cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Zuriat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 1 (2011)" : 10 Documents clear
VIRULENSI DAN EFEKTIFITAS FILTRAT KULTUR F. oxysporum f.sp cubense ISOLAT BANYUWANGI UNTUK PENGUJIAN KETAHANAN PISANG AMPYANG TERHADAP LAYU FUSARIUM Reni Indrayanti; , Sudarsono
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6840

Abstract

Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc) isolate Banyuwangi merupakan cendawan patogen yang menginfeksi tanaman abaka (Musa textilis Nee). Virulensi dan patogenitas isolat ini terhadap pisang meja cv. Ampyang (Musa acuminata, AAA) belum diketahui. Tujuan percobaan ini adalah (1) menguji virulensi miselium biotropik Foc isolat Banyuwangi terhadap pisang cv. Ampyang secara in vitro dengan menggunakan metode kultur ganda (dual culture method); (2) mendapatkan konsentrasi filtrat kultur (FK) Foc isolat Banyuwangi yang efektif untuk digunakan sebagai agen penyeleksi pengujian seleksi in vitro pada plantlet pisang. Hasil percobaan virulensi Foc isolate Banyuwangi terhadap pisang Ampyang menunjukkan bahwa plantlet pisang yang dikulturkan bersamaan dengan mycelia Foc secara in vitro memperlihatkan adanya klorosis dan gejala kelayuan daun pada 10 hari setelah inokulasi. Plantlet mengalami kematian rata-rata pada usia 30.44 hari. Hal ini menunjukkan bahwa Foc isolat Banyuwangi virulen terhadap pisang Ampyang. Metode kultur ganda diyakini merupakan metode yang sederhana, mudah dan cepat serta efektif  untuk skrining awal virulensi dan patogenitas Foc terhadap pisang. Hasil pengujian efektivitas filtrat kultur Foc sebagai agen penyeleksi menunjukkan bahwa efek penghambatan filtrat kultur Foc pada tunas pisang cv. Ampyang berada pada konsentrasi 40-60% (v/v). Pada konsentrasi tersebut 60.75 – 82.50% tunas mengalami kematian, sehingga diketahui bahwa filtrat kultur Foc isolate Banyuwangi cukup efektif sebagai agen penyeleksi untuk pengujian seleksi in vitro ketahanan tanaman pisang terhadap layu Fusarium.
Seleksi Galur Hasil Persilangan Cabai Lokal dan Introduksi Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal; Muhamad Syukur; Rahmi Yunianti; , Deviona
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6845

Abstract

Seleksi peubah tanaman cabai secara visual dengan memilih fenotipe yang dianggap baik belum dapat memberikan hasil yang memuaskan tanpa berpedoman pada nilai-nilai parameter genetik, yaitu: nilai heritabilitas, ragam genetik, ragam fenotipe dan koefisien keragaman genetik (KKG). Dalam kegiatan seleksi terhadap daya hasil, menggunakan satu peubah saja kurang efektif dan seleksi akan efektif bila menggunakan beberapa peubah secara simultan menggunakan indeks seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk menduga parameter genetik, variabilitas dan heritabilitas beberapa karakter agronomi galur cabai serta untuk mendapatkan galur yang memiliki daya hasil tinggi melalui metode indeks seleksi. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, berlangsung dari bulan Juli sampai bulan Desember 2010. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok, faktor tunggal terdiri atas 15 galur cabai dengan 3 ulangan. Analisis data menggunakan uji F, uji lanjut Duncan’s New Multiple Range Test (5%), pendugaan parameter genetik dan indeks seleksi. Hasil penelitian menunjukkan semua peubah yang diamati memiliki nilai koefisien keragaman dengan kriteria yang luas dan memiliki nilai heritabilitas dalam arti luas kriteria tinggi. Galur cabai yang terseleksi adalah IPB009019, IPB002046, IPB002005, IPB002001 dan IPB009002. Terdapat 3 galur hasil persilangan cabai lokal dan introduksi terpilih yang diduga memiliki hubungan kekerabatan jauh serta berpotensi berdaya hasil tinggi.
Pertumbuhan dan Produktivitas Calon Varietas Unggul Ubijalar Daging Ungu Di Yogyakarta dan Blitar Pada Kondisi Terhujani St. A. Rahayuningsih
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6841

Abstract

Program deversifikasi pangan dan maraknya obat-obatan herbal meningkatkan penelitian aneka jenis tanaman yang dapat menghasilkan bahan pangan dan obat termasuk ubijalar berdaging ungu. Petani sebagai kontributor dalam menyediakan bahan baku perlu didukung tersedianya varietas unggul yang diperlukan pengguna. Evaluasi daya hasil  klon-klon harapan ubijalar berdaging ungu dilaksanakan di Yogyakarta dan Blitar pada MK II 2010 dengan rancangan petak terbagi, diulang tiga kali. Petak utama adalah dua tingkat pengairan dan anak petak terdiri atas  enam klon harapan ubijalar dan dua varietas pembanding. Parameter yang diamati adalah bobot tajuk, luas daun, jumlah dan produktivitas umbi, indek panen, panjang dan diameter umbi, dan kadar bahan kering umbi. Hasil yang diperoleh adalah kelebihan air meningkatkan pertumbuhan bobot tajuk 30,30% dan menurunkan produksi umbi 38,97%. Tajuk berkorelasi negatif  nyata dengan indek panen (r = -0.65*), indek panen berkorelasi positif nyata dengan produksi umbi (r = 0,89*), dan bobot tajuk berkorelasi negatif nyata dengan produksi umbi (r = -0,333) . Rata-rata produksi umbi klon MIS 0612-73, MIS 0614-02, MIS 0601-22, dan MIS 0629-07 berturut-turut 17,82; 18,82; 19,17 dan 17,96 t/ha, lebih tinggi daripada varietas pembanding Ayamurasaki. Kadar bahan kering tertinggi dihasilkan oleh klon MIS 0612-179 yaitu 39.65%. Pada kondisi air berlebihan di Yogyakarta hasil umbi klon MIS 0612-73 dan MIS 0614-02 berturut-turut 19,68 t/ha dan 20 t/ha. Klon-klon tersebut perlu diteliti lebih lanjut untuk toleransinya terhadap kondisi kelebihan air.
KEKERABATAN FENETIK KERABAT LIAR UBI JALAR [Ipomoea trifida (H.B.K.) G.Don] ASAL CITATAH JAWA BARAT BERDASARKAN KARAKTER STRUKTUR LUAR POLEN Nisa Hurin; Budi Irawan; Tia Setiawati
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6846

Abstract

Kekerabatan fenetik kerabat liar ubi jalar Ipomoea trifida H.K. G.Don asal Citatah Jawa Barat telah dilakukan berdasarkan karakter struktur luar polen yaitu bentuk, ukuran, tipe apertur, serta ornamentasi eksin dari 30 aksesi I.trifida. Berdasarkan pengamatan preparasi polen dengan menggunakan metode Erdtman (1966) diketahui bentuk polen dari I.trifida yang diteliti adalah membulat (oblate spheroidal dan prolate spheroidal) dengan perbandingan P/E 7/8-8/8 & 8/8-8/7. Ukuran butir polen medium yaitu 25-50 µm, tipe apertur porus dan ornamentasi eksinnya echinet dengan variasi ujung echinet tumpul dan ujung echinet lancip. Pola kekerabatan dari karakter polen diatas dianalisis dengan program NTSYSpc version 2.0 menghasilkan dendogram yang membagi 30 aksesi I.trifida ke dalam 2 cabang. Cabang 1 terdiri dari 21 aksesi yaitu aksesi 69, 151, 166, 178, 94, 179, 108, 132, 111, 145, 147, 168, 214, 215, 158, 199, 201, 216, 212, 170, 171 dan cabang 2 terdiri dari aksesi 109, 167, 187, 180, 209, 177, 196, 197 dan 113. Hasil dari Principal Component Analysis (PCA) menunjukkan bahwa komponen pertama (PC1) menunjukkan persentase sebesar 43,84% dari variasi yaitu kerapatan echinet polen, jumlah apertur, panjang sumbu ekuator dan sumbu polar. Komponen kedua (PC2) sebesar 24,27% yaitu bentuk ornamentasi eksin dan bentuk polen dan  komponen ketiga (PC3) yaitu panjang ornamentasi eksin sebesar 14,75%, sehingga PC1-PC3 sudah dapat menjelaskan 82,87 % dari total 100 % proporsi variasi karakter yang terjadi. Hasil grafik biplot (PCA) membagi 30 aksesi menjadi 2 kuadran.
KERAGAAN PERTUMBUHAN VEGETATIF 20 HIBRID DAN 5 TETUA DARI GENOTIPE PEPAYA (Carica papaya L.) KOLEKSI BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIKA Tri Budiyanti; , Sunyoto; , Noflindawati
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6842

Abstract

Pepaya merupakan komoditas yang penting dalam perekonomian Indonesia disektor pertanian. Komoditas ini terus mengalami peningkatan produksi dari tahun ke tahun. Namun dalam pengembangannya masih banyak mengalami permasalahan. Pengembangan komoditas pepaya masih dihadapkan pada produktivitas yang rendah, ukuran buah yang beragam, postur tanaman yang tinggi, lambat berbuah, daya simpan yang pendek, serta tidak tahan terhadap cekaman genangan air dan kekeringan. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika telah melakukan beberapa tahap kegiatan pemuliaan pepaya sehingga diperoleh 25 genotipe pepaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluai pertumbuhan vegetatif 25 genotip pepaya. Penelitian dilakukan di KP Sumani Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Rancangan percobaan yang digunakan pada adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 25 perlakuan dan 3 ulangan. Peubah yang diamati meliputi pertumbuhan vegetatif pepaya. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tinggi tanaman dan lebar daun berbeda nyata, tetapi jumlah daun, panjang daun, dan panjang tangkai daun tidak berbeda nyata. Tinggi bunga pertama dan ruas letak bunga pertama  tidak berbedan nyata antar genotip yang diuji. Pertumbuhan tanaman 25 genotipe pepaya sudah mulai memasuki fase generatif pada umur 60 hari setelah tanam, ditandai dengan munculnya bunga pertama.
Pengujian Daya Hasil Lanjutan Beberapa Calon Varietas Unggul Cabai Besar yang Memiliki Produktivitas Tinggi (> 10 ton/ha) Di Dataran Medium Subang pada Musim Hujan Rinda Kirana; Y. Kusandriani; S. T. Rahayu
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6847

Abstract

Pengujian beberapa calon varietas cabai besar yang memiliki produktivitas tinggi telah dilaksanakan di kebun milik petani di desa Cijambe kecamatan Cijambe Kab. Subang dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut pada musim hujan bulan Agustus 2009 – Februari 2010. Perlakuan berjumlah delapan nomor yang terdiri dari lima nomor calon varietas dan tiga pembanding (Tanjung-1, Tanjung-2 dan Hot Chilli). Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Hasil pengujian pada musim hujan di dataran medium Subang, seluruh calon varietas baik cabai besar dapat beradaptasi dengan baik dan menampilkan karakter buah sesuai dengan keinginan pengguna. Telah diperoleh satu calon varietas cabai besar (B2) yang memiliki produksi buah per hektar paling tinggi mencapai 25,1 ton/ha dan secara nyata lebih tinggi dari pembanding dan dapat direkomendasikan masuk pada kegiatan uji daya hasil lanjutan pada musim kemarau. 
STABILITAS DAN ADAPTABILITAS HASIL JAGUNG HIBRIDA DR UNPAD DI TIGA LOKASI PADA DUA MUSIM TANAM DI JAWA TIMUR, INDONESIA R. Aprilianti; D. Ruswandi; Anggia E. P.; Tri Hastini; A. Suhada; N. Istifadah; A. Ismail; E. Suryadi; S. Ruswandi; N. Rostini
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6843

Abstract

Study adaptability is an important step to select superior hybrids which have wide adaptability or specific adaptability. Fifhteen of DR Unpad hybrids have purpose to know about stability and adaptability for yield characters (yield ton/ha), ear weight of plot (kg), ear weight of sample (kg), and grain weight of sample (kg) of DR Unpad hybrids in East Java and to determine GxE interaction on two plant seasons for build up superior variety in Indonesia. Three location and each location two seasons, fifhteen hybrids and four tester cultivar were tested and randomized complete block design with three replications. Data were analysis of variance, complete analysis variance, and AMMI. The results indicated that there was GxE interaction  for yield character. Thus, for yield performance, hybrids Var R showed high stability and high yield. Var R, C, and Var G have a wide adaptability for yield. Var C and R had specific  adaptation in marginal location in Sidoarjo  on second season. And hybrids Var F and Var B specific for Ngronggot on second season which that location was a good environment.
KARAKTERISTIK KOMPONEN PERTUMBUHAN DAN HASIL UMBI PLASMA NUTFAH UBIJALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) Tinuk Sri Wahyuni; St. A. Rahayuningsih
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6848

Abstract

Penggunaan varietas unggul secara luas, rendahnya daya saing komoditas, pergeseran fungsi lahan, kerusakan habitat karena bencana alam atau ulah manusia, cekaman biotik dan abiotik adalah contoh kasus penyebab erosis gen. Untuk mengimbanginya perlu dilakukan penyelamatan plasma nutfah dengan melakukan koleksi kultivar lokal, varietas unggul lama, tipe liar, strain primitif, dan spesies terkait sehingga gen-gen yang terkandung didalamnya dapat dilestarikan. Jumlah aksesi plasma nutfah ubijalar yang sudah berhasil dikoleksi cukup banyak dan sangat beragam keragaan morfologis dari komponen pertumbuhan dan hasilnya. Untuk mempermudah pengguna dalam pemanfaatan plasma nutfah tersebut perlu dilakukan karakterisasi, sehingga diperoleh gambaran karakter morfologis sebagai ciri pembeda aksesi. Percobaan bersifat nursery trial tanpa ulangan, dilaksanakan di Kebun Percobaan Kendalpayak (Malang) dan Muneng (Probolinggo) pada tahun 2007-2009. Pada setiap musim tanam yang dikarakterisasi berjumlah 40-50 aksesi, keseluruhan 215 aksesi. Setiap aksesi ditanam pada sebuah guludan berukuran panjang 10 m, jarak tanam 50 cm. Jarak antar guludan 1 m. Budidaya tanaman dilaksanakan secara intensif. Variabel yang diamati meliputi sifat karakter morfologis batang, daun, bunga, hasil dan komponen hasil serta evaluasi masa simpan umbi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman pada seluruh variabel yang diamati, panjang sulur antara 34,3-700,0 cm, panjang ruas sulur 1,2-11,6 cm, lebar daun 6,6-17,0 cm, panjang petiol 4,6-32,2 cm, yang berbunga ada 154 aksesi sedangkan 61 aksesi lainnya tidak berbunga. Terdapat 8 aksesi yang belum menghasilkan umbi, sedangkan 207 aksesi lainnya menghasilkan umbi dengan warna daging beragam dari putih, kuning, orange dan ungu. Jumlah umbi antara  0,1-10,0 umbi/tanaman dengan bobot hasil antara 3,8-1277,8 g/tanaman, kerusakan umbi setelah penyimpanan dari 0% hingga 100%. 
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL GALUR-GALUR PADI GOGO GENERASI LANJUT PADA SISTEM TANAMAN SELA Priatna Sasmita
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6839

Abstract

Penelitian evaluasi respon pertumbuhan dan hasil galur-galur padi gogo generasi lanjut sebagai tanaman sela bertujuan untuk mendapatkan galur-galur harapan berproduksi tinggi dan beradaptasi baik pada sistem tanam sela. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Mei (musim hujan 2010) di desa Sanca, kecamatan Gantar, kabupaten Indramayu, Jabar. Sebanyak 20 genotipe padi gogo terdiri dari galur-galur generasi lanjut dan varietas pembanding toleran naungan, yaitu Jatiluhur ditanaman di antara pertanaman muda hutan Jati. Penelitian menggunakan rancangan percobaan acak kelompok diulang tiga kali dengan perlakuan sebanyak 20 genotipe padi gogo yang diuji. Hasil penelitian diperoleh empat genotipe padi gogo toleran naungan hingga 53,1% pada sistem tanam sela dengan hutan Jati muda umur 1-2 tahun dengan hasil setara Jatiluhur. Keempat genotipe tersebut adalah: BP606E-18-9-6 (6,10 t/ha), BP1352-1G-KN-14 (6.05 t/ha), OM2514 (6,18 t/ha), dan  BP3672-2E-KN-17-3-4*B (6.01 t/ha). Hasil yang dicapai varietas kontrol toleran naungan Jatiluhur adalah sebesar 5,57 t/ha. Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa keempat galur tersebut tahan penyakit BLB, dua diantaranya yaitu BP606E-18-9-6 dan BP3672-2E-KN-17-3-4*B tahan penyakit blas daun, dan dua galur lainnya moderat terhadap blas daun.
PENGARUH KONSENTRASI CO2 TERHADAP RESPON FOTOSINTESIS GENOTIPE KEDELAI YANG BERBEDA DALAM KAPASITAS BINTIL AKAR Mochamad Arief Soleh; Makie Kokubun
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6844

Abstract

Peningkatan konsentrasi CO2 [CO2] di atmosfer akan terus berlangsung sehingga akan mempengaruhi produksi tanaman di masa depan. Peningkatan [CO2] tersebut dapat meningkatkan laju fotosintesis tanaman, sekaligus mempengaruhi hasil tanaman khususnya pada tanaman dengan tipe fotosintesis C3 misalnya kedelai. Kedelai kultivar Enrei (normal-nodulation) dan kultivar Enb01 (super-nodulation) telah ditanam di dalam pot dan ditempatkan di dua rejim [CO2] yang berbeda yakni [CO2] normal (380 ppm) dan [CO2] tinggi (580 ppm). Tanpa melihat perbedaan genotipe, laju fotosintesis kedelai pada level jenuh PPFD (Photosynthetic Photon Flux Density) (1500 µmolm-2s-1) di rejim [CO2] tinggi cenderung lebih tinggi dibanding rejime [CO2] normal pada fase awal tumbuh (sebelum berbunga) 42 dan 57 hari setelah tanam (HST). Sedangkan laju fotosintesis kedelai di rejim [CO2] normal cenderung lebih tinggi pada fase dewasa (sedang berbunga) umur 76 HST. Hal ini memperlihatkan adanya penurunan laju fotosintesis (down-regulation) pada tanaman kedelai umur dewasa (76 HST) di rejim [CO2] tinggi. Hasil pengamatan fotosintesis pada umur 57 HST pada level PPFD yang berbeda (0-1500 µmolm-2s-1) memperlihatkan peningkatan laju fotosintesis seiring meningkatnya radiasi cahaya. Sedangkan laju fotosintesis pada umur dewasa (76 HST) menjadi stagnan seiring meningkatnya radiasi cahaya. Oleh karena itu rejime [CO2] tinggi menstimulasi penurunan laju fotosintesis tanaman kedelai pada umur dewasa (76 HST) yakni pada saat pembungaan. Perbedaan genotip kedelai dalam kapasitas bintil akar tidak menunjukkan pengaruh terhadap laju fotosintesis.

Page 1 of 1 | Total Record : 10