increased IL-18 level with increased IL-4 level (p<0,05), however the increased of IL-18 level were not related to increased IFN-g level (p>0,05). The increased  IL-18 level contributed more to the increased of IL-4 level than IFN-g  level  (p<0,05).The result of this study, is only IL-18 level increased in any methods performed, compared to control group (p<0,05). This finding leads to the conclusion that IL-18 level is the marker of AD exacerbation in the cellular level of the AD lymphocyte culture stimulated with SEB.****Staphylococcus aureus (S.aureus) berperan penting pada patogenesis dermatitis atopik (DA). Peran tersebut berhubungan dengan dihasilkannya berbagai protein antara lain toksin poten oleh S. aureus, yaitu staphyloccoccal enterotoxin B (SEB).  Interleukin-18 (IL-18) merupakan regulator penting dari produksi sitokin Th-1 yaitu Interferon-g (IFN-g) dan Th-2 yaitu IL-4. Penelitian untuk mengetahui mekanisme SEB pada DA, khususnya kadar IL-18, dan pengaruh aktivitas IL-18 terhadap sekresi IL-4 dan IFN-g, untuk strategi pengobatan perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aktivitas IL-18, IL-4, dan IFN-g pada kultur limfosit yang distimulus oleh SEB pada penderita DA, serta pengaruh kenaikan kadar IL-18 terhadap kenaikan kadar IL-4 dan IFN-g.Penelitian ini dilakukan  pada 20 orang penderita DA (7 laki-laki dan 13 wanita) dan 20 orang sehat (9 laki-laki, dan 11 wanita) di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung, merupakan penelitian eksperimental secara invitro pada kultur limfosit yang distimulus oleh SEB di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada. Dilakukan isolasi limfosit dari darah perifer kelompok DA dan kontrol, dilanjutkan dengan kultur limfosit, kemudian dilakukan 3 perlakuan yaitu tanpa paparan, dipapar dengan phytohemagglutinin (PHA), dan dipapar dengan SEB. Setelah dieramkan selama 72 jam, kemudian diperiksa kadar IL-18, IL-4, dan IFN-g  dari supernatan kultur limfosit dengan metode ELISA.Kadar IL-18  rata-rata pada kultur limfosit tanpa paparan, paparan PHA, dan paparan SEB kelompok DA  berturut-turut  adalah 54,62 pg/ml, 70,09 pg/ml, dan 99,38 pg/ml.   Sedangkan pada kelompok kontrol berturut-turut adalah   33,36 pg/ml, 39,03 pg/ml, dan 54,19 pg/ml. Kadar IL-4 rata-rata kelompok DA berturut-turut adalah 0,32 pg/ml, 1,19 pg/ml, dan 2,43 pg/ml, dan pada kelompok kontrol berturut-turut adalah   0,32 pg/ml, 0,78 pg/ml, dan 3,02 pg/ml. Kadar  IFN-g rata-rata kelompok DA  berturut-turut adalah  12,75 pg/ml, 351,59 pg/ml, dan 1293,17 pg/ml, dan pada kelompok kontrol berturut-turut adalah   19,76 pg/ml, 562,81 pg/ml, dan 1419,28 pg/ml.  Pada kelompok DA, kadar IL-18, IL-4, dan IFN-g setelah dipapar SEB, meningkat dibanding dengan sebelum dipapar (p<0,05), sedangkan pada kelompok kontrol hanya kadar IL-4, dan IFN-g yang meningkat (p<0,05). Kenaikan kadar IL-18 berpengaruh terhadap kenaikan kadar IL-4 (p<0,05), tetapi tidak berpengaruh terhadap kenaikan kadar IFN-g  (p>0,05). Kenaikan kadar IL-18 lebih berpengaruh  pada kenaikan kadar IL-4 dibandingkan dengan IFN-g (p<0,05).Pada penelitian ini hanya kadar IL-18 kelompok DA yang meningkat lebih tinggi pada semua perlakuan, dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa IL-18 merupakan petanda adanya eksaserbasi tingkat seluler pada kultur limfosit DA yang distimulus oleh SEB.
REAKSI SILANG RESPONS IMUN HUMORAL VIRUS A/H1N1 PANDEMI/2009 DAN SEASONAL/2006 PADA REMAJA PERIODE KELAHIRAN TAHUN 1990-1996 MEITA DHAMAYANTI; TRI HANGGONO ACHMAD; CISSY B KARTASASMITA; PONPON IDJRADINATA
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8874.663 KB) | DOI: 10.24198/.v3i2.16830

Abstract

POTENSI ALLIIN TEPUNG BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) VAR. LUMBU HIJAU TEGAL DALAM RANSUM TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH AYAM BROILER - The Potency of Alliin Garlic Powder (Allium Sativum) Var. Lumbu Hijau Tegal in The Ration on Blood Lipid Profile of Broiler Chicken Riyanti Riyanti; Sjafril Darana; Tjitjah Aisjah Tjitjah Aisjah; Elvia Hernawan
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3883.575 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v4i1.16685

Abstract

AbstrakPenelitian pemanfaatan tepung bawang putih (TBP) varietas Lumbu Hijau dalam ransum bertujuan mendapatkan profil lemak darah broiler yang optimal.  Sebanyak 180 ekor ayam broiler straight run strain Arbor Acres  diberikan ransum mengandung TBP dengan menggunakan RAL pola faktorial (4x3). Faktor pertama level dosis TBP (0, 2%, 4%, 6%) dan faktor kedua lama pemberian (2, 3, 4 minggu), masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Data dianalisis ragam dan uji berganda Duncan. Berdasarkan hasil penelitian, potensi tepung bawang putih lokal Lumbu Hijau Tegal pada dosis 4 persen dalam ransum dengan lama pemberian 3 minggu mampu menunjang optimalitas profil  lemak darah ayam broiler. Kata kunci : allin tepung bawang putih, ayam broiler, profil  lemak darahAbstractThe study was designed to investigate the potency of alliin from garlic powder variety Lumbu Hijau on blood lipid profile in broiler chicken. A total of 180 straight run broiler chicks Arbor Acres strain were fed diets with 0, 2, 4, and 6 percent of garlic powder in the rations and 2, 3, and 4 weeks duration of administration since two weeks old of broiler chikcs by using Completely Random Design in factorial pattern (4x3) with 3 replication and Duncan Multiple Range Test.  Based on the result, garlic powder var. Tegal Lumbu Hijau with appropriate dose (4%) and 3 weeks duration of administration gave the optimum blood lipid profile.
PENYESUAIAN DIRI KOMUNITAS REMAJA SUKU PUNJAB DI KOTA MEDAN Nur&#039;aini Nur&#039;aini; Juke Roosjati Siregar; Kusdwiratri Setiono; Hendriati Agustiani
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 5, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijas.v5i3.15059

Abstract

AbstrakSecara umum penelitian dilakukan untuk menggali data terkait fenomena penyesuaian diri di lingkungan pendidikan pada kelompok remaja yang berasal dari etnik minoritas di kota Medan, dengan tujuan untuk mengidentifikasi kasus-kasus yang muncul di lingkungan pendidikan yang terkait dengan fenomena penyesuaian diri, khususnya pada komunitas remaja suku Punjab di kota Medan. Responden adalah komunitas remaja suku Punjab di kota Medan, yang berjumlah 60 orang. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara dan angket sederhana. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Dari hasil survey yang telah dilakukan, maka diperoleh sebanyak 70% komunitas remaja minoritas suku Punjab mengalami masalah penyesuaian diri dengan teman sebayanya di lingkungan pendidikan. Adapun penyesuaian diri yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan komunitas remaja suku Punjab dalam mereaksi perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman sebayanya di lingkungan pendidikan, yang dapat diungkap melalui indikator; keadaan fisik, keagamaan, pergaulan dan partisipasi.Kata Kunci : Penyesuaian Diri, Remaja, Suku Punjab
Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin Tetanus Difteria (Td) pada Remaja sebagai Upaya Mencegah Reemerging Disease di Indonesia Eddy Fadlyana; Kusnandi Rusmil; Herry Garna; Iwin Suwarman; Soenarjati Soedigo Adi; Novila Sjafri Bachtiar
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijas.v1i2.1869

Abstract

Di Indonesia berpotensi terjadi reemerging disease difteria akibat belum adanya program imunisasi ulang yang berkesinambungan pada remaja. Untuk menilai imunogenisitas dan keamanan vaksin tetanus, difteria (Td) yang diberikan sebagai imunisasi ulang pada remaja, dilakukan uji klinis prospective, randomized double-blind controlled terhadap 296 pelajar remaja sehat di kota Bandung, usia 10–18 tahun, pada September 2007–September 2008. Sebanyak 296 remaja sebagi subjek penelitian, dibagi 2 kelompok secara acak sederhana. Kelompok I mendapat dosis suntikan 0,5 mL yang diberikan intramuskular. Kelompok II mendapat vaksin TT sebagai kontrol. Pemeriksaan darah dilakukan sebelum dan 1 bulan setelah imunisasi menggunakan teknik enzyme-linked immunosorbent assays (ELISAs). Data tentang keamanan dikumpulkan sampai 1 bulan sejak imunisasi menggunakan buku harian. Konsentrasi antibodi seroproteksi (0,1 IU/mL) terhadap difteria dan tetanus mencapai  93,2% and 100,0%. The geometric mean titer (GMT) terhadap difteria meningkat bermakna dari 0,0618 IU/mL ke 0,7583 IU/mL (p<0,001), dan terhadap tetanus meningkat bermakna dari 0,4413 IU/mL ke 14,4054 IU/mL (p<0,001). Nyeri pada tempat suntikan terjadi pada 20,3% kelompok Td dan 18,2% pada TT (p=0,028). Demam >37,5°C sedikit terjadi pada kedua kelompok (Rentang Td: 0,7-4,7%; Rentang TT: 3,4–6,7%). Tidak terdapat reaksi serius dan semua penerima vaksin dapat menerimanya dengan baik. Imunisasi ulang Td meningkatkan kadar immunoglobulin spesifik protektif terhadap difteria dan tetanus, serta aman diberikan pada remaja.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA SELULOLITIK SEBAGAI BIODEGRADATOR SERAT KASAR DALAM BAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERTANIAN Yuli Andriani; Sukaya Sastrawibawa; Ratu Safitri; Abun Abun
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 2, No 3 (2012)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.372 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v2i3.2742

Abstract

Upaya peningkatan kualitas gizi bahan pakan, terutama yang berkaitan dengan serat kasar yang tinggi dan terdapatnya zatantinutrisi seperti asam sianida (HCN) dalam kulit singkong dapat dilakukan dengan melakukan proses degradasi mengguna-kan agen biologis (biodegradasi). Agen biologis yang mampu bersifat selulolitik dan sekaligus mampu meningkatkan kualitas nilai gizi bahan pakan, salah satunya adalah mikroorganisme dalam cairan rumen sapi. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu: 1) Tahap isolasi dan pemilihan bakteri yang memiliki indeks selulolitik terbaik dan 2)Tahap pengujian kemampuan degradasi pada kulitumbi singkong. Penelitian tahap 1 dilakukan menggunakan metode pengenceran berseri dan cawan tuang, selanjutnya data dianalisis secara deskriptif, sedangkan tahap 2 dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial dengan 3 (tiga) perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Analisis data dilakukan dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan bila terjadi pengaruh perlakuan. Parameter yang diamati pada tahap 1 adalah indeks selulolitik terbesar pada isolat bakteri, sementara pada tahap 2 adalah kandungan serat kasar, pada produk biodegradasi menggunakan bakteri. Hasil penelitian tahap 1 diperoleh 13 isolat bakteri selulolitik. Bakteri cairan rumen sapi aerob yang memiliki kemampuan selulolitik tertinggi adalah Bacillus megaterium, Bacillus mycoides. Berdasarkan uji iodium didapatkan dua kandidat yang memiliki kemampuan selulolitik terbesar, yaitu CM2 dan CM5, dengan indeks selulolitik masing-masing 3 dan 3,5. Hasil penelitian tahap 2 menunjukkan terjadi penurunan serat kasar setelah proses fermentasi. Perlakuan B. megaterium dosis 1% menghasilkanpenurunan kandungan serat kasar kulit umbi singkong tertinggi yaitu sebesar 30,14%, dimana nilai kandungan serat kasar pada produknya adalah sebesar 9,11% .
PERANAN SISTEM TRIO TATA AIR TERHADAP KEBERHASILAN USAHATANIPADI SAWAH PASANG SURUT DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU - THE TRIO OF WATER MANAGEMENT SYSTEMS' ROLE ON THE SUCCESS OF TIDAL RICE FARMING IN INDRAGIRI HILIR, RIAU PROVINCE Syafrinal Syafrinal
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5592.284 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v5i2.16659

Abstract

AbstrakSistem trio tata air diterapkankan untuk mengatasi banjir di areal pertanaman dan sebagai penyediaan air untuk tanaman padi sawah pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sistem trio tata air terhadap keberhasilan usahatani padi sawah pasang surut di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Penelitian dilakukan dengan metode survei, teknik pengambilan sampel secara Multiple Cluster Sampling. Metode analisis dilakukan dengan menggunakan model SEM (Structural Equation Modelling) dan pengolahan data memakai program LISREL 8.70. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sistem trio tata air berkontribusi terhadap pengendalian banjir di areal pertanian, menyediakan air untuk tanaman, menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi petani, serta memotivasi petani dalam penggunaan pupuk dalam kegiatan usahatani, sehingga mempunyai peranan untuk keberhasilan usahatani yang ditinjau dari tingkat produktivitas, keuntungan, dan serapan tenaga kerja.Kata kunci: keberhasilan usahatani, sawah pasang surut, sistem trio tata air.AbstractTrio of Water Management System has been implemented on planting area to overcome flooding and as a water sources for tidal rice fields. This study aims to know Trio of Water Management Systems Role on the success of tidal rice farming in Indragiri Hilir, Riau Province. Research conducted by survey, Multiple Cluster Sampling technique was used. SEM (Structural Equation Modelling) was used to analyze and LISREL 8.70 was used for data processing. Based on analysis result, it is known that Trio of Water Management System contributed on flood control of planting area, provide water for crops, creates a sense of security and comfort for farmers, and also motivate farmers to use fertilizer on farming, so that it's has role on the success of farming in terms of productivity, profitability, and labor absorption. Keywords : success of farming, tidal rice field, trio of water management systems.
Pengaruh Berbagai Konsentrasi dan Metode Aplikasi Hormon GA3 terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Brokoli Kultivar Lucky di Lembang Nedya Deninta; Tino Mutiarawati Onggo; Kusumiyati Kusumiyati
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijas.v7i2.10710

Abstract

 AbstrakHasil tanaman brokoli dari tunas samping diharapkan dapat meningkat dengan adanya pemberian GA3, yang mampu mempengaruhi translokasi nutrisi yang lebih cepat dan lebih baik menuju tunas samping. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pengaruh konsentrasi dan metode aplikasi hormon GA3 terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli kultivar Lucky. Percobaan ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2016 di lahan CV. Agro Duta Farm, Kecamatan Cisarua – Kabupaten Bandung Barat, dengan ketinggian tempat 1.100 meter diatas permukaan laut. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor perlakuan, masing-masing terdiri dari 3 taraf yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah konsentrasi GA3 25 mg/L, 50 mg/L, dan 100 mg/L. Faktor kedua adalah metode aplikasi GA3 yang terdiri dari taraf perendaman bibit selama 24 jam, penyemprotan daun 15 dan 25 HST, serta perendaman bibit 24 jam dan penyemprotan daun 15 HST. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara konsentrasi dan metode aplikasi hormon GA3 terhadap komponen pertumbuhan dan hasil brokoli. Konsentrasi GA3 100 mg/L dapat meningkatkan persentase bobot dan jumlah brokoli kualitas B, serta menurunkan persentase bobot dan jumlah kualitas C brokoli dari tunas samping. Metode aplikasi perendaman akar bibit selama 24 jam dapat menghasilkan persentase bobot dan jumlah brokoli kualitas B dari tunas samping yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua perlakuan lainnya.Kata Kunci : GA3, Konsentrasi, Metode Aplikasi, Pertumbuhan dan Hasil, Tanaman BrokoliAbstractBroccoli’s yield from side shoots was expected to increase with GA3 application, due to the translocation of nutrients faster and better towards the side shoots. The experiment was carried out to study the interaction between concentration and application method of GA3 on growth and yield of broccoli. The experiment was conducted from Februari until Mei 2016 at CV. Agro Duta Farm, located in Cisarua – West Bandung, at an elevation of 1.100 m above the sea level. The experimental design used was Factorial Randomized Block Design (FRBD) with three replications, consisted of two factors and three levels. The first factor was concentration of GA3, comprised of 25 mg/L, 50 mg/L, and 100 mg/L. The second factor was application method of GA3, comprised of three levels : seedling soaking for 24 hours, foliar spray at 15 and 25 DAT, seedling soaking for 24 hours and foliar spray at 15 DAT. The results showed that there were not interaction between concentration and application method of GA3 on growth and yield component. GA3 100 mg/L significantly increased the percentage of weight and amount B’s quality, and decreased the percentage of weight and amount C’s quality from side shoots of broccoli. The higher percentage of weight and amount B’s quality from side shoots were obtained from seedling soaking of GA3 for 24 hours. Keywords: GA3, Concentration, Application Method, Growth and Yield, Broccoli

Page 11 of 15 | Total Record : 144