cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Teknik Sipil dan Arsitektur
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 350 Documents
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KOLAM OLAK DAN EFEKTIFITAS PEREDAM ENERGI DI HILIR PINTU AIR Yuliman Ziliwu
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 8 No. 12A (2010): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Loncat air di hilir sluice gate sering menimbulkan masalah yaitu terjadinya local scouring. Salah satu untuk mengatasi masalah tersebut  adalah menambah kekasaran apron menggunakan endensill di hilir sluice gate. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hubungan antara dimensi kolam olak dan efektifitas peredam energi di hilir pintu air. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari kalibrasi debit aliran yang melalui standard tilting flume dan didapatkan nilai debit yaitu Q= 4830 cm3/det yang besarnya disesuaikan dengan kapasitas flume pada saat sluice gate di pasang dengan bukaan pintu terkecil agar tidak meluap. Dari hasil penelitian : 1. nilai frude number untuk model dengan panjang kolam olak yang sama adanya penambahan kedalaman kolam olak mengakibatkan LS semakin pendek; 2.Untuk suatu nilai Froude number yang sama, panjang loncat hidraulik yang terjadi semakin berkurang dengan adanya penambahan kedalaman kolam olak, penambahan tailwater depth dan penambahan tinggi endsill; 3.Penambahan kedalaman dan panjang kolam olak, penambahan tailwater depth dan penambahan tinggi endsill dapat memperbesar pengaruh peredaman energi; 4.Penambahan endsill pada ujung hilir kolam olak dapat mengurangi terjadinya osilasi yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada tanggul – tanggul dari tanah dan riprap.
PERAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PADA KAWASAN KRATON YOGYAKARTA SEBAGAI BAGIAN DARI UPAYA MEMINIMALISIR DEGRADASI KUALITAS KAWASAN CAGAR BUDAYA Abito Bamban Yuuono
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 8 No. 12A (2010): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyusunan peraturan bangunan khusus merupakan rancangan pengendalian bangunan kawasan yang diperlukan setelah adanya rencana tata ruang pada kota dimaksud. Kegiatan penyusunan peraturan bangunan khusus dimaksudkan untuk mewujudkan tertib bangunan, sehingga dapat berjalan tertib dan lancar sesuai dengan karakteristik bangunan setempat, pengaturan keselamatan bangunan yang bertujuan agar setiap bangunan dapat memberikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya, mendukung keselarasan dan keseimbangan lingkungannya. Kedudukan masyarakat yang bergiat pada lingkungan permukiman pada kawasan Cagar Budaya Kraton Yogyakarta perlu diarahkan agar mampu memberi nilai positif sebagai bagian yang menentukan dalam upaya yang meminimalisir degradasi kualitas kawasan cagar budaya, melalui pendampingan dalam penataan bangunan dan lingkungan permukiman.
HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA PENGHUNI DENGAN LINGKUNGANNYA KASUS : PERUMAHAN FAJAR INDAH SURAKARTA Djumiko FT UTP
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 8 No. 12A (2010): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan pada suatu teori  yang menganggab bahwa lingkungan merupakan stimulus atau rangsangan terhadap proses kejiwaan manusia/ masyarakat, yang kemudian dapat menghasilkan  tingkah laku tertentu. Dalam  hubungannya dengan arsitektur, maka lingkungan dalam hal ini merupakan lingkungan buatan, yang termasuk di dalamya adalah lingkungan pemukiman. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh hubungan timbal – balik  antara lingkungan dengan manusianya/ masyarakat, maka diambil kasus Perumahan Fajar Indah di kota Surakarta, untuk diketahui hubungan timbal-balik lingkugan buatan  yang berupa lingkungan pemukiman dengan penghuninya, dilihat tingkah lakunya terhadap pola bentuk lingkungan, ruang terbuka, serta interaksi sosial yang terjadi. Dengan metoda survey dan observasi lapangan, serta studi literature, dihasilkan bahwa  penghuni berperilaku: a) Pola jalan lingkungan menjadi pola sirkulasi penghuni dalam aktivitasnya setiap harinya. b) Ruang terbuka merupakan tempat yang paling sering  digunakan penghuni untuk kontak sosial. c) Hubungan antar keluarga  tipe rumah  kecil lebih  akrab dibandingkan dengan rumah tipe besar. d) Interaksi dengan lingkungan sekitar di luar perumahan, tipe rumah kecil lebih akrab dibandingkan dengan rumah tipe besar.
KUALITAS PENERANGAN ALAMI BANGUNAN GEREJA BLENDUK SEMARANG Dwi Suci Lestari
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 8 No. 12A (2010): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa bangunan kuno peninggalan Kolonial Belanda,  seringkali menunjukkan upaya pemanfaatan faktor–faktor  iklim seperti matahari dan  angin dalam konteks iklim tropis lembab di Indonesia dengan baik, meskipun arsiteknya berasal dari negara beriklim empat musim. Seperti dalam tata letak membujur utara-selatan beserta selasar depannya untuk mengurangi panas matahari. Namun, tak jarang, membawa kebiasaan mereka, membuat bukaan dinding (pintu dan jendela) yang  berukuran lubang tinggi vertikal hampir ke plafondnya yang tinggi pula dalam rangka mendapatkan penerangan alami cukup. Mengingat seumumnya kavling di negaranya berlebar sempit, sangat panjang ke dalam, dan berpenataan close-plan. Melalui kasus  bangunan kuno peribadahan umat Katolik berlantai dua Gereja Blendhuk di Semarang penelitian ini dilakukan; bertujuan untuk mengungkapkan kualitas penerangan alaminya. Metode penelitian berpendekatan kombinasi antara kualitatif (menggunakan teori) dan  kuantitatif (menggunakan alat pengukur penerangan  lux meter). Jendela lantai bawahnya berkaca timah, dan pada lantai atas: jendela jungkit. Hasil penelitian, luas bukaan  untuk  penerangan sudah memenuhi persyaratan,  kekuatan penerangan  alami pada ruang dalampun memenuhi, serta kedalaman ruang yang dapat dijangkau penerangan alami juga terpenuhi. Dengan demikian desain penerangan alami pada bangunan Gereja Blenduk, sesuai dengan kriteria penerangan alami.
PERGESERAN NILAI BUDAYA PADA BANGUNA RUMAH TRADISIONAL JAWA Danarti Karsono
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 3 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah tradisional sebagai salah satu peninggalan Arsitektur Tradisional mempunyai arti sebagai arsitektur yang mencerminkan gagasan dan perilaku masyarakat pendukungnya berkenaan dengan pemafaatan bentuk dan ruang untuk memenuhi hajad hidup masyarakat pada masanya baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Masyarakat  jawa dalam membangun rumah selalu berpedoman pada kaidah-kaidah yang telah dianut secara turun temurun berdasarkan kebudayaan jawa. Kaidah-kaidah membangun dalam arsitektur jawa sebagai suatu unsure kebudayaan sangat ditentukan oleh manusia, tradisi dan filosofi dan unsur-unsur itu sangat menentukan fungsi dsari arsitektur, bangunan dan ruang. Pada penelitian ini dikaji fenomena karateristik pergeseran nilai budaya dengan mengkaitan perubahan aspek fisik dan non fisik. Untuk memperoleh faktor pengaruh yang bersifat deskriptif dari perubahan bentuk bangunan maka metoda pendekatan yang digunakan adalah metoda observasi jejak fisik. Diharapkan dengan metoda ini nantinya akan dapat dijelaskan adanya pengaruh yang melatar belakangi terjadinya perubahan tersebut. Dalam pembahasan penelitian ini diambil kriteria pergeseran nila-nilai budaya  yang berkaitan dengan bangunan rumah tradisional jawa, bangunan-bangunan yang digunakan perbandingan adalah bangunan rumah tradisional yang terletak diwilayah inti (kutanegara) dan nagaragung. Pengambilan smpel ini dengan pertimbangan bahwa bangunan-bangunan yang terdapat pada wilayah tersebut dalam pembangunannya menggunakan kaidah dan norma yang baku. Hasil pembahasan menghasilkan kesimpulan yang antara lain menggugah kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai luhur budaya jawa yang dicerminkan pada bagnuna rumah tradisional, hendaknya selalu dijaga kelestariaannya dan dipelihara selaras dengan perkembanhan jaman.
PENGARUH PERKEMBANGAN TEMPAT USAHA PEDAGANG KAKI LIMA TERHADAP CITRA WAJAH ARSITEKTUR KOTA SURAKARTA Djoko Pratikto
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 3 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suasana kota Surakarta yang semakin semrawut dan kotor yang kita lihat pada saat ini, akibat perkembangan yang tidak terkendali dari para pedagang kaki lima didalam mencari tempat usahanya dibeberapa sudut kota tanpa memperhatikan tata tertib maupun peraturan tentang keindahan kota Surakarta. Gejala perkembangan tempat usaha pedagang kaki lima yang bentuk fisiknya merupakan bangunan sederhana yang sifatnya bangunan temporer terkesan kumuh dan kotor serta sangat mengganggu pemandangan kota. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap wajah kota Surakarta yang selama ini terkenal dengan slogannya, bersih, sehat, rapi dan indah (berseri) .citra ini nampaknya akan hilang apabila perkembangan pedagang kaki lima ini akan dibiarkan terus tumbuh dan berkembang sendiri tanpa dikendalikan ( diatur). Melalui studi penelitian yang dilakukan akan dapat menjawab pertanyaan : adakah pengaruh perkembangan pedagang kaki lima ini dengan Citra wajah Arsitektur Kota Surakarta yang akan diuraikan dalam tulisan ini.
PEMAKAIAN BEGESTING PADA GEDUNG BERTINGKAT Kusdiman Joko Priyanto
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 3 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada setiap pembangunan gedung khususnya gedung bertingkat selalu dibutuhkan adanya alat bantu berupa konstruksi begesting. Begesting merupakan konstruksi yang bersifat sementara, yang cara kerjanya merupakan satu kesatuan dengan acuan dan perancah untuk membentuk dan menempatkan beton bertulang pada kondisi yang dikendaki,misalnya untuk mencetak dan membentuk plat lantai, balok, kolom dan sloof. Konstruksi begsting harus direncanakan sedemikian hingga mampu untuk menahan beban yang bekerja baik beban mati ( dead load ) maupun beban hidup ( live load ), yang meliputi beban berat sendiri, beton segar, beban berguna, peralatan, pekerja dan beban lain selama masa pelaksanaan. Dalam pelaksanaan konstruksi begesting perlu mempertimbangkan dan memperhitungkan beberapa aspek, antara lain adalah mutu bahan begesting dan kesesuaian pemakaian begesting. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kelayakan bahan yang dipakai dan pemakaian konstruksi begesting yang tepat, aman ekonomis.
KOORDINASI PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS (Studi kasus : Ruas Jalan Prof.Dr.Sorharso-Adi Sucipto-A.Yani-Adi Soemarmo) Luki Primantari FA
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 3 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di daerah perkotaan permasalahan transportasi semakin meningkat dan salah satu cara untuk mengurangi permasalahan tersebut adalah dengan mengkordinasikan lampu lalu lintas antar persimpangan. Tujuan penelitian ini untuk mengkordinasikan lampu lalu lintas yaitu pada ruas jalan, dan ruas jalan Prof.Dr.Sorharso-Adi Sucipto-A.Yani-Adi soemarmo tersebut terdiri dari 5 simpang yang membentuk ruas arterial, dimana dari simpang 1 sampai simpang 2 arusnnya searah sedangkan simpang 3 arusnya dua  arah .Koordinasi lampu lalu lintas antar simpang, analisisnya digunakan program transit dan program optimasi offset. Kedua program tersebut memerlukan data input yang diperoleh dari survey di lapangan dan sebagian lagi data sekunder. Output dari kedua program tersebut tidak dapat dibandingkan satu sama lainnya, karena penggunaan arus pada input data berbeda. Program TRANSYT memberikan output sebelum dan sesudah dikoordinasikan performance index (PI) mengalami perubahan pagi, siang, dan sore hari :-16,45%,-6496% dan -86,05%, tundaan : -16,73%,-65,53% dan -86,56%, number of stops : -13,70%,-14,49% dan -39,26% dan kecepatan rata-rata : 9,4%, 123,07%,dan 233,33%. Output program Transyt dan program optimasi offset memberikan nilai offset sehingga simpang satu dengn yang lainnya bias dikoordinasikan. Selain itu kedua program tersebut memberikan perubahan waktu perjalanan sebelum dan setelah koordinasi masing-masing program TRANSYT perubahan yang terjadi pada pagi,siang dan sore hari sebesar -37,6%, -42,5%, dan -27,1% sedangkan pada program optimaso offset perubahan sebesar -29%, -27,1%, -27,1%. Program TRANSYT apat dilakukan beberapa optimasi, diantarannya pengaturan kembaliwaktu siklus yang memberikan performance index minimum. Optimasi yang lain yaitu mencari panjang siklus optimum, pada studi ini panjang siklus yang optimum pada pagi, siang dan sore hari masing-masing 100, 120,dan  90 detik.
PERAN TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI PEMBENTUK ESTETIKA KOTA Danarti Karsono
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 9 No. 13 (2011): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman Balekambang adalah area  seluas 10 ha yang merupakan sebuah simbol kebesaran Swapraja Mangkunegaran, merupakan asset Kota Surakarta dan mempunyai nilai histories, serta nilai budaya yang tinggi mempunyai fasilitas rekreasi yang potensial untuk dikembangkan meliputi rekreasi air, rekreasi hiburan, dan rekreasi alam, selain sebagai daerah resapan air dan tata air kota. Taman Balekambang  juga difungsikan menjadi taman rekreasi untuk memperindah tata ruang kota. Mangkraknya kawasan Balekambang nampaknya memaksa sebuah revitalisasi, dan revitalisasi saat ini telah terealisas. Pemerintah Kota Surakarta  merevitalisasi taman Balekambang, mengembalikan kejayaan masa lampaunya dengan tidak menghilangkan konsep aslinya, yakni sebagai hutan buatan dan ruang publik yang juga berfungsi sebagai daerah resapan air dan paru-paru kota. Dalam revitalisasi penataan Taman Balekambang sebagai taman kota, kebutuhan sarana dan prasarana taman mendapat perhatian utama karena nilai-nilai estetika taman merupakan hal yang sangat penting untuk diolah secara keseluruhan dan berkinambungan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perancangan sebuah taman yang mengacu pada komponen perancangan lansekap, sehingga taman dapat ditata dengan baik secara fungsional dan estetis. Setelah melakukan kajian  dan pembahasan, dapat diketahui bahwa Taman Balekambang menerapkan unsur-unsur perancangan lansekap, prinsip perancangan lansekap dan aplikasi perancangan lansekap dengan baik. Pemerintah Kota Surakarta telah merevitalisasi, dengan tidak meninggalkan nuansa yang pernah ada yakni  kejayaan masa lalunya untuk  kembali diangkat sebagai penguat citra taman tersebut. Pemugaran dan penambahan fasilitas estetik taman yang berupa bangku tempat duduk, rancangan sirkulasi yang didesain dengan batuan, paving berornamen membuat nyaman penggunanya, penambahan sanitasi dan aspek kebersihan juga menjadi salah satu keunggulan dari taman ini. Lahan Parkir dan Fasilitas hot spot menjadikan Taman Balekambang tidak hanya sebagai tempat rekreasi keluarga tetapi juga sebagai taman edukasi dengan  pengadaan rusa- rusa yang bebas berkeliaran dan tanaman langka menjadikan Balekambang benar-benar seperti yang diinginkan masyarakat yakni memunculkan kembali kejayaan masa lalu  dan saatnya sekarang  untuk dipelihara karena taman ini  sarat manfaat dan sejarah
SPESIALISASI TEKNIK SIPIL Dian Arumningsih Diah Purnamawanti
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 9 No. 13 (2011): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat, dan para lulusan dari perguruan tinggi dituntut untuk mempunyai keahlian  di bidang masing-masing supaya dapat bersaing, jika sudah terjun ke masyarakat. Teknik Sipil adalah, cabang engineering yang sangat luas, mencakup tujuh bidang spesialisasi antara lain : Rekayasa Struktur, Manajemen dan Teknik Konstruksi, Teknik Transportasi, Geoteknologi, Rekayasa Sumber Daya Air dan Hidrolika, Teknik Lingkungan, Teknik Geodesi. Rekayasa Struktur bidang ini membahas tentang : Desain gedung-gedung bertingkat, Jembatan, Bangunan tangki, Menara, Waduk, dan lain-lain. Manajemen dan Teknik Konstruksi cabang ini mempelajari masalah dalam proyek konstruksi yang berkaitan dengan ekonomi, penjadwalan pekerjaan, pengembalian modal, biaya proyek, semua hal yang berkaitan dengan hukum dan perijinan bangunan hingga pengorganisasian pekerjaan di lapangan sehingga diharapkan bangunan tersebut tepat waktu. Teknik Transportasi cabang yang mempelajari mengenai sistem Transportasi dalam perencanaan dan pelaksanaannya, diantaranya : Jalan-jalan raya, Bandar udara, Pelabuhan laut, Sistem-sistem Transportasi umum. Geoteknologi mengacu pada penerapan Teknologi yang memanfaatkan lokasi spasial dalam visualisasi, pengukuran, menyimpan, mengambil, pemetaan, dan menganalisis fitur atau fenomena yang terjadi di bawah atau di atas bumi. Rekayasa Sumber Daya Air dan Hidrolika, bidang ini mencakup antara lain : Pengaliran air melewati parit, Saluran air buatan, Kanal, Waduk. Teknik Lingkungan, cabang yang mempelajari tentang : Pengelolaan limbah padat, Polusi udara dan air, Pengendalian pestisida, Bahaya limbah radio aktif, Teknik penyehatan. Geodesi adalah cabang dari ilmu matematika terapan, yang dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan pengamatan.

Page 9 of 35 | Total Record : 350


Filter by Year

2001 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 30 No 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 30 No. 1 (2025): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 29 No. 2 (2024): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 29 No. 1 (2024): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 28 No. 2 (2023): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 28 No. 1 (2023): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 27 No. 2 (2022): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 27 No. 1 (2022): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 26 No. 2 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 26 No. 1 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 25 No. 2 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 25 No. 1 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 24 No. 2 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 24 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 23 No. 27 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 22 No. 26 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 21 No. 25 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 20 No. 24 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 19 No. 23 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 18 No. 22 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 17 No. 21 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 16 No. 20 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 15 No. 19 (2014): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 14 No. 18 (2013): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 13 No. 17 (2013): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 12 No. 16 (2012): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 11 No. 15 (2012): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 10 No. 14 (2011): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 9 No. 13 (2011): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 8 No. 12A (2010): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 8 No. 12 (2010): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 7 No. 11 (2010): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 5 No. 9.A (2008): JURNAL TEKNIL SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 5 No. 9 (2008): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 4 No. 8 (2007): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 3 No. 7 (2006): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 2 No. 6 (2003): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 2 No. 5 (2003): JURNAL TEKNIL SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 2 No. 4 (2002): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 2 No. 2 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 3 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 2 (2001): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR More Issue