DHARMASMRTI: Jurnal Pascasarjana UNHI
Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan (Dharmasmrti) Diterbitkan oleh Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia Denpasar sebagai media informasi dan pengembangan Ilmu Agama dan Kebudayaan Hindu, terbit dua kali setahun yaitu setiap bulan April dan Oktober.
Articles
264 Documents
PENDIDIKAN YOGA DALAM TRADISI MEBOROS DI DESA BUSUNGBIU KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG
Komang Agus Triadi Kiswara
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 2 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/ds.v21i2.2131
Artikel ini mengkaji tentang pendidikan yoga dalam tradisi meboros. Agama Hindu merupakan agama yang tertua, hal ini berimplikasi pada kompleksitas ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya. Dalam agama Hindu tertuang tiga kerangka dasar yaitu Tattwa, Susila, dan Upacara. Namun demikan yang nampak pada pelaksanaan ajaran agama Hindu khususnya di Bali adalah pada tataran upacara. Hal ini bisa kita lihat dari semaraknya pelaksanaan yadnya (upacara) di Bali. Kendatipun demikian bila kita telisik lebih dalam ajaran-ajaran tattwa (filsafat) susila (etika) juga tersublim dalam pelaksanaan yadnya tersebut. Salah satunya pada tradisi meboros. Pelaksanaan meboros, di samping merupakan tradisi keagamaan juga termuat tentang pendidikan tattwa khususnya ajaran yoga. Nilai Pendidikan yoga dalam tradisi meboros inilah yang akan dibahas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan Teknik wawancara, obervasi dan studi dokumen. Analisis juga dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan analisis data didapatkan keismpulan bahwa tradisi meboros mengajarkan tentang disiplin yang harus dilakukan oleh manusia dengan tujuan peningkatan keyakinan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan juga peningkatan kualitas kehidupan ke arah yang lebih baik. Hal ini sangat relevan dengan ajaran yoga.
PENGARUH EKOSISTEM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMAN SE-KABUPATEN BULELENG DI MASA COVID-19
L. Eka M. Julianingsih P.;
I Wayan Wira Darma
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 2 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/ds.v21i2.2133
Penelitian ini mengangkat mengenai pengaruh ekosistem pendidikan terhadap motivasi berprestasi pada siswa SMAN Se-Kabupaten Buleleng di masa COVID-19, baik secara parsial maupun secara menyeluruh. Penelitian yang dilakukan menggunakan teknik sampling dimana sampel penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan 361 kuisioner kepada para siswa SMAN yang beragama Hindu yang bersekolah di kabupaten Buleleng, dengan analisis yang dilakukan dengan teknik analisis statistic deskripsi dan analisis linier berganda.
MENDIDIK KESADARAN INDIVIDU BERDASARKAN WARIGA BELOG
Ni Made Sukrawati;
Ni Kadek Ayu Kristini Putri
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 2 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/ds.v21i2.2134
Wariga belog sebagai sebuah hasil karya sastra dari Ida Pedanda Nyoman Temuku memberikan suatu pandangan tentang mendidik kesadaran individu terkait dengan bagaimana masing-masing individu membangun relasi yang harmonis dengan alam. Hal ini sebagai wujud sublimasi dari keterkaitan antara manusia dengan alam yang selalu memiliki hubungan kausalitas. Oleh karena itu, prinsip penataan perilaku individu selalu ditekankan pada penerapan dan pengalaman masing-masing individu sebagai bentuk kesadaran individu akan kehidupannya selalu tidak terlepas dari konsekuensi yang diberikan oleh alam. Secara sederhana, wariga belog didasarkan pada perhitungan-perhitungan urip atau neptu baik dari individu sendiri maupun dengan urip atau neptu dari alam, yang dipandang penting adalah bagaimana urip atau neptu alam turut memiliki kesinambungan dengan urip atau neptu individu sehingga dapat dipastikan bahwa, dalam suatu hari tertentu individu tersebut memiliki hak atau tidak memiliki hak dalam membuat langkah yang ditentukan serta mendapatkan hak dari alam. Dengan ini manusia membangun relasi dengan alam dalam hal memanajemen kesadaran dan juga perilakunya dalam kehidupan.
ADAPTASI KEBIASAAN BARU DALAM AKTIVITAS KEAGAMAAN UMAT HINDU DI KOTA DENPASAR DI TENGAH PANDEMI COVID 19
I Gusti Agung Paramita;
A.A. Putra Dwipayana;
Gusti Ngurah Teguh Arya Saputra
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 2 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/ds.v21i2.2135
Penelitian ini akan fokus pada bentuk adaptasi kebiasaan baru dalam aktivitas keagamaan umat Hindu di Kota Denpasar dalam menghadapi pandemi Corona Virus Disease (Covid 19) khususnya di dua tempat yakni Desa Pedungan dan Kesiman. Seperti diketahui, sejak Indonesia diserang pandemi Covid 19, khususnya di Bali, ada perubahan pola aktivitas sosial, budaya dan agama. Protokol kesehatan yang mengharuskan menerapkan social distancing, menggunakan masker, dan pembatasan berkumpulnya masyarakat, sangatlah berbanding terbalik dengan ciri khas pelaksanaan aktivitas keagamaan di Bali yang melibatkan banyak orang dan dilaksanakan secara kolektif. Ciri kolektif dari kebudayaan dan pelaksanaan aktivitas keagamaan di Bali dan Kota Denpasar pada khususnya saat ini mesti beradaptasi dengan kebiasaan baru akibat pandemi Covid 19. Salah satu bentuk adaptasi kebiasaan baru yakni melaksanakan aktivitas keagamaan secara ngubeng untuk menghindari konsentrasi jemaat atau pamedek di Pura—tempat suci agama Hindu di Bali. Ngubeng adalah salah satu pelaksanaan upacara umat Hindu yang dilakukan jauh dari lokasi pelaksanaan upacara. Selain ngubeng, bentuk adaptasi yang lain yakni mengatur jumlah peserta upacara agama, dan memanajemen waktu pelaksanaan upacara agama. Pada pelaksanaannya, adaptasi kebiasaan baru belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat, karena di tingkat bawah masih ada dinamika dan ketegangan, seperti yang terjadi di Desa Pedungan Denpasar.
BONDRES CELEKONTONG MAS: SENI PERTUNJUKAN INOVATIF DALAM ERA GLOBALISASI
I Wayan Subrata;
I Nyoman Sudanta
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 2 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/ds.v21i2.2136
Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi berpengaruh terhadap terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat. Namun dalam dunia seni di Bali, perkembangan teknologi dan informasi ini dimanfaatkan untuk meningkatkan popularitas seniman untuk berkarya. Salah satunya adalah Bondres Celekontong Mas. Sekaa Bondres ini sangat cermat membaca peluang dalam mengembangkan keseniannya (seni pertunjukan) yang bersifat komersial, memenuhi selera pasar. Kesenian sebagai ungkapan keindahan yang merupakan suatu kebutuhan manusia milik semua golongan atau kelas dalam masyarakat. Persoalannya seberapa jauh komunitas seni pertunjukan Bondres Celekontang Mas mampu mengekpresikan pertunjukannya dan megapresiasi kebutuhan sesuai selera pasar. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi kreativitas seni pertunjukan yang inovatif yakni Bondres Celekontong Mas. Adapun personil dari komunitas seni pertunjukan itu adalah I Komang Dedi Diana (sebagai I Tompel), I Komang Ardika (sebagai I Sengap), dan I Ketut Gde Rudita (sebagai I Sokir). Dalam pementasan ketiga orang tersebut secara silih berganti menari, bernyanyi, bertutur kata (dialog) sangat lucu dengan kemasan yang menarik simpati penonton. Seni pertunjukan ini tidak hanya dapat ditonton pada ruang-ruang publik secara langsung di tengah-tengah kehidupan masyarakat, akan tetapi dapat pula disaksikan melalui media virtual sepeti di youtube, google dan sejenisnya. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi melalui alat handphone, smartphone, dan sejenisnya memungkinkan masyarakat dapat menyaksikan pertunjukan Bondres Celekontong Mas tanpa batas waktu.
TRANSPARANSI KEUANGAN PADA PENGELOLAAN RITUAL DI PURA ULUN DANU BATUR
Cokorda Gde Bayu Putra;
Ni Komang Sumadi
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 2 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/ds.v21i2.2137
Artikel ini mencoba menggambarkan praktik transpransi pada pengelolaan ritual upacara di Pura Ulun Danu Batur. Melalui pendekatan deskriptif, artikel ini menjelaskan adanya pengungkapan dan penyediaan informasi keuangan yang dijalankan oleh Pengempon Pura pada saat Upacara Ngusaba Kadasa sebagai bagian dari penerapan tata kelola organisasi yang baik. Transparansi aktivitas keuangan yang dijalankan tersebut setidaknya menjadi sebuah keunikan tersendiri bagi wajah pengelolaan Pura sebagai tempat ibadah. Artikel ini juga menunjukkan upaya pengempon untuk menampilkan keterbukaan informasi keuangan sebagai bagian dari bentuk persembahan yang tulus kepada Ida Bhatara.
RELASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM TRADISI DUI MENRE’ PADA PERNIKAHAN MASYARAKAT BUGIS
Juhansar *;
Mustaqim Pabbajah;
Hasse Jubba
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 21 No 2 (2021): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/ds.v21i2.2138
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara komprehensif mengenai kompromi dan konflik agama dan budaya dalam tradisi dui menre’ pada pernikahan masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersandar pada data wawancara dan studi literatur. Data wawancara dan studi literatur disintesiskan dan dianalisis menggunakan pendekatan sosio-antropologis serta dinarasikan secara deskriptif. Penelitian ini menunjukkan bahwa agama dan budaya dalam tradisi dui menre’ pada pernikahan masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan dapat berkompromi begitu pula sebaliknya. Kompromi meliputi assitujungeng (persetujuan), assicocokeng (persamaan), dan assiwollompollongeng (persatuan). Kompromi terjadi manakala agama dan budaya tetap menjaga norma, aturan, dan kepentingan masing-masing di mana aspirasi, kepentingan, dan kebutuhan semua pihak yang terlibat terpenuhi dan tersalurkan dengan baik. Konflik internal dan eksternal dalam tradisi tersebut terjadi dengan berbagai latar belakang, sifat, dan skala. Sifat dan skala konflik meliputi perbedaan strata sosial, tidak adanya legitimasi, perbedaan kepentingan, dan adanya dominasi. Konflik internal adalah konflik dalam budaya dui menre’ itu sendiri sedangkan konflik eksternal adalah konflik antara agama dan budaya. Konflik internal terjadi apabila terdapat perbedaan pandangan, sedangkan konflik eksternal terjadi manakala terdapat dominasi dan penolakan.
OTORITAS PEREMPUAN DAN RELIGIUSITAS GAYATRI RAJAPATNI
Dharmika Pranidhi;
Widjajanti M Santoso;
Mia Siscawati
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 1 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/ds.v22i1.2748
Gayatri adalah perempuan yang sangat berperan dalam kejayaan Majapahit. Ia merupakan seorang putri raja, ratu serta ibu suri yang memiliki kewenangan yang kasat mata. Kewenangan ini tidak menempatkannya menjadi buta kekuasaan terlebih di masa ia melepaskannya untuk menjadi seorang bhiksuni. Artikel ini menjelaskan mengenai narasi kehidupan Gayatri Rajapatni melalui perspektif gender terkait kekuasaan dan otoritas. Penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui studi pustaka terkait kehidupan Gayatri Rajapatni. Narasi mengenai Gayatri memperlihatkan kekuasaan dan otoritas perempuan dalam menggunakan otonomi di kehidupannya secara utuh. Tidak hanya berhasil dalam kekuasaan publik menjadi ibu suri, namun juga sebagai manusia religius yang pada akhirnya melepas kehidupan duniawi agar bersatu dan berjuang dalam kehidupan spiritual menjadi seorang bhiksuni.
HIPERREALITAS DI MEDIA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF SIMULAKRA JEAN BAUDRILLARD
Gede Agus Siswadi
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 1 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/ds.v22i1.2749
Foto prewedding menjadi sebuah keseharusan dalam melaksanakan pernikahan. Berbagai jenis pose prewedding yang ditampilkan di media sosial mencerminkan pada prinsipnya merupakan simbol kebahagiaan, romantisme pasangan yang hendak menyelenggarakan pernikahan. Namun, citra yang ditampilkan secara berlebihan menimbulkan sebuah budaya yang hiperrealitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah 1) Trend foto prewedding di Bali merupakan fenomena kebudayaan masa kini, serta menimbulkan citra yang hiperrealitas. 2) Bentuk hiperrealitas pada fenomena trend foto prewedding ini dapat dilihat dari hasil yang memberikan kesan sebuah kemewahan, kebahagiaan, romantisme, yang belum tentu realitasnya seperti itu. 3) Trend foto prewedding di Bali yang ditampilkan di media sosial sejalan dengan teori simulakra yang diungkapkan oleh Jean Baudrillard, bahwa dalam foto prewedding lebih mementingkan rmakna secara visual daripada sesuai denga realitas aslinya, serta foto prewedding merupakan sebuah citra material (simulasi) serta membentuk sebuah budaya hiperrealitas.
WUJUD AKULTURASI BUDAYA PADA ARSITEKTUR MENARA KUDUS DI JAWA TENGAH
Achmad Habibullah;
Muqima Adinda Siti Aisyah;
Lusi Nur Azizah Hoerunnisa
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 1 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/ds.v22i1.2750
Masuknya ajaran Islam ke Indonesia telah memberikan perubahan dan kelangsungan berbagai kegiatan kebudayaan. Salah satu dampak yang terlihat jelas yaitu pada arsitektur masjid kuno di Jawa Tengah, yakni Menara Kudus atau masjid Al-Aqsa yang semakin memperkuat adanya jejak suatu keterkaitan kebudayaan yang sebelum Islam datang masyarakat setempat memeluk kepercayaan Hindu-Buddha atau memegang erat tradisi di Nusantara. Maka dari itu artikel ini di antaranya akan membahas mengenai gambaran umum dari lokasi, masyarakat dan kebudayaan, akulturasi, bentuk bangunan Menara Kudus, peran dari pusat bangunan Menara Kudus di Jawa Tengah. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas akulturasi budaya yakni Islam dan Hindu, kepercayaan dan tradisi yang ada di Nusantara. Metode penelitian yang digunakan untuk menulis artikel ini adalah studi kepustakaan dan analisis kualitatif dan deskriptif untuk menjelaskan bentuk akulturasi arsitektur Menara Kudus dimana menara ini menyilangkan budaya Hindu dengan Islam. Asimilasi antara Islam dan budaya lokal menguatkan konsep harmonis bahwa Islam dan budaya lokal dapat hidup berdampingan, di mana nilai-nilai agama Islam dan nilai-nilai tradisional telah mengalami akulturasi dan bersentuhan secara langsung yang ditunjukkan melalui arsitektur tempat suci.