cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi
ISSN : 16931408     EISSN : 25809830     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal SPATIAL Wahana Komunikasi dan Informasi terbit dua kali dalam setahun, bulan Maret dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 167 Documents
KAJIAN PENGGUNAAN METODE IP, STORET, dan CCME WQI DALAM MENENTUKAN STATUS KUALITAS AIR YUDA ROMDANIA; Ahmad Herison; Gatot Eko Susilo; Elza Novilyansa
Jurnal Spatial Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 18 No 1 (2018): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 18 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.253 KB) | DOI: 10.21009/spatial.181.05

Abstract

Air kebutuhan makhluk hidup yang utama dalam kehidupan sehari-hari. Pemantauan kualitas air perlu dilakukan pada air sungai, air laut, air danau, air rawa dan air tanah sehingga air dapat dimanfaatkan sesuai dengan kegunaannya. Kajian ini bertujuan untuk menganalisa penggunaan metode perhitungan indeks kualitas air dalam menentukan status kualitas air permukaan sehingga diketahui metode yang paling efektif, sensistif dan obyektif. Metode perhitungan Indeks Kualitas Air (IKA) diperlukan untuk menyederhanakan banyaknya nilai dari berbagai jenis parameter menjadi sebuah angka tunggal yang mampu mendeskripsikan kondisi kualitas air, sehingga lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Ada beberapa metode perhitungan IKA di berbagai Negara, metode Storet, IP, dan CCME WQI (Canadian Council of Ministers of The Environment). Metode tersebut akan dibandingkan dengan beberapa indikator. Hasil kajian menunjukkan Metode IP lebih unggul jika memakai data tunggal, karena memiliki kelebihan dari segi biaya dan waktu namun hanya mempresentasikan status mutu air pada saat itu saja tidak dalam periode tertentu. Metode Storet dan CCME menggunakan data perulangan sepanjang waktu (time series data), sehingga lebih menggambarkan status mutu air dalam periode tertentu. CCME WQI lebih unggul dari Metode Storet dan Metode IP karena memperhitungkan besarnya selisih hasil pengujian yang melebihi baku mutu melalui F3 (Amplitude). Dari kajian di atas disimpulkan, Metode CCME merupakan metode yang paling tepat untuk menganalisis kualitas air di berbagai negara termasuk Indonesia baik pada air permukaan maupun air tanah dengan tingkat efektivitas dan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya serta penggunaan jumlah dan jenis parameter yang fleksibel. Kata kunci : Kualitas Air, Indeks Kualitas Air, Air Permukaan
KAJIAN PENGGUNAAN KONDESAT AC SEBAGAI BAHAN BAKU AIR MINUM DARI SEGI KUALITAS DAN KUANTITAS (REVIEW) Ahmad Herison; Ariestina Fanani; Gatot Eko Susilo; YUDA ROMDANIA
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 18 No 1 (2018): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 18 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.196 KB) | DOI: 10.21009/spatial.181.06

Abstract

Penggunaan Air Conditioner (AC) yang semakin banyak oleh masyarakat baik di lingkungan perumahan maupun di perkantoran, mengakibatkan adanya air hasil proses pendinginan udara. Air yang dihasilkan jumlahnya cukup banyak, namun pemanfaatannya belum dilakukan secara maksimal. Kegiatan ini bertujuan untuk mereview beberapa penelitian mengenai kondesat AC sehingga akan diketahui metode yang paling efektif dalam menentukan kualitas kondesat AC sebagai bahan baku air minum pada penelitian selanjutnya. Sejauh ini belum banyak penelitian mengenai kondesat AC. Beberapa penelitian hanya menganalisa sebagian parameter dari parameter fisik, kimia, dan bakteriologis. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Wahyu, dkk (2006), yang menganalisa parameter fisik, kimia (CO2, Amonia, Nitrat, KMN04, dan Fenol) dan mikrobiologi. Kemudian penelitian oleh Laila, dkk (2009), yang hanya menganalisa parameter konduktivitas, TDS, PH dan logam Pb. Lalu penelitian oleh Bambang, dkk (2016) yang meneliti tentang parameter laju alir, fisika (TDS, Turbidity dan pH) dan mikrobiologi. Diantara penelitian tersebut, belum ada yang menggunakan metode WQI untuk menentukan kualitas kondesat AC. Selain itu belum ada pula yang melakukan analisa ekonomi mengenai keunggulan kondesat AC sebagai alternatif sumber air bersih. Oleh karena itu pada penelitian ini kami menggunakan metode DOE WQI untuk mengetahui kualitas sekaligus melakukan analisa ekonomi dari penggunaan kondesat AC tersebut. Pemilihan metode DOE WQI disebabkan karena metode ini dianggap mampu menyederhanakan perhitungan status mutu air hanya dengan mengukur 6 paramater yaitu BOD, COD, DO, Amonia, TSS, dan pH. Pengambilan sampel kondesat sebaiknya dilakukan pada rentang waktu yang sama, untuk mendapatkan jumlah volume kondesat yang akurat. Nilai volume tersebut berpengaruh pada analisa ekonomi yang akan dilakukan. Pemeriksaan fisik mikrobiologi, dan logam juga harus tetap dilakukan untuk mengantisipasi temuan pada penelitian sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa metode DOE WQI merupakan metode yang efektif untuk mengevaluasi kualitas kondesat AC jika dibarengi dengan pemeriksaan parameter logam. Keyword : Kualitas Air, Kondesat AC, Review Penggunaan Kondesat AC
PENGARUH KETEBALAN BATU ANDESIT TERHADAP KELUARAN TERMOELEKTRIK ARY AKBAR NUGRAHA; MASSUS SUBEKTI; IMAM ARIF RAHARDJO
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 18 No 1 (2018): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 18 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.505 KB) | DOI: 10.21009/spatial.181.07

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketebalan batu andesit terhadap keluaran termoelektrik.Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini ialah ketebalan batu andesit. Ketebalan batu andesit yang digunakan yaitu ketebalan 1 cm, 2 cm, dan 3 cm. Penelitian ini dilakukan pengujian laju kalor konduksi dan keluaran termoelektrik berdasarkan ketebalan batu andesit. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi laboratorium dan observasi lapangan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa batu andesit ketebalan 1 cm menghasilkan laju kalor konduksi tertinggi dibandingkan ketebalan 2 cm dan 3 cm. Begitu juga dengan keluaran yang dihasilkan termoelektrik. Batu andesit ketebalan batu 1 cm menghasilkan keluaran paling besar dibandingkan ketebalan batu 2 cm dan 3 cm. Tegangan keluaran V0(tanpa beban) dan V1(dengan hambatan 100 ohm) yang dihasilkan termoelektrik pada ketebalan batu 1 cm berturut-turut sebesar 1.40 V dan 1.08 V, ketebalan batu 2 cm sebesar 1.37 V dan 0.98 V, dan ketebalan batu 3 cm sebesar 1.22 V dan 0.94 V. Berdasarkan hasil data pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh ketebalan batu andesit terhadap keluaran termoelektrik. Kata Kunci: Termoelektrik, Andesit, Laju Kalor Konduksi, Keluaran Termoelektrik
Mobilitas Sosial Dan Identitas Etnis Betawi NUR FAIZAH; MUHAMMAD ZID; ODE SOFYAN HARDI
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 18 No 1 (2018): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 18 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.625 KB) | DOI: 10.21009/spatial.181.01

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan mobilitas sosial serta fungsi dan pola sebaran Kesenian Ondel-ondel Betawi. Pada tahun 1940-an ondel-ondel yang difungsikan sebagai kesenian yang bersifat sakral, namun saat ini ondel-ondel difungsikan sebagai kesenian Betawi yang bersifat ekonomis. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Administrasi Jakarta Pusat pada pada tahun 2017. Dalam penelitian ini terdapat dua pertanyaan penelitian. Pertama, bagaimana perubahan fungsi pada kesenian ondel-ondel Betawi. Kedua, bagaimana pola persebaran kesenian ondel-ondel Betawi. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mix method), yaitu metode kualitatif untuk membahas bagaimana perubahan fungsi kesenian ondel-ondel Betawi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Akademisi Universitas Negeri Jakarta, Seniman Betawi, Pengelola Sanggar Ondel-ondel, dan informan pendukung seperti masyarakat yang pernah menggunakan ondel-ondel dalam acara kebudayaan yang diambil secara snowball. Dan metode analisa geografis untuk mengetahui bagaimana pola persebaran kesenian ondel-ondel Betawi dengan sampel populasi untuk sanggar. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam validitas data adalah triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa, ondel-ondel merupakan kesenian tradisional yang sangat identik dengan identitas etnis Betawi. Perpindahan masyarakat Betawi ke pinggir Jakarta menyebabkan penggunaan ondel-ondel meredup karena masyarakat Betawi lebih memilih untuk menggunakan seni musik modern dan membuat pengelola sanggar ondel-ondel bertahan dengan cara mengamen keliling untuk biaya peremajaan sanggar sehingga terjadinya mobilitas horizontal dan mobilitas vertikal. Sanggar ondel-ondel di Kota Administrasi Jakarta Pusat terdapat 5 sanggar aktif dengan termasuk kedalam Pola Tersebar Merata. Lokasi yang menjadi tujuan mengamen keliling adalah lokasi yang ramai dengan aktivitas masyarakat. Dari mengamen inilah, banyak oknum liar yang memanfaatkan keadaan ondel-ondel menjadi media untuk mencari makan dengan penampilan seadanya dan mengharapkan belas kasihan dari masyarakat. Penampilan ondel-ondel liar yang tidak sesuai pakem ini telah merubah fungsi dan makna ondel-ondel yang semula merupakan atribut kebudayaan menjadi suatu kesenian budaya Betawi yang tidak dihargai lagi dengan uang recehan. Kata Kunci: Ondel-ondel Betawi, Identitas Etnis Betawi, dan Pola Persebaran Ondel-ondel
PEMETAAN LORONG GUA GARUNGGANG UNTUK GEOWISATA DI DESA KARANG TENGAH, KECAMATAN BABAKAN MADANG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT SARI, GRANDIS KUMALA; MUZANI, Dr; suhardjo, Drs
Jurnal Spatial Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 18 No. 1 (2018): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 18 Nomor 1,
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/spatial.181.02

Abstract

The purpose of this research is to map passage of Garunggang cave so that can be made a recommendation for geotourism activity. This research used the descriptive method. The population of this research are all survey station in each cave system which amount 93 stastion covering 26 station in first cave system and 67 station in second cave system. This research held on 2 – 4 September 2016. The research results show that there are two cave system is formed in the Garunggang Cave. Both of them including type of watery cave and the majority is the cave horizontal. First cave system have a distance about 95,12 meters with one entrance that’s a Entrance 1 and four aven (a hole on the top of passage cave). First cave system divided into four subsystem with classification for subsystem 1 and subsystem 2 including semi – limited access and subsystem 3 and subsystem 4 including limited access. Subsystem 2 is the subsystem with most various ornament but subsystem 3 have not ornament. Second cave system have a distance about 353,65 meters. Second cave system have three entrance and one aven. Entrance 3 use for general tourist and Entrance 2 with Entrance 4 for special tourist. Second cave system divided into seven subsystem with subsystem 1 including limited access and for subsystem 2 until subsystem 7 including semi – limites access. Although subsystem 1 including limited access, but have most various ornament. Followed by subsystem 2, subsystem 5, subsystem 3, and subsystem 7. Subsystem 6 only have one type of ornament and subsystem 4 have not ornament.Based on the above condition, it can be made a recommendation cave tour track for general tourist, special tourist, and educational tourist. Keyword: Maping of cave, cave geotourism, ornament of cave
Sebaran Lokasi Potensial Minimarket (Alfamart dan Indomaret) Di Kecamatan Babelan NIDA DIANA; SONY NUGRATAMA; adrian adrian
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 18 No 1 (2018): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 18 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/spatial.181.03

Abstract

District Babelan has many minimarkets in the form of Alfamart and Indomaret. Minimarket in District Babelan amounted to 43 minimarket. Minimarkets are scattered in several villages in Babelan sub-district, namely Bahagia village, Kebalen village, Babelan Kota village, Kedung Pengawas village, Kedung Jaya village and Muarabakti village. The purpose of this study is to see the development of Alfamart and Indomaret, knowing the pattern of distribution as well as potential location of minimarket establishment. The method used in this research is quantitative descriptive analysis with survey approach. Methods of data analysis using stop-point analysis. Data collection using observation techniques by taking data on location and documentation. The results of this study indicate that the development of Alfamart and Indomaret in the District of Babelan experienced rapid development from 2013-2017. In 2013 in Babelan sub-district there are only 12 minimarkets and by 2017 it has increased to 43 minimarkets, which indicates that minimarket developments in Babelan Sub-district have progressed over time. Next, the pattern of distribution Alfamart and Indomaret in District Babelan has a pattern of clumping. Other than that, the determination of potential location of minimarket establishment is needed to know where the potential position to establish minimarket. The potential distance of minimarket between villages in Babelan sub-district is not much different. The average potential distance of minimarket between villages is 1,4 km. Keywods : Minimarket, distribution pattern potential location, District of Babelan
PENGARUH PERILAKU BERTANGGUNG JAWAB DAN PEMAHAMAN SISWA SMA DI DKI JAKARTA TERHADAP KETAHANAN SOSIAL EKOLOGIS LOKAL samadi, Dr
Jurnal Spatial Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 18 No. 1 (2018): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 18 Nomor 1,
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/spatial.181.04

Abstract

This study aims to determine empirically the influence of responsible behavior toward ecological social resilience in the framework of environmental education in senior high school students. The research was conducted during August-December 2017. This research used experimental method with 2 X 2 factorial design. The population in this study is the affordable population with random sampling method. The test of statistical hypothesis used ANAVA (analysis of variance) by comparing the Fcount with Ftable on each treatment factor (A and B), and interaction between factors (Ax B). Data analysis in this study using Pearson correlation analysis and regression analysis where the normality test using Kolmogorov-Smirnov method. The result of the research concludes that the stronger the responsible behavior toward the environment, the more its ecological socio-economic resilience in the framework of applying of environmental education to high school students in DKI Jakarta. Keyword: Rresponsible behavior, Ecological social resilience, Environmental education in senior high school, Jakarta.
KETERAMPILAN MENGOBSERVASI SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPS Ode Sofyan Hardi; Kiki Rumantir
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 18 No 2 (2018): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.304 KB) | DOI: 10.21009/spatial.182.01

Abstract

The purpose of this study is to describe phenomena in thematic learning in elementary schools, where the ability to observe is included in the aspect of geographical skills. This research method uses descriptive method with a survey approach, by taking a sample of the school in SDN Rawamangun 12 Pagi, and taking a sample V class .The data analysis technique used is the description technique. Students who make observations can be seen from several activities below: Using various feelings to recognize an object; Record in detail the relevant facts of the object and everything around it; Identify similarities and differences; Using tools and materials to understand objects in detail. The results of this study basically students who study at SDN Rawamangun 12 Pagi have been able to observe social objects in social studies material using guided inquiry methods students experienced a significant increase. The use of models that prioritize aspects of high thinking in students, so that students experience good learning outcomes. Keywords: Skills, Observations, Social Sciences
PENGEMBANGAN MENTAL MAP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SEKOLAH rayuna handawati
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 18 No 2 (2018): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.141 KB) | DOI: 10.21009/spatial.182.02

Abstract

Mental map sebagai gambaran tentang suatu wilayah dan lingkungannya, yang dikembangkan oleh individu atas dasar pengalaman sehari-hari dari berbagai sumber, antara lain dapat diperoleh melalui pembelajaran di sekolah dari guru dan media. Alat ukur keakuratan mental map seseorang terhadap suatu wilayah adalah mengkonfirmasi atau menerjemahkan dalam peta kartografis. Namun bersama peta kartografis, spektrum mental map peserta didik dapat dikembangkan tidak hanya berupa pengetahuan dan persepsi tentang lokasi geografis dari suatu obyek di permukaan bumi, peserta didik juga dapat melihat hubungan antar fenomena di permukaan bumi, pola, persamaan dan perbedaan hingga interdependensi suatu tempat dengan menerapkan prinsip dan pendekatan geografi. Mental map yang baik dan berkembang akan berguna bagi peserta didik dalam membuat keputusan untuk kepentingan pribadi hingga memberikan solusi kepada masyarakat. Guru berperan mendesain pembelajaran yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang mengembangkan mental map. Setiap pokok bahasan geografi pada mata pelajaran geografi dijelaskan dengan sudut pandang geografi dalam skala lokal, regional dan global. Setiap pokok bahasan geografi di sekolah juga harus menerapkan prinsip maupun pendekatan geografi untuk memaksimalkan mental map peserta didik terhadap lingkungan tempat tinggalnya, negaranya dan internasional sesuai tujuan pembelajaran geografi di sekolah.
Analisis Zonasi Ekowisata Bahari Berbasis Sistem Informasi Geografis Ahmad Herison; Yuda Romdania; Willy Brilliant Yosua
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 18 No 2 (2018): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.542 KB) | DOI: 10.21009/spatial.182.03

Abstract

The magnitude of tourism potential and diversity of tourism in Pesisir Barat District, making the attraction for tourists in Pesisir Barat District. It is needed a tourism planning in the mapping of marine ecotourism area in Pesisir Barat District, beauty of nature, and the interest of foreign tourists are not hindered by the attributes - ecotourism attributes that are inadequate for the purpose of the prosperity that has a big impact for the province and the country. The purpose of this research is to design the zoning of marine ecotourism area in Pesisir Barat regency. The method used is Community Based Analysis Method and SWOT Analysis based on Geographic Information System. Based on the analysis, this regency has 30 areas that have the potential to be developed. It can be concluded that special attention is needed from the government in arranging space and territory in natural resources owned by Pesisir Barat regency.

Page 6 of 17 | Total Record : 167


Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 25 No. 1 (2025): SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 24 No. 2 (2024): SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 24 No. 1 (2024): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 23 No. 2 (2023): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 23 No. 1 (2023): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 23 No 1 (2023): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 22 No. 2 (2022): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 22 No. 1 (2022): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 21 No 2 (2021): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 21 No 1 (2021): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 20 No 2 (2020): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 20 No 1 (2020): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 19 No 2 (2019): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 19 No 1 (2019): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol. 18 No. 1 (2018): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 18 Nomor 1, Vol 18 No 1 (2018): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 18 Nomor 1, Ma Vol 18 No 2 (2018): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 17 No 2 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 2, Ma Vol. 17 No. 2 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 2, Vol 17 No 1 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 1, Ma Vol 16 No 2 (2016): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 16 Nomor 2, Se Vol 15 No 1 (2016): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 15 Nomor 1, Ma Vol 14 No 2 (2015): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 14 Nomor 2, Se Vol 13 No 1 (2015): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 13 Nomor 1, Ma Vol 12 No 2 (2014): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 12 Nomor 2, Se Vol 12 No 2 (2013): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 12 Nomor 2, Se More Issue