cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 268 Documents
IDENTIFIKASI MUTASI PADA DAERAH DNA POLIMERASE DAN HBsAg VIRUS HEPATITIS B Cysilia K Hindarto; Tina Rostinawati; Debbie S Retnoningrum
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.058 KB) | DOI: 10.33751/jf.v1i2.161

Abstract

Infeksi virus hepatitis B (HBV) menyebabkan hepatitis akut dan kronis, dengan angka kematian 1,2 juta per tahun di seluruh dunia. Antivirus analog nukleosida dan vaksinHBV dapat menekan perkembangan infeksi HBV namun penggunaan untuk terapi jangkapanjang dilaporkan menginduksi terjadinya mutasi. Mutasi yang menyebabkan timbulmutan resisten-antivirus dan mutan lolos-vaksin menjadi kendala utama dalam pengobatandan pencegahan infeksi HBV. Telah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi mutasipada gen pengkode reverse transcriptase (RT) DNA polimerase dan HBsAg virus hepatitisB. Penelitian menggunakan 24 sampel cetakan HBV yang berasal dari penderita hepatitisB dari Medan (3), Jakarta (10), Bandung (9), Yogyakarta (1), dan Surabaya (1). Metodeyang dilakukan adalah amplifikasi fragmen gen pengkode DNA polimerase dan HBsAg,konfirmasi produk PCR dengan elektroforesis gel agarosa, pemurnian produk PCR dengan GFX column kit, penentuan urutan nukleotida, dan analisis hasil penentuan urutan nukleotida. Hasil penelitian menunjukkan sampel 12273 dari Jakarta mengalami mutasi di daerah gen pengkode RT DNA polimerase. Mutasi tersebut menyebabkan substitusi asam amino M475L, V519L, L526M, dan M550V. Sampel 12273 juga mengalami mutasi pada gen pengkode HBsAg yang menyebabkan substitusi asam amino M120L, V164L, L171M, dan M195V. Mutasi tersebut terjadi di daerah yang tumpang tindih dengan gen pengkode DNA polimerase, dan di luar determinan a. Mutan diklasifikasikan sebagai mutan resistenantivirus dengan substitusi asam amino ganda L526M dan M550V, dan tidak ditemukan mutasi pada daerah DNA pengkode determinan a.Kata kunci : HBV, RT DNA polimerase, HBsAg, Mutasi
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN SERAT PANGAN BISKUIT CAMPURAN BEKATUL BERAS MERAH (Oriza glaberrima) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) Cantika Zaddana; Mira Miranti; A Almasyhuri; Siti Tanzila
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.987 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i2.1574

Abstract

Bekatul beras merah (Oriza glaberrima) dan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) memiliki aktivitas antioksidan yang berasal dari senyawa fenolik dan antosianin yang terkadung didalamnya. Penggunaan ubi jalar ungu dikombinasikan dengan bekatul beras merah pada formulasi biskuit diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi dan kandungan serat biskuit tersebut. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah daya terima panelis, aktivitas antioksidan, kandungan serat pangan, dan kandungan proksimat. Hasil analisis menunjukkan tidak ada pengaruh perbedaan formula terhadap parameter warna, rasa dan aroma. Hasil uji aktivitas antioksidan diperoleh bahwa Formula 1 dengan perbandingan bekatul beras merah : ubi jalar ungu (20:40) memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi dengan nilai IC50 pada 106,349 ppm, kadar serat sebesar 6,38%, kadar protein sebesar 6,92%, kadar air sebesar 2,52 %, kadar abu sebesar 1,45%, kadar lemak sebesar 16,178%, dan kandungan karbohidrat sebesar 72,562%.
FORMULASI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PERMEN JELLY SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.) Mira Miranti; Bina Lohitasari; Desy Rizky Amalia
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.738 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i1.799

Abstract

ABSTRAKPermen Jelly merupakan permen yang terbuat dari campuran sari buah-buahan,bahan pembentuk gel dengan penambahan essens untuk menghasilkan berbagai macam rasa, dengan bentuk fisik jernih transparan serta mempunyai tekstur yang kenyal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C sari buah dan permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.), menentukan nilai IC50 sari buah dan permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.), serta menentukan stabilitas permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.). Pada penelitian ini, dibuat permen jelly dibuat 4 formula yaitu formula 0, 1; 2, dan 3 dengan variasi konsentrasi sari pepaya yaitu 0%, 20%, 25%, dan 30%.Hasil uji kadar vitamin C pada sari buah pepaya California yaitu 0,0467%. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) sari buah pepaya California memiliki IC50 sebesar 33,537 ppm dan pada permen jelly formula 1, 2, dan 3 yaitu sebesar 75,296 ppm, 73,901 ppm, dan 70,698 ppm. Uji stabilitas dilakukan selama 4 minggu penyimpanan pada suhu ruangan. Hasil pengujian aktivitas antioksidan pada minggu ke 1 sampai ke 4 didapat nilai IC50 berturut-turut yaitu formula 1 sebesar 81,171 ppm, 89,573 ppm, 97,178 ppm, dan102.126 ppm, formula 2 sebesar 79,175 ppm, 88,158 ppm, 96,441 ppm, dan 100,378 ppm, sedangkan pada formula 3 sebesar 77,255 ppm, 85,482 ppm, 93,680 ppm,dan100,267 ppm. Secara organoleptik permen jelly memiliki rasa, warna, aroma serta kekenyalan mengalami perubahan yang signifikan.Kata Kunci : Permen jelly, Buah Pepaya California (Carica papaya L), Antioksidan
EFEKTIVITAS SEDIAAN SALEP EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L) Urb) UNTUK PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus albinus) Moerfiah, Muztabadihardja; Santi Puspita Dewi
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.637 KB) | DOI: 10.33751/jf.v4i1.184

Abstract

Formula salep herba ekstrak pegagan (Centella asiatica (L) Urb) dalam penelitian inidibuat dari 5 gram ekstrak pegagan sebagai zat aktif yang dicampur dengan berbagai basis,yaitu basis berminyak,emulsi dan larut air. Mencit jantan (20 ekor) yang sudah dilukai denganscalpel steril sepanjang 1,5 cm dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing 4 ekor danmendapat perlakuan salep ekstrak pegagan sebagai berikut : Kelompok I diolesi denganformula basis minyak, kelompok II formula basis emulsi, kelompok III formula basis larut air,kelompok IV ekstrak murni serta kelompok V diolesi betadin sebagai kontrol positif. Bahanuji diberikan dua kali sehari selama 21 hari dan diamati pada hari ke-1, 3, 7, 14, 21. Hasilyang diperoleh, menunjukkan bahwa pada hari ke 14, bila dibandingkan dengan kontrolpositif, maka kelompok I dan IV lebih efektif menyembuhkan luka dibandingkan kelompok IIdan III. Pada hari ke 21 semua kelompok efektif menyembukan luka sama seperti kontrolpositif.Kata kunci: Pegagan, Salep, Kulit
FORMULASI SUPLEMEN KESEHATAN GRANUL INSTAN BERBAHAN BAKU TERONG BELANDA Mira Miranti; Septia Andini; Bina Lohitasari
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.599 KB) | DOI: 10.33751/jf.v6i2.758

Abstract

ABSTRAKTerong belanda merupakan bahan alam yang dapat digunakan sebagai suplemen kesehatan karena mengandung zat besi (Fe), ?-karoten, vitamin C, senyawa antosianin dan serat pangan yang dapat mencegah kerusakan sel-sel jaringan tubuh, melancarkan penyumbatan pembuluh darah, menormalkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan daya tahan tubuh. Penelitian ini bertujuan membuat formulasi suplemen kesehatan granul instan berbahan baku terong belanda dan mempelajari karakteristik fisik dan kimianya. Granul instant diformulasi dari ekstrak terong belanda dan sukralosa dengan tiga konsentrasi berbeda (0,15 g sakralosa/25 g granul, 0,27g sakralosa/25 g granul dan 0,39 g sakralosa/25 g granul) menggunakan metode granulasi basah. Parameter yang diuji meliputi karakteristik fitokimia ekstrak kering terong belanda dan uji mutu granul instan terong belanda. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak terong belanda mengandung flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Hasil uji mutu granul instan menunjukkan bahwa granul instant dengan penambahan 0,27 g sukralosa/25 g granul lebih disukai panelis dibandingkan penambahan sukralosa dengan konsentrasi lainnya. Granul instan yang dihasilkan bersifat kohesif dengan waktu terdispersi 1 menit 34 detik, memiliki kadar air 3,78%, kadar serat kasar 3,84%, kadar serat pangan 12,58%, kadar vitamin C 296,57 ppm, kadar antosianin 125,99 mg/L, kadar ? karoten 15,28 mg/100g dan kadar Fe 0,694 ppm. Berdasarkan hasil uji tersebut maka granul instan terong belanda memenuhi standar kualifikasi granul dan berpotensi sebagai suplemen kesehatan alternatif.Kata kunci: Terong belanda, suplemen kesehatan , granul instan
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI-FRAKSI DAUN EKOR KUCING (Acalypha hispida Burm. F)DENGAN METODE PENGHAMBATAN REDUKSI WATER SOLUBLE TETRAZOLIUM SALT-1 (WST-1) Maya Febriayanti
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.318 KB) | DOI: 10.33751/jf.v3i2.175

Abstract

Radikal bebas merupakan salah satu penyebab terjadinya berbagai macampenyakit degeneratif seperti kanker , jantung koroner dan penuaan dini. Oleh karena itu dibutuhkan suatu antioksidan untuk meredam radikal bebas tersebut. Ekor kucing(Acalypha hispida Burm.f.) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang memilikiaktivitas antioksidan. Tanaman ini telah diteliti sebelumnya dan menunjukkan bahwafraksi n-heksan dari ekstrak metanol yang diperoleh melalui metode kromatografitelah dilakukan uji aktivitas free radical scavenging menggunakan metode DPPH.Dalam penelitian ini dilakukan pengujian aktivitasantioksidanekstraketanoldanfraksi-fraksi dari daun ekor kucing dengan metode penghambatan reduksi Water Soluble Tetrazolium Salt (WST-1).Aktivitas peredaman anion superoksida diukur dengan menggunakan perangkat uji superoksida dismutase (SOD). Hasil pengujian aktivitasantioksidan menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memberikan persentase penghambatan terbaik dibandingkan ekstrak etanol, fraksi n-heksan dan air dengan persentase penghambatan sebesar 63.14% (10 g/ml ), 91.95% (100 g/ml)dan 100%(1000 g/ml). Senyawa yang teridentifikasi dalam fraksi etil asetat adalah flavonoid, kuinon, polifenol dan tanin. Jika dibandingkan dengan asam askorbat, fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan (SOD like activity) yang lebih tinggi.Kata kunci: radikal bebas, Acalypha hispida, superoksida dismutase (SOD)
DETERMINASI KADAR TOTAL POLIFENOL TERLARUT, HESPERETIN DAN QUERCETIN PADA DAUN, KULIT DAN ISI BUAH Citrus aurantifolia (Christm & Panzer) Swingle Siti Mahyuni
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.172 KB) | DOI: 10.33751/jf.v6i1.749

Abstract

Hesperitin dan quercetin adalah senyawa bioaktif golongan polifenol yang biasa terdapat tanaman genus Citrus sp. Hesperetin dan quercetin memiliki berbagai aktifitas farmakologis seperti antioksidan, antiinflamasi, antihipertensi dan mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Senyawa-senyawa tersebut tersebar pada berbagai bagian tanaman Citrus dengan kadar yang berbeda-beda, sehingga untuk proses ekstraksi yang optimal, perlu diketahui pola sebaran dan kadarnya pada bagian-bagian yang berbeda dari tanaman Citrus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar total polifenol terlarut, hesperetin, dan quercetin pada daun, kulit buah, dan isi buah isi buah Citrus aurantifolia. Hasil pengukuran kadar total polifenol terlarut dengan standar i menunjukan bahwa kadar total polifenol terlarut paling tinggi terdapat pada kulit buah (6,954 mg/g berat basah) kemudian daun (4,675 mg/g berat basah) dan isi buah (2,243 mg/g berat basah). Kadar hespertin dan quercetin yang diukur menggunakan sistem high performance liquid chomatograpy (HPLC) menunjukan pola sebaran yang berbeda. Kadar hesperetin tertinggi terdapat pada isi buah 58,43 (g/g berat kering) kemudian kulit buah (32,49g/g berat kering) namun tidak terdeteksi keberadaannya pada daun. Sebaran senyawa quercetin menunjukan pola sebaliknya dimana kadar quercetin tertinggi terdapat pada kulit buah (112,47 g/g berat kering) dan terendah terdapat pada isi buah (89,4947 g/g berat kering) sementara pada daun buah terdapat quercetin dengan kadar (92,71 g/g berat kering). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan hesperetin dan quercetin terakumulasi pada bagian yang berbeda dari tanaman Citrus aurantifolia.Kata kunci: Citrus aurantifolia, hesperetin, quercetin, total polifenol terlarut
KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIARIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) SEBAGAI INHIBITOR BAKTERI PATOGEN Herson Cahaya Himawan; Vinsensius Surjana; Laura Prawira
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.853 KB) | DOI: 10.33751/jf.v2i2.166

Abstract

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan tanaman tradisional Indonesia yangbanyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Ekstrak kunyit diketahui memiliki aktivitasantibakteri dimana khasiat obat pada kunyit berasal dari senyawa kurkuminoid yangmayoritas terdiri atas kurkumin. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan komponenkimia rimpang kunyit yang berperan sebagai inhibitor bakteri patogen. Pembuatan ekstrakrimpang kunyit menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksana, etilasetat, danetanol 96%. Uji aktivitas antibakteri ekstrak kunyit terhadap beberapa bakteri patogendilakukan dengan metode kertas cakram. Standar kurkumin digunakan sebagaipembanding. Purifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan profil Kromatografi CairKinerja Tinggi (KCKT) digunakan sebagai uji identifikasi untuk mengetahui komponen kimiarimpang kunyit yang berperan sebagai inhibitor bakteri patogen. Hasil enelitianmenunjukkan ekstrak etanol rimpang kunyit memiliki aktivitas antibakteri terhadap akteriBacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Salmonella typhosa. Fraksi 2 danfraksi 3 ekstrak etanol memiliki aktivitas antibakteri tertinggi pada bakteri Escherichia coli danSalmonella typhosa. Purifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis menunjukkan 3 senyawayang memiliki aktivitas antibakteri dengan aktivitas tertinggi pada preparatif 1 dan preparatif 2dengan daya hambat pada lama inkubasi 24 jam sebesar 7 mm dan 8 mm untuk bakteri Escherichia coli dan sebesar 8 mm untuk bakteri Salmonella typhi. HasilKromatografi Cair Kinerja Tinggi senyawa 1 dan 2 menunjukkan puncak pada wakturetensi 3,621 dan 3,567 menit dibandingkan dengan standar kurkumin yaitu 3,570 menit.Kata kunci: Rimpang kunyit, maseri, bakteri patosigen, Kromatografi Lapis Tipis,Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
FORMULASI EKSTRAK DAN BIJI KOPI ROBUSTA DALAM SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF UNTUK MENINGKATKAN KELEMBABAN DAN KEHALUSAN KULIT Asri Wulandari; Erni Rustiani; Ella Noorlaela; Pipih Agustina
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.419 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i2.1607

Abstract

Biji kopi robusta  adalah bahan dari tanaman yang berfungsi sebagai antioksidan serta mengandung protein yang dipercaya memiliki khasiat melembabkan dan menghaluskan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mutu formula gel peel-off dari ekstrak kering dan serbuk biji kopi robusta yang memenuhi syarat. Metode pengujian yang dilakukan meliputi uji organoleptic, viskositas, pH, waktu mengering, dan uji hedonic menggunakan skin analyzer serta verifikasi uji iritasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa F1 merupakan formula terbaik dengan karakteristik gel berwarna coklat tua, aroma kopi dan tekstur sangat halus. Viskositas yang diperoleh 2581 cPs, pH 7,74 dan waktu mengering gel di kulit selama 18 menit. Hasil uji hedonic menunjukkan bahwa F1 memberi efek terbaik untuk meningkatkan kelembaban dan kehalusan kulit dibandingkan dengan formula lainnya dan tidak mengiritasi.
PEMBUATAN NANOPARTIKEL ALBUMIN MENGGUNAKAN METODE DESOLVASI SEBAGAI ALTERNATIF SISTEM PEMBAWA Rini Ambarwati
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.768 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1258

Abstract

Desolvasi merupakan teknik pembuatan nanopartikel berdasarkan perbedaan  kelarutan antara desolvating agent dengan pelarut air yang bercampur BSA. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan teknik desolvasi untuk pembuatan nanopartikel. berbahan Bovine Serum Albumen (BSA) dengan metode desolvasi. Parameter yang diuji adalah optimasi penggunaan beberapa macam bahan desolvating agent, jumlah BSA, jumlah desolvating agent, lama waktu pengadukan, dan pH dari pelarut.    Nanopartikel BSA. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa nanopartikel BSA terbaik adalah nanopartikel BSA yang menggunakan 4 mL aseton sebagai desolvating agent dan 30 mg BSA 30 mg dalam 2 mL pelarut air, dengan waktu pengadukan selama 3 jam dan pH 9. 

Filter by Year

2011 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 1 (2024): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 2 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue