cover
Contact Name
I Gusti Agung Paramita
Contact Email
vidyawertta@unhi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
vidyawertta@unhi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
DHARMASMRTI: Jurnal Pascasarjana UNHI
ISSN : 16930304     EISSN : 2620827X     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan (Dharmasmrti) Diterbitkan oleh Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia Denpasar sebagai media informasi dan pengembangan Ilmu Agama dan Kebudayaan Hindu, terbit dua kali setahun yaitu setiap bulan April dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 264 Documents
SINKRETISME SIWA-BUDDHA DALAM LONTAR CANDRA BHERAWA I Nyoman Ariyoga
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 1 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v21i1.1665

Abstract

Berdasarkan pembabakan sejarah kebudayaan Indonesia maka perkembangan Hindu dan Buddha di Indonesia masuk ke dalam masa klasik. Hal ini masih tersimpan dalam karya sastra keagamaan yang pada jaman dahulu, nilai-nilai tersebut dimuat dalam lontar. Lontar merupakan pustaka klasik yang mengandung nilai-nilai etis, estetis, dan religius. Nilai-nilai ini sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan, bagaimana menata tatanan sosial keagamaan di Bali. Salah satu warisan agama Hindu berupa Lontar Parwa adalah Lontar Candra Bherawa adalah suatu karya sastra yang tergolong klasik memiliki banyak pengetahuan ajaran-ajaran Agama Hindu, baik dalam bentuk ajaran tattwa, susila, maupun juga upacara yang masih sangat relevan diimplementasikandalam kehidupan masyarakat. Selain itu Lontar Candra Bherawa memberikan kontribusi cerita mengenai konsep ketuhanan Siwa-Buddha yang menjadi momentum bersatunya kedua paham ajaran ini, yang pernah menjadi sebuah konsep kepercaaan agama di bumi Nusantara Indnesia. Ajaran Siwa-Buddha saling memberikan pengaruh sehingga terjadi hubungan yang erat dan kekeluargaan. Dalam Lontar Candra Bherawa hubungan tersebut ditegaskan kembali bahwa kedua ajaran tersebut menuju sumber yang sama yaitu Siwa-Buddha adalah tunggal adanya. Penelitian ini merupakan penelitian tekstual, yakni menggunakan teks sebagai sumber utama. Hal ini dilakukan semata untuk mengetahui pola pikir dan kronologis pemikiran umat Hindu pada masa silam. Sebagaimana dalam Lontar Candra Bherawa terdapat konsep ajaran sinkretisme Siwa-Buddha yang pernah melahirkan peradaban-peradaban besar di nusantara.
YOGA SASTRA: JALAN MANUNGGAL PENGARANG DALAM SASTRA KEKAWIN Ni Made Ari Dwijayanthi; Ida Bagus Putu Eka Suadnyana
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 1 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v21i1.1666

Abstract

Yoga sastra dikatakan jalan yang dipilih pengarang kekawin untuk menemukan jalan kemanunggalan dengan Semesta melalui karyanya. Beberapa kekawin digunakan dalam penelitian ini yakni Kekawin Dharma Sawita, Dharma Wimala, Dharma Niskala, Dharma Sunya, Dharma Putus, Smaradahana, dan juga Kidung Jayendrya. Fokus tulisan ini untuk mengungkapkan bentuk, fungsi, dan makna yoga sastra dalam kekawin. Teori yang digunakan untuk menginterpretasi teks adalah teori semiotika dari Pierce sementara teori rasa dari Sharma digunakan untuk menganalisis kedalaman pengalaman estetik dalam karya sastra Kawi. Sehingga menghasilkan temuan berupa yoga sastra sebagai jalan manunggal pengarang dengan pencipta melalui proses kreatif karang mengarang karya sastra.
TEO-ETIKA HINDU PADA PEMENTASAN TARI SAKRAL RANGDA DALAM PROSESI NAPAK SITI Komang Indra Wirawan
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 1 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v21i1.1667

Abstract

Pada kajian ini, secara khusus menelisik lebih dalam tentang pementasan tari sakral Rangda pada prosesi napak siti melalui pendekatan Teo-etika Hindu. Melalui kajian ini, penulis berupaya menggali makna teologis dan etika pementasan tari sakral Rangda yang dipentaskan dalam setiap sritual napak siti atau mapinton ketika prosesi sakralisasi Barong-Rangda dilakukan. Prosesi “menarikan” Rangda ini menjadi penting dilakukan sebagai sebuah proses “pengesahan”, bahwaRangda telah layak disebut sakral, dan berhak dijadikan objek pemujaan. Meskipun, Barong-Rangda sudah disakralkan melalui proses ritual, tetapi belum dilakukan proses napak siti, maka Barong dan adalah proses pemberkatan kepada pertiwi (bumi), dan dalam teologi Hindu pertiwi adalah Sakti dari Bhatara Siwa sebagai simbol kekuatan yang supream. Jadi, pementasan tarian napak siti ini menjadi hal yang menarik dikaji dalam upaya menggali makna teologi, estetik dan etika dalam menarikan Rangda sebagai pentasbihan, bahwa Rangda sudah terbukti sakral dan dapat dijadikan objek pemujaan.
WACANA KUASA DALAM MITOS PADI DI DALAM GEGURITAN SRI SEDANA Ida Bagus Ngurah
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 1 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v21i1.1669

Abstract

Secara historis, seksualitas pada awalnya merupakan strategi budaya guna pembagian kerja, misalnya, tenaga domestik dalam pengasuhan. Setelah perkembangan pesat dalam masa berikutnya beralih bersifat eksploitatif, dari terdapat penaturalan terhadap tugas-tugas jenis kelamin. Dari keiklasan dalam melaksanakan tugas menjadi keharusan dan kepatuhan. Reduksi ini juga dicatat dalam berbagai mitos yang berkembang di masyarakat salah satunya adalah mitos padi. Artikel ini mengkaji tentang wacana kuasa dalam mitos padi dalam Geguritan Sri Sedana. Setelah analisis data, ditemukan bahwa mitos munculnya padi dengan tokoh Dewi Sri dan Dewa Siwa sebagai tokoh utama memiliki suatu relasi kekuasaan yang timpang dimana terdapat asumsi ideologi gender dan ideologi seks. Ideologi gender mengungkapkan adanya suatu perbedaan sosial peran laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sosial dimana kedudukan laki-laki lebih tinggi dalam kehidupan sosial. Sedangkan ideologi seks mengungkapkan adanya suatu tirani abadi terhadap konstruksi perempuan sebagai mahluk intuitif sedangkan laki-laki sebagai mahluk rasional.
GERAKAN MASYARAKAT HINDU MENOLAK PENGAYOMAN IDEOLOGI DAN ORGANISASI TRANSNASIONAL SAMPRADAYA DI PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA (PHDI) Ida Ayu Made Gayatri
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 1 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v21i1.1670

Abstract

Artikel ini mengidentifikasi dampak dari dinamika interaksi sosial disosiatif berupa konflik horizontal antarkelompok masyarakat sejak Agustus 2020 hingga April 2021 di Bali. Penelitian menggunakan pendekatan teoritik gerakan sosial dan mobilisasi sosial. Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini yaitu observasi partisipatif, wawancara mendalam dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan dampak propaganda dan aksi dari Gema Hindu yaitu:1) ditujukan untuk mendesak PHDI mencabut surat pengayoman untuk sampradaya Hare Krishna ISKCON, Sai Baba dan sampradaya lainnya; 2) berhasil mendapat simpati secara luas dengan adanya dukungan Gubernur, DPRD, Majelis Desa Adat dan PHDI Provinsi Bali dan masyarakat Hindu secara nasional; 3) menghasilkan Surat Keputusan Bersama (SKB) PHDI Provinsi Bali dan MDA Provinsi Bali; 4) menghasilkan tindakan penegakan hukum secara pre-emtif, preventif dan represif dalam pencegahan penistaan agama dan fundamentalisme serta radikalisasi agama di PHDI dan desa adat sebagai bagian dari partisipasi masyarakat dalam pertahanan NKRI dan ideologi Pancasila.
DEGRADASI ETIKA BUSANA SEMBAHYANG UMAT HINDU DI PURA AGUNG JAGATNATHA DENPASAR I Gde Widya Suksma; I Gusti Ketut Widana
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 1 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara evolutif, apapun yang menyangkut diri manusia sejak jaman prehistoris (purba) sampai posmodern selalu bergerak dinamis mengikuti kecenderungan perubahan. Oleh karena itu diperlukan pandangan yang lebih lunak mengenai kemajuan manusia sejak jaman purba, bila ingin mempunyai pengertian tentang diri manusia. Mempelajari manusia, sebenarnya adalah mempelajari diri kita sendiri dalam berbagai bentuknya, mulai dari yang primitif, sederhana hingga modern atau postmodern. Semua perkembangan itu menggambarkan betapa perubahan dari bentuk satu ke bentuk lain, cenderung bergerak ke arah yang semakin bebas. Termasuk bebas dalam arti lepas dari aturan norma dalam berbusana sembahyang, yang pada akhirnya bermuara pada terjadinya degradasi etika. Hal ini berkaitan dengan bahwa secara biologis tubuh manusia adalah konstruk fisikal-material yang meliputi bermacam organ dengan berbagai jenis dan fungsinya yang kemudian menjadi satu kesatuan membentuk keutuhan anatomis manusia. Ketika tubuh biologis atau anatomis manusia hendak ditampilkan dalam kerangka relasi atau interaksi sosial, maka muncullah apa yang dinamakan sebagai “penampilan fisik”. Tubuh fisikal yang didesain sedemikian rupadengan unsur-unsur material yang artifisial sesuai dengan perkembangan tren mode, dengan kecenderungan menyimpang dari tuntunan etika Hindu.
POSISI PEREMPUAN BUGIS DALAM TRADISI, RITUAL DAN NORMA BUDAYA SIRI Andi Bini Fitriani; Mia Siscawati
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 2 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v21i2.2126

Abstract

Sebagai salah satu kelompok etnik tertua di Indonesia yang berasal dari wilayah Sulawesi Selatan, suku Bugis dikatakan sebagai kelompok etnik yang sangat beradab; memiliki nilai-nilai budaya mendalam yang sangat dibanggakan karena telah berkembang pesat jauh sebelum kolonialisasi dan Islam masuk ke Indonesia. Namun, dibalik peradaban suku Bugis yang sangat dibanggakan ini, terkubur berbagai nilai filosofis mendasar dalam konsep siri’ yang memiliki potensi menimbulkan ketimpangan dan ketidakadilan gender. Artikel ini menggunakan penelitian-penelitian terdahulu untuk menelusuri bagaimana perempuan Bugis dibentuk oleh tradisi, ritual dan norma budaya siri’ melalui proses budaya yang sistematis pada setiap fase kehidupan mereka.
DAYA TARIK WISATA BUDAYA PENDUKUNG PEMBANGUNAN PARIWISATA PUSAKA PERKOTAAN SEMARAPURA I Kadek Pasek Setiawan
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 2 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v21i2.2128

Abstract

Kawasan perkotaan Semarapura merupakan salah satu perkotaan di Bali yang memiliki potensi bangunan bersejarah yang dapat menunjang pengembangan pariwisata pusaka perkotaan. Kawasan Perkotaan Semarapura saat ini telah dikembangkan sebagai destinasi pariwisata namun menunjukkan perkembangan yang kurang optimal, di antaranya jumlah wisatawan yang cenderung menurun, belum terkoneksinya antar DTW budaya serta belum adanya kerjasama yang baik antar pihak terkait. Sesuai tahapan pembangunan pariwisata Pusaka Perkotaan, Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis potensi dan permasalahan komponen DTW pariwisata pusaka perkotaan Semarapura. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi komponen pariwisata pusaka di Kawasan Perkotaan Semarapura terdiri dari daya tarik, amenitas dan fasilitas pendukung pariwisata, aksesibilitas, dan kelembagaan sudah cukup baik dan lengkap. Akan tetapi ditinjau lagi lebih dalam dari sisi kesiapan DTW hasil analisis nilai indikator pembentuk daya tarik wisata, nilai paling rendah indikator adalah indikator upaya perlindungan serta indikator atraksi, pendanaan dan promosi. Dari kondisi tersebut kemudian dianalisis dengan Teknik analisis SWOT sehingga dapat dirumuskan alternatif strategi untuk meningkatkan kesiapan DTW sebagai penunjang pariwisata pusaka di Kawasan Perkotaan Semarapura.
DINAMIKA KEHIDUPAN ISTRI PRAJURIT TNI AD YANG TINGGAL DI ASRAMA MILITER Nihayatun Adawiyah; Sri Kusyuniati
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 2 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v21i2.2129

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman perempuan sebagai istri prajurit TNI AD, khususnya yang tinggal di asrama militer di Indonesia. Artikel ini menggunakan penelitian terdahulu untuk mengkaji mengenai pengalaman perempuan sebagai istri prajurit TNI AD dengan berbagai dinamika kehidupan di lingkungan asrama militer, serta bagaimana kiprahnya di dalam organisasi Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) sebagai wadah berkumpulnya para istri prajurit TNI AD. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tulisan ini menerapkan gagasan tentang konstruksi sosial oleh feminis eksistensialis Simone de Beauvoir dalam melihat permasalahan perempuan sebagai istri prajurit TNI AD. Selain itu, teori antropologi feminis Henrietta Moore juga melihat hubungan antara perempuan, asosiasi perempuan dan negara yang relevan dengan kondisi istri prajurit TNI AD yang tergabung di dalam organisasi Persit KCK sebagai organisasi sipil ekstra struktural TNI AD yang peran dan fungsinya turut dipenguhi oleh institusi TNI AD. Adapun hasil dari penelusuran penelitian terdahulu ini didapati bahwa perempuan sebagai istri prajurit TNI AD memiliki pengalaman yang kompleks disebabkan oleh multi peran yang dirasakan sebagai individu, istri dan ibu sekaligus sebagai anggota Persit KCK, terutama bagi mereka yang tinggal di asrama militer dengan berbagai aturan dan keterbatasannya.
KONSEP RELIGIUSITAS KEPERCAYAAN MALESUNG MENURUT ORGANISASI LALANG RONDOR MALESUNG (LAROMA) Satria Adhitama
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 2 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v21i2.2130

Abstract

Malesung adalah kepercayaan yang hidup di Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakan oleh beberapa organisasi salah satunya Lalang Rondor Malesung (Laroma). Penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep religiusitas kepercayaan Malesung yang dilaksanakan oleh Laroma. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data wawancara mendalam. Konsep religiusitas kepercayaan Malesung diwujudkan dalam hubungan antara manusia dan Tuhan yang digambarkan seperti layaknya hubungan antara orang tua dan anak, serta leluhur sebagai perantara. Konsep hubungan antarmanusia digambarkan melalui ajaran Si Tou Timou Tumou Tou yang berarti manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain. Malesung juga mengajarkan hubungan yang seimbang antara manusia dan alam. Religiusitas anggota Laroma juga diperlihatkan dengan adanya pedoman tingkah laku yaitu terdapat lima kesetiaan, lima wawasan moral, dan sembilan wejangan (siow sususuyang) yang terdiri dari sembilan nasihat (siow sisina’u) dan sembilan larangan (siow poso). Religiusitas penghayat Malesung tampak pada kepercayaannya akan hal-hal gaib, kepemimpinan Walian, dan pelaksanaan ritual salah satunya Meru Nubat.

Filter by Year

2015 2025