cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Perikanan Kelautan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 263 Documents
PENAMBAHAN KARAGENAN TERHADAP TINGKAT KESUKAAN PEMPEK LELE Nawang Nila Ririsanti; Evi Liviawaty; Yudi Nurul Ihsan; Rusky Intan Pratama
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan Unpad
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan karagenan terhadap tingkat kesukaan panelis pada produk pempek lele. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran pada bulan Maret 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, dengan 15 panelis semi terlatih dan lima perlakuan penambahan tepung karagenan sebesar 0%, 0,25%, 0,50%, 0,75%, dan 1,00% dari berat surimi ikan lele. Uji yang diamati dalam penelitian yaitu uji hedonik dengan parameter karakteristik organoleptik meliputi kenampakan, aroma, tekstur, dan rasa pempek lele, uji lipat (Folding test), dan kadar air pada perlakuan penambahan tepung karagenan sebesar 0% dan 0,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan penambahan tepung karagenan masih disukai penelis, namun perlakuan penambahan tepung karagenan sebesar 0,5% menghasilkan pempek lele dengan tingkat kesukaan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya, dengan nilai median karakteristik kenampakan, aroma dan tektur yaitu 7 (disukai) dan rasa yaitu 9 (sangat disukai), nilai rata-rata kekenyalan 5 (sangat kenyal) serta kadar air 48,22%.
PENGARUH PENGGUNAAN ENZIM PAPAIN DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA KECAP TUTUT Eviyanti Simanjorang; Nia Kurniawati; Zahidah Hasan
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 3, No 4 (2012)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli  2012 di laboratorium Teknologi Hasil Industri Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,  Laboratorium Mikrobiologi Pangan  Fakultas Teknik Industri Pertanian dan dianalisis di Laboratorium  Nutrisi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim papain terhadap karakteristik kimiawi kecap tutut yang dihasilkan. Perlakuan yang gunakan adalah pemberian enzim papain dengan  persentase yaitu : A=0%, B=5%, C=7%, D=9% dan E=11% dengan lama waktu inkubasi 6 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rataan kadar protein dari berbagai perlakuan masing-masing yaitu A=2,35%, B=2,70%, C=2,45%, D=2,51%, E=2,39%. Rataan Derajat Keasaman (pH) yaitu A=6,7, B=6,5 C= 6,2 D=6,3 E= 6,5. Rataan kadar garam  yaitu A=18,07%, B=17,45%, C=2,16,62%, D=16,48%, E=16,53%. Kesimpulan penelitian adalah pemberian enzim papain dengan konsentrasi 5%, 7%, 9%, dan 11%,  kecap tutut dengan penambahan enzim papain 5% menghasilkan kecap dengan jumlah protein tertinggi yaitu 2,698% yang termasuk kecap ikan kualitas nomor 3 dalam ketetapan SII, dengan kadar garam sebesar 17,45%  dan pH sebesar 6,5 
PENGARUH KONSENTRASI PEMAPARAN SURFAKTAN Alkyl Benzene Sulfonate TERHADAP TOKSISITAS DAN KERUSAKAN JARINGAN IKAN NILA Dwi Cindanita Hardini; Yayat Dhahiyat; Eddy Afrianto
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 3. No. 1, Maret 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat konsentrasi toksisitas Alkyl Benzene Sulfonate (ABS) terhadap kematian LC50 ikan nila pada waktu 96 Jam dan tingkat kerusakan jaringan insang dan hati pemaparan selama 4 hari dan 30 hari.Metode penelitian menggunakan metode eksperimental dengan yang terdiri atas enam perlakuan, yaitu pemberian ABS dengan konsentrasi 0 mg/L, pemberian ABS dengan konsentrasi 2,4 mg/L, 5,6 mg/L untuk uji toksisitas sublethal, pada konsentrasi 7,5 mg/L, 10 mg/L dan 13 mg/L dilakukan uji toksisitas akut pada organ insang dan hati. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali ulangan. Ikan nila sebanyak 30 ekor untuk setiap perlakuan diberi ABS. Parameter untuk uji toksisitas akut adalah kondisi jaringan dari organ insang dan hati ikan nila, uji toksisitas sublethal kelangsungan hidup dan parameter pendukung kualitas air. Hasil penelitian menunjukan pemberian ABS dengan konsentrasi yang berbeda dan waktu pemaparan yang berbeda pula mengakibatkan kerusakan jaringan pada insang dan hati. Kerusakan jaringan yang paling parah terjadi pada konsentrasi 10 dan 13 mg/L pada uji toksisitas akut, sedangkan uji toksisitas sublethal pada konsentrasi 2,4 dan 5,6 mg/L tidak jauh berbeda. Hasil analisis EPA Probit, konsentrasi 7,56ppm menyebabkan kematian 50% organisme uji (LC50-96Jam).
Bioremediasi Sedimen Tercemar Limbah Amonia Menggunakan Teknologi Microbial Fuel Cell Di Kawasan Mangrove Nusa Dua Bali Aris Dwi Rahanto
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi microbial fuel cell merupakan teknologi yang dapat mengkonversi reaksi kimia menjadi energi listrik melalui metabolisme bakteri. Teknologi ini juga dapat membantu dalam proses bioremediasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan microbial fuel cell terhadap penurunan konsentrasi amonia dan produksi listrik yang dihasilkan.  Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Manejemen Sumberdaya Perairan dan Laboratorium Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran dari bulan Oktober hingga Desember 2015. Sampel sedimen dan sampel air yangtercemar amonia diambil dari Unit Pengolahan Air Limbah Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, Bali. Metode yang dugunakan ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan  (konsentrasi amonia tinggi, sedang, dan rendah) dan juga dengan tiga pengulangan. Pengambilan sampel dilakukan di kolam pengolahan air limbah dan area ekosistem mangrove. Parameter yang diukur  adalah power density dan amonia. Pengukuran nilai tegangan listrik dan arus listrik dilakukan selama empat belas hari dengan interval waktu pengamatanjam ke- 0, 4, 8, 16, 24, 48, dan 336. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai tertinggi power density yang didapat masing-masing sebesar 14,82+15,92 W/m2,  255,66+ 227,39 W/m2 , dan  81,1+ 59,64 W/m2 untuk perlakuan konsentrasi amonia tinggi, konsentrasi sedang dan konsentrasi rendah. Persentase penurunan amonia dengan bakteri indigenous yang didapat masing-masing sebesar 98,42 %, 88,3%, dan 61,23% untuk perlakuan konsentrasi amonia tinggi, sedang dan rendah. Disimpulkan bahwa MFC dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi amonia dan menghasilkan listrik.
ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN TRADISIONAL PANCING ULUR DI KECAMATAN MANGGAR, KABUPATEN BELITUNG TIMUR Danies Sadyarta Pratama; Iwang Gumilar; Ine Maulina
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 3, No 3 (2012): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis pendapatan nelayan menurut ukuran jenis kapal di Kecamatan Manggar Kabupaten Belitung Timur. Parameter yang diukur yaitu pendapatan nelayan dan  kesejahteraan. Penelitian dilakukan menggunakan metode survey dengan teknik wawancara (kuisioner). Pengambilan sampel ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling dengan responden terpilih sebanyak 50 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pendapatan nelayan pancing ulur berdasarkan ukuran armada berbeda-beda. Hal ini dapat terlihat rata-rata pendapatan nelayan pancing ulur pada armada kapal motor Rp. 5.119.444 dengan 65% pendapatan diatas Rp. 4.000.000 dan  rata-rata pendapatan nelayan perahu cungkring tanpa mesin adalah Rp. 1.148.766 dengan 46,67% pendapatan berkisar antara lebih dari Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000 sedangkan rata-rata pendapatan nelayan perahu cungkring dengan mesin adalah Rp. 1.831.818. Dan nelayan pancing ulur di Kecamatan Manggar berada pada tingkatan sejahtera karena rata-rata pendapatan nelayan di atas UMR Kabupaten Belitung Timur yaitu Rp. 1.024.000.   Kata kunci : kesejahteraan, pancing ulur, pendapatan, ukuran kapal, UMR
PENGARUH PERBEDAAN SIPHONISASI DAN AERASI TERHADAP KUALITAS AIR, PERTUMBUHAN, DAN KELANGSUNGAN HIDUP PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STADIA BENIH. Aghnia Nur Islami; Zahidah Hasan; Zuzy Anna
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan Unpad
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kendala dalam budidaya ikan nila selain ketersediaan akan benih yang mencukupi adalah kualitas air. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam menunjang keberhasilan usaha akuakultur adalah penyediaan lingkungan yang sesuai dengan benih, sehingga diperoleh kelangsungan hidup yang tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air dalam kegiatan akuakultur antara lain: suhu air, oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH), alkalinitas, ammonia, nitrit, nitrat, karbondioksida, dan bahan organik terlarut lainnya. Pakan dalam akuakultur juga mempengaruhi kualitas air. Sisa metabolisme dan sisa pakan yang tidak termakan ada yang terlarut dan mengendap di kolam akuakultur dapat mempengaruhi parameter kimiawi dan fisik kualitas air yang ada di dalam air pada kolam akuakultur. Agar kualitas air tetap terjaga perlu dilakukan sistem pengeluaran air (siphon). Selain pengeluaran air yang perlu diperhatikan dalam menjaga kualitas air di dalam kolam akuakultur adalah aerasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perlakuan terbaik untuk menjaga atau mempertahankan kualitas air di dalam budidaya ikan nila stadia benih dan mengetahui dampak perlakuan siphon dan aerasi dalam menjaga kualitas air. Penelitian dilakukan selama bulan Juli sampai dengan akhir September 2016 di Laboratorium Kualitas Air PPSDAL DRPMI UNPAD. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, yaitu dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan dua faktor dan  masing-masing dua taraf. Perlakuan berupa disiphon setiap tiga hari sekali dan aerasi diberikan setiap tiga hari sekali selama 5-6 jam, siphon dilakukan setiap hari dan diberi aerasi sepanjang waktu, siphon dilakukan setiap tiga hari sekali dan diberi aerasi sepanjang waktu, dan siphon dilakukan setiap hari dan diberi aerasi setiap tiga hari sekali selama 5-6 jam. Parameter yang diamati meliputi DO, pH, BOD5, kelangsungan hidup, pertumbuhan dan ammonia unionized. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan dengan pemberian aerasi sepanjang waktu dan siphonisasi setiap hari merupakan perlakuan yang baik menjaga kualitas air untuk pertumbuhan pada budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) stadia benih dengan tingkat laju pertumbuhan spesifik terbaik sebesar 0,0112 dan tingkat kelangsungan hidup terbaik sebesar 100%. 
Efektivitas Penambahan Ekstrak Buah Pepaya Pada Pakan Terhadap Peningkatan Kecerahan Ikan Badut (Amphiprion ocellaris) Oktaviani -; Iskandar -; Walim Lili
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 6, No 2(1) (2015): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, dari bulan Mei sampai Juli 2015. Tujuan  penelitian ini  adalah  untuk  mendapatkan konsentrasi ekstrak  buah  papaya pada  pakan  buatan  yang  dapat meningkatkan warna terbaik pada ikan badut (Amphiprion ocellaris). Ikan yang digunakan adalah ikan badut berumur ±2 bulan dan memiliki panjang 3 cm yang diperoleh dari Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung. Ikan yang digunakan sebanyak 5 ekor dalam satu akuarium dengan kepadatan 1 ekor / 1 L. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuannya adalah dengan penambahan ekstrak buah papaya dalam pakan dengan konsentrasi 0 mg/g (perlakuan A), konsentrasi 1,25 mg/g (perlakuan B), konsentrasi 2,5 mg/g (perlakuan C), konsentrasi 3,75 mg/g (perlakuan D), dan terakhir   dengan konsentrasi 5 mg/g (perlakuan E). Parameter yang diamati meliputi tingkat kecerahan warna pada tubuh ikan yang diukur dengan menggunakan Toca Colour Finder (TCF). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh penambahan ekstrak buah papaya tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap tingkat kecerahan warna ikan badut (Amphiprion ocellaris). Kata Kunci : Ikan Badut, Warna, Ekstrak Pepaya
PERTUMBUHAN Chlorella sp. YANG DIKULTUR PADA PERIODITAS CAHAYA YANG BERBEDA Nofi Puji Utami; Yuniarti M. Suherman; Kiki Haetami
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 3, No 3 (2012): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perioditas cahaya yang berbeda yang paling efektit untuk pertumbuhan populasi Chlorella sp. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari empat perlakuan dan empat kali ulangan. Perlakuan tersebut yaitu; A (24 jam terang, 0 jam gelap), B (20 jam terang, 4 jam gelap), C (16 jam terang, 8 jam gelap), dan D (12 jam terang, 12 jam gelap) dengan menggunakan lampu TL. Media kultur diperkaya dengan pupuk cair komersil merk fertisim. Parameter pertumbuhan yang diamati adalah populasi sel dihitung dengan Haemocytometer, yang dianalisis dengan uji Duncan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata dalam mempengaruhi kepadatan populasi. Kepadatan populasi tertinggi dicapai pada perlakuan C yaitu 11.970.000 sel/ml, kemudian diikuti perlakuan B yaitu 10.490.000 sel/ml, A dengan kepadatan 8.860.000 sel/ml, dan D dengan kepadatan 5.140.000 sel/ml.   Kata kunci : chlorella sp., lampu TL, perioditas, pertumbuhan.
Penambahan Ekstrak Kulit Pisang Pada Pakan Komersil Sebagai Upaya Menurunkan Kanibalisme Pada Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Mann) Mimin Fatimah; Yuli Andriani; Yayat Dhahiyat
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

            Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi-Subang, dari bulan Agustus sampai dengan September 2015. Tujuan percobaan penggunaan ekstrak kulit pisang dilakukan untuk mengetahui konsentrasi yang optimal dan pengaruh ekstrak kulit pisang terhadap kanibalisme udang galah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan, yaitu perlakuan A (kontrol), B (0,25%), C (0,50%), D (1,00%) dan E (1,50%) dari berat pakan dan tiga kali ulangan. Parameter yang diamati adalah kelangsungan hidup, laju pertumbuhan dan parameter kualitas air yaitu suhu, pH dan DO. Hasil percobaan perlakuan E (1,50%) menunjukkan hasil terbaik dengan kelangsungan hidup udang galah sebesar 91,67%. Sedangkan perlakuan terbaik untuk pertumbuhan panjang mutlak sebesar 0,83 cm dan laju pertumbuhan harian panjang sebesar 2,77% yaitu perlakuan C (0,50%). Hasil pengukuran parameter kualitas air yaitu suhu, pH dan DO selama penelitian, optimal untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang galah sesuai dengan parameter kualitas air menurut SNI (6486.3:2015).
Pengaruh Urine Kelinci Hamil Dalam Media Kultur Terhadap Kontribusi Anak Setiap Kelompok Umur Daphnia spp. Eri Rakhman; Herman Hamdani; Gunawan Setiadharma
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 3, No 3 (2012): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat dari tanggal 30 Desember 2011 sampai  9 Februari 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi anak Daphnia spp. setiap kelompok umur yang dihasilkan dari kultur Daphnia spp. menggunakan pupuk urine kelinci hamil. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah kultur tanpa pemberian urine kelinci hamil sebagai control (perlakuan A), pemberian urine kelinci hamil 1 ml/L (perlakuan B), 2 ml/L (perlakuan C), 3ml/L (perlakuan D), dan 4 ml/L (perlakuan E). Daphnia muda (juvenil) dipelihara dalam toples dengan kepadatan 100 ekor/L air. Parameter yang diamati adalah kontribusi anak Daphnia spp. setiap kelompok umur dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian urine kelinci hamil sebanyak 4 ml/L pada media kultur Daphnia spp. memberikan kontribusi anak Daphnia spp. terbesar dengan nilai 80,062% pada kelompok umur 2,5 hari. Kualitas air berada pada batas kisaran normal untuk kultur Daphnia spp.   Kata Kunci : Daphnia spp., kontribusi anak Daphnia spp., urine kelinci hamil.