cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Idealog: Ide dan Dialog Desain Indonesia
Published by Universitas Telkom
ISSN : 24770566     EISSN : 26156776     DOI : -
Core Subject : Art,
Journal IDEALOG is a peer-reviewed journal devoted to the study and applications of interior design and product design theory and practice
Arjuna Subject : -
Articles 191 Documents
INVESTIGASI PERMASALAHAN PERFORMA PENCAHAYAAN DALAM KELAS BUSANA BUTIK SMKN 3 METRO TERHADAP KENYAMANAN VISUAL SISWA Ayulietha Ida Yosefhin; Ahmad Nur Sheha
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 3 (2017): Jurnal Idealog vol 2 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i3.1231

Abstract

SMK adalah jenjang pendidikan yang mempersiapkan kemampuan siswa dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Busana butik adalah salah satu penjurusan di SMKN 3 Metro yang dalam proses pembelajarannya terdapat kegiatan menggambar, menjahit dan pekerjaan halus lainnya. Proses pembelajaran di dalam kelas menjadi penting sebagai tempat materi disampaikan. Kelas yang nyaman akan mendukung proses pembelajaran berjalan dengan baik. Pencahyaan menjadi salah satu elemen pendukung kenyamanan dalam kelas. Kelas Busana butik SMKN3 Metro memiliki dua sumber pencahyaan yaitu pencahyaan alami dan buatan. Intensitas cahaya yang dirasakan para siswa terkadang terlalu besar dan membuat ketidaknyamanan dalam proses belajar. Penggunaan pencahyaan buatan dan alami secara bersamaan membuat tidak bisa ditentukannya sumber intensitas cahaya yang berlebih dan menyebabkan silau. Pengukuran intensitas setiap titik pada ruang kelas akan menunjukan pengaruh yang di berikan dari masing masing sumber pencahyaan. Dengan mengetahui penyebab intensitas cahaya yang terlalu besar maka penanganan pencahayaan akan bisa dilakukan untuk menciptakan ruang kelas yang nyaman bagi para siswa
PERANAN STYLING DAN ERGONOMI PADA CITY CAR TERHADAP MASYARAKAT URBAN JAKARTA STUDI KASUS EKSTERIOR DAN INTERIOR SUZUKI KARIMUN WAGON R DAN DAIHATSU AYLA Hapiz Islamsyah
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Idealog Volume 2 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i2.1221

Abstract

Ketika kita berbicara tentang desain sangat berkaitan dengan banyak aspek, hal yang palingpenting dari aspek ini adalah fungsi dan estetika, desain tanpa estetika menjadi kekosongan dan desaintanpa fungsi menjadi tidak berguna. Saai ini ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya hari ini menjadibagian gaya hidup. Sebagian besar objek yang digunakan oleh manusia, dirancang oleh desainer, untukmemenuhi kebutuhan dasar dan keinginan manusia, gaya hidup manusia modern adalah kebanggaan palingpenting, alat elektronik dan otomotif yang sebagian besar terhubung dengan kehidupan mereka. Dalampenelitian ini dibahas tentang kinerja LCGC (Low Cost Green Car) yang paling umum digunakanmasyarakat urban di Jakarta dengan melihat dari segi styling dan ergonomis, penelitian ini dimulai denganmengumpulkan data melalui observasi dan wawancara dari resoponden dan ahli. Semua data akan diolahdan hasil dari penelitian ini adalah untuk mendorong industri manukfaktur dan desainer produk otomotifuntuk membuat mobil dengan aspek estetika dan aspek ergomonik yang sangat penting.
ANALISA POLA BUDAYA SUNDA PRIMODIAL (Pola Tiga) PADA TATA RUANG DAN BENDA PAJANG DI MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA BANDUNG Santi Salayanti
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Idealog vol 2 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i1.1176

Abstract

Fenomena keberadaan museum yang makin berkembang, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan beberapa kota lainnya, keduanya difungsikan sebagai sarana pendidikan dan informasi, juga dijadikan sarana rekreasi yang menarik. Di balik berkembangnya fasilitas publik museum ini ternyata kesadaran untuk berkunjung ke museum masih kurang, sehingga pemerintah membuat beberapa kampanye tentang museum seperti "ayo ke museum" dan "museum di hati" .Dari jenis jenis museum di Indonesia yang Dirilis oleh musem indonesia.net informasi resmi tentang situs tersebut sebagai museum di indonesia. Ada satu jenis museum khas yang menginformasikan tentang sejarah dan budaya daerah, yang difasilitasi oleh pemerintah, yaitu Museum Negara atau Museum Daerah, yang di Indonesia setidaknya ada 19 negara atau Museum Regional yang tersebar di seluruh Indonesia.Salah satu Museum Negara adalah Museum Sri Baduga (yang menjadi objek penelitian ini), Museum yang dikelola oleh provinsi Jawa Barat dan terletak di jalan BKR No. 185 Bandung didirikan pada tahun 1974, terdiri dari benda-benda koleksi sejarah khususnya Barat. Java area mulai koleksi geologika, Biologika hingga teknologika. Keputusan mengambil objek penelitian museum karena pentingnya memahami sejarah dan pengaruh kebijaksanaan filosofis (Sunda) dalam hal ini pola teori budaya Sunda (Tri tangtu Sunda), artefak modern dalam tata letak sistem ini. (tata letak) interior dan penempatan sistem objek koleksi sesuai dengan kategori koleksi arsitektur museum Sri Baduga Jawa Barat. Kondisi di atas merupakan objek kajian dalam penelitian, baik sebagai museum yang benar-benar menginformasikan tentang sejarah, budaya dan peradaban Sunda. Menggunakan nilai filosofis Sunda (konsep Sunda Tritangtu) dalam membuat tata letak dan mengatur objek pajangannya.Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif (metode penelitian deskriptif) yaitu kualitatif, dengan melihat bentuk artefak - ruang interior arsitektural. Penelitian ini ingin mengetahui penerapan tiga budaya Sunda di bagian ruang interior arsitektur Museun Sri Baduga Jawa Barat, serta untuk mengetahui pola koleksi objek koleksi ini mengikuti aturan filoosfis pola budaya atau tidak
ANALISIS JARAK DAN SUDUT PANDANG POSISI DUDUK PADA RUANG PERKULIAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA DI GEDUNG TOKONG NANAS UNIVERSITAS TELKOM Dian Kumala Muman; Mahendra Nur Hadiansyah
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.849

Abstract

Desain ruang perkuliahan mempunyai peranan yang cukup penting dalam meningkatkan efektivitasmahasiswa saat belajar. Untuk meningkatkan efektivitas dalam belajar, diperlukan suatu ruang perkuliahan yang memiliki fasilitas belajar dengan peletakan yang sesuai dengan standar dan kebutuhannya. Fasilitas belajar dapat dikatakan sesuai dengan standar dan kebutuhannya apabila layout yang diterapkan mendukung aktivitas pengguna ruang secara efektif. Layout memiliki konfigurasi yang bermacam-macam. Dalam penelitian ini, dari beberapa konfigurasi layout yang ada pada lantai 6 di Gedung Tokong Nanas Universitas Telkom, akan diteliti aktivitas pengguna ruang untuk mengetahui layout yang seperti apa yang baik diterapkan dalam ruang perkuliahan. Yang mana hal tersebut dapat menunjang efektivitas mahasiswa dalam belajar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh layout terhadap efektivitas belajar dalam ruang perkuliahan. Selain itu, bagaimana layout yang baik ditinjau dari perilaku pengguna ruang perkuliahan di Gedung Tokong Nanas. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh layout dalam ruang perkuliahan terhadap efektivitas mahasiswa dalam belajar. Selain itu, untuk melihat dan menganalisa kembali ketepatan kegunaan prinsip desain layout pada ruang perkuliahan. Metode penelitian dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode analisa deskriptif, dan mengambil lokasi ruang kuliah di Gedung Tokong Nanas Universitas Telkom. Data yang ada dikumpulkan dengan metode pengamatan serta studi dokumentasi. Penelitian dilakukan bertujuan mengetahui bagaimana layout yang baik di dalam ruang perkuliahan sesuai dengan anthropometri dan standar ergonomi. Hipotesis yang diajukan adalah layout dalam desain ruang perkuliahan dapat menjadi salah satu faktor penting terhadap efektivitas belajar mahasiswa. Ruangan kelas yang kondusif dapat tercipta dengan adanya desain layout yang baik tanpa mengabaikan standar ergonomi dan kesesuaian dengan anthropometri.
PEMANFAATAN KONSEP SPACE WITHIN A SPACE DALAM PENGOLAHAN LAYOUT PADA INTERIOR Ananda Trisiana; Ully Irma Maulina Hanafiah; Titihan Sarihati
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Idealog Vol 3 No 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v3i1.1778

Abstract

Science ininteriordesignhas been widely used by the community to add value and provide solutions to problems in interior space. One of them is the number of designers applying the concept of open planto provide space design solutions to feel spacious, feel bright, and make it possible to carry out activities simultaneously. However, there are several activities that cannot be carried out simultaneously such as privacy spaces, namely bathrooms, meeting rooms etc. With these needs, the privacy area is usually placed outside the open plan area so that the use of open plan in the interior does not experience development in the processing of interior space. Even though there are four fundamental ways of connecting several spaces, one of them is space within a space. By adapting, developing, combining and using relationships between spaces within a space, the concept of open plan can create attractive spaces and can fulfill building functions. In this study the method used is descriptive analysis, that is, by describing and analyzing the concept of space within a space that has been applied by famous building architects and designers into interior layouts. The benefit of this research is to provide an alternative to processing interior space in the open plan concept in order to create a variety of designs. The purpose of this study is to provide a new perspective in processing concepts from an open plan by applying space within a space to separate space functions so that designers can provide privacy space in public areas, (or vice versa) without changing the essence of the open plan concept
REPRESENTASI DAN ORIENTASI SIMBOL PENGHORMATAN DALAM DINAMIKA RUANG IBADAH AGAMA BUDDHA (Studi Kasus: Ruang Ibadah Cetiya di Bandung) Carina Tjandradipura; Ferlina Sugata
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Idealog Volume 1 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i1.839

Abstract

Setiap umat beragama pada umumnya memiliki simbol penghormatan untuk memuja keagungan dan kebesaran seseorang yang dianggap sangat penting dalam agama masing-masing. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh perkembangan dunia arsitektur dan penyesuaian aktivitas peribadatan berbeda-beda pula sehingga mempengaruhi munculnya tatanan ruang yang beragam pada salah satu ruang ibadah umat agama Buddha yakni cetiya. Dalam perkembangan bentuk ruang cetiya tersebut, aktivitas dalam cetiya ini pun mengalami perubahan yakni sebagai wadah aktivitas ritual dan interaksi keagamaan sehingga memberikan dampak terhadap esensi makna bagi sebuah aktivitas spiritual. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi sejarah dan perkembangan bentuk, fungsi dan makna cetiya pada masa awal muncul hingga saat ini, dengan mengidentifikasi tipe cetiya di ranah publik dan privat, dan masih difungsikan sesuai awal terbentuknya namun telah mengalami pergeseran dalam aspek wadah fisik dan kontennya; serta mengetahui sejauh mana terjadi pergeseran tersebut dengan menganalisis faktor-faktor mendorong terjadinya hal tersebut. Metode analisis yang digunakan adalah kajian fenomenologis, yakni mencari faktor pendorong dengan teknik kualitatif rasionalistik sehingga teknik pengolahan datanya merupakan analisis hubungan dari kedua variabel yang dijabarkan menjadi faktor-faktor dan kemudian dilanjutkan denganmenggunakan tabulasi sederhana, sehingga menghasilkan sistematika dari faktor-faktor tersebut. Pada saat ini cetiya telah mengalami perubahan bentuk menjadi sebuah ruang atau bangunan tempat peribadatan pribadi maupun kelompok tertentu, yakni berupa sudut ruangan atau kamar khusus di sebuah fungsi hunian atau kantor. Pergeseran fungsi yang kini terjadi, tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap penataan pola ruang dan tetap dapat memperlihatkan representasi simbol Buddha dengan orientasi ruang memusat serta tetap terjaganya hierarki sebagai ruang ibadah privat dan khusuk walaupun dengan elemen pelingkup dan atributruang yang berlainan. Berdasarkan hasil temuan penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa simbol masih dikenal hingga saat ini namun direpresentasikan secara berbeda dari konsep awalnya yang berupa tempat suci atau penyimpanan benda suci Buddha. Penggunaan nama masih tetap digunakan dan fungsi cetiya sebagairuang ibadah yang menampung aktivitas penghormatan pun masih dipertahankan.
KAJIAN PENCAHAYAAN BUATAN SEBAGAI PROSES RELAKSASI PADA RUANG REFLEXOLOGY DI EVERYDAY BALINESE SPA & REFLEXOLOGY Arizky Bara Ayuningrum
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 3 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i3.1227

Abstract

Tujuan utama pencahayaan pada fasilitas Health Care adalah untuk meningkatkan fungsi health care itu sendiri, karena pencahayaan merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah gedung atau bangunan. Faktor yang menentukan berhasil tidaknya perencanaan pencahayaan di dalam ruangan tergantung dari kondisi bangunan itu sendiri. Penerangan yang baik di tempat fasilitas health care adalah penerangan yang tidak menyebabkan terjadinya penurunan relaksasi tubuh saat melakukan proses yang relaxive. Oleh karena fungsi fasilitas health care adalah memberikan fasilitas yang relaxive yang dapat membantu dalam penanggulangan stres. Dengan mengkaji studi kasus bangunan pusat perawatan tubuh dan kecantikan di Everyday Balinese Spa & Reflexology yang berada di Jl. Naripan No. 38 Bandung dengan fokus kajian pada ruang Relexology, diketahui bahwa sebuah fasilitas Health care membutuhkan karakteristik ruang dengan desain interior yang dapat menunjang perawatan kesehatan, baik fisik maupun mental, sehingga suatu ruang juga dapat menjadi media terapi kesehatan melalui treatment pada elemen-elemen interior, salah satunya yaitu sistem pencahayaanya. Dengan demikian, penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat diketahui apakah dalam kajian ini pencahayaan buatan pada pusat perawatan tubuh dan kecantikan di Everyday Balinese Spa & Reflexology sudah sesuai dengan fungsi pencahayaannya yang dapat memberikan suasana relaksatif atau belum.
PENERAPAN METODE SUPPORT DAN DETACHABLE UNIT BERBASIS KONSTRUKSI PRACETAK C-PLUS DAN BAMBU PLASTER KOMPOSIT STYROFOAM PADA PERANCANGAN RUSUNAWA Obyek Studi: Permukiman di Kawasan Urban Rancacili Emanuel Agung Wicaksono
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Idealog vol 2 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i1.1181

Abstract

Pengadaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) cenderung mengeliminasi peran penghuni sehingga hunian tidak bisa mengakomodasi perubahan akibat perkembangan kebutuhan penghuni. Penelitian ini bertujuan memahami metode support dan detachable unit yang dicetuskan oleh Habraken sebagai metode perancangan rusunawa yang adaptif melalui prinsip partisipasi dan kontrol pengguna. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Metode support dan detachable unit dipahami melalui studi literatur lalu dipadukan dengan observasi konteks tapak, fungsi, serta perilaku penghuni. Dalam proses analisis, metode ini dielaborasi dengan eksplorasi konstruksi C-Plus sebagai komponen support dan bambu plaster komposit styrofoam sebagai komponen detachable unit. Analisis penelitian ini menghasilkan pedoman perancangan yang selanjutnya diimplementasikan pada desain rusunawa. Metode ini melibatkan proses analisis, yaitu: analisis zona, analisis sektor, analisis variasi dasar, analisis subvariasi. Ruang dibagi menjadi zona alpha(α), zona beta (β), zona gamma (γ), zona delta (δ), dan margin untuk mengevaluasi kemungkinan tata letak dan interelasi antara support dan detacahable unit. Agar tercapai hunian yang terjangkau, disimpulkan bahwa komponen support yang bersifat kepemilikan bersama dan memiliki permanensi tinggi dapat diadakan melalui strategi providing karena butuh modal besar dan teknologi tinggi. Komponen detachable unit yang bersifat kepemilikan pribadi dan memiliki fleksibilitas tinggi dapat diadakan dengan strategi enabling karena butuh modal kecil dan teknologi sederhana. Analisis ini juga menghasilkan 38 variasi dasar yang sesuai kriteria bangunan sehat, aman, nyaman dan kemudahan dibangun.
INTERPRETASI MAKNA TEMPAT PADA KORIDOR JALAN BRAGA BANDUNG Lano Hapia Penta
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 3 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i3.944

Abstract

Koridor Jalan Braga telah mengalami perjalanan waktu cukup panjang yang mengubah bentuk arsitektur pada sebagian bangunannya. Perubahan bentuk arsitektur ini mempengaruhi identitas koridor sehingga mengalami pasang surut pemaknaan di masyarakat, makna tempat dapat berubah seiring dengan perubahan ruang dan waktu. Makna tempat menjadi isu dalam penelitian ini, penelitan dilakukan pada koridor Jalan Braga, Bandung. Fokus penelitian dilakukan pada koriodor yang memiliki perubahan fisik paling banyak dan aktivitas yang hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui makna tempat koridor Jalan Braga saat ini melalui pengamatan aspek fisik dan non fisik, menjadi masukan dan melengkapi penelitian terdahulu kawasan Braga sehingga dapat menjadi informasi tambahan bagi revitalisasi kawasan Braga. Metode penelitian adalah deskriptif interpretatif dengan pendekatan hermeneutika pengalaman arsitektural. Alat penelitian adalah sensori inderawi visual dan non visual dalam mengkaji koridor sebagai sebuah ruang yang dibagi menjadi aspek horisontal berupa jalan – trotoar dan aspek vertikal berupa fasad bangunan. Hasil pengalaman dirumuskan kedalam teori tanda arsitektural dari Salura dan difahami melalui hermeneutika faktisitas Heidegger. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa perubahan bentuk arsitektur bangunan pada koridor Jalan Braga tidak mempengaruhi konteks kawasan sebagai koridor komersil. Elemen dan susunan objek fisik dan non fisik masih didominasi oleh referensi susunan kolonial Belanda. Terjadi rigoritas bentuk yang membatasi aktivitas tempat. Kesimpulan telah terjadi degradasi makna tempat dari paradigma ekonomi. Paradigma arsitektural mengatakan makna tempat memiliki konteks yang konsisten pada romantisme masa lalu. Kolaborasi ini menghasilkan makna tempat saat ini adalah romantisme terhadap bangunan eks kolonial telah menjebak koridor Jalan Braga menjadi sebuah monumen.
ANALISIS DESAIN INTERIOR KANTOR CALL CENTER TELKOMSEL DI GEDUNG INFOMEDIA NUSANTARA, BANDUNG DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI RUANG Shafira Andriani; Djoko Murdowo; Rangga Firmansyah
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Idealog Vol 3 No 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v3i1.1783

Abstract

Telkomsel Call Center Office is the call center service office for 24 hours which is facilitated by the telecommunications operator service companies Telkomsel in order to optimize the quality of service to its customers. Service optimisation is certainly influenced by internal company both in terms of the work system as well as where its taken place. One case study is taken, i.e. Telkomsel Call Center Office in Gedung Infomedia Nusantara -Bandung. Interior design on this Office has not applied optimally where affect the satisfaction of workers, mainly call center agents. This often raises the boredom on the agents whom do their work repeatedly to serve the consumers who don't rarely give them complaints or criticism. Using a research method of qualitative descriptive (comparative analysis of the condition in existing interior design with the theory of psychological space (five aspects which can form a good workplace design)), it is evident that Telkomsel Call Center Office interior design is not applied optimally to support satisfaction of workers in order to optimize its performance.

Page 4 of 20 | Total Record : 191