cover
Contact Name
I Gusti Agung Paramita
Contact Email
vidyawertta@unhi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
vidyawertta@unhi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
DHARMASMRTI: Jurnal Pascasarjana UNHI
ISSN : 16930304     EISSN : 2620827X     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan (Dharmasmrti) Diterbitkan oleh Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia Denpasar sebagai media informasi dan pengembangan Ilmu Agama dan Kebudayaan Hindu, terbit dua kali setahun yaitu setiap bulan April dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 264 Documents
CHARACTER BUILDING MELALUI AJARAN AGAMA BUDDHA Arif Muzayin Shofwan
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 1 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i1.2751

Abstract

Banyak cara untuk membangun karakter dalam berbagai tradisi agama. Penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan ini akan mengungkap pembentukan karakter melalui ajaran agama Buddha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif analisis, yakni dengan mendiskripsikan dan menganalisis tulisan berdasarkan sumber data, buku-buku dan bacaan-bacaan yang sesuai dengan fokus penelitian. Tulisan ini menemukan bahwa ajaran agama Buddha signifikan dengan tolok ukur pembangunan karakter (caharacter building) menurut para pakar di bidangnya. Signifikansi tersebut tampak pada tolok ukur nilai-nilai caharacter building berikut, di antaranya: cinta pada Tuhan dan alam semesta; tanggungjawab, kedisiplinan, dan kemandirian; toleransi dan cinta damai terhadap sesama; baik dan rendah hati; kepemimpinan dan keadilan; kepercayaan terhadap diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; kasih sayang, kepedulian dan kerja sama; hormat dan santun; dan kejujuran.
PLURALISME UMAT BERAGAMA DI DESA EKASARI, KECAMATAN MELAYA, KABUPATEN JEMBRANA Ni Made Sukrawati; Desak Nyoman Seniwati; I Gusti Ayu Ngurah
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 1 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i1.2752

Abstract

Tulisan ini membahas kehidupan masyarakat yang sangat plural, baik perbedaan karena suku, bahasa, budaya, adat-istiadat, terlebih-lebih perbedaan paham dan agama, sangat rawan timbulnya konflik dan pertentangan. Di bidang kehidupan agama, sikap intoleransi dan saling bermusuhan, bisa saja timbul karena terjadinya gesekan-gesekan akibat perbedaan paham, penyebarluasan paham agama, ataupun pelaksanaan ibadat oleh masing-masing pemeluk agama. Hal tersebut terlihat dalam penulisan artikel ini yang berlokus di Desa Ekasari. Moderasi yang terjalin hingga kini tidak terlepas dari histori sosial. Dari sejarah Desa Ekasari dapat diketahui bahwa umat Hindu lebih dulu mendiami desa ini, kemudian disusul umat Katolik. Akan tetapi, kedatangan umat Katolik di desa ini murni karena migrasi penduduk dari Abianbase, Dalung, bukan karena perintah raja atau perang melawan VOC. Artinya, ikatan sejarah tersebut lebih didasari kerja sama sosial antara umat Hindu dan umat Katolik dalam membangun Desa Ekasari dari wilayah hutan menjadi seperti sekarang. Dengan kata lain, sejarah sosial lebih dominan dibandingkan sejarah politik, walaupun fakta sejarah ini dipandang juga berpengaruh terhadap kerukunan hubungan umat beragama di Desa Ekasari. Karya ilmiah ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan analisa deskriptif pendekatan interpretatif. Adapun rangkaian tahapan tersebut adalah mereduksi data, mendisplay data, memverifikasi data dan menginterpretasi data penelitian. Pluralisme di Desa Ekasari telah terjadi sejak puluhan tahun dan masih menjadi sejarah sosial proses keberagaman mereka dalam bidang agama. Toleransi tinggi mereka terapkan guna menjadi pusat percontohan dalam membangun sebuah moderasi. Adapun yang melatarbelakangi internalisasi pluralisme di Desa Ekasari meliputi sejarah sosial, kesepahaman ideologis, dan faktor didaktis yang mendasari dan memperkuat dalam menjaga toleransi yang sesuai dengan semboyan Pancasila yaitu “Bhineka Tunggal Ika”.
KOMODIFIKASI BARONG NGLAWANG DI DESA PAKRAMAN UBUD, KECAMATAN UBUD, KABUPATEN GIANYAR Anak Agung Anom Putra
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 1 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i1.2753

Abstract

Adanya kesenjangan yang muncul di lapangan antara penekanan yang diberikan oleh lontar Barong Swari dan lontar Siwa Gama bahwa Barong Nglawang adalah aktivitas sakral untuk nyomya bhuta kala dan mengusir wabah penyakit dengan kenyataan yang ada di lapangan yang menunjukan bahwa aktivitas Barong Nglawang lebih mengarah kepada aktivitas profan yang menjadikan Barong Nglawang sebagai suatu komoditas. Fenomena komodifikasi Barong Nglawang dan kesenjangan tersebut menunjukan adanya penurunan kualitas kebermanfaatan Barong Nglawang secara aspek spiritual yang sangat menarik dan layak untuk diteliti lebih lanjut sehingga memancing minat peneliti untuk mencari jawaban atas alasan terjadinya praktik komodifikasi Barong Nglawang di Desa Pakraman Ubud. Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian adalah pendekatan kualitatif, metodenya deskriptif, dan tekhnik pengumpulan datanya adalah tekhnik observasi, wawancara, dan studi pustaka. Analisa terhadap data yang masuk dilakukan terus menerus sepanjang pelaksanaan penelitian. Dengan metodologi tersebut peneliti menemukan bahwa: 1) alasan terjadinya praktik komodifikasi Barong Nglawang di Desa Pakraman Ubud adalah alasan ekonomi, pesatnya perkembangan sektor pariwisata Ubud, dan adanyan potensi seni yang dimiliki oleh Barong Nglawang.
MUSIK SEMAR PEGULINGAN MENURUNKAN KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI SILOAM HOSPITALS BALI I Wayan Artana; Ni Putu Dian Yuniantari
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 1 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i1.2754

Abstract

Kecemasan pasien sebelum operasi dapat mengganggu jalannya pembedahan bahkan pasien bisa membatalkan tindakan yang akan dilakukan. Terapi musik tradisional semar pegulingan dapat dipakai sebagai alternatif menurunkan kecemasan. Studi bertujuan untuk memahami bagaimana pengaruh musik semar pegulingan terhadap kecemasan pasien pre operasi di ruang persiapan Siloam Hospitals Bali. Menggunakan metode kuantitatif, desain pre eksperimental pretest-posttest with control. Sampelnya pasien pre operasi yang mengunakan lokal anastesi, dipilih secara purposive sampling, berjumlah 32 orang. Sampel dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing 16 orang, dipilih secara simpel random sederhana. Data pretest dan posttest dianalisis menggunakan uji Wilcoxon, sedangkan data antar kelompok menggunakan uji Mann Whitney pada ? 0.05. Pada kelompok intervensi rerata kecemasan pre adalah 21,12 dan post 15,75 dengan p (0,001< ? (0,05). Pada kelompok pre test 21.81 dan post test 18.50 dengan p (0,001< ? (0,05). Hasil uji Mann Whitney pre test pada kelompok kontrol dan intervensi didapatkan nilai p value (0.153) > (0.05) dan setelah dilakukan intervensi didapatkan p value (0.01) < ? (0,05). Musik semar pegulingan mampu menurunkan kecemasan pada pasien preoperatif. Diharapkan terapi musik semar pegulingan diperdengarkan pada pasien pre operasi untuk menurunkan kecemasannya
NILAI-NILAI KEINDONESIAAN DALAM AGAMA SIKH Satria Adhitama
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 1 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i1.2756

Abstract

Indonesia memiliki keragaman ras, suku, budaya, dan agama. Keberagaman ini berpotensi menimbulkan konflik apabila tidak dikelola dengan baik. Untuk meminimalisir konflik yang mungkin terjadi, diperlukan nilai-nilai keindonesiaan yang sesuai dengan Pancasila. Nilai keindonesiaan ini harus dimiliki oleh setiap entitas, termasuk kelompok agama di Indonesia, salah satunya agama Sikh. Penelitian ini bertujuan untuk menggali secara mendalam nilai keindonesiaan dalam agama Sikh. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam ajaran agama Sikh terdapat lima butir nilai keindonesiaan yang sejalan dengan pancasila berupa nilai ketuhanan, nilai keadilan, nilai persatuan, nilai musyawarah, dan nilai keadilan sosial. Dengan memahami hal tersebut, diharapkan sikap intoleransi yang dapat menimbulkan perpecahan antar umat beragama di Indonesia dapat dicegah dengan memaknai nilai-nilai keindonesiaan dalam setiap agama.
POSISI PEREMPUAN BALI DALAM PERKAWINAN BEDA KASTA Ni Putu Ganis Pradnyawati; Widjajanti Mulyono Santoso; Mia Siscawati
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 1 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i1.2757

Abstract

Tulisan ini memaparkan posisi perempuan dalam perkawinan beda kasta yang dipahami dan dibahas dalam platform media sosial YouTube. Tulisan ini menggunakan studi kasus dengan mengamati diskusi pada platform digital dalam video dokumenter blog (vlog) sebagai objek dalam penelitian ini. Teori agensi digunakan di dalam tulisan ini guna menelusuri posisi perempuan Bali yang menjalani perkawinan beda kasta melalui agensi yang dibangunnya. Hasil tulisan ini menunjukkan bahwa posisi perempuan Bali dalam sistem kasta di dalam ranah perkawinan, dipandang dan dipahami melalui platform Youtube sebagai bentuk kulturalisasi yang melekat pada adat dan tradisi di Bali. Namun, garis keturunan patrilineal yang masih berlaku di masyarakat mengakibatkan semakin langgengnya pola budaya patriarki yang membuat perempuan yang memutuskan untuk menjalani perkawinan beda kasta seperti perkawinan Nyerod cenderung tersubordinasi dan disematkan dengan berbagai stereotipe dan stigma negatif. Alhasil, perempuan Bali yang memutuskan menjalani perkawinan beda kasta membangun agensinya sebagai bentuk bagian dari daya upaya untuk mampu melakukan negosiasi terhadap pihak relasi kuasa keluarga dan lingkungan sekitarnya.
YOGA INNER BEAUTY SEBAGAI GAYA HIDUP PEREMPUAN DI ASRAM GHANTA YOGA DESA KERTALANGU, DENPASAR TIMUR Ni Nengah Karuniati; Anak Agung Putu Sugiantiningsih
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 1 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i1.2758

Abstract

Ajaran yoga merupakan ajaran sakral. Menurut umat Hindu, ajaran ini bertujuan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan melalui tahapan astangga yoga. Namun, dewasa ini yoga yang dipratekkan adalah tahapan asanas dan pranayama saja atau sering disebut dengan yoga asanas. Perempuan Bali masa kini ingin merasa lebih cantik dan dapat diterima di masyarakat. Oleh karena itu, perempuan melakukan yoga inner beauty yang membuat para praktisi menjadi sehat, kecantikan seseorang akan terpancar dengan jelas dari dalam, seperti sikap, perilaku, etika, dan moral menyebabkan hidup sehat lahir batin dan harmonis. Di samping itu, perempuan juga membutuhkan aktualisasi diri berupa jenjang karier. Berdasarkan fenomena tersebut, artikel ini membahas yoga inner beauty di Asram Ghanta Yoga Denpasar dalam mengatasi permasalahan hidupnya. Penelitian ini menggunakan metode analisis-kualitatif dengan pendekatan interaktif. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut: alasan kalangan perempuan memilih yoga inner beauty di Asram Ghanta Yoga Denpasar adalah karena kalangan perempuan meyakini bahwa melaksanakan yoga dan meditasi inner beauty setiap hari dapat memancarkan energi inner beauty, tubuh menjadi sehat, cantik, dan awet muda. Proses penerapan yoga inner beauty bagi kalangan perempuan di Asram Ghanta Yoga Denpasar adalah dimulai dari sosialisasi, proses inisiasi, penglukatan, proses pelaksanaan yoga dilakukan dari level 1 sampai dengan level 5 dan level pemurnian.
KEHIDUPAN KELUARGA HITAYA SUKHAYA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BUDDHA DI KOTA TANGERANG Dika Arya Yasa
Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 2 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i2.3375

Abstract

Studi ini membahas beberapa kesenjangan antara cita-cita ideal dan kenyataan berumah tangga. Secara ideal harapan hidup berumah tangga yaitu dapat hidup sejahtera dan bahagia, cukup sandang, pangan, dan papan serta dalam hal pendidikan. Dengan demikian hidup dapat menjadi nyaman, damai, tenang, dan harmonis. Namun realita yang terjadi adalah adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), penggunaan alat komunikasi yang tertutup, permasalahan ekonomi, dan pemakaian narkoba. Perihal ini menarikuntuk dikaji menggunakan sumber-sumber ajaran Buddha salah satunya perihal keluarga hitaya sukhaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan hal-hal sebagai berikut, keluarga hitaya sukhaya menjadi penting karena merupakan tujuan hidup berumah tangga. Dalam membangun kehidupan keluarga hitaya sukhaya dalam perspektif agama Buddha berpedoman kepada ajaran yang sudah Buddha babarkan di antaranya sebanding dalam keyakinan, moral, kedermawanan, dan kebijaksanaan. Dalam menciptakan keluarga hitaya sukhaya harus mampu menghadapi dan menyelesaikan kendala-kendala yang terjadi secara bijak.
TANTANGAN GERAKAN PEREMPUAN DALAM PROSES ADVOKASI PENGESAHAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL (RUU TPKS) ADE LITA; MIA SISCAWATI
Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 2 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i2.3376

Abstract

Penelusuran beragam tantangan yang dihadapi oleh gerakan perempuan dalam upaya memperjuangkan pengesahan RUU TPKS, khususnya tantangan dari kelompok perempuan konservatif dan kelompok-kelompok lain yang menolak RUU tersebut pada periode sebelum RUU TPKS disahkan menjadi undang-undang, membantu kami melihat perkembangan gerakan perempuan. Pada periode di mana gerakan perempuan aktif memperjuangkan pengesahan RUU TPKS terdapat fenomena di mana kelompok perempuan konservatif dan kelompok-kelompok lain yang kontra RUU TPKS jauh lebih masif memobilisasi pandangan masyarakat bahwa RUU TPKS tidak seharusnya disahkan. Hal ini menjadi salah satu faktor yang sempat menghambat proses pengesahan RUU TPKS oleh DPR. Di sisi lain, kelompok perempuan feminis dan gerakan perempuan secara umum memiliki daya tawar terbatas dalam dalam aliansi bersama elemen gerakan sosial lainnya. Dalam upaya membangun dukungan publik atas advokasi pengesahan RUU TPKS, kelompok perempuan feminis masih memiliki keterbatasan dalam mengidentifikasi titik temu antara kepentingan strategis perempuan dan kepentingan praktis perempuan yang dapat diolah menjadi bahan komunikasi publik bagi perempuan akar rumput dan berbagai kelompok sosial lainnya di tingkat basis.
SAKRALITAS PERKAWINAN CANGKANG DALAM ADAT MANGGARAI DITINJAU DARI PERSPEKTIF KITAB HUKUM KANONIK Maurinus Moris Mahri; Aprilia Budi Jansent Armandany; Libertus Ragut; Yohanes Endi
Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 2 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i2.3377

Abstract

Studi ini berfokus pada penyibakan dimensi sakral perkawinan cangkang dalam adat Manggarai ditinjau dari perspektif Kitab Hukum Kanonik. Perkawinan cangkang adalah perkawinan yang paling ideal dan sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Tetapi, masyarakat Manggarai kerap memaknai perkawinan cangkang hanya sebatas peristiwa sosial–kultural yang profan. Pemaknaan demikian melalaikan dimensi sakralnya. Melalui Kitab Hukum Kanonik, Gereja Katolik mengajarkan bahwa institusi perkawinan merupakan institusi sakral. Dalam refleksi Gereja, institusi perkawinan dianggap sebagai institusi yang dibentuk dan dilegitimasi oleh Allah sendiri dan cinta kasih resiprokal kedua mempelai menandai pola cinta kasih Kristus akan Gereja-Nya. Metodologi yang digunakan dalam studi ini ialah kajian pustaka, yakni dengan mengelaborasi literatur-literatur terkait tema yang digarap dengan hukum Gereja tentang perkawinan yang tertuang dalam Kitab Hukum Kanonik. Studi ini menemukan bahwa perkawinan cangkang dalam masyarakat Manggarai yang kerap disimak sebatas peristiwa sosial-kultural memuat di dalamnya dimensi sakral. Sakralitas tersebut terkait langsung dengan partisipasi Mori Kraeng sebagai pengukuh perkawinan.

Filter by Year

2015 2025