Kusdiman Joko Priyanto
Unknown Affiliation

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PEMAKAIAN BEGESTING PADA GEDUNG BERTINGKAT Kusdiman Joko Priyanto
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 3 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada setiap pembangunan gedung khususnya gedung bertingkat selalu dibutuhkan adanya alat bantu berupa konstruksi begesting. Begesting merupakan konstruksi yang bersifat sementara, yang cara kerjanya merupakan satu kesatuan dengan acuan dan perancah untuk membentuk dan menempatkan beton bertulang pada kondisi yang dikendaki,misalnya untuk mencetak dan membentuk plat lantai, balok, kolom dan sloof. Konstruksi begsting harus direncanakan sedemikian hingga mampu untuk menahan beban yang bekerja baik beban mati ( dead load ) maupun beban hidup ( live load ), yang meliputi beban berat sendiri, beton segar, beban berguna, peralatan, pekerja dan beban lain selama masa pelaksanaan. Dalam pelaksanaan konstruksi begesting perlu mempertimbangkan dan memperhitungkan beberapa aspek, antara lain adalah mutu bahan begesting dan kesesuaian pemakaian begesting. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kelayakan bahan yang dipakai dan pemakaian konstruksi begesting yang tepat, aman ekonomis.
KETAHANAN ELEMEN STRUKTUR TERHADAP KEBAKARAN Kusdiman Joko Priyanto
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 7 No. 11 (2010): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebakaran merupakan bencana yang dapat terjadi setiap saat dan kapan saja. Banyak bangunan telah mengalami kebakaran karena berbagai sebab, antara lain akibat hubungan arus pendek, ledakan gas, sambaran petir dan sebagainya. Berbagai fenomena yang ada ketika kebakaran terjadi, diketahui adanya beberapa hal antara lain keganasan api, pemindahan panas, penjalaran api dan pengaruhnya terhadap suatu elemen struktur. Sehingga dengan diketahui fenomena tersebut dapat diupayakan agar elemen struktur tahan terhadap bahaya panas dan api. Upaya yang dilakukan dengan cara memberikan perlindungan terhadap elemen struktur, melakukan sistem perancangan struktur yang tepat, dan peningkatan kwalitas bahan struktur yang dipakai.
PEMAKAI TEKNOLOGI BAHAN PADA BANGUNAN BERTINGKAT Kusdiman Joko Priyanto
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 2 No. 2 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan ilmu dan teknologi dalam bidang perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi, mempunyai keterkaitan dengan kemajuan teknologi bahan bangunan, kemajuan teknologi produksi komponen struktur dan peralatan konstruksi, serta kemajuan teknik analisa struktur maupun rekayasa konstruksi. Perkembangan teknologi bahan diawali dengan adanya bahan yang bersifat konvensional. Setelah mengalami perjalanan panjang akhirnya ditemukan sistem konstruksi gabungan seperti komposit, struktur tabung baja yang diisi dengan beton yang merupakan gabungan dari beberapa sistem struktur dan bahan yang berbeda membentuk suatu struktur baru, yang memanfaatkan kelebihan/keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing sistem struktur dan bahan pembentuknya. Penerapan konstruksi gabungan pada umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan dari segi ekonomis (biaya) dan efisiensi dalam pelaksanaan kontruksi serta mencapai daktilitas yang besar. Karena sistem gabungan ini mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan sistem konvensional dari segi kekuatan, kekakuan daktilitas, redaman terhadap beban dinamik gempa serta kemudahan dalam pelaksanaan kontruksi sehingga hemat dalam biaya dan wakktu, maka sistem gabungan ini sering dipakai untuk pembangunan gedung bertingkat tinggi (seperti : gedung pertokoan, hotel, dan perumahan/aparteman).
KAJIAN KEKUATAN PADA STRUKTUR BALOK GRID PERSEGI KUSDIMAN JOKO PRIYANTO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 11 No. 15 (2012): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem struktur direncanakan sedemikian rupa agar struktur tersebut aman dan kuat saat menerima beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut, Beban yang bekerja pada sistem struktur adalah berat sendiri struktur, beban akibat hunian atau pemakaian struktur, pengaruh angin, dan semua jenis beban yang diasumsikan bekerja pada  suatu struktur. Struktur bangunan direncanakan tidak hannya aman dan kuat namun harus dipertimbangkan terhadap efisiensi biaya yang diperlukan. Agar hal tersebut dapat dicapai, maka pada praktek perencanaan struktur harus mempertimbangkan jenis struktur dan model struktur yang akan diterapkan. Sistem struktur grid terdiri dari elemen-elemen struktur satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berpotongan saling tegak lurus atau berpotongan saling diagonal untuk membentuk satu kesatuan struktur yang saling memberikan perkuatan. Jenis struktur yang bisa diterapkan adalah struktur balok grid persegi, dimana  sistem kerjanya yang mendekati kenyataan praktek dilapangan. Struktur grid dapat dipakai pada bentangan yang cukup lebar, dan bentuknya dapat dibuat sesuai keinginan. Struktur grid mempunyai sifat utama mampu mendistribusi beban pada kedua arah secara seimbang dan mampu mendistribusi beban dan gaya-gaya dalam seperti halnya momen secara merata pada kedua arah bentangan.. Pada balok dengan ukuran yang sangat pendek dibandingkan dengan panjang bentangnya mempunyai kekuatan dan sifat kekakuan yang sangat kurang, sehingga  akan mengakibatkan adanya lendutan atau defleksi dari balok menjadi besar. Lendutan atau defleksi yang besar ini harus dicegah agar balok masih dapat berfungsi dan memberikan kenyamanan untuk berpijak bagi para penghuninya.
GETARAN BEBAS PADA BALOK KANTILEVER KUSDIMAN JOKO PRIYANTO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 5 No. 9.A (2008): JURNAL TEKNIL SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada dasarnya sistem pegas massa dengan satu derajat kebebasan (single degree of freedom) merupakan sebuah konsep dasar yang diperlukan dalam menganalisa dinamika struktur, dimana matrik massa terpusat dan matrik massa konsisten yang diperlukan untuk menganalisa sebuah batang dan balok dapat diturunkan secara detail. Besarnya waktu getar alami sebuah batang kantilever dan balok yang terjepit pada ujungnya dihitung dengan menggunakan matrik massa terpusat dan matrik massa konsisten.
PERBAIKAN ELEMEN STRUKTUR PASCA KEBAKARAN KUSDIMAN JOKO PRIYANTO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 10 No. 14 (2011): jurnal teknik sipil dan arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebakaran merupakan bencana yang dapat terjadi setiap saat dan kapan saja. Banyak bangunan telah mengalami kebakaran karena berbagai sebab, antara lain akibat hubungan arus pendek, ledakan gas, sambaran petir dan sebagainya. Akibat dari kebakaran jelas akan berpengaruh pada kekuatan struktur atau suatu elemen struktur. Upaya yang dilakukan dengan cara memberikan perlindungan terhadap elemen struktur, melakukan sistem perancangan struktur yang tepat, dan peningkatan kwalitas bahan struktur yang dipakai. Namun apabila hal itu terjadi, suatu elemen struktur diharapkan masih dapat dilakukan perbaikan pasca kebakaran, tergantung dari tingkat penurunan kekuatan strukturnya.
PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN JALAN RIGID PAVEMENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SNI PD T-14-2003 DAN NAASRA Sumina; Kusdiman Joko Priyanto
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 25 No. 2 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jtsa.v25i2.1075

Abstract

Perkerasan jalan adalah unsur konstruksi jalan raya yang sangat penting dalam rangka kelancaran transportasi darat sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya, sehingga perlu direncanakan dengan baik berdasarkan standar dan kriteria perencanaan yang berlaku di Indonesia. Kurangnya tingkat pelayanan jalan mendesak segera dilakukan tahapan perencanaan pada setiap desain pembuatan jalan, karena tahapan tersebut sangat peranan penting dalam merencanakan tebal perkerasan yang baik khususnya pada perkerasan kaku, serta menurut data survey di ruas jalan tersebut. Penentuan nilai rancang tebal perkerasan kaku (Rigid Pavement) dapat dihitung dengan banyak metode, dalam perencanaan tebal perkerasan kaku ruas Jalan Ringroad Utara Kota Surakarta pada digunakan metode SNI Pd T-14-2003 dan methode NAASRA (National Association of Australian State Road Authorities). Dalam metode SNI Pd T-14-2003 didapatkan JSKN sebanyak 9 x 107 dan CBR tahan dasar 4.30 %, diperoleh ketebalan pelat setebal 180 mm. Sedangkan perencanaan metode NAASRA, didapat JSKN (Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga) sebesar 2.07 x 108, nilai CBR tanah dasar 4,30% dan nilai K = 35kPa/mm, Tebal perkerasan setebal 210 mm. Perencanaan penulangan dengan metode SNI Pd T-14-2003 adalah diameter 10 mm dengan jarak 250 mm. Untuk metode NAASRAdiperoleh tulangan dengan diameter 12 mm jarak 250 mm. Untuk dimensi drainase pada lokasi penampang 1 adalah dengan lebar x tinggi (0.30 m x 0.30 m) dan untuk tinggi jagaan sebesar 0.1 m. Dan dimensi drainase pada lokasi penampang 2 adalah dengan lebar x tinggi (0.35 m x 0.35 m) dan untuk tinggi jagaan sebesar 0.1 m. Kecilnya dimensi saluran ini dipengaruhi oleh kontur jalan, yaitu jalan melewati daerah naik turun, dengan kemiringan > 5%. Kata kunci: Rigid Pavement, Methode SNI Pd T-14-2003, Methode NAASRA
PENGARUH CROSS-BRACE PADA BAGIAN UJUNG STRUKTUR RANGKA BATANG (TRUSS) GERBANG TOL SEMARANG-BATANG TERHADAP PERIODE NATURAL, LENDUTAN, DAN BERAT SENDIRI STRUKTUR Kusdiman Joko Priyanto; Erik Wahyu Pradana
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 26 No. 1 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jtsa.v26i1.1241

Abstract

Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), hingga tahun 2020 terdapat 57 ruas jalan tol (dengan panjang total 1961.91 km) yang telah terbangun dan beroperasi di Indonesia dimana terdapat 472 gerbang tol dalam ruas jalan tol tersebut. Secara umum sistem struktur yang digunakan pada gerbang tol berupa portal baja dengan rangka atap menggunakan sistem rangka batang (truss). Pada standar desain, ditetapkan bahwa struktur gerbang tol harus memenuhi kondisi batas kekuatan (strength) dan layan (serviceability). Pada kondisi batas layan (serviceability), struktur harus didesain agar lendutannya lebih kecil dibanding lendutan izin. Jika kondisi batas layan (serviceability) belum terpenuhi, ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi lendutan struktur seperti memperbesar dimensi profil baja, menambahkan pengaku (bracing) untuk meningkatkan kekakuan struktur, mengubah geometri struktur, dll. Dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh penggunaan cross-brace pada bagian ujung struktur rangka batang dalam mengurangi lendutan struktur. Selain itu juga akan diteliti pengaruh cross-brace terhadap periode natural dan berat sendiri struktur. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil studi kasus pada struktur gerbang tol pada ruas jalan tol Semarang-Batang dengan panjang bentang 31 m. Berdasarkan analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa penggunaan cross-brace dapat menurunkan periode natural dan lendutan di tengah bentang struktur berturut-turut sebesar 0,002 s/d 0,091 detik dan 0,9 s/d 1,5 mm. Namun demikian, penggunaan penggunaan cross-brace meningkatkan berat sendiri struktur sebesar 0,247 s/d 3,755 ton.
PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN KAKU METODE AASTHO 1993 DAN NAASRA: (STUDI KASUS JALAN TANGEN – NGROMBO KABUPATEN SRAGEN) Sumina; Kusdiman Joko Priyanto; Suryo Handoyo
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 27 No. 1 (2022): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jtsa.v27i1.1584

Abstract

Perkerasan jalan adalah salah satu unsur kontruksi jalan raya yang sangat penting sebagai kelancaran transportasi darat sehingga dapat memberikan kenyaman dan keamanan bagi penggunanya. Untuk itu diperlu perencanaan yang baik berdasarkan standar dan kriteria perencanaan yang berlaku di indonesia. Dengan demikian perlu adanya perencanaan jenis perkerasan apa yang layak dan efisien. Penentuan perencanaan nilai rancang tebal perkerasan kaku (Rigid Pavement) dapan direncanakan dan dihitung dengan banyak metode. Metode yang dilakukan dalam perencanaan tebal perkerasan kaku pada ruas jalan Tangen – Ngrombo dipilih metode AASTHO 1993 (America Association of State Highway and Transportation Officials 1993) dan metode NAASRA (National Association Of Australian State Road Authorities). Data primer didapatkan berdasarkan hasil penelitian lansung dan data sekunder diperoleh dari DPU Bina Marga Kabupaten Sragen. Setelah dilakukan perhitungan dan didapatkan data data Lalulintas Harian Rata-rata (LHR), Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN) , CBR tanah dasar dan Curah Hari Hujan maka dalam perhitungan dengan methode AASTHO 1993 didapat tebal rigid pavement 250 mm dengan hasil kebutuhan tulangan dowel Ø32 – 300 mm dengan panjang 450 mm, tulangan tie bar Ø13–800 mm dengan panjang 650 mm, hasil perhitungan tulangan memanjang dan melintang sebesar Ø13 – 375 mm. Sedangkan menggunakan metode NAASRA dengan hasil perencanaan tebal rigid pavement 270 mm dengan hasil kebutuhan tulangan dowel Ø32 – 300 mm dengan panjang 450 mm, tulangan tie bar Ø12 – 1200 mm dengan panjang 635 mm, dan kebutuhan tulangan memanjang dan melintang sebesar Ø13 – 350 mm.
KAJIAN KEKUATAN PADA STRUKTUR BALOK GRID PERSEGI KUSDIMAN JOKO PRIYANTO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 11 No. 15 (2012): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem struktur direncanakan sedemikian rupa agar struktur tersebut aman dan kuat saat menerima beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut, Beban yang bekerja pada sistem struktur adalah berat sendiri struktur, beban akibat hunian atau pemakaian struktur, pengaruh angin, dan semua jenis beban yang diasumsikan bekerja pada  suatu struktur. Struktur bangunan direncanakan tidak hannya aman dan kuat namun harus dipertimbangkan terhadap efisiensi biaya yang diperlukan. Agar hal tersebut dapat dicapai, maka pada praktek perencanaan struktur harus mempertimbangkan jenis struktur dan model struktur yang akan diterapkan. Sistem struktur grid terdiri dari elemen-elemen struktur satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berpotongan saling tegak lurus atau berpotongan saling diagonal untuk membentuk satu kesatuan struktur yang saling memberikan perkuatan. Jenis struktur yang bisa diterapkan adalah struktur balok grid persegi, dimana  sistem kerjanya yang mendekati kenyataan praktek dilapangan. Struktur grid dapat dipakai pada bentangan yang cukup lebar, dan bentuknya dapat dibuat sesuai keinginan. Struktur grid mempunyai sifat utama mampu mendistribusi beban pada kedua arah secara seimbang dan mampu mendistribusi beban dan gaya-gaya dalam seperti halnya momen secara merata pada kedua arah bentangan.. Pada balok dengan ukuran yang sangat pendek dibandingkan dengan panjang bentangnya mempunyai kekuatan dan sifat kekakuan yang sangat kurang, sehingga  akan mengakibatkan adanya lendutan atau defleksi dari balok menjadi besar. Lendutan atau defleksi yang besar ini harus dicegah agar balok masih dapat berfungsi dan memberikan kenyamanan untuk berpijak bagi para penghuninya.