cover
Contact Name
Efta Triastuti
Contact Email
efta.triastuti@ub.ac.id
Phone
+62341-569117
Journal Mail Official
pji@ub.ac.id
Editorial Address
Pharmaceutical Journal of Indonesia Department of Pharmacy, Faculty of Medicine, Brawijaya University Jalan Veteran (Kampus Sumbersari) Malang 65145 Tel. (0341) 569117ext 156, 173 ; Fax. (0341) 564755 Website : http://www.pji.ub.ac.id Email :pji@ub.ac.id
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Pharmaceutical Journal of Indonesia
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 2461114X     EISSN : 2461114X     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.pji
Core Subject : Health, Science,
Pharmaceutical Journal of Indonesia (PJI) is an online journal which is published twice a year by Department of Pharmacy, Faculty of Medicine, Brawijaya University. The articles published in PJI cover the themes of Clinical and Community Pharmacy, Pharmaceutical Chemistry, Pharmaceutical Technology, and Natural Product Pharmacy/Chemistry.
Articles 155 Documents
ANTIOXIDANT TEST OF ETHOSOME KAFFIR LIME LEAVES (Citrus hystrix D.C.) EXTRACT AS SKIN ANTI-AGING WITH DPPH METHOD Dody Muzuka, Muhammad Okta
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The main processes causing aging skin can be divided into two types, that are intrinsic and extrinsic. Intrinsic aging is caused by genetic factors and increasing age. Extrinsic aging is caused by environmental factors such as sunlight exposure, air pollution, smoking, and malnutrition. Kaffir lime leaf's extract contains alkaloids, flavonoids (hesperidin and naringenin), terpenoids and phenols that have antioxidant activity. Ethosome is a drug delivery system primarily composed of phospholipids, ethanol, and water as a solvent. The presence of ethanol can decrease temperature transition of stratum corneum lipid and increase fluidity. Method used to determine antioxidant activity as antiaging was α-diphenyl-β-picrylhydrazyl (DPPH). The ethosome formula was differentiated with three different concentrations of soya lecithin phospholipid with 1,5%; 2,5% and 3%. The kaffir lime leaves ethosome was tested with an organoleptic test, phytochemical screening, pH test, vesicles measurement, morphology test, antioxidant value, and stability test. The extract's yield was obtained 9.85% with ethanol 96% as a solvent and contained phenol, terpenoids, alkaloids and flavonoids on phytochemical screening. The stability test was conducted on day 0, day 15th, and day 30th at 25oC ± 2oC and relative humidity 60% ± 5%. The pH test of the ethosome complied the specifications of skin's pH. The vesicles' size of each formula did not comply the specification goal of dermis. Antioxidants test showed that kaffir lime leaves ethosome had a very powerful antioxidant. It could be concluded that kaffir lime leaves extract was a potentially powerful antioxidants.
GAMBARAN PENGGUNAAN GALAKTAGOG (OBAT KIMIA DAN HERBAL) PADA IBU MENYUSUI DI KOTA MALANG wulandari, narastri
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2020.005.02.3

Abstract

Tahun 2017 di Kota Malang 1025 bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif. Salah satu faktor yang menyebabkan permasalahan tersebut adalah kurangnya produksi ASI. Salah satu cara untuk menangani masalah kurangnya produksi ASI tersebut adalah dengan menggunakan galaktagog. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran penggunaan, keefektifan dan efek samping galaktagog kimia dan herbal. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendektan cross sectional, dengan jumlah sampel adalah 96 responden. Hasil dari penelitian ini adalah galaktagog yang paling banyak digunakan adalah galaktagog herbal (85.4%) meliputi daun katuk, fenugreek dan jamu gejah. Penggunaan galaktagog kimia (7.3%) meliputi domperidone dan metoklopramid. Sedangkan penggunaan galaktagog kombinasi sebanyak 7.3%. Galaktagog diperoleh berdasarkan saran (67.6%), mudah dikonsumsi (12.4%), mudah didapat (9.5%), lebih efektif (8.6%) dan harganya murah (1.9%) dari berbagai sumber informasi misalnya dokter (33.9%), bidan (18.3%), orang tua (16.5%), saudara (13.8%), teman (8.3%), internet (7.3%), apoteker (0.9%) dan perawat (0.9%). Penggunaan galaktagog menunjukkan peningkatan pada 99% responden. Terdapat efek samping yang dirasakan oleh 12.3% responden seperti munculnya bau badan, kenaikan berat badan, sakit kepala, sulit tidur dan konstipasi pada 1% bayi, namun belum terdapat penelitian yang menyatakan efek samping tersebut pada penggunaan beberapa galaktagog. Kesimpulan dari penelitian ini galaktagog yang paling digunakan adalah galaktagog herbal (85.4%), yang dapat meningkatkan produksi ASI pada 99% responden, dan terdapat efek samping pada 12.3% responden dan 1% bayi.Kata Kunci : galaktagog, pelancar ASI, Herbal, Obat Kimia
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 96% Buah Blewah (Cucumis melo L. var. cantalupensis) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli Sudik, Wirda Anggraini
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Blewah (Cucumis melo var. cantalupensis) tumbuhan penghasil buah yang diketahui memiliki kandungan senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diameter zona hambat ekstrak etanol 96% buah blewah dan mengetahui aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Metode ekstraksi menggunakan Ultrasonic Assisted Extraction (UAE). Selanjutnya dilakukan uji kualitatif golongan senyawa yaitu uji reaksi warna dan TLC Visualizer. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi kertas cakram. Analisis data statistika yang digunakan yaitu uji Kruskal-Wallis. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini mengandung golongan senyawa alkaloid, steroid dan terpenoid. Hasil rata-rata diameter zona hambat ekstrak etanol 96% buah blewah terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 100 ppm sebesar 0,91 mm; 200 ppm sebesar 1,01 mm; 300 ppm sebesar 1,19 mm; dan 400 ppm sebesar 1,44 mm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% buah blewah memiliki aktivitas antibakteri namun belum mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara maksimal.Kata Kunci: Antibakteri, Cucumis melo L. var. cantalupensis, Escherichia coli, TLC Visualizer, UAE.
Karakterisasi dispersi padat meloksikam dengan matriks campuran PEG 6000 dan poloxamer 188 yang dibuat menggunakan metode kombinasi YULI AINUN NAJIH
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2021.006.02.6

Abstract

Meloksikam merupakan salah satu obat golongan NSAID yang diindikasikan untuk meringankan rasa sakit dan peradangan pada penyakit rematik. Klasifikasi obat meloksikam termasuk dalam Biopharmaceutics Classification System (BCS) kelas II, yang memiliki kelarutan rendah dan permeabilitas tinggi, hal tersebut dapat mengakibatkan pembatasan penyerapan obat dalam tubuh. Salah satu upaya yang dilakukan pada penelitian ini untuk meningkatkan kelarutan meloksikam yaitu dengan melakukan pembentukan sistem dispersi padat meloksikam dalam campuran PEG 6000 dan poloxamer 188 pada perbandingan 99:1 dan 98:2 dengan metode kombinasi yang kemudian dibandingkan dengan campuran fisiknya pada perbandingan yang sama dan senyawa murninya. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing sediaan tersebut. Pada hasil difraktogram menggunakan XRPD, dispersi padat dengan perbandingan 99:1 dan 98:2 menunjukkan terbentuknya puncak dengan tingkat ketajaman atau instensitas yang lebih kecil pada sudut 13,5°; 15,0°; dan 18,5°. Data termogram menggunakan DSC menunjukkan adanya penurunan derajat kristanilitas pada sistem dispersi padat dengan perbandingan 99:1 dan 98:2 yaitu pada titik lebur 56,1°C dan 55,4°C. Hasil karakterisasi dengan FT-IR menunjukkan bahwa spektra yang teridentifikasi berada pada kisaran spektra meloksikam, PEG 6000, dan poloxamer 188, Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem dispersi padat tidak terjadi interaksi kimia antara meloksikam dengan PEG 6000 dan poloxamer 188.
Formulasi dan Evaluasi Sistem Dispersi Padat Ibuprofen dengan Polimer Dekstrosa dalam Sediaan Suppositoria permatsari, dahlia
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan klasifikasi BCS, ibuprofen tergolong ke dalam BCS kelas II yang memiliki kelarutan rendah dalam air. Metode dispersi padat telah banyak digunakan untuk meningkatkan laju disolusi obat dengan kelarutan rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kelarutan ibuprofen menggunakan metode dispersi padat dengan polimer dekstrosa pada sediaan suppositoria. Penelitian dilakukan dengan membuat suppositoria yang mengandung ibuprofen murni, dispersi padat ibuprofen: dekstrosa 1:1 dan 1:2. Pembuatan dispersi padat dilakukan dengan metode pelelehan. Karakterisasi yang dilakukan meliputi uji disolusi, XRD, waktu leleh dan keseragaman bobot suppositoria. Hasil uji difraksi sinar X menunjukkan bahwa terjadi penurunan intensitas pola difraksi ibuprofen pada dispersi padat dibandingkan dengan ibuprofen murni yang menunjukkan terjadinya penurunan derajat kristalinitas. Pengujian disolusi menunjukkan bahwa jumlah ibuprofen yang terdisolusi selama 120 menit dan efisiensi disolusi pada menit ke-120 meningkat pada suppositoria dengan sistem dispersi padat. Analisa statistik dengan Oneway Anova menunjukkan bahwa terdapat peningkatan persen terdisolusi dan efisiensi disolusi yang signifikan dari suppositoria yang mengandung dispersi padat dibandingkan dengan ibuprofen murni. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan dekstrosa sebagai polimer hidrofilik dalam dispersi padat dapat meningkatkan profil disolusi pada sediaan suppositoria berbasis lemak coklat. Formula dispersi padat yang optimum dalam meningkatkan profil disolusi adalah pada perbandingan ibuprofen dan dekstrosa sebesar 1:2.Kata Kunci: dekstrosa, dispersi padat, efisiensi disolusi, ibuprofenABSTRACTBased on Biopharmaceutical Classification System (BCS), ibuprofen belongs to class II which has a poor water solubility. Solid dispersion technique is widely used to improve dissolution rate of drugs with poor solubility. The aim of this study was to increase the solubility of ibuprofen by solid dispersion method in suppositories. Suppositories were prepared containing pure ibuprofen, solid dispersion of ibuprofen: dextrose in the ratio of 1:1 and 1:2. Solid dispersions were prepared by melting method. Suppositories were characterized by dissolution testing, X-ray diffraction, melting time and weight uniformity. The X-ray diffraction test results indicated that there is a decrease in intensity of peak diffraction of solid dispersion compared to pure ibuprofen which shows a decrease of degree of crystallinity. The dissolution test results showed that the amount of the ibuprofen dissolved during 120 minutes and dissolution efficiency in 120 minutes from suppositories were improved using solid dispersion technique. Statistical analysis by Oneway Anova showed a significant increases in percentage of dissolution and dissolution efficiency of suppositories containing solid dispersion compared to pure ibuprofen. The resulst of this study indicated that solid dispersion technique using dextrose as a hidrophylic polymers could improve dissolution properties of ibuprofen from cocoa butter based suppositories. The optimum solid dispersion formula containing ibuprofen and dextrose in the ratio of 1:2.Keywords: dextrose, dissolution efficiency, ibuprofen, solid dispersion.
Side Effects of Antipsychotics on Schizophrenia Patient : A Literature Review Wilianto, Yufita Ratnasari
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Schizophrenia is a chronic mental disorder that is charactherized by distracted mind, behavioral changes, including delusions and hallucinations. The  incidence of schizophrenia is 1.25% of the 2.47% of the population with psychotic disorders. Pharmacological therapy given to schizophrenia patient is an antipsychotics that works on the brain neurotransmitters including dopamine, serotonin, and glutamate. Atypical antipsychotics agents are first-line therapy for schizophrenia, whereas typical antipsychotics are used as second line when there is no improvement. However antipsychotics agents have frequent risk of side effects such as weight gain and extrapyramidal symptoms. Other reported side effects include increased prolactin levels (sexual dysfunction and menstrual irregularity), cardiovascular system (hypotension and prolonged QT interval), and lipid changes (elevated triglyceride and cholesterol). Consequences of these side effect can lead to poor adherence of patient, disease progressiveness and increase of physical morbidity and mortality. The purpose of this article is to provide a concise review of schizophrenia and discusses the side effects of atypical and typically  antipsychotics based in literature review.
Analisis Cost of Illness Pada Pasien Hipertensi Peserta BPJS Rawat Jalan di Puskesmas Banyuanyar Etika, Trias
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2020.006.01.7

Abstract

Hypertension is a chronic disease that requires regular therapy to control blood pressure. The cost of treating hypertension can be measured using a Cost of Illness analysis. The Purpose of this study to find out the total cost of treating hypertensive patients participating in BPJS with Captopril therapy for one year for outpatient treatment at the Banyuanyar Public Health Center in Sampang Regency. Method this study used a non-random sampling technique with a purposive sampling method. This research conducted at Banyuanyar Health Center with total sample 40 people. The instrument used a structured interview which was previously tested for validity. Data were analyzed using Microsoft Excel. Result and Conclusions this study is the cost of illness for hypertensive patients for one year is Rp. 36,140 to Rp. 2,528.000. The total range of direct medical costs is Rp. 36,140 to Rp. 368.000 per patient, the range of direct non-medical costs is Rp. 0 to Rp. 360,000 per patient, and the range of indirect costs is Rp. 0 to Rp. 1,800,000 per patient. The large cost value range and small cost value are influenced by the frequency of patient visits.  Small costs are cheaper but with the frequency of patient visits and disorderly patient compliance so that the therapeutic effects achieved are less good, while large costs are more expensive but with the frequency of patient visits and orderly patient compliance so that the therapeutic effects achieved are good and maximal.
Validasi Metode Ultra High Peformance Chromatography Double Mass Spectrophotometry (UHPLC-MS/MS) untuk Analisis Kurkumin pada Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma longa) dengan Berbagai Perbandingan Konsentrasi Ihsan, Bachtiar Rifai Pratita; Maysaroh, Intan; Nurhayati, Ika Putri
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Curcumin is a chemical agent which known to have many benefits in medical healthcare. Turmeric is a plant which contains curcumin. Curcumin can be obtained by maceration. The research of comparing ethanol concentration for maceration turmeric is limited. This research is using 3 different ethanol concentration i.e. ethanol 96%; ethanol 80% and ethanol 70%. The extract which obtained from maceration is analyzed with UHPLC-MS/MS instrument which had validated before. The parameter of method validation which analyzed in this research are selectivity, linierity, accuration, presicion and LOD LOQ. The result of curcumin content measurement in sample ethanol extract 96%; 80%; and 70% are 17,64 ± 2,100 %; 16,99 ±2,494 % and 7,73 ± 4,950% respectively.Keywords: Curcumin, turmeric, Curcuma longa, maceration, ethanol, UHPLC-MS/MS, method validation
Pengembangan Formula Hidrogel Balutan Luka Menggunakan Kombinasi Polimer Galaktomanan dan PVP Rahayuningdyah, Dewi Wuragil
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2020.005.02.8

Abstract

Luka merupakan keadaan dimana fungsi normal dari anatomi kulit mengalami gangguan. Keadaan kulit yang terluka dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius antara lain infeksi bakteri, timbulnya eksudat, ataupun terbentuknya bekas luka, oleh karena itu diperlukan penanganan pada luka yang sesuai . Salah satu metode penanganan luka adalah dengan balutan luka, namun penggunaan balutan luka konvensional seperti kain atau kasa mempunyai kendala pada pengaplikasiannya. Hidrogel merupakan suatu jaringan polimer dengan cross link sehingga mempunyai sifat tidak larut air namun dapat menyerap cairan biologis dengan baik. Hidrogel dapat terbentuk dari berbagai macam polimer alami, sintesis, maupun kombinasi antara kedua jenis polimer. Kombinasi dari kedua polimer bertujuan untuk meningkatkan viskositas dari hidrogel dan untuk menghasilkan hidrogel dengan sifat fisik yang lentur, transparan, dan lembut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi polimer galaktomanan dan PVP yang optimal, berdasarkan karekteristik fisik sediaan, serta hasil uji evaluasi rasio swelling, dan fraksi gel. Kombinasi polimer galaktomanan dan PVP yang digunakan adalah 1:0,5; 1:1; dan 1:2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi polimer galaktomanan dan PVP yang optimal adalah 1:1 dimana menghasilkan karakteristik fisik yang baik, serta hasil uji evaluasi rasio swelling, dan fraksi gel yang baik, dibandingkan dengan penggunaan polimer tunggal pada sediaan hidrogel. Kata kunci: Hidrogel, galaktomanan, PVP( Polivinil Pirolidon), rasio swelling, fraksi gel
Karakteristik Efek Samping terkait Penggunaan Kontrasepsi Oral serta Angka Kunjungan Ulang kepada Tenaga Kesehatan Hariadini, Ayuk Lawuningtyas
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pil Oral Kombinasi adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron yang bekerja dengan cara menekan ovulasi. Efek samping merupakan alasan utama untuk penghentian penggunan pil kontrasepsi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik efek samping yang dialami oleh akseptor terkait penggunaan kontrasepsi oral serta angka kunjungan ulang kepada tenaga kesehatan. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan sampel akseptor dan teknik stratified random sampling untuk menentukan apotek yang digunakan sebagai tempat penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Apotek yang sesuai kriteria penelitian dan dijadikan tempat pengambilan data sebanyak 18 apotek dengan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 106 akseptor. Berdasarkan hasil penelitian ini, dari total 106 akseptor menunjukkan efek samping tidak haid sama sekali sebanyak 14 akseptor, bercak saat menstruasi sebanyak 19 akseptor, pusing/sakit kepala sebanyak 49 akseptor, peningkatan berat badan sebanyak 54 akseptor, perubahan suasana hati sebanyak 11 akseptor, mual/muntah sebanyak 28 akseptor, timbul jerawat sebanyak 23 akseptor, dan efek pembesaran/ketat payudara sebanyak 9 akseptor. Angka kunjungan ulang kepada tenaga kesehatan dari 106 akseptor kontrasepsi oral kombinasi sebanyak 66,04% tidak pernah pergi ke tenaga kesehatan jika mengalami efek samping. Kesimpulan yang diperoleh yaitu efek samping yang paling banyak dialami oleh akseptor adalah peningkatan berat badan, diikuti oleh pusing/sakit kepala, mual/muntah, timbul jerawat, bercak saat menstruasi, amenore, perubahan suasana hati, dan efek samping yang paling sedikit terjadi adalah pembesaran/ketat payudara serta angka kunjungan ulang kepada tenaga kesehatan masih kurang. Kata kunci: efek samping, kontrasepsi oral, kontrasepsi oral kombinasi, kunjungan ulang kepada tenaga kesehatan kesehatan.

Page 1 of 16 | Total Record : 155