cover
Contact Name
Unitomo
Contact Email
fs@unitomo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
rahadiyan.duwi@unitomo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra
ISSN : 24068268     EISSN : 25802984     DOI : -
Jurnal AYUMI adalah jurnal budaya, bahasa dan sastra yang diterbitkan oleh Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal ini memuat hasil penelitian, artikel ilmiah, dan studi pustaka tentang budaya, bahasa, dan sastra Jepang. Kami mengundang para dosen prodi bahasa dan sastra Jepang, peneliti dan praktisi untuk mengirimkan karyanya baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, yakni setiap bulan Maret dan September. Batas akhir pengiriman naskah untuk edisi Maret adalah bulan Januari dan untuk edisi September pada bulan Juli.
Arjuna Subject : -
Articles 178 Documents
文字でみる若者言葉 ―インドネシアのBahasa Alayを題材として― Inoue, Kazumi
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 4 No 1 (2017): AYUMI : JURNAL BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1061.869 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v4i1.544

Abstract

AbstrakSejak bulan Mei tahun 2012 hingga bulan Februari tahun 2013, peneliti belajar di Universitas Dr. Soetomo Surabaya, Indonesia. Selama di Surabaya sering kali anak muda di sana berbicara menggunakan bahasa gaul baik di mall, kampus, dan sebagainya. Selain itu, peneliti juga sering mendengar di sinetron atau film di sana. Tayangan televisi untuk kalangan anak muda misalnya sinetron, film, animasi dan sebagainya sering memakai bahasa gaul agar dapat menarik hati anak muda. Bahasa yang digunakan tersebut tidak sama dengan bahasa Indonesia resmi yang peneliti pelajari di kuliah. Namun, jika berbicara dengan teman-teman di sana, peneliti lebih banyak menggunakan bahasa gaul daripada bahasa Indonesia resmi.Belakangan ini seseorang dapat berkomunikasi melalui internet dan SMS. Setelah internet berkembang pesat, banyak orang menjadi tergantung dengan internet. Kalau tidak ada di kehidupan ini, niscaya apa saja bakal cukup sulit untuk dilakukan. Setelah internet berkembang, banyak bermunculan bahasa gaul, salah satunya bahasa alay. Banyak anak muda mengirim SMS atau email dengan menggunakan kalimat yang huruf dan angkanya dicampur-campur. Di penelitian ini, peneliti membahas bahasa gaul di Indonesia terutama bahasa alay dan juga menjelaskan masalah lingkungan anak muda Indonesia yang berkaitan dengan bahasa alay yang digunakan. Selain bahasa alay, Indonesia mempunyai banyak bahasa daerah sendiri-sendiri dan memiliki tingkatan bahasa mulai dari halus dan kasar. Peneliti sering mendengar dan berkomunikasi menggunakan bahasa daerah Surabaya yaitu bahasa Jawa. Biasanya mereka menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa di kesehariannya. Awalnya peneliti tidak dapat membedakan kedua bahasa tersebut, dan seringkali bingung saat mendengar percakapan sehari-hari mereka, karena bahasanya dicampur-campur. Tetapi lama-kelamaan peneliti dapat membedakan 2 bahasa tersebut bahkan dapat memahami artinya, meskipun masih belum lancar berbicara menggunakan bahasa Jawa.Kata kunci: anak muda, bahasa alay, bahasa gaul, komunikasi
STRUKTUR GENETIK PUISI MODERN JEPANG JINRUI NO IZUMI (人類の泉) KARYA TAKAMURA KŌTARŌ Jayanti, Pennyka May
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 4 No 1 (2017): AYUMI : JURNAL BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.5 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v4i1.545

Abstract

AbstrakPuisi lahir bukan dari kekosongan. Ia ada karena pengarang yang terkait erat dengan lingkungan dan karyanya yang disebut  struktur genetik. Penelitian puisi Jinrui no Izumi (人類の泉) karya Takamura Kōtarō ini menggunakan teori strukturalisme genetik menurut Kinayati Djojosuroto. Sumber data diperoleh dari kumpulan puisi Takamura Kōtarō dalam buku yang berjudul  高村光太郎詩集 (Takamura Kōtarō Shishuu) karya伊藤信吉(Itou Shinkira) (1950). Analisis penelitian strukturalisme genetik puisi dilakukan dengan mengklasifikasikan data berdasarkan struktur fisik, batin, kemudian dikaitkan dengan genetiknya. Dari gabungan struktur tersebut, dapat disimpulkan struktur genetik dalam puisi tersebut.Kata Kunci: Jinrui no Izumi, puisi modern, struktur genetik, Takamura Kōtarō
MORAL BUSHIDO DALAM HAIKU KARYA MASAOKA SHIKI Wulandari, Siti
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 4 No 1 (2017): AYUMI : JURNAL BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.578 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v4i1.546

Abstract

Abstrak Bushido adalah etika moral yang awalnya diterapkan kaum samurai sejak zaman Edo (1603-1868). Terdapat tiga sumber utama dalam aturan moral bushido antara lain ajaran Budha Zen, Shinto, dan Konfusianisme. Moral adalah ajaran tentang baik dan buruk dalam suatu masyarakat yang telah disepakati secara umum. Moral tidak hanya ditemukan dalam kehidupan nyata, namun juga dalam karya sastra. Salah satu jenisnya adalah haiku. Haiku adalah salah satu jenis puisi Jepang yang terdiri atas 17 suku kata yang dibentuk dari konsep 5-7-5. Masaoka Shiki merupakan salah satu penyair haiku yang terkenal di Jepang. Peneliti menggunakan haiku karya Masaoka Shiki karena pola pemikirannya yang mendapatkan pengaruh ajaran moral Bushido, sehingga sebagai putra seorang bushi, secara tidak langsung, ajaran moral yang diterimanya berpengaruh terhadap pola pemikiran sehari-hari, seperti kebesaran jiwa, kesabaran dan lainnya. Termasuk juga dalam penciptaan karyanya. Fokus permasalahan penelitian ini adalah moral Bushido dalam haiku karya Masaoka Shiki.Peneliti menggunakan teori Nitobe (2008: vii-viii) tentang tujuh nilai moral bushido yaitu, gi ‘kejujuran’, yu ‘keberanian’, jin ‘kebajikan’, rei ‘kesopansantunan’, makoto ‘ketulusan hati’, meiyo ‘kehormatan’ dan chugi ‘kesetiaan’. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini diambil dari buku yang berjudul Shiki Hyakku karya Toshinori Tsubouchi dan Akio Konishi. Teknik pengumpulan berupa teknik kepustakaan dan untuk menganalisis data digunakan analisis deskriptif. Simpulan penelitian ini adalah ditemukannya empat moral bushido di dalam puisi haiku, yakni moral bushido jin ‘kebajikan’, moral bushido rei ‘kesopansantunan’, moral bushido yu ‘keberanian’ dan moral bushido meiyo ‘kehormatan’.Kata Kunci: Bushido, haiku, Masaoka Shiki, moral 
PERILAKU SOCIOPATH TOKOH YASHIRO GAKU DALAM NOVEL BOKU DAKE GA INAI MACHI ANOTHER RECORD KARYA HAJIME NINOMAE Novianingrum, Azalia Asti
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 4 No 1 (2017): AYUMI : JURNAL BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.276 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v4i1.547

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas tentang perilaku sociopath Yashiro Gaku, tokoh dalam novel Boku Dake ga Inai Machi Another Record, dan mempertanyakan alasan serta tujuan dari setiap tindakan kriminalnya. Untuk itu, peneliti menggunakan teori kepribadian milik Karen Horney tentang kecenderungan neurotik dan penyesuaian diri individu neurotik pada anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data berasal dari novel berjudul Boku Dake ga Inai Machi Another Record karya Hajime Ninomae yang diterbitkan di Tokyo oleh Kadokawa pada tahun 2016. Hasil analisis sekaligus simpulan dari penelitian ini adalah bahwa Yashiro Gaku mendapatkan stimulasi untuk membunuh pertama kali karena mendapatkan kekerasan dari kakaknya. Tujuan utamanya membunuh anak-anak pun untuk menghentikan rantai kekerasan orang tua kepada anak, supaya tidak melakukan hal yang sama di masa depan.Kata kunci: Boku Dake ga Inai Machi Another Record, Hajime Ninomae, neurotik, sociopath
UPAYA PENCAPAIAN KESETARAAN GENDER ANTARA NOVEL HANAUZUMI KARYA JUN’ICHI WATANABE DENGAN NOVEL HABIS GELAP TERBITLAH TERANG KARYA ARMIJN PANE Ningsih, Maisaro
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 4 No 1 (2017): AYUMI : JURNAL BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.889 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v4i1.548

Abstract

Abstrak Melalui novel dapat diketahui budaya maupun fenomena yang ada di masyarakat. Salah satunya fenomena mengenai perempuan. Penelitian ini membahas mengenai upaya pencapaian kesetaraan gender melalui dua karya sastra Jepang dan Indonesia, yakni novel “Hanauzumi” karya Jun’ichi Watanabe dan novel “Habis Gelap Terbitlah Terang” karya Armijn Pane. Peneliti tertarik meneliti kedua novel ini, karena keduanya merupakan novel biografi (riwayat atau kisah kehidupan seseorang). Kedua novel ini menceritakan mengenai kehidupan tokoh utamanya dan upaya-upaya yang dilakukan tokoh utama untuk pencapaian kesetaraan gender. Penelitian ini menggunakan teori sastra bandingan dengan analisis kritik sastra feminis. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data berupa novel “Hanauzumi”, karya Jun’ichi Watanabe yang diterbitkan oleh Koudansha Tokyo, Jepang tahun 2013 dan novel “Habis Gelap Terbitlah Terang”, karya Armijn Pane yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, Indonesia tahun 2005. Hasil analisis data menunjukkan, bahwa antara Ginko dan Kartini terdapat kesamaan dalam melakukan upaya untuk mencapai tujuannya, yakni menyetarakan kaum perempuan melalui pendidikan dan meminta izin orang tuanya untuk melanjutan pendidikan. Akan tetapi, terdapat perbedaan dalam upaya meminta izin kepada orang tua mereka. Ginko yang ditentang keinginannya tetap pergi ke Tokyo untuk belajar, sedangkan Kartini menuruti perkataan bapaknya untuk tinggal di rumah dan berupaya belajar sendiri dengan membaca buku.Kata Kunci: Habis Gelap Terbitlah Terang, Hanauzumi, kesetaraan gender, kritik sastra bandingan, sastra feminis, upaya 
日本語教育における読解のスキルアップ(スキル向上)問題及び課題 tiyah, Fatiyah
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 1 (2018): AYUMI : BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.182 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i1.825

Abstract

現在、インドネシアでは日本企業の駐在している日本人の方々は通訳者として採用したインドネシア人の人材に対して不満を抱く。これは、勤務後に能力を磨くよりもやはり語学を学習している間に大学で学習させ、スキル向上させた方が良いであろう。では、言語能力の中にどの能力を中心にし、学習した方が良いかは議論になっている。本研究では4つの言語能力の関係性を解明する。また、能力を向上させる方法に関して研究する。研究方法としては、文献レビューまたは文献研究である。上記の言語能力において4つとも精密な関係性を用いる。その4つのうちに「読解力」が他の能力に大きな影響を与えることが考えられる。また、この「読解力」を向上させるためには、「文法」「語彙」の能力を増やす必要がある。そして、「読書」機会も増やすべきであろう。それによって「文法」や「語彙」以外にも「文化的知識」も増え、「読解力」も向上できるであろうと考えられる。
CERMINAN JIWA CHANOYU DALAM PEPATAH ZEN YANG TERRDAPAT PADA KAKEJIKU Suryawati, Cicilia Tantri
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 1 (2018): AYUMI : BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.667 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i1.826

Abstract

Chanoyu atau biasa juga disebut dengan Sadou atau Chadou dalam bahasa Indonesia disebut Upacara minum Teh adalah kesenian tradisional Jepang yang sarat akan keindahan dan filosofinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna jiwa Chanoyu yang tercermin dalam pepatah bijak Zen pada Kakejiku. Kaligrafi yang ditulis pada Kakejiku memiliki kandungan makna dari pepatah bijak yang digunakan sebagai sarana untuk memahami jiwa chanoyu (Ocha no kokoro) yang terdiri dari  Wa Kei Sei Jaku yang berarti harmoni, respek, murni, dan tenang.Penelitian kualitatif  ini menggunakan metode Deskriptif analisis. Data yang digunakan adalah  pepatah yang mengandung kata “Matsu” (Pinus) yang terdapat pada buku “Ippuku Haiken: Zen no Kotoba, Ocha no Kokoro” karya Chisaka Shugaku yang diterbitkan oleh Tankosha pada tahun 1990, di Tokyo.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Jiwa Chanoyu “WA” tercermin pada  pepatah厳谷栽松(Gankokusaishou) dan 閑坐聴松風 (Kanzashite Shoufuwo Kiku) mengenai keharmonisan antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan yang ditujukan untuk Sang Pencipta, juga harmoni dengan diri sendiri sebagai bentuk penemuan akan jati diri.Jiwa Chanoyu “KEI” terdapat pada pepatah 閑坐聴松風 (Kanzashite Shoufuwo Kiku),yang digambarkan dengan melakukan segala sesuatu dengan penuh kehati-hatian yang merupakan bentuk dari sebuah penghormatan. 松無古今色 (Matsu ni Kokon No Iro Nashi) yang menggambarkan suatu kedisiplinan dan ketekunan.Jiwa Chanoyu “SEI” terdapat pada pepatah 閑坐聴松風 (Kanzashite Shoufuwo Kiku), yaitu membuang semua pikiran-pikiran yang tidak baik sehingga menjadikan hati bersih sehingga pertemuan Chanoyu menjadi sebuah kenyamanan.Jiwa Chanoyu “JAKU” terdapat pada pepatah 松無古今色 (Matsu ni Kokon No Iro Nashi) menggambarkan suatu keteguhan dan ketekunan. 松樹千年翠 (Shouju Sennenno Midori) menggambarkan suatu ketenangan, konsentrasi yang tinggi dan tidak terganggu oleh suasana apapun. 閑坐聴松風 (Kanzashite Shoufuwo Kiku) menggambarkan suatu ketenangan dan suasana tentram yang dimunculkan melalui kata pinus dan angin. 松老雲自閑 (Matsu Oite Kumo Onozukara Shizuka) menggambarkan suatu yang tenang dan tak terusik.
日本語とインドネシア語の会話における【評価】の後のあいづちの現れ方 -説明の会話をデータに- Apriyanto, Okie Dita
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 1 (2018): AYUMI : BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.116 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i1.836

Abstract

本研究はあるあいづちがどのような会話構造の中で現れるのかを明らかにし、その上で、どのような機能を果たすのか、その後の会話はどのように展開していくのかを明らかにすることを目的としている。そのため、分析に用いる概念として、話題と連鎖組織を入れることとする。まずデータとして、「説明する会話」を使用した。あいづちが現れる直前の発話の発話機能ごとのあいづちを分類し、その前後の発話の連鎖組織の分析を行った。本稿は特に【評価】の後のあいづちを注目し、そのあいづちがどのような会話の流れで現れるのかを見てきた。これにより、同じ【評価】に対して現れる「うん」でも、機能が異なることが分かり、さらに【評価】の後に現れる日本語の「そう」とインドネシア語の「heeh」の機能が同じ傾向にあるということが分かった。しかし、分析を行った際に、本研究のデータ中の【評価】の使用場面が全て同じではないことに気付いた。ある話題について会話参加者に知識の差が存在すれば、発話される【評価】も違ってくるのではないかと考えられる。
PEMEROLEHAN PARTIKEL (JOSHI) BAHASA JEPANG PADA ANAK DI TK FUJI JAKARTA Paradida, Yulia Putri
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 1 (2018): AYUMI : BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.89 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i1.837

Abstract

Penelitian ini mengkaji jenis partikel bahasa Jepang yang sudah diperoleh dan yang sering digunakan oleh anak beserta faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa tersebut. Penelitian ini menggunakan teori psikolinguistik genetik kognitif yang berhubungan dengan Language Acquisition Device (LAD) dan juga performansi dan kompetensi anak dalam pemerolehan bahasa. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karena sumber data yang berupa data lisan berasal dari penutur atau informan. Penelitian ini menggunakan metode simak dan metode cakap dengan teknik sadap, teknik simak libat cakap, teknik rekam atau teknik catat, serta teknik pemancingan. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan metode padan dengan teknik pilah unsur penentu dan teknik hubung banding menyamakan. Hasil yang ditemukan, anak di TK Fuji Jakarta sudah memperoleh jenis partikel Kakujoshi, Setsuzokujoshi, Shuujoshi dan Fukujoshi. Jenis partikel yang paling sering digunakan oleh anak yaitu partikel yo (よ) dari kelompok Shuujoshi. Faktor-faktor yang mendukung dan mempengaruhi pemerolehan bahasa pada anak di TK Fuji Jakarta yaitu faktor biologis, faktor lingkungan sosial, faktor intelegensi dan faktor motivasi.Kata kunci : pemerolehan bahasa, psikolinguistik, partikel (joshi), faktor-faktor
KAITAN BUNSETSU DAN FRASA POSPOSISI SUBJEK-OBJEK DALAM BAHASA JEPANG Syartanti, Nadya Inda
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 1 (2018): AYUMI : BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.5 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i1.838

Abstract

Kalimat dibentuk oleh berbagai satuan kalimat (satuan gramatikal) dari satuan terkecil yaitu kata sampai satuan terbesar yaitu kalimat itu sendiri. Pada umumnya satuan gramatikal setelah kata adalah frasa, kemudian setelah frasa adalah klausa, baru terbentuk menjadi kalimat secara utuh. Selain itu, ada satuan gramatikal yang hanya terdapat dalam kalimat bahasa Jepang, yaitu bunsetsu. Posisi bunsetsu berada di antara kata dan frasa, sehingga urutan dalam kalimat bahasa Jepang menjadi kata-bunsetsu-frasa-klausa-kalimat. Bunsetsu dalam bahasa Jepang mengandung arti “ruas kalimat” (Tjandra, 2013: 7). Bila kalimat hana ga saku darou terdiri dari 4 kata, yaitu hana, ga, saku, dan darou, maka kalimat tersebut memiliki 2 bunsetsu yang terdiri dari hana ga dan saku darou (Tjandra, 2013: 7). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa kata merupakan urutan terkecil daripada bunsetsu, atau dengan kata lain, bunsetsu merupakan satuan yang lebih besar dari kata yang dapat membentuk kalimat (Sudjianto & Dahidi, 2009: 137). Yang menjadi masalah adalah istilah bunsetsu sering dipadankan dengan frasa, namun bunsetsu bukanlah frasa. Oleh karena itu, tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan uraian deskriptif mengenai perbedaan antara bunsetsu dengan frasa. Dengan mengetahui perbedaaan tersebut, diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi dalam kajian linguistik khususnya kajian sintaksis dalam bahasa Jepang. Kata kunci: bahasa Jepang, bunsetsu, frasa, kalimat

Page 10 of 18 | Total Record : 178