cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Majalah Keperawatan Unpad
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 88 Documents
SIKAP SISWA SLTA TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS DI LINGKUNGAN KABUPATEN TASIKMALAYA Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kasus seks bebas di Indonesia ternyata cukup mengejutkan, apabila dikaitkan dengan kenyataan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama serta budaya tradisional yang sangat menabukan aktivitas seksual sebelum menikah terhadap siswa SLTA. Sikap siswa SLTA terhadap bentuk seks bebas merupakan suatu bentuk evaluasi perasaan terhadap suatu sikap yang cenderung menerima (favorable) atau cenderung tidak menerima (unfavorable) terhadap seks bebas yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran sikap siswa SLTA terhadap seks bebas di kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SLTA di lingkungan Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah sampel sebanyak 98 responden dengan teknik pengambilan simple random sampling dari 4 SMA yaitu SMA 1 Ciawi, SMA 1 Singaparna, SMA 1 Manonjaya dan MAN Cipasung. Data dikumpulkan dengan instrumen quesioner skala likert berdasarkan sub variable seks bebas, kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus persentase dan proporsi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari responden (64,30%) yang tidak menerima (unfavorable) terhadap seks bebas, dan ada hampir setengahnya dari responden (35,70%) mempunyai sikap menerima terhadap seks bebas (favorable). Untuk sub variabel Necking (perilaku keintiman seksual dengan aktivitas menyentuh dan mencium bagian leher ke atas) hampir setengah (40%) dari siswa responden yang menerima terhadap perilaku Necking dan 60% dari siswa responden bersikap tidak menerima perilaku Necking. Untuk sub variabel Petting hampir setengahnya (36%) dari siswa responden yang bersikap menerima terhadap perilaku petting (perilaku keintiman seksual dengan cara pengaduan organ genital tanpa membuka baju) dan 64% tidak menerima perilaku Petting. Untuk sub variabel Premarital Intercourse, hampir setengahnya (30%) dari siswa responden yang mempunyai sikap menerima terhadap perilaku berhubungan intim sebelum menikah (premarital intercourse), sedangkan 70% tidak menerima perilaku tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan kepada Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya diharapkan mampu membuat program pendidikan untuk mengisi waktu-waktu luang siswa dengan kegiatan keilmuan, keagamaan dan seni olahraga yang bermanfaat bagi siswa dan merancang pendidikan kesehatan reproduksi bagi siswa SLTA kabupaten Tasikmalaya. Kata Kunci : Sikap, Siswa SLTA, Seks Bebas ABSTRACT Free sex in Indonesia actually was horrified, if attributable to fact that Indonesia as a country that has a high norm and religion and eastern customs that unlikely about free sex activity before married of senior high school student. The attitude of student senior high school about a reaction evaluation type to accept (favorable) or not to accept (unfavorable) about free sex habit. The attitude is influenced by external and internal factors. The research was conducted to explore attitude of senior high school student on free sex in Tasikmalaya District. The type of this research was descriptive quantitative. Populations in this research were all student senior high school in Tasikmalaya Residence. Samples have taken by simple random sampling and total sample were 98 student from Senior High School 1 Ciawi, Senior High School 1 Singaparna, Senior High School 1 Manonjaya and Man Cipasung. The data was collected by questioner and then analyzed with percentage and proportion formula. Result of this research show that a half of respondents ( 64,30% ) were favorable about free sex and almost a half of respondents ( 35,70% ) has accept ( unfavorable ) about free sex. Based on necking sub variable, almost half of respondents has accept activity of Necking by touching and kissing from neck to up and 60% of respondents has don’t accept necking activity. Based on petting sub variable, almost half of respondents has accept petting activity, and half of respondents has didn’t accept petting activity. Based on premarital intercourse sub variable, almost half of respondents has accept premarital intercourse activity and 70% has didn’t accept premarital intercourse activity. The result of research show no good condition. Because of this situation, everyone especially government should plan a good education program seriously for substitute spend more time student’s by science activity, religion activity, art and sports that useful for students senior high school and must plan reproduction health education for students senior high school in Tasikmalaya Residence. Keywords : Free sex, Attitude, Senior High School Student
KUALITAS HIDUP WANITA PENDERITA AIDS DAN WANITA PASANGAN PENDERITA AIDS DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 10, No 18 (2008): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.864 KB)

Abstract

ABSTRAK Angka kejadian HIV/AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurut data yang ada di Departemen Kesehatan maupun Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia (KPAI) penderita HIV/AIDS sampai saat ini lebih banyak diderita oleh laki-laki dari pada perempuan dengan ratio 4,6:1 (KPAI 2007), meskipun demikian perempuan merupakan pihak yang paling rentan terhadap penularan HIV/AIDS dari pasangan atau suaminya. Kerentanan diakibatkan oleh adanya ketimpangan jender dan ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup wanita dengan HIV AIDS dan wanita pasangan penderita HIV AIDS di Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara indepth interview pada enam orang informan dimana dua orang informan adalah wanita yang hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS dan empat orang informan adalah wanita penderita HIV/AIDS. Analisa data dengan menggunakan “content analysis”. Hasil dari penelitian ini adalah secara umum tiga dari enam informan menyatakan kualitas hidup tidak ada perubahan, satu orang informan menyatakan kualitas hidup lebih baik, satu orang informan menyatakan kualitas hidupnya menurun, sedangkan satu orang informan masih dalam fase bingung dan terlihat masih tertutup. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan kualitas hidup dari segi fisik, psikologis, sosial, spiritual dan hubungan interpersonal masing-masing informan mempunyai hasil yang bervariasi. Saran dari penelitian ini perawat sebagai pemberi pelayanan pada penderita HIV/AIDS perlu untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup wanita penderita HIV/AIDS dan senantiasa memperhatikan wanita pasangan/keluarga penderita HIV/AIDS untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Kata kunci : Kualitas hidup, wanita, HIV/AIDS
PREDIKTOR KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR DI IGD DAN ICU Rudi Kurniawan; Kusman Ibrahim; Purwo Suwignyo
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 2 (2011): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.095 KB)

Abstract

ABSTRAK Kewaspadaan standar merupakan an effective means of protecting patients and staff and controlling infectsarana yang efektif untuk melindungi pasien dan petugas kesehatan dalam mengendalikan dan mencegah infeksi. Kepatuhan terhadap suatu standar merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bisa dijelaskan dengan Health Belief Model (HBM). Menurut model tersebut, perilaku dipengaruhi oleh : persepsi manfaat, persepsi hambatan, persepsi keparahan, persepsi kerentanan dan isyarat tindakan. Tujuan penelitian ini untuk menguji prediktor yang paling berhubungan terhadap kepatuhan perawat dalam penerapan kewaspadaan standar di IGD dan ICU RSUD Ciamis dan RSUD Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan rancangan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 103 perawat yang bekerja di ruang IGD dan ICU RSUD Ciamis dan RSUD Tasikmalaya. Besar sampel menggunakan cara perhitungan Role of thumb, sehingga subjek penelitian ini adalah 80 perawat yang bekerja di ruang IGD dan ICU RSUD Ciamis dan RSUD Tasikmalaya. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Data dianalisis menggunakan korelasi Pearson Product Moment dilanjutkan dengan uji multivariat dengan analisis regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan variabel persepsi manfaat (nilai r = 0,472 dan p value 0,004) dan kerentanan (nilai r = 0,482 dan p value 0,000) mempengaruhi variabel kewaspadaan standar. Nilai β terbesar yaitu 0,379 pada variabel persepsi kerentanan, sehingga variabel tersebut dominan memengaruhi perawat dalam penerapan kewaspadaan standar, baik cuci tangan atau penerapan sarung tangan.Kesimpulan penelitian ini adalah persepsi kerentanan paling dominan memengaruhi perawat dalam penerapan kewaspadaan standar. Kata Kunci : Health Belief Models (HBM), Kepatuhan, Kewaspadaan standar ABSTRACT Kewaspadaan standar merupakan sarana yang efektif untuk melindungi pasien dan petugas kesehatan dalam mengendalikan dan mencegah infeksiStandard Precautions are an effective means to protect patients and healthcare workers in controlling and preventing infection. The Health Belief Model (HBM) is a model predicting individual preventive health behavior Kepatuhan terhadap suatu standar merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bisa dijelaskan dengan model HBM. Menurut model tersebut, perilaku dipengaruhi oleh : persepsi terhadap manfaat, persepsi terhadap hambatan, persepsi terhadap keparahan, persepsi terhadap kerentanan dan isyarat tindakan. According to the model, behavior is influenced by: the perceives benefits, perceives barriers, perceives severity, perceives susceptability and cues to action. The purpose of this study examines predictors of the factor most related to the compliance of nurses in the application of standard precautions in the Emergency Room and Intensive Care Unit Ciamis and Tasikmalaya Hospitals.  Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan rancangan Cross Sectional .This type of analytic study is a correlation with Cross Sectional design. Subjek penelitian adalah 80 perawat yang bekerja di ruang IGD dan ICU RSUD Ciamis dan Tasikmalaya. Population subjects were 103 nurses working in the Emergency Room and Intensive Care Unit Ciamis and Tasikmalaya Hospitals. Based on rule of thumb, research subjects were 80 nurses working in the Emergency Room and Intensive Care Unit Ciamis and Tasikmalaya Hospitals. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Data were collected using questionnaires filled out by respondents. Data dianalisis menggunakan korelasi Pearson Product Moment dilanjutkan dengan uji multivariat dengan analisis regresi linier. Variabel yang memiliki p value < 0,05 dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan dengan variabel dependennya. Data were analyzed using Pearson Product Moment correlation test followed by multivariate linear regression analysis. Variables that have a p value <0.05 means that the variable has a relationship with the dependent variable. Jika uji asumsi normalitas, homoscedascity dan uji multicollinearity terpenuhi, maka model dapat digunakan untuk memprediksi variabel kewaspadaan standar. If test assumptions of normality, multicollinearity homoscedascity and test are met, then the model can be used to predict the variable standard precautions. Hasil penelitian menunjukkan variabel persepsi terhadap manfaat (p value 0,004) dan kerentanan (p value 0,000) mempengaruhi variabel kewaspadaan standar The results showed a variable perceived benefit (r = 0,472, p value 0.004) and perceives susceptibility (r = 0,482, p value 0.000) affect the variable standard precautions. Nilai β terbesar yaitu 0,379 pada variabel persepsi terhadap kerentanan, sehingga variabel tersebut dominan mempengaruhi perawat dalam penerapan kewaspadaan standar, baik cuci tangan atau penerapan sarung tangan. Largest β value of 0.379 to the perceives susceptibility variable, so that the dominant variable affecting nurses in the application of standard precautions, both hand washing or application of wearing gloves.  Perceived susceptibility is most influences nurse’s standard precautions. Keywords: Health Belief Models (HBM), Compliance, Standard precautions.
PENANGANAN NYERI YANG DILAKUKAN OLEH PERAWAT DAN BIDAN PADA IBU BERSALIN DI PUSKESMAS PAGARSIH DAN PUSKESMAS GARUDA KODYA BANDUNG Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 11, No 20 (2009): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.87 KB)

Abstract

ABSTRAK Salah satu respon nyeri yang sering dialami oleh para ibu adalah nyeri persalinan. Nyeri persalinan merupakan sensasi yang tidak menyenangkan akibat stimulasi saraf sensorik. Bidan sebagai pemberi pelayanan saat proses persalinan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dengan berbagai intervensi dalam mengatasi nyeri pada ibu bersalin selama proses persalinan mulai kala I sampai kala IV. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan-tindakan penanganan nyeri yang dilakukan oleh bidan pada ibu bersalin di Puskesmas rawat inap Kodya Bandung. Penelitian ini menggunakan rancangan jenis penelitian deskriptif, sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di Puskesmas rawat inap Kodya Bandung. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara total sampel sebanyak 25 orang bidan. Hasil penelitian meliputi penerapan penanganan nyeri pada kala I. Sebanyak 19 bidan atau 76% memberikan penanganan dengan teknik pernafasan, pergerakan/perubahan posisi dan massage. Penanganan nyeri persalinan pada kala II sebanyak 88% menangani nyeri dengan teknik pernafasan, memberikan support untuk mengedan dan pergerakan perubahan posisi penerapan penanganan nyeri pada kala II sebanyak 24 bidan atau 96% memberikan penanganan dengan teknik pernafasan, pergerakan/perubahan posisi, teknik Dick Read dan memberikan support untuk menekan. Penanganan nyeri persalinan pada kala III sebanyak 15 bidan atau 60% dengan teknik massage. Penanganan nyeri persalinan pada kala IV oleh bidan sebanyak 40% menangani nyeri dengan teknik massage, penerapan penanganan nyeri pada kala IV sebanyak 14 bidan atau 58% memberikan penanganan dengan teknik Relaksasi dan massage pada daerah fundus uteri. Bagi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pengembangan pembelajaran khususnya penanganan nyeri persalinan. Bagi puskesmas setempat hasil penelitian supaya digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap program maupun perencanaan berikutnya dalam upaya penanganan nyeri persalinan pada ibu bersalin di Puskesmas. Penemuan dari penelitian ini dapat menjadi data dasar atau rujukan bagi penelitian lanjut yang berhubungan dengan upaya-upaya bidan dalam menangani nyeri persalinan dengan tingkat nyeri pada ibu bersalin, sehingga merupakan tantangan yang harus dilakukan penelitian-penelitian berikutnya. Kata Kunci : Penanganan nyeri, Perawat, Ibu bersalin ABSTRACT One of pain respond which is frequently experienced by women is labor pain. Labor pain is uncomfortable sensation due to stimulation of sensory neuron. Midwife as care giver during labor process attempt to provide best service with varied intervention to cease the pain from 1st to 4th phase. This study aimed to determine procedures of pain management performed by midwife toward labor mother at inpatient Public Health Center (Puskesmas) Bandung. This study made in descriptive method. Respondent taken by total sampling was 25 midwives. The result shows that pain management in 1st phase which mostly (76%) performed are breathing technique, position change, and massage. Pain management in 2nd phase mostly (88%) performed by breathing technique, support for pushing, position change. Almost all (96%) performed breathing technique, position change, Dick Read technique, and support for pushing. More than half (60%) pain management in 3rd phase performed by massage technique. In 4th phase, 40% performed by massage technique or 58% performed by relaxation technique and massage on fundus uteri. This result offer a contribution for development of education especially in pain management. For Puskesmas, this result can be use as evaluation of pain management program. It also can be baseline data for further research about pain management in labor process. Keywords : Pain Management, Nurse, Labor Women.
GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN PENGAMBILAN DARAH PADA PENDONOR DARAH PEMULA DI PMI KOTA BANDUNG Rini Aprianti; Aat Sriati; Rizki Muliani
Majalah Keperawatan Unpad Vol 13, No 2 (2011): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.156 KB)

Abstract

Rini Aprianti*Aat Sriati**Rizki Muliani*** ABSTRAK Palang Merah Indonesia adalah suatu organisasi kepalangmerahan yang mana salah satu tugasnya adalah melaksanakan kegiatan donor darah. Kebutuhan akan darah tiap harinya di kota Bandung sekitar 300-400 labu darah. Sedangkan yang mendonorkan darahnya rata-rata perbulan sekitar 8000 pendonor darah belum dikurangi kegagalan pengambilan darah yamg masih diatas 1,5% perbulannya. Kegagalan yang terjadi kebanyakan pada pendonor darah pemula.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pengambilan darah pada pendonor darah pemula di PMI Kota Bandung Tahun 2011. Pendonor darah pemula adalah orang-orang yang memberikan darah, plasma atau komponen lainnya yang pertama kali baik atas keinginan sendiri maupun atas permintaan anggota keluarga atau teman pasien yang membutuhkan tranfusi. Adapun syarat donor darah secara garis besar yaitu Keadaan umum dalam keadaan sehat, umur donor 17–60 tahun, Berat badan minimal 45 Kg, tanda-tanda vital dalam batas normal, haemoglobin minimal 12,5 g/dl, jarak penyumbangan darah minimal 70 hari, tidak sedang minum obat dan tidak punya penyakit yang berat. Jenis penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif dengan sampel kasus berjumlah 100 pendonor pemula dengan tehnik pengambilan sampel accidental sampling. Tehnik pengumpulan data menggunakan kuisioner skala likert, kuisioner terbuka dan wawancara terstruktur. Analisa yang digunakan univariat dengan hasil persentase. Hasil penelitian ditemukan dua faktor yang baru diketahui yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pada pendonor darah pemula yaitu tidur jam 00.00 WIB dan aktivitas berlebih sebelum donor darah selain kecemasan dan syarat-syarat donor darah yang kurang sesuai. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan kepada pimpinan untuk mempertimbangkan faktor aktivitas dan kualitas tidur sebagai salah satu syarat donor darah pada pendonor darah pemula dan untuk terus melakukan evaluasi terhadap kegiatan donor darah. Bagi staff untuk terus melakukan pendekatan terhadap pendonor, melakukan penyuluhan dan evaluasi. Bagi pendonor darah untuk lebih mempersiapkan diri dan kejujuran. Dan bagi penelitian selanjutnya sebagai data dasar. Kata Kunci : Keberhasilan, Pengambilan Darah, Pendonor Darah Pemula ABSTRACTThe Indonesian Red Cross is a humanitarian organization that conducts blood donor as one of its duties. The need for blood in Bandung is about 300-400 blood bags daily. While on a monthly  basis, the number of blood donors is approximately 8000 people on average, this is apart the fact of failure in blood taking that still reaches above 1.5% per month. Failures occur mostly in novice blood donors. The purpose of this study is to know the factor description that influences the success rate of blood taking on novice blood donor at PMI Bandung in 2011. Novice blood donors are people giving their blood, plasma or other components for the first time by their own account or at the request of family members or friends of patients who need transfusions. The requirements of blood donor in general are good health, donor age is 17-60 years, at least 45 Kg body weight, vital signs within normal limits, minimum hemoglobin 12.5 g / dl, minimal blood donation gap is within 70 days , not taking any medication and have no serious illness. This type of research use descriptive research design with a sample of 100 cases of novice donors with accidental sampling technique of sampling. Data collection techniques using Likert scale questionnaire, open questionnaires and structured interviews. Used univariate analysis with the percentage result. The study found 2 new factors that are known to affect the success rate in novice blood donors i.e. go to bed at 00:00 pm and excess activity prior to blood donation in apart from anxiety and the requirements of the lacking of suitable blood donors. Based on these results it is recommended to the chief to consider the factors of activity and sleep quality as a condition of blood donation on blood donors for novice s and continue to evaluate the activity of blood donors. For staff to continue to approach donors, do counseling and evaluation. For blood donors, it is better to prepare yourself and your honestyand for further study as a baseline. Keywords: Success, Blood Taking, Novice Blood Donors
PENGARUH PELATIHAN PERENCANAAN DIRI TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA DI PANTI ASUHAN KABUPATEN CIANJUR Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.363 KB)

Abstract

ABSTRAK Pembentukan orientasi masa depan pada setiap individu berhubungan dengan apa yang dialami individu dalam lingkungannya. Remaja yatim piatu yang tidak memiliki orang tua (ayah dan ibu) dan tinggal di panti asuhan tidak merasakan fungsi keluarga sebagai sense of cohesion, model kemampuan adaptasi dan penyedia jaringan komunikasi karena fungsi itu tidak sepenuhnya dapat digantikan oleh peergroup atau struktur social yang lain sepanjang kehidupannya. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Pengumpulan data penelitian dengan menggunaan kuesioner Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan dan Pekerjaan. Sampel penelitian adalah remaja yang tinggal di Panti Asuhan Aisyiyah Kabupaten Cianjur usia 13-18 tahun, berjumlah 30 orang. Hasil penelitian adalah, bidang pendidikan mengalami perubahan yang signifikan dengan nilai z hitung (-2,272) lebih kecil daripada Z tabel 0,05 (1,64) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perubahan yang signifikan setelah diberi perlakuan. Selain itu, besarnya p value = 0,023 yang nilainya lebih kecil dari α = 0,05. Ini berarti penelitian ini adalah signifikan. Maka pelatihan orientasi masa depan mempengaruhi perilaku, sikap, dan pengetahuan remaja mengenai masa depan. Kata kunci : orientasi masa depan, perencanaan diri, remaja ABSTRACT Individual future personal orientation development related to individual life experience and the surrounding environtment. Orphan tennagers who live in orphanage facilities do not experience the affection from parent compare if they live with their parents due to the function of the family as model for adaptation and support, for some extened can not be fullfill by the others including their peers. This research used quasi experiment. Data were collected using questionaire of the individual future personal orientation with consist of educational and work domains. The respondents were teenagers who lived in Aisyiah orphanage house Kabupaten Cianjur age between 13–18 tahun, the sample size was 30. The study results showed that there was a significant relation between educational domain after intervention with p = 0,023. It can be concluded that future personal orientation training influence behavior and the attitude of the teenager about their future. Keywords : future orientation, self planning, teenagers
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA ANAK DI KECAMATAN NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT Windy Rakhmawati
Majalah Keperawatan Unpad Vol 13, No 1 (2011): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.801 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dari masing-masing variabel yaitu status gizi, imunisasi, riwayat kontak, status ekonomi keluarga, dan hubungannya dengan kejadian Tuberkulosa pada anak, serta faktor mana yang paling dominan. Metode Penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan case control, 38 orang kelompok kasus (TB) dan 38 orang kelompok control (tidak TB). Analisis univariat digunakan analisis prosentase, analisis bivariat digunakan uji Chi Square (α=0,05) dan analisis multivariat digunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh responden 76,3% status gizi baik, 96,1% sudah pernah diimunisasi BCG, 52,6% tidak ada riwayat kontak, dan 71,1% status ekonomi lemah. Ada hubungan yang signifikan antara status gizi, riwayat kontak, status ekonomi dengan kejadian TB pada anak (p value = 0,026; 0,000; 0,001), sedangkan pada status imunisasi tidak ada hubungan yang signifikan (p value = 0,240). Sehingga diharapkan agar praktek keperawatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif melalui mengefektifkan dan mengintensifkan penyuluhan kesehatan, mengoptimalkan pemantuan gizi pada anak, pemberian imunisasi BCG dengan memperhatikan kemungkinan faktor yang mengganggu efektifitas BCG. Mengoptimalkan pemantauan dan pengobatan tuntas pada orang dewasa dengan TB aktif. Kata Kunci : Imunisasi, Riwayat kontak, Status gizi, Status ekonomi, Tuberkulosa pada anak   ABSTRACT This research have target is to know the picture from each variable that is nutritional status, immunization, history contact, economic status also to know the relation from each the variable with the occurrence of Tuberculosis of Child. As well, and determine dominant’s factor.Research Method used correlation descriptive with the approach of case control, 38 people of case group (TB) and 38 group people control(not TB). Analysis Univariate used analysis percentage, while bivariate analysis used test of Chi Square (α = 0, 05) and analyses the multivariate used logistics regression. Result of research indicated that from all of respondent 76,3 % in good nutritional status, 96,1 % of child have got the BCG immunization, 52,6 % in no history conctact, and 71,1 % in poor economic status. There was a significant relationship between the nutritional status, history contact, economic status with the occurrence of TB (p value= 0,026; 0,000; 0,001), while status immunization showed no significant relationship (p value = 0,240). So, the nursing practices should be more emphasizing of efforts in promoting and preventing the occurrence through streamlining and intensifying relevant health counseling. Immunization of BCG should be done by paying attention to effectively of BCG. Complete medication and monitoring of adult suffering active TB is essential to be conducted. Keywords: Immunization, History of contact , Nutritional status,  Economic status, Tuberculosis of children
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU-IBU YANG BEKERJA SEBAGAI PERAWAT DI RS.AL-ISLAM KOTA BANDUNG Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.294 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi di kalangan perawat RS. Al-Islam. Namun, cakupan pemberian ASI eksklusif di kalangan perawat tersebut masih rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu – ibu yang bekerja sebagai perawat terhadap pemberian ASI eksklusif serta mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan pemberian ASI Eksklusif oleh ibu – ibu yang bekerja sebagai perawat di RS. Al-Islam Kota Bandung. Metode yang digunakan yaitu deskriptif korelasional. Sampel yang didapatkan melalui teknik purposive sampling berjumlah 32 orang. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner untuk variabel sikap. Analisa data dibagi menjadi analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat menggunakan teknik persentase dan skor T. Analisa bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian diperoleh sangat sedikit dari responden memiliki pengetahuan kategori baik yaitu sebanyak 6 orang atau 18,8%, sebagian besar dari responden pengetahuan cukup sebanyak 14 orang atau 43,8%, dan sebagian kecil dari responden memiliki pengetahuan kategori kurang yaitu 12 orang atau 37,5%. Untuk variabel sikap, diperoleh hasil, sebagian besar dari responden memiliki sikap yang unfavorable yaitu 21 orang atau 65,6% dan sebagian kecil dari responden memiliki sikap yang favorable yaitu 11 orang atau 34,4% terhadap pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan pemberian ASI Eksklusif oleh ibu-ibu yang bekerja sebagai perawat dengan nilai p = 0,045 untuk variabel pengetahuan dan nilai p = 0,027 untuk variabel sikap. Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti memberikan saran kepada RS. Al-Islam Bandung untuk mengadakan seminar mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif yang ditujukan bagi perawat agar dapat menumbuhkan kesadaran bagi perawat dalam pemberian ASI Eksklusif. Kata Kunci : ASI Eksklusif, Pengetahuan, Sikap, Perawat. ABSTRACT This research was background by the importance of giving exclusive breastfeeding for baby among working mothers as a nurse in al-Islam Hospital. However, the degree of giving exclusive breastfeeding among working mothers as a nurse still low.The aims of this research were to know the description of knowledge and attitude about an exclusive breastfeeding by working mothers as nurse and to identify knowledge and attitude correlation with giving exclusive breastfeeding by working mothers as nurse in Al-Islam Hospital Bandung. The method used on this research was descriptive correlation. Samples totally 32 people, took by purposive sampling technique. Data collected by the instrument in a questionnaire for the knowledge and Likert’s scale for the attitude variable. Univariate analysis used percentage technique and T score. Bivariate analysis used chi-square. The research result showed very few of respondents have a good knowledge were 6 people or 18,8%, many of respondents have an enough knomledge were 14 people or 43,8%, and less of respondents have a lack knowledge were 12 people or 37,5%. For the attitude variable, the results was many of respondents have an unfavorable that were 21 people or 65,6% and less of respondents have a favorable that were 11 people or 34,4% toward giving exclusive breastfeeding. And there were correlation between knowledge and attitude by giving exclusive breastfeeding with p-value = 0,045 for the knowledge variable and p-value = 0,027 for attitude. Based on the research, thus the researcher gave suggestion to Al-Islam Hospital to conduct seminar on the importance of exclusive breastfeeding aimed for the nurse in order can arouse awareness for the nurse in giving exclusive breastfeeding. Keywords : Exclusive breastfeeding, Knowledge, Attitude, Nurse
HUBUNGAN PERAN SERTA KADER DALAM MEMOTIVASI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA BALITA KE POSYANDU TERHADAP STATUS KESEHATAN BALITA DI CIBIRU KABUPATEN BANDUNG Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 1 (2010): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.032 KB)

Abstract

ABSTRAK Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada peran aktif masyarakat karena masyarakat akan terlibat secara langsung dan lebih bertanggung jawab terhadap upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah peran Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan peran serta (meliputi performance, tindakan, hasil tindakan kader) dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke posyandu terhadap status kesehatan balita Di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Penelitian ini menggunakan design penelitian deskriptif korelasional, dengan jumlah sampel 28 orang ibu yang membawa anak balitanya datang ke Posyandu sehingga tehnik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara performance kader, kegiatan kader dan hasil dari kegiatan kader dalam memotivasi ibu membawa balita ke Posyandu terhadap status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Rekomendasi pada penelitian ini adalah pentingnya keberadaan dan kegiatan Kader Posyandu secara kontinue dan terencana dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat pada umumnya dan balita pada khususnya. Kata Kunci : Kader Posyandu, Balita, Status kesehatan ABSTRACT The successful implementation of development in the health sector is largely dependent on the active role of the community, because the community would take part and more responsive to the efforts of community health services. Community participation in health development, which played an important role among these is the role of integrated health cadre. The purpose of this study are analyse the roles and relationships (including performance, action, of cadre in motivation mothers their under five year to the integrated center on the status of children under five year (toddler) in RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. This study used descriptive correlation study design, with a sample of 28 mother who bring their children under five years came to integrated health care so that the sample technique used was a total sampling technique. The method used in this research was questionnaire survey. The results showed a positive relationship between the performance ,action and of cadre activity in motivated mothers to bring the children to the perceived health status of children underfive year (toddler) in RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. The recommendations in this study is the importance of the existence and activity of sustainable and of integrated health cadre that planned in improving the health status of community in general and under five year in particular. Keywords: Cadres Posyandu, Toddlers, Health status
Kebijakan Pengembangan Jurnal Ilmiah Redaksi Team
Majalah Keperawatan Unpad Lokakarya Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.847 KB)

Abstract

•[We must be] very careful of registring as well the person and time of •any new matter.., as the matter itselfe; whereby the honor of ye •invention will be inviolably preserved to all posterity [Oldenburg, 24 •November 1664] REGISTRATION • •all Ingenious men will be thereby incouraged to impart their knowledge •and discoveryes [Oldenburg, 3 December 1664] DISSEMINATION • •[I should not] neglect the opportunity of having some of my Memoirs •preserv’d, by being incorporated into a Collection, that is like to be as •lasting as usefull [Boyle, 1665] ARCHIVE • •[Philosophical Transactions should be] licensed under the charter by •the Council of the Society, being first reviewed by some of the members •of the same [Royal Society Order in Council 1 March 1665] •CERTIFICATION