Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENERAPAN PENCAHAYAAN BUATAN PADA INTERIOR RESTORAN ATMOSPHERE BANDUNG DI MALAM HARI Amythia Lapadca Mirzah; Ahmad Nur Sheha Gunawan; Santi Salayanti
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Idealog Volume 2 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i2.1225

Abstract

Restoran Atmosphere merupakan salah satu tempat makan keluarga yang sering didatangi masyarakatkota maupun luar kota Bandung. Salah satu hal yang mempengaruhi kedatangan masyarakat kota Bandung untukmakan di restoran atmosphere adalah suasana restoran. Pengaruh yang menciptakan suasana yang cozzy direstoran Atmosphere salah satunya dengan menggunakan pencahayaan yang dapat berpengaruh pada suasana dankenyamanan pengguna restoran itu sendiri. Aktivitas pengunjung dan pengelola yang berada pada restoran sepertimakan, berkumpul, menyajikan makanan sangat dipengaruhi oleh pencahayaan yang ada. Pencahayaan lampudapat memberikan kesan dan efek yang berbeda-beda sesuai dengan jenis dan penerapan lampu yang ada, sepertiefek nyaman dengan kesan hangat pada restoran Atmosphere. Pencahayaan juga dapat memberikan ciri khastersendiri mengikuti tema dan gaya yang diterapkan pada interiornya. Dengan analisa deskriptif maka penelitianini dilakukan untuk melihat pengaruh sistem pencahayaan terhadap efek atau kesan tertentu dan sesuai standarkenyamanan yang ada pada restoran Atmoshpere. menggunakan kajian literature, observasi dan pengumpulandata melalui wawancara, maka peneliti memperoleh hasil kajian penerapan cahaya interior pada restaurantAtmosphere yang berada Jalan Lengkong Besar No.97.
ANALISA POLA BUDAYA SUNDA PRIMODIAL (Pola Tiga) PADA TATA RUANG DAN BENDA PAJANG DI MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA BANDUNG Santi Salayanti
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Idealog vol 2 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i1.1176

Abstract

Fenomena keberadaan museum yang makin berkembang, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan beberapa kota lainnya, keduanya difungsikan sebagai sarana pendidikan dan informasi, juga dijadikan sarana rekreasi yang menarik. Di balik berkembangnya fasilitas publik museum ini ternyata kesadaran untuk berkunjung ke museum masih kurang, sehingga pemerintah membuat beberapa kampanye tentang museum seperti "ayo ke museum" dan "museum di hati" .Dari jenis jenis museum di Indonesia yang Dirilis oleh musem indonesia.net informasi resmi tentang situs tersebut sebagai museum di indonesia. Ada satu jenis museum khas yang menginformasikan tentang sejarah dan budaya daerah, yang difasilitasi oleh pemerintah, yaitu Museum Negara atau Museum Daerah, yang di Indonesia setidaknya ada 19 negara atau Museum Regional yang tersebar di seluruh Indonesia.Salah satu Museum Negara adalah Museum Sri Baduga (yang menjadi objek penelitian ini), Museum yang dikelola oleh provinsi Jawa Barat dan terletak di jalan BKR No. 185 Bandung didirikan pada tahun 1974, terdiri dari benda-benda koleksi sejarah khususnya Barat. Java area mulai koleksi geologika, Biologika hingga teknologika. Keputusan mengambil objek penelitian museum karena pentingnya memahami sejarah dan pengaruh kebijaksanaan filosofis (Sunda) dalam hal ini pola teori budaya Sunda (Tri tangtu Sunda), artefak modern dalam tata letak sistem ini. (tata letak) interior dan penempatan sistem objek koleksi sesuai dengan kategori koleksi arsitektur museum Sri Baduga Jawa Barat. Kondisi di atas merupakan objek kajian dalam penelitian, baik sebagai museum yang benar-benar menginformasikan tentang sejarah, budaya dan peradaban Sunda. Menggunakan nilai filosofis Sunda (konsep Sunda Tritangtu) dalam membuat tata letak dan mengatur objek pajangannya.Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif (metode penelitian deskriptif) yaitu kualitatif, dengan melihat bentuk artefak - ruang interior arsitektural. Penelitian ini ingin mengetahui penerapan tiga budaya Sunda di bagian ruang interior arsitektur Museun Sri Baduga Jawa Barat, serta untuk mengetahui pola koleksi objek koleksi ini mengikuti aturan filoosfis pola budaya atau tidak
ANALISIS POLA SIRKULASI PENGUNJUNG PADA CELEBRITY FITNESS TRANSTUDIO MALL BANDUNG Maysitha Fitri Az Zahra; Santi Salayanti
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 3 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i3.1228

Abstract

Celebrity Fitness Transtudio Bandung is a fitness facility contained in Transtudio mall Bandung, located at 3rd floor building. Celebrity Fitness is one of the most popular fitness and much demand in either Indonesia or in the world, because at Celebrity Fitness is available a wide range of programming options classes with professional instructors, as well as a wide variety of selection tools that can be used in accordance with the needs of current visitors is in fitness place. Nowdays, many people in the world, especially urban communities choose an alternative fitness exercise for theirs activity because of their high activity. The higher a person's activity, the less time you have for doing the exercise, so many people are choosing fitness as an alternative to sports. Users fitness today is not only men, many women also were menikuti fitness program in order to maintain health and body ideals. One factor that must be considered in a gym is convenience, visitor comfortness circulation including the appropriate standard. Because one of the things that became Pull at Celebrity Fitness is the user's convenience, the slightest thing related to comfort will be considered in detail. But there are things of interest to writers when using the facilities at Celebrity Fitness Transtudio Bandung, namely the circulation patterns. Linear circulation pattern that is initially quite a good start from the receptionist up to the main workout room, but when on the main exercise room or exercise room TRX towards the path narrowed and sometimes occurs when a buildup of visitors crowded hours. Refinements circulation path is the impact of different forms of space. Shape space indirectly affect the organization of space which affects the circulation space. Celebrity Fitness Transtudio Bandung. Overall comfort and circulation of existing facilities is good enough for standard public space.
Esensi dan Eksistensi Ruang Pertunjukan Ritual Benjang Dengan Konsep Rasa Sahrdaya Santi Salayanti; Sarwanto .
JURNAL RUPA Vol 6 No 2 (2021): Open Issue
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/rupa.v6i2.3797

Abstract

Benjang ritual performance is a traditional performance born from cultural ceremonies that still survive and are carried out today, especially by the younger generation. Through the functional mindset and lifestyle of Bandung's young people today, Ritual Benjang is present through its distinctive features in the experience of quality ritual beauty and is believed to achieve the life goals of the people of Uj Berung Bandung. Furthermore, the show symbolizes the existence of Benjang as a medium to get closer to God and as a sports activity supporting sportsmanship. This study uses a qualitative method with observation and perception based on phenomena. The concept of taste Sahrdaya becomes a foundation for the entire layout of the space used in the ritual of the performance and the audience in living and even interacting at the Benjang mask show. The higher their understanding of the concept of taste, the stronger the sensibility in responding to attractive mask shows. Similarly, the aesthetic quality of the mask dance performance is also complementary in a ritual performance supported by the concept of taste. The success of the implementation of taste in this show provides aesthetic stimuli for the audience to achieve catharsis for them with the involvement of a sense that gives meaning in life and becomes a person who is always inferior.
TATA RUANG PERTUNJUKAN SEBAGAI SIMBOL INTERAKSI PEMAIN DENGAN PENONTON PADA SAUNG ANGKLUNG UDJO BANDUNG Santi Salayanti
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i1.354

Abstract

What makes someone enjoying events and performances in Saung Angklung Udjo among others is that they involve audience to participate in the shows. From the beginning, in the era of Udjo Ngalagena, this saung angklung had created a familial atmosphere in its interaction  with everyone, especially its neighbours. It has been a major appeal that many families dedicated themselves to Saung Angklung Udjo from generation to generation. Besides, a sense of dependency has been instilled, for example, one’s career is begun from helping to taking care of its surroundings, then gradually learning how to play angklung and finally mastering it. This atmosphere is felt so intense that its neighbours get used to participate in the shows. Evenmore, some of them who have shown their talent and perseverence can be included in a team of angklung players to perform abroad. Saung Udjo offers visitors many programs other than regular shows held two to four times a day. There are also collaborative shows or requested performances. In addition to that, many tourism and education programs are held in Saung Angklung Udjo. A relatively comprehensive commercial area provides several kinds of bamboo musical instruments, angklung development, and other souvenirs. Those advantages give Saung Angklung Udjo a favorable position compare to other saungs of angklung in Bandung (West Java). Of all interaction and benefits owned by Saung Angklung Udjo, performance service is the heart of all activities taking place in Saung Angklung Udjo. Keywords: Spatial Layout, Performance, Interaction_________________________________________________________ Suasana yang membuat seseorang menikmati kegiatan dan pertunjukan di Saung Angklung Udjo diantaranya adalah kegiatan pertunjukan yang melibatkan interaksi antara pemain dan penontonnya. Sejak berdirinya Saung Angklung ini pada jaman Udjo Ngalagena dahulu, mempunyai sifat kekeluargaan dengan siapa saja apalagi tetangga-tetangga sekitar. Daya tarik ini merupakan faktor utama yang terasa sampai sekarang, banyak keluarga yang mengabdi pada SAU secara turun temurun. Selain itu ditanamkan rasa ketergantungan, seperti contohnya karir yang dimulai hanya dari membantu membereskan lingkungan sekitar, lalu sedikit demi sedikit belajar dan menguasai angklung, karena lingkungan yang kuat inilah penduduk sekitar jadi tidak asing untuk terlibat dalam pertunjukan yang digelar, sampai akhirnya dikemudian hari dengan bakat dan keinginan yang keras seseorang dapat terbawa dalam tim pemain ke luar negri. Saung Udjo juga menawarkan banyak program-program yang ditawarkan kepada pengunjung, selain pertunjukan regular yang dilaksanakan dua sampai empat kali dalam sehari, ada juga pertunjukan kerjasama atau pesanan yang dilaksanakan diluar jam regular. Selain itu banyak juga program-program pariwisata dan pendidikan yang diselenggarakan di Saung Udjo. Fasilitas komersil yang cukup lengkap menyediakan  penjualan beberapa jenis alat musik yang terbuat dari bambu, pengembangan angklung, dan penjualan pernak pernik lainnya. Hal inilah yang menjadi nilai lebih yang dimiliki Saung Angklung Udjo dibandingkan dengan saung angklung lainnya yang ada di Bandung (Jawa Barat). Dari banyak jenis interaksi dan segala kelebihan yang dimiliki Saung Angklung Udjo, fasilitas pertunjukan adalah merupakan jantung dari segala kegiatan yang berlangsung di SAU.Kata Kunci: Tata Ruang, Pertunjukan, Interaksi
ELEMEN PENDUKUNG INTERIOR PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRHA BUNDA BANDUNG Santi Salayanti; Shafira Rosdiani
Wacadesain Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Wacadesain
Publisher : LPPM Universitas Adhirajasa Sanjaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51977/wacadesain.v3i1.369

Abstract

Rumah Sakit Ibu dan Anak merupakan sarana kesehatan khusus yang melayani pemeriksaan ibu selama masa kehamilan hingga melahirkan dan memberikan pelayanan bagi kesehatan anak-anak, Rumah Sakit Ibu dan Anak juga sebaiknya memperhatikan aspek psikologi pasien dan kebutuhan pasien dalam tatanan desain yang bisa mendukung proses penyembuhan. Selain dibutuhkannya fasilitas yang dapat mewadahi seluruh aktivitas pengguna, juga dibutuhkan suasana ruang yang dapat memberikan rasa nyaman, aman serta mengurangi stress saat berada didalamnya dengan tujuan mampu mempercepat proses penyembuhan pasien, atau yang bisa disebut dengan healing environment. Oleh karena itu, penulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi konsep healing environment pada rumah sakit ibu dan anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan, mengkaji teori dengan desain yang sudah ada untuk diaplikasikan pada perancangan interior rumah sakit. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi teoritis dan pengetahuan dibidang akademik maupun pemanfaatan praktis di lapangan oleh masyarakat khususnya pihak rumah sakit untuk pengembangan interior.
ANALISA POLA BUDAYA SUNDA PRIMODIAL (POLA TIGA) PADA TATA RUANG DAN BENDA PAJANG DI MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA BANDUNG Salayanti, Santi
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Idealog vol 2 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i1.1176

Abstract

Fenomena keberadaan museum yang makin berkembang, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan beberapa kota lainnya, keduanya difungsikan sebagai sarana pendidikan dan informasi, juga dijadikan sarana rekreasi yang menarik. Di balik berkembangnya fasilitas publik museum ini ternyata kesadaran untuk berkunjung ke museum masih kurang, sehingga pemerintah membuat beberapa kampanye tentang museum seperti "ayo ke museum" dan "museum di hati" .Dari jenis jenis museum di Indonesia yang Dirilis oleh musem indonesia.net informasi resmi tentang situs tersebut sebagai museum di indonesia. Ada satu jenis museum khas yang menginformasikan tentang sejarah dan budaya daerah, yang difasilitasi oleh pemerintah, yaitu Museum Negara atau Museum Daerah, yang di Indonesia setidaknya ada 19 negara atau Museum Regional yang tersebar di seluruh Indonesia.Salah satu Museum Negara adalah Museum Sri Baduga (yang menjadi objek penelitian ini), Museum yang dikelola oleh provinsi Jawa Barat dan terletak di jalan BKR No. 185 Bandung didirikan pada tahun 1974, terdiri dari benda-benda koleksi sejarah khususnya Barat. Java area mulai koleksi geologika, Biologika hingga teknologika. Keputusan mengambil objek penelitian museum karena pentingnya memahami sejarah dan pengaruh kebijaksanaan filosofis (Sunda) dalam hal ini pola teori budaya Sunda (Tri tangtu Sunda), artefak modern dalam tata letak sistem ini. (tata letak) interior dan penempatan sistem objek koleksi sesuai dengan kategori koleksi arsitektur museum Sri Baduga Jawa Barat. Kondisi di atas merupakan objek kajian dalam penelitian, baik sebagai museum yang benar-benar menginformasikan tentang sejarah, budaya dan peradaban Sunda. Menggunakan nilai filosofis Sunda (konsep Sunda Tritangtu) dalam membuat tata letak dan mengatur objek pajangannya.Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif (metode penelitian deskriptif) yaitu kualitatif, dengan melihat bentuk artefak - ruang interior arsitektural. Penelitian ini ingin mengetahui penerapan tiga budaya Sunda di bagian ruang interior arsitektur Museun Sri Baduga Jawa Barat, serta untuk mengetahui pola koleksi objek koleksi ini mengikuti aturan filoosfis pola budaya atau tidak
AN ARCHITECTURAL ACCULTURATION OF BALINESE, DUTCH, AND CHINESE IN PURI AGUNG KARANGASEM Rani, Wulan Sasmitha; Yani, Ayu Sari Undari; Supena, Viola Violita Ramdhan; Zhafira, Adzra Ashila; Vie, Larasati; Salayanti, Santi
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 49 No. 1 (2022): JULY 2022
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1426.185 KB) | DOI: 10.9744/dimensi.49.1.19-30

Abstract

Bali is one of the many provinces of Indonesia with the most preserved cultural heritage. One form of these heritages is the architectural heritage. The traditional architecture of the Balinese people is still widely used and sometimes repurposed by their own people, mostly the Puris. A Puri is a building that was once used to be the residence of the royal families during their prime. The architecture of these Puris has distinct characteristics on its location, function, and typology of the building. A unique example of these Puris is the Puri Agung Karangasem, which has three cultures infused to its architecture. Apart from the obvious Balinese characteristics, there are also European and Chinese influence which can be proven by the Gedong Maskerdam, Bale Kambang, making it a treasured heritage not only for the Balinese people, but also for Indonesian people in general. This research is meant to explain and to give more insight into the architecture of Puri Agung Karangasem, which in result would present as a piece of knowledge to encourage the community to be more appreciative towards maintaining the traditional architecture of the Balinese people as a piece of important heritage. The method used for this research is the qualitative descriptive method. Focusing on the visual analysis of the architectural elements that are influenced by the different cultures, supported with previous related research and article.
REDESIGN KANTOR DAN MARKAS DINAS PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BOGOR DENGAN PENDEKATAN AKTIVITAS DAN PERILAKU Aurya Syazira, Dedrina; Salayanti, Santi; Nur Sheha Gunawan, Ahmad
eProceedings of Art & Design Vol. 11 No. 4 (2024): Agustus 2024
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Bogor Regency Fire Department is a government agency that is responsiblefor carrying out fire rescue tasks and non-fire emergencies in the Bogor Regency sector. Apart from handling problems regarding fire and non-fire emergencies, it is a center foreducation, DAMKAR administration and fire investigations. The building of the BogorRegency Fire Department has 2 general functions, namely as a headquarters and anadministrative office within the building. Apart from these two general functions, the District Fire Department. Bogor also provides space for education regarding fireprevention and management. After the analysis that has been carried out there are several groups of related problems such as space circulation as well as space needs and facilitiesfound in the field. This problem is related to the activities and behavior of building users at the Bogor Regency Fire Department. Therefore, in order for the District Fire Departmentto meet good operating standards, it is necessary to redesign the interior so that activities can run better and make the activities carried out within the District Fire Department more efficient. Bogor. Keywords: firefighters, activities and behavior, redesign
Perancangan Baru Gowork Coworking Space Di Bandung Dengan Pendekatan Uses And Activities Ajeng Alfira, Aisya; Nur Hadiansyah, Mahendra; Salayanti, Santi
eProceedings of Art & Design Vol. 11 No. 5 (2024): Oktober 2024
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coworking spaces have become an important phenomenon in the modern world of work, as they provide a space where individuals and teams can work collaboratively and independently. This research presents a new coworking space design in Bandung by adopting a place and activity use approach. This approach aims to create spaces that are not only functional, but also inspire and support creativity and productivity. Through environmental analysis research and potential user needs, and design spaces that can accommodate various types of activities and functions. This coworking space aims to become a dynamic center of activity with various zones, from open work areas to creative corners and meeting rooms designed to foster collaboration. 'Placemaking' describes the role of space as a place that can create unique experiences and enhance the well-being of its occupants. With this approach, hope that this coworking space will not only meet the functional needs of its users, but also become a central place for social interaction and innovation. By integrating uses and activities into spatial design, this project aims to respond to the dynamics of modern work development and support the growth of the professional community in Bandung. Keywords: coworking space, collaboration, productivity, activity and function