cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 268 Documents
KAJIAN RASIONALITAS RESEP ANTIBIOTIKA CEPHALOSPORIN UNTUK PROFILAKSIS BEDAH DI RUMAH SAKIT DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR PERIODE DESEMBER 2011 – NOVEMBER 2012 Nyayu Siti Aminah Lily Elfrieda
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.558 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i2.1610

Abstract

Pelayanan kefarmasian yang baik akan memberikan dampak positif pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan, penurunan biaya kesehatan, dan peningkatan perilaku rasional dari seluruh tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien, dan masyarakat. Pelayanan kefarmasian ini mencakup pelayanan kepada seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit maupun pasien yang akan pulang karena pasien-pasien ini memiliki peluang besar terhadap infeksi nosokomial atau hospital acquired infection (HAI). Salah satu penyebab infeksi nosocomial adalah penggunaan antibiotika yang tidak rasional. Kejadian infeksi ini meningkatkan angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas), lamanya perawatan, dan meningkatkan biaya pengobatan bagi pasien. Hal tersebut dapat diturunkan atau dihilangkan dengan cara mencegah infeksi yang terjadi di rumah sakit. Salah satu cara untuk menurunkan kejadian infeksi khususnya di tempat pembedahan adalah dengan pemberian antibiotika profilaksis. Penelitian ini bertujuan untuk menilai rasionalitas penggunaan antibiotika cephalosporin untuk profilaksis bedah. Penggunaan antibiotika cephalosporin biasanya dipilih untuk profilaksis infeksi dalam tindakan bedah. Namun, pada kenyataannya beberapa bakteri resisten terhadap aktivitas antibiotika ini karena praktek penggunaannya yang tidak rasional. Penggunaan antibiotika cephalosporin secara rasional diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pasien. Penelitian ini adalah deskriptif observasional analitis yang dilakukan secara retrospektif. Data penggunaan antibiotika sefalosporin diambil pada pasien yang sudah pulang pada periode Desember 2011 hingga November 2012. Populasi penelitian ini adalah pasien yang menjalani tindakan bedah di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang menerima resep antibiotika cephalosporin. Studi ini menemukan bahwa rasionalitas antibiotik dalam catatan medis pasien yang menjalani tindakan bedah di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor menunjukkan bahwa sebagian besar antibiotika cephalosporin digunakan termasuk dalam kategori I yaitu antibiotika digunakan secara rasional oleh dokter. Hanya sebagian kecil yang memenuhi penggunaan antibiotika cephalosporin yang termasuk dalam kategori VI  dikarenakan data tidak lengkap.
AKTIVITAS ANTIMIKROBA DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK BEBERAPA BAGIAN TANAMAN KUNYIT (Curcuma longa) Eris Septiana; Partomuan Simanjuntak
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.447 KB) | DOI: 10.33751/jf.v5i1.193

Abstract

Kunyit (Curcuma longa) merupakan tanaman obat tradisional yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan dan sebagai bahan obat meliputi antimikroba, antioksidan,antitumor, dan anti inflamasi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui aktivitasantimikroba dan antioksidan dari beberapa organ tanaman kunyit meliputi akar, rimpang,batang, dan daun. Semua bagian diekstraksi dengan etanol dan etil asetat. Seluruh ekstraketanol dan etil asetat diuji aktivitas antimikrobanya menggunakan metode difusi cakramkertas terhadap Escherichia coli,Staphylococcus aureus, dan Candida albicans.Kloramfenikol dan nistatin masing-masing digunakan sebagai kontrol positif untuk ujiantibakteri dan antijamur, sedangkan masing-masing pelarut untuk ekstraksi juga digunakansebagai kontrol negatif. Aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode 1,1-difenil-2pikril hidrazil (DPPH) dan asam askorbat digunakan sebagai standar. Hasil aktivitas antimikroba menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dari daun dan batang memiliki aktivitas penghambatan tertinggi terhadap S. aureus, ekstrak etil asetat dari akar dan batang memiliki aktivitas penghambatan tertinggi terhadap E. coli, dan ekstrak etil asetat dari daun memilikiaktivitas penghambatan tertinggi terhadap C. albicans. Ekstrak etil asetat dari rimpangmemiliki aktivitas antioksidan tertinggi diantara ekstrak lainnya.
TOKSISITAS BEBERAPA EKSTRAK RIMPANG CABANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) PADA LARVA UDANG (Artemia salina Leach) Prasetyorini Prasetyorini; Ike Yulia Wiendarlina; Anisa Bela Peron
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.601 KB) | DOI: 10.33751/jf.v1i2.160

Abstract

Pengujian toksisitas beberapa ekstrak rimpang temulawak hasil ekstraksi denganmetode yang berbeda telah dilakukan terhadap larva udang Artemia salina denganmenggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstraksi dilakukan dengan metodemaserasi, sokletasi dan refluks. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol 96%.Toksisitas diukur dengan menghitung jumlah larva udang yang mati, kemudian nilai LCuntuk setiap ekstrak ditentukan dengan menggunakan Probit Analisis Method. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa nilai LCekstrak yang diperoleh dengan metode maserasi,soxhlet dan refluks berturut-turut adalah 14.87 ppm, 19.13 ppm dan 35.92 ppm. Ekstrakrimpang temulawak dengan metode maserasi merupakan ekstrak teraktif. Hasil penapisanfitokimia menunjukkan bahwa dalam ekstrak hasil maserasi tersebut dapat diidentifikasiadanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, steroid, kuinon dan triterpenoid.Kata kunci : Curcuma xanthorrhiza Roxb., toksisitas, Artemia salina Leach
EFEKTIVITAS JUS TOMAT DALAM MENGURANGI KELELAHAN PASCA OLAHRAGA - MINI REVIEW Herlina, Nina
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.271 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i2.1568

Abstract

Olahraga teratur adalah cara yang baik untuk menjadikan tubuh agar tetap sehat dan bugar. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa olahraga secara konsisten dapat meningkatkan fungsi fisik dan mengurangi risiko terkena berbagai jenis penyakit. Akan tetapi, sebagian besar orang tidak menjadikan olahraga sebagai suatu kebiasaan. Alasan terbesar tampaknya adalah ketidaknyamanan otot dan kelelahan yang dirasakan selama latihan serta nyeri pasca-olahraga. Jika kelelahan otot bisa berkurang, diharapkan akan lebih banyak orang akan berkomitmen untuk mengikuti program latihan secara teratur. Tomat (Solanum lycopersicum) adalah salah satu sayuran yang paling banyak dikonsumsi di dunia dan mengandung banyak komponen bermanfaat, termasuk gula, asam amino, mineral, vitamin, karotenoid seperti likopen, flavonoid, dan asam hidroksinamat. Beberapa penelitian telah membuktikan kemampuan tomat untuk mengurangi efek kelelahan pasca latian fisik baik pada hewan percobaan maupun pada manusia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengulas literatur mengenai kandungan kimia, dan efektivitas tomat dalam mengurangi kelelahan pasca olahraga melalui. Ulasan ini diharapkan bisa memberikan bibliografi yang berguna untuk penyelidikan lebih lanjut, produksi maupun aplikasi tomat sebagai  suplemen makanan saat olahraga.
GAMBARAN PENGGUNAAN ANALGETIKA PADA PASIEN PASCA BEDAH DI RUANG III DAN MELATI LANTAI 4 RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Laila Awaliyah Darajatun; Ilham Alifiar; Tita Nofianti
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.442 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i1.798

Abstract

Bedah merupakan tindakan yang dilakukan oleh dokter untuk mengatasi masalah pasien yang mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri. Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Penanganan nyeri umumnya menggunankan analgetik seperti golongan opioid dan Non Steroid Anti-Inflammantory Drugs. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan analgetik dalam menghilangkan nyeri pasca bedah meliputi penggunaan analgetik tunggal maupun analgetik kombinasi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain Cross sectional dan pengambilan data dilakukan secara prospektif. Subjek pada penelitian ini adalah pasien pasca bedah yang menerima analgetik di Ruang Pasca Bedah yang dirawat di sebuah RSUD dr. Soekardjo, Kota Tasikmalaya periode April- Mei tahun 2017. Jumlah pasien yang bersedia untuk mengikuti penelitian ada 111 pasien. Data-data yang diperoleh menunjukkan analgetik yang paling banyak digunakan adalah ketorolak sebanyak 49,5%, penggunaan terbanyak kedua adalah tramadol sebanyak 21,6%, kemudian asam mefenamat sebanyak 22,5% dan parasetamol sebanyak 4,5%. Penggunaan analgetik kombinasi yaitu antara tramadol dengan ketorolak sebanyak 1,8%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah analgetik tunggal lebih banyak digunakan terhadap pasien pasca operasi di RSUD dr. Soekardjo, Kota Tasikmalaya.Kata kunci: Pereda nyeri, anagesik, pasca bedah
TOKSISITAS, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI EKSTRAK AIR KULIT KAYU MASSOI (Cryptocarpa massoy (Lauraceae)) Bina Lohita Sari; Wandesta Rurianti; Partomuan Simanjuntak
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.548 KB) | DOI: 10.33751/jf.v4i1.183

Abstract

Massoi (Cryptocarya massoy) merupakan tanaman yang digunakan masyarakat Papuasebagai obat tradisional. Kulit batang tanaman ini memperlihatkan beberapa aktivitasbiologis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan toksisitas, aktivitas antioksidan danantibakteri ekstrak air kulit batang Massoi (EAKM). Uji toksisitas menggunakan metodeBrine Shrimp Lethality Test (BSLT), aktivitas antioksidan diuji dengan metode PeredamanRadikal Bebas menggunakan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), dan uji antibakterimenggunakan metode cakram difus terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.Penapisan fitokimia menunjukkan adanya steroid, flavonoid, saponin, tannin, kumarin danminyak atsiri. Hasil LC50sebesar 493,00 g/mL menunjukkan bahwa EAKM adalah toksik.Nilai IC50sebesar 14,06 g/mL (vitamin C sebagai control positif 7,78 g/mL) menunjukkanpotensi EAKM sebagai antioksidan. Sementara EAKM tidak menunjukkan aktivitasantibakteri terhadap S. aureusdan E. coli. Kromatografi kolom menggunakan silika geldengan fasa gerak kloroform:metanol (1:1) dan kloroform:metanol:air (5:5:1) pada EAKMmenghasilkan empat fraksi. Semua fraksi diidentifikasi dengan KCKT menggunakan fasagerak metanol : air (1:1). Profil KCKT keempat fraksi menunjukkan profil kromatogram yanghampir sama, yaitu pada waktu menit ke 10,0.Kata kunci :Toksisitas, antioksidan, antibakteri, Cryptocarya massoy
UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN XANTIN OKSIDASE EKSTRAK ETANOL 80% DARI TANAMAN FAMILI COMBRETACEAE, LAURACEAE, LYTHRACEAE, OXALIDACEAE, PIPERACEAE, PLUMBAGINACEAE, DAN SMILACACEAE Tri wahyuni; Anggita Widuri; Abdul; Katrin Katrin
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.629 KB) | DOI: 10.33751/jf.v6i2.757

Abstract

ABSTRAKHiperurisemia dapat disebabkan oleh produksi berlebih dan kurangnya ekskresi asam urat dalam tubuh. Xantin oksidase adalah enzim yang memiliki peran mengkatalisis oksidasi hipoxantin dan xantin menjadi asam urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanaman obat yang memiliki aktivitas penghambatan xantin oksidase dan mengidentifikasi golongan senyawa kimianya. Metode yang digunakan adalah Continous Spectrophotometric Rate Determination. Serbuk simplisia diekstrak dengan cara refluks menggunakan pelarut etanol 80%. Dengan uji aktivitas penghambatan xantin oksidase didapatkan ekstrak yang memiliki aktvitas penghambatan, yaitu ekstrak herba suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth), ekstrak daun blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), ekstrak daun sirih (Piper betle L.), dan ekstrak kulit kayu manis (Cinnamomum burmannii Nees ex Blume) yang memiliki nilai IC50 berturut-turut 2621,07 ppm, 1149,113 ppm, 245,30 ppm, dan 1294,58 ppm. Identifikasi kimia pada ekstrak herba suruhan menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan glikosida. Pada ekstrak daun belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Pada eksktrak daun sirih hijau mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan antrakuinon. Pada ekstrak kulit kayu manis mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponinKata kunci: suruhan, blimbing wuluh, sirih, kayu manis, hiperurisemia, aktivitas inhibitor, xantin oksidase
REDUKSI KADAR LOGAM BERAT DALAM KIJING TAIWAN Anodonta woodiana AGAR MENJADI BAHAN PANGAN KONSUMSI YANG AMAN Sata Yoshida Srie Rahayu; Erni Rustiani
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.464 KB) | DOI: 10.33751/jf.v3i1.174

Abstract

Kijing Taiwan (Anodonta woodiana) termasuk salah satu jenis kerang air tawar yang telah dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu bahan pencemar yang sering terdapat pada hewan filter feeder seperti kijing adalah logam berat. Logam-logam berat berbahaya yang sering mencemari lingkungan antara lain merkuri (Hg), cadmium (Cd), dan timbal (Pb). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan logam berat Hg, Cd, dan Pb daging Kijing Taiwan selama periode dua bulan (Maret dan Mei) serta menerapkan perlakuan depurasi sebagai usaha untuk mengurangi kandungan logam berat. Penelitian dilakukan dengan cara mengiventarisasi wilayah pengambilan sampel, analisis karakteristik kijing, melakukan depurasi, dan analisis kandungan logam berat Hg, Cd, dan Pb daging kijing. Sampel Kijing Taiwan diambil dari perairan Darmaga di, Bogor. Kandungan proksimat daging kijing yang diukur adalah kadar air 81,5%, protein 8,9%, lemak 1,0%, abu 3,1%, dan karbohidrat 5,4%. Rendemen daging kijing sebesar 20,1% (sebelum depurasi), 19,6% (setelah 10 hari depurasi), dan 18,9% (setelah 20 hari depurasi). Kijing Taiwan di perairan Darmaga menunjukkan kandungan logam berat merkuri dan kadmium yang sangat kecil pada daging selama periode dua bulan (Maret dan Mei). Kandungan timbal bulan Maret lebih tinggi dibandingkan bulan Mei. Rata-rata kandungan timbal di perairan Darmaga selama dua periode adalah sebesar 1,4 ppm. Perlakuan depurasi selama 20 hari dapat menurunkan kandungan timbal pada kijing sebesar 0,05 ppm (setelah 10 hari depurasi) dan 0,08 ppm (setelah 20 hari depurasi).Kata kunci: Anodonta woodiana, Cd, depurasi, Hg, perairan Darmaga, Pb.
(Cover; Editorial Team; From the editor; Table of Contents) (Cover; Editorial Team; From the editor; Table of Contents)
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.681 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1841

Abstract

1. Cover2. Editorial Team3. From the editor4. Table of Contents
EFEK SAMPING EKSTRAK ETANOL 96% DAN 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) YANG BERSIFAT ESTROGENIK TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA TIKUS PUTIH E. Mulyati Effendi; Hera Maheshwari; Evi Juliati Gani
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.949 KB) | DOI: 10.33751/jf.v5i2.411

Abstract

ABSTRAKBerdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, herba kemangi memiliki aktivitas sebagai estrogenik, namun dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, belum diketahui efek sampingnya terhadap kadar asam urat mengingat kemangi merupakan sayuran hijau yang mengandung senyawa purin yang dapat meningkatkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% dan 96% herba kemangi yang bersifat estrogenik terhadap peningkatkan atau penurunan kadar asam urat pada tikus putih betina. Parameter yang diukur adalah kadar asam urat dalam darah tikus setelah pemberian ekstrak etanol dengan menggunakan metode Bioessay dengan alat Easy Touch. Hewan uji yang digunakan yaitu 24 ekor tikus yang dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok dosis I ekstrak etanol herba kemangi 70% dengan dosis 0,7g/200g BB, dosis II ekstrak etanol herba kemangi 70% dengan dosis 0,8g/200g BB, dosis III ekstrak etanol herba kemangi 70% dengan dosis 0,9g/200g BB, dosis IV ekstrak etanol herba kemangi 96% dengan dosis 0,7g/200g BB, dosis V ekstrak etanol herba kemangi 96% dengan dosis 0,8g/200g dan dosis VI ekstrak etanol herba kemangi 96% dengan dosis 0,9g/200g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol herba kemangi tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar asam urat selama pemberian 15 hari.Kata Kunci : Asam Urat, Estrogenik, Herba Kemangi (Ocimum americanum L.)

Filter by Year

2011 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 1 (2024): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 2 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue