cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
dewaruci@isi-ska.ac.id
Editorial Address
Jl. Ki Hajar Dewantara, Nomor 19, Kentingan, Jebres, Surakarta 57126, Indonesia.
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Abdi Seni
ISSN : 20871759     EISSN : 27232468     DOI : 10.33153
urnal Abdi Seni memiliki fokus pada hasil pengabdian dan pemberdayaan kepada masyarakat, baik itu pengabdian dosen maupun KKN yang dilakukan oleh mahasiswa dalam bidang seni. Cakupan jurnal Abdi Seni memiliki ranah keilmuan di bidang seni rupa dan desain ataupun seni pertunjukan (Tari, Karawitan, Pedalangan, Teater, Etnomusikologi, dll), yang mampu memberikan banyak manfaat untuk masyarakat serta menambah literasi dalam berkesenian.
Arjuna Subject : -
Articles 236 Documents
PEMBINAAN BATIK PONOROGO Sri Wuryani
Abdi Seni Vol 5, No 1 (2013)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13270.804 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v5i1.193

Abstract

PKM activity is one of University Three Services (Tri Darma Perguruan Tinggi) that lecturer has todo. PKM is an activity conducted by lecturer as university interest toward society. This activity expected has direct effect for people. For this reason, it is adjusted with people needs. The assistance for batik Ponorogo is activity conducted by lecturer from Indonesian Art Institute of Surakarta (ISI Surakarta) at High School 1 Ponorogo (SMAN 1 Ponorogo). ISI Surakarta chooses this place as its interest toward batik especially Ponorogo and it represented by assist young generation to carry oncultural heritage. The headmaster and officials accept this activity with planning batik uniform fortheir students, of course, batik creation by them selves. Batik training aimed to give necessary skill like design skill and make handmade batik. After training, students are expected can make handmade batik fabric, make batik design and batik creation as the beginning step to realize batik uniform of SMAN 1 Ponorogo East Java. Expectation of PKM activity is students motivated to have creationin batik motif and then new motif of batik will emerge at Ponorogo (especially) and this nation (generally).Key words : batik, Ponorogo, uniform.
PELATIHAN DI SANGGAR SENI SEKAR LARAS GUNA MENINGKATKAN UNSUR-UNSUR POKOK PAKELIRAN S., Suwondo
Abdi Seni Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1076.611 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i2.1875

Abstract

Sanggar seni Sekar Laras didirikan oleh Hartono, S.E., M.M (pensiunan BUMD) pada bulan Marettahun 2011. Sanggar seni Sekar Laras terletak di Jl. Karawitan no. 99 Perum RC, RT 03, RW 14, DesaNgringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar. Sanggar seniSekar Laras telah memiliki satu perangkat gamelan,sejumlah boneka wayang, dan tempat latihan yang cukup luas. Pelatih tetap sanggar adalah seorangmahasiswa Jurusan pedalangan ISI Surakarta. Permasalahan sanggar terletak pada kurangnya pelatih,kurangnya motivasi dari siswa di bidang peningkatan kualitas pakeliran, kurangnya penguasaan kemampuanmenafsir dan menggarap unsur-unsur pokok pakeliran. Berdasarkan permasalahan sanggar tersebut makadiadakan pelatihan secara intensif 42 minggu. Metode pelatihan yang digunakan berupa ceramah, apresiasi,dan demonstrasi. Berdasarkan metode tersebut maka pelatihan dapat dikatakan berhasil. Siswa sangggarseniSekar Laras dapat menguasai vokabuler sabet, catur, dan sulukan.Kata kunci: Sanggar, Sekar Laras, pertunjukan wayang, pelatihan, sulukan.
Pelatihan Tari Bali Kekebyaran, Tari Panyembrama Dan Margapati Siswa-Siswi SMK N 8 Surakarta Ni Nyoman Wati
Abdi Seni Vol 3, No 1 (2011)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.788 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v3i1.139

Abstract

Community service activities is a routine agendawhich was held by universities throughout Indonesia as one element of Tri Dharma college. This time the activity is carried out by NI Nyoman Wati ISI Surakarta dance lecturer for three months with student trainees Vocational School District 8 Surakarta. The material taught is: two types of Balinese dance that consists of: dance groups such as dance Panyembrama daughter as a welcome to the guests. Dance dance dance Margapati is a type of manly men who usually danced a single, gestures depicting lion in prey. In this training Margapati dance groups presented with the intention of causing an element of novelty in its presentation. Both dances are very popular in Balinese society, proved up to now still exist. Due to the high interest of the trainees so that they can understand andmeragakan that both dance correctly. The author hopes the experience gained in the training of students can be practiced in the community in need. Key words : Dance Training Panyembrama and Margapati self-development tools 
PELATIHAN KARYA INOVASI SENI RONTEK DI KABUPATEN PACITAN Hery Suwanto
Abdi Seni Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2625.461 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i2.1853

Abstract

Kesenian rontek yang telah ada dan berkembang di Kabupaten Pacitan akan dikembangkan kembalidengan mengoptimalkan semua aspek yang ada di dalamnya kemudian dikemas dengan lebihmempertimbagkan pada kakayaan lokal dari potensi yang ada di daerah Pacitan. Unsur-unsur yang akandikembangkan antara lain: pada aspek musikalitas musik bambu, aspek gerak, aspek kostum. Aspekmusikalitas yang sudah ada akan lebih ditotalkan pada pemanfaatan bambu sebagai idiom yang lebihdominan, sehingga penggunaan bahan baku selain bambu akan diminimalisir, agar hasil yang dicapai mampumenghasilkan kesan yang lebih merakyat. Aspek gerak yang sudah ada lebih dikembangkan dan dibakukansehingga mencerminkan kesan kerakyatan. Sedangkan aspek kostum akan dikembangkan sehinggamencerminkan ciri khas kearifan lokal yang telah berkembang. Program PKM ini direncanakan untukmelaksanakan kegiatan pelatihan yang lebih diarahkan pada proses penyusunankarya baru denganmengembangkan sumber kesenian rontek yang sudah ada di Kabupaten Pacitan. Sesuai dengan jeniskegiatan yang dilaksanakan khususnya pada pelatihan penyusunan karya tari, maka metode yang digunakanadalah: (1) apresiasi, yaitu metode yang diberikan untuk menambah pengetahuan/pengalaman pesertamelalui contoh-contoh terhadap berbagai karya tari yang memberikan nilai tambah terhadap pemahamantentang karya tari yang berkualitas (2) Ceramah, yaitu metode yang digunakan untuk menjelaskan materiyang bersifat konsep maupun teori dan pengantar praktik.Kata kunci: karya inovasi, seni rontek, ragam budaya daerah.
PELATIHAN GARAP IRINGAN DISANGGAR PEDALANGAN SERENGAN SURAKARTA Sriyanto Sriyanto
Abdi Seni Vol 2, No 2 (2010)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2217.586 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v2i2.103

Abstract

The learning condition of studio pedalangan Serengan which is not yet systematically arranged needs some improvements. therefore, it needs an activity of community service from academic staffs (lecturer 1 to increase the quality of puppetry learning especially the accompaniment treatment in order to make young generation more interested in it. The method used in the learning of pakeliran practice covers appreciation, giving speech, and demonstration. Based on the method, the activity had been held for 3 months. Two times a week, the trainer comes to build students for about three hours. The result is very interesting. The built students can master the materials given. The materials include the accompaniments of ada-ada greget saut nem, srepeg laras slendro pathet nem, ayak-ayakan laras slendro pathet nem, ayak-ayakan laras slendro pathet nem gong lima, lancaran manyar sewularas  slendro pathet manyura, ladrang sobrang laras slendro nem, ada-ada greget saut jugag, ayak-ayak tlutur laras slendro pathet nem Iringan pathet sanga wantahLadrang sri karongron laras slendro pathet sanga, srepeg laras slendro pathet sanga, ayak-ayakan laras slendro pathet sanga, sendhon tlutur, ada-ada greget saut sanga, sampak laras slendro pathet sanga, sampak laras slendro pathet manyura and ada-ada manyura Jugag.Key words: studio, puppetry, accompaniment
PEMBINAAN SULUKAN, DHODHOGAN, DAN KOMBANGAN GENDING IRINGAN PAKELIRAN DI PADEPOKAN SENI SAROTAMA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN UNSUR IRINGAN PAKELIRAN M. Randyo
Abdi Seni Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3995.334 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v2i1.73

Abstract

A studio as a media of gaining knowledge and arts training as well as practicing needs a serious care because the young generation’s attention towards traditional arts, especially puppetry , today, is decreasing. Studio Sarotama is one of the existing studios which gives dance, karawitan (Javanese traditional music), and puppetry training. Studio Sarotama has existed for about 15 years up to 2010 with about 16 up to 20 students concentrating on dance, karawitan, and puppetry. They study in yunior as well as senior high school. The studio’s  achievement needs to be increased by developing through Pengabdian Pada Masyarakat (dedication to society). This is supposed to give knowledge and/or practice in puppetry especially accompaniment. The aim will be catched by appreciation, discussion, and demonstration. Based on the method used, it can be seen that the students are able to manage materials of  sulukan, dhodhogan and keprakan in accordance to the performance. The performance that is accompanied includes the scenes of paseban jawi, continued by budhalan wadya and jaranan. Dhodhogan and keprakan are covering keprakan kiprah of puppet, dhodhogan sirep gendhing, keprakan sisiran, and gejogan. The scene of abur-aburan Gathutkaca uses sulukan, ada-ada, palaran and sisiran keprakan, dhodhogan to start accompaniment, and dhodhogan geteran for ada-ada. The scene of war includes the war of Susarma and Abilawa, Rajamala and Abilawa, the scene of perang gagal and perang kembang which mostly use keprakan for example: gejogan, sisiran, platukan, cecrekan.Key words : studio, art, puppetry, accompaniment.
PELATIHAN FOTOGRAFI KAMERA LUBANG JARUM BAGI FORUM ANAK SURAKARTA Anin Astiti
Abdi Seni Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1893.625 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v7i1.1831

Abstract

Forum Anak Surakarta merupakan sebuah wadah kegiatan yang membutuhkan perhatian khusus yangberkaitan dengan kegiatan berkesenian. Kegiatan yang dilakukan berupa kerjasama antara pengurusFANBRES dan Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta,sebagai pembimbing (Tutor) baik untuk aspek teknis dan estetik dalam kegiatan permainan kreatif sekaligusmendidik melalui Pelatihan Fotografi Kamera Lubang Jarum. Melalui Pelatihan ini, anak akan belajarmembuat Kamera Lubang Jarum sendiri dengan memanfaatkan kaleng bekas, memotret dan mencucicetak sendiri, selanjutnya hasil foto yang menggunakan kamera yang dibuat dari limbah kaleng tersebutdipamerkan bersama-sama. Pelaksanaan workshop (KLJ) ini melibatkan satu dosen dan dua mahasiswadari Program Studi Fotografi. Sebuah pendekatan dengan konsep bermain sambil belajar dilakukan untukpelaksanaan pelatihan KLJ ini, agar peserta workshop Kamera Lubang Jarum (KLJ) yang rata-rata masihtergolong anak-anak, memiliki perasaan senang saat mengikuti pelatihan dan terasah jiwa kreatifitasnya.Guna mencapai target dan luaran sesuai yang direncanakan, maka dalam pelaksanaan kegiatan diperlukanpenyampaian materi yang diikuti praktikum melalui tiga tahapan, yaitu tahap Pra produksi, tahap Produksidan tahap pasca Produksi.Kata kunci: kamera lubang jarum, pelatihan, workshop.
PENGEMBANGAN MEDIA PUBLIKASI MUSEUM SISA HARTAKU CITRA Dewi Utami; Anung Rachman; Nerfita Primadewi
Abdi Seni Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/abdiseni.v6i1.2256

Abstract

Tujuan dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan jumlah kunjungan melalui penginformasian dan pemasaran Museum Sisa Hartaku secara global. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa pengembangan media publikasi dalam wujud website. Pelatihan yang diberikan guna menunjang kegiatan tersebut berupa workshop pengoperasiaan kamera, workshop penulisan artikel online, workshop pembuatan serta pemeliharaan website. Subjek pelatihan pada program ini adalah para anggota kelompok pengelola museum dan kelompok pengelola warung cinderamata. Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah melalui diskusi dan praktik. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat memberi solusi persoalan rendahnya tingkat kunjungan di Museum Sisa Hartaku. Pelatihan berlangsung selama delapan kali pertemuan, dengan materi pelatihan melalui tahap perencanaan, persiapan, pembuatan, pengujian, dan pemeliharaan. Bentuk pelatihan dimulai dari pendiskusian terkait materi publikasi yang diharapkan oleh mitra program. Gunung Merapi dan Awan Panas Wedhus Gembel terpilih sebagai brand dan mewujud dalam bentuk logo. Brand merupakan pijakan penting dalam program pengembangan media publikasi ini. Mitra diharapkan dapat mengenali ciri khusus usaha dan selanjutnya dijadikan daya tarik bagi masyarakat luas. Sehingga calon pengunjung bersedia datang ke Museum Sisa Hartaku secara langsung setelahmendapatkan informasi melalui website www.sisahartaku.com. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa pentingnya kepemilikan website bagi penggerak usaha pada saat ini. Website yang dibuat cukup informatif dan mampu meningkatkan jumlah pengunjung Museum. Kurang lebih tiga puluh persen peningkatan jumlahkunjungan dibanding sebelum dibuatnya media publikasi dapat tercapai. Hal ini, berimbas terhadap peningkatan jumlah penjualan produk souvenir secara manual sebesar seratus persen, namun belum terjadi transaksi secara online selama pelaksanaan program pengabdian ini.Kata kunci: museum, Merapi, wedus gembel, publikasi.
Pelatihan Karawitan Karang Taruna Dusun Karangrejo Desa Tibayan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten Sugimin Sugimin
Abdi Seni Vol 1, No 1 (2009)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4612.365 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v1i1.37

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih karawitan kepada kelompok karawitan Karang Taruna Dukuh Karangrejo Desa Tibayan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten, yang saat ini sedang mulai tertarik mempelajari karawitan. Kegiatan ini juga melibatkan beberapa mahasiswa Jurusan Karawitan sebagai ajang pembelajaran bagi mahasiswa untuk menambah kepekaan musikalnya. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah dengan cara trainer participation. Metode ini mencakup cara seorang tutor menularkan pengetahuan dan keterampilan seni karawitan, yaitu: drill, demonstrasi, dan dialog. Pelatih karawitan juga menjadi musisi gamelan. Pendekatan personal diutamakan supaya materi cepat diserap oleh peserta pelatihan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa gending-gending yang digunakan sebagai materi pelatihan karawitan dapat diserap dan disajikan dengan cukup baik oleh peserta pelatihan.  Keyword : pelatihan karawitan, trainer participation, gamelan
PEMBUATAN SUVENIR DENGAN TEKNIK RESIN SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN PEMUDA SELO BOYOLALI DALAM MEMBIDIK PARIWISATA Agus Ahmadi
Abdi Seni Vol 5, No 1 (2013)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13570.236 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v5i1.175

Abstract

Making souvenir by resin technique is chosen within PKM (social service) program because it isunknown at Selo, and easily to do in busy time of youths. Furthermore, it is expected will developand be income source of local society. For this reason, PKM team selects two art groups which willreceive meaningful training and assistance to improve their economic income and revive localtourism object. This PKM aimed to: 1) give a discourse about making souvenir by resin technique,2) introduce and give training about alternative souvenir design, 3) give assistance about makingof model, silicon mold and foundry by resin technique. The method which used is training andassistance. The sequence of activities are preparing module, make coordination with trainees,preparing material and equipment, design souvenir, making model, training and assistance formaking souvenir by resin technique. Training and assistance of PKM conducted in three meetingswith youth organization called Gebyok and three meetings with youth organization called Samiran.Both of them have good participation, enthusiastic and orderly when join the program frombeginning to end. The results of program are: 1) trainees know about souvenir, 2) trainees knowabout material and equipment for making souvenir by resin technique, 3) trainees know aboutfundamental process for making souvenir by resin technique, 4) trainees can make and producesouvenir by resin technique such as: a) key hook with “kuda kepang dance” relief, “topeng” reliefand transparent resin with puppet photograph; b) “Jarang Kepang 1 and 2” relief for wall ornament;c) trainees can mold by resin technique with three small sculptures in “cat”, “girl”, and “bride”model.Key words : resin, souvenir, silicon, and training.

Page 7 of 24 | Total Record : 236