cover
Contact Name
EVI YESIFINA DUMARISTA
Contact Email
napitupulu.fina70@gmail.com
Phone
+6285797777585
Journal Mail Official
jurnalliterasi@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Jl. R.E. Martadinata No.150 Ciamis Jawa Barat email: jurnalliterasi@gmail.com
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya
Published by Universitas Galuh
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya telah terindek Sinta 5 oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (RistekDikti) Republik Indonesia sebagai pencapaian untuk jurnal yang memiliki kualitas dalam manajemen dan publikasi. Selanjutnya, Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannyatelah diindeks oleh situs pengindeksan berikut, seperti: Science and Technology Index (SINTA) Google Scholar Portal Garuda
Articles 239 Documents
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE MASYARAKAT TUTUR DI PASAR TRADISIONAL PLERED CIREBON Atik Sri Hartatik; Sri Mulyani
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 1, No 2 (2017): JURNAL LITERASI OKTOBER 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.102 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v1i2.784

Abstract

Tujuan penelitian ini ada tiga hal yakni (a) mengetahui bentuk alih kode pada masyarakat tutur di pasar tradisional Plered Cirebon. (b) mengetahui bentuk campur kode pada masyarakat tutur di pasar tradisional Plered Cirebon. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif  dengan menggunakan metode deskriptif. Sumber data penelitian ini yaitu masyarakat tutur di pasar tradisional Plered Cirebon. Data dalam penelitian ini berupa tuturan masyarakat tutur di pasar tradisional Plered Cirebon yang mengandung bentuk alih kode dan bentuk campur kode. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik telaah pustaka, teknik rekam dan teknik catat. Analisis data dalam penelitian ini menggunakkan metode agih dan metode padan. Alih kode yang paling dominan yaitu pada analisis alih kode dari bahasa Indonesia terhadap bahasa Jawa yakni terdapat 8 data, alih kode dari bahasa Indonesia terhadap bahasa Sunda terdapat 4 data, campur kode dari bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia, dan campur kode dari bahasa Sunda terhadap bahasa Indonesia terdapat 4 data.
NILAI MORAL KARYA SASTRA SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN KARAKTER (NOVEL AMUK WISANGGENI KARYA SUWITO SARJONO) Muh Zainul Arifin
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 3, No 1 (2019): JURNAL LITERASI APRIL 2019
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.703 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v3i1.1953

Abstract

Abstrak: Sebuah karya  sastra adalah karya kreatif yang lahir dari imajinatif  pengarangnya, sebuah karya sastra terlahir dari sentuhan pemikiran dan ide-ide seorang sastrawan sebagai penciptanya. Sastra terlahir dari sebuah kedinamisan dan keberagaman konflik kehidupan yang berada di masyarakat, lukisan menarik dalam perjuangan hidup manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam novel Amuk Wisanggeni karya Suwito Sarjono. Penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data mengunakan metode dokumentasi dari studi pustaka. Data penelitian adalah dialog atau percakapan dalam novel yang berhubungan dengan nilai moral, analisis data dengan langkah membandingkan dan menentukan konsep nilai moral dengan data yang ditemukan dalam novel. Hasil penelitian ditemukan nilai moral dalam novel Amuk Wisanggeni karya Suwito Sarjono, antara lain: (1) Moral Kepemimpinan, (2) moral agama, dan (3) Moral Sosial, dari nilai moral yang temukan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pendidikan karakter.
PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA Fajar Hilmya Yusifa; Hendaryan Hendaryan
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 2, No 1 (2018): JURNAL LITERASI APRIL 2018
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.778 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v2i1.1209

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketidaksadaran pembicara dan lawan bicara bahwa ada kaidah-kaidah kesantunan yang mengatur tindakan, penggunaan bahasa dan interpretasi-interpretasi pembicara terhadap tindakan dan ucapan lawan bicara. Sehingga pembicaraan dapat dipahami oleh keduanya. Selama ini kita hanya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saja, padahal ada bahasa santun yang harus kita gunakan supaya komunikasi kita menjadi lebih baik dan tidak menyinggung perasaan lawan bicara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dipilih karena penulis mengidentifikasi serta mendeskripsikan masalah-masalah yang berkenaan dengan tuturan yang tidak santun melalui analisis data. Dari hasil penelitian dan pembahasan ditemukan bahwa 1). Bentuk kesantunan berbahasa Indonesia dapat dilihat dari aspek linguistis dan pragmatis. Aspek linguistis meliputi intonasi, diksi dan struktur kalimat. a. Penutur akan dikatakan santun ketika ia mampu menguasai emosi yang ada dalam dirinya. b. Penggunaan pilihan kata yang baik, tepat dan sesuai akan menghasilkan tuturan yang santun. c. Penggunaan struktur kalimat yang benar mempengaruhi penilaian lawan tutur terhadap sebuah tuturan. Aspek pragmatis meliputi majas, basa-basi, peribahasa dan campur kode. 2) Pola kesantunan berbahasa Indonesia meliputi : a. Tuturan langsung b. Tuturan tak langsung. Penutur yang mampu menyatakan maksudnya secara tak langsung akan dinilai lebih santun jika dibandingkan penutur yang menyampaikan maksud secara langsung. Pola kesantunan berbahasa Indonesia antara siswa dan siswa di lingkungan sekolah keseluruhan menggunakan tuturan langsung tanpa basa basi, mencerminkan pribadi siswa SMP yang cenderung apa adanya.
REPRESENTASI BAHASA PEREMPUAN PADA TOKOH PUTERI MAS AMBARA SARI DALAM NASKAH LONTAR MEGANTAKA: KAJIAN SEMIOTIKA SASTRA Hilmiyatun Hilmiyatun; Eva Nurmayani
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 1, No 2 (2017): JURNAL LITERASI OKTOBER 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.743 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v1i2.786

Abstract

Tujuan penelitian ini yakni mendeskripsikan representasi bahasa perempuan pada tokoh Puteri Mas Ambara Sari dalam naskah lontar megantaka melalui kajian semiotika sastra. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan metode content analysis (analisis teks.) Data dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan kalimat berupa  bahasa  tokoh perempuan yang bernama Puteri Mas Ambara Sari dalam naskah lontar megantaka. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen naskah lontar megantaka yang sudah dialih bahasakan dan di simpan oleh museum negeri propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2005.  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dokumen (content analysis). Teknik analisis data dimulai dengan pengumpulan data (data collection),  reduksi data (data reduction),  penyajian data (data display), dan penarikan simpulan/verifikasi (conclutions drawing/verifing). Hasil penelitian mengungkap bahwa representasi bahasa perempuan pada tokoh puteri Mas Ambara Sari dalam naskah lontar megantaka ditunjukkan melalui dua penanda yaitu  indeks dan symbol. Indeks ditemukan berupa: kerinduan, kesedihan, pemberontakan atas ketidakadilan, dan penolakan tegas atas sesuatu yang tidak disukai.Selanjutnya symbol ditunjukkan berupa: kekesalah, kondisi bahagia dan menerima perlakuan yang sama dari masyarakat.
PENGARUH PEMBERIAN HARAPAN DAN INSENTIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Nia Lisniawati
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 1, No 1 (2017): JURNAL LITERASI APRIL 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.203 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v1i1.83

Abstract

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar kelas X MAN Cijantung Ciamis, tampak bahwa sebagian siswa terlihat kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Ketika pembelajaran berlangsung siswa cenderung pasif dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu melalui pemberian harapan dan insentif dari guru kepada siswa. Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh pemberian harapan terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X MAN Cijantung Ciamis; 2) Untuk mengetahui pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X MAN Cijantung Ciamis; 3) Untuk mengetahui pengaruh pemberian harapan dan insentif terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X MAN Cijantung Ciamis. Desain penelitian kualitatif dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Pengaruh pemberian harapan (X1) terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia (Y), dari perhitungan Uji t didapat nilai thitung sebesar 2,859. Dengan ttabel (5%) maka nilai 18-2 = 16, untuk nilai ttabel sebesar 2,120. Maka thitung > ttabel, jadi hipotesis diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh antara pemberian harapan terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia. 2) Pengaruh Pemberian insentif (X2) terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia (Y) dapat dilihat dari perhitungan Uji t didapat nilai thitung sebesar 4,676. Dengan ttabel (5%) maka nilai 18-2 = 16, untuk nilai ttabel sebesar 2,120. Maka thitung > ttabel, jadi hipotesis diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh antara pemberian insentif terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia. 3) Pengaruh Pemberian Harapan (X1) dan Pemberian insentif (X2) terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia (Y) dapat dilihat dari Uji F didapat nilai Fhitung sebesar 12,020. Dengan Ftabel (5%) maka nilai 18-2-1 = 15, untuk nilai Ftabel sebesar 3,68. Maka Fhitung > Ftabel, jadi hipotesis diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap Y. 
POLA KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS GALUH Rina Agustini
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 2, No 1 (2018): JURNAL LITERASI APRIL 2018
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.415 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v2i1.1274

Abstract

Latar belakang penilitian ini yaitu karena selama ini penggunaan bahasa hanya bertitik tolak pada penggunaan bahasa yang baik dan benar. Padahal untuk menjadi orang yang mampu berkomunikasi dengan baik dan lancar, penutur dan lawan tutur juga harus memperhatikan kaidah kesantunan berbahasa Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan apa adanya hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan oleh penulis. Dari hasil penelitian dan pembahasan ditemukan bahwa 1. Pola kesantunan berbahasa antar mahasiswa di lingkungan kampus dalam ragam resmi meliputi tuturan tak langsung, tuturan implisit, campur kode, ungkapan, majas, dan basa-basi sedangkan pola kesantunan dalam ragam pergaulan meliputi tuturan tak langsung, campur kode, dan majas. 2. Pola kesantunan berbahasa mahasiswa ketika berinteraksi dengan dosen di lingkungan kampus dalam ragam resmi meliputi tuturan tak langsung, campur kode, majas, dan basa-basi. Di lingkungan kampus, tidak dapat ditemukan percakapan mahasiswa dengan dosen dalam ragam pergaulan.   
ANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN PRAGMATIK KLINIS BERDASARKAN ANALISIS KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA SISWA SMA DI TASIKMALAYA Adita Widara Putra
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 2, No 1 (2018): JURNAL LITERASI APRIL 2018
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.7 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v2i1.1207

Abstract

Bahasa merupakan sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi atau alat interaksi sosial. Dalam berbahasa akan berkenaan dengan perilaku atau tingkah laku di dalam bertutur atau yang disebut dengan etika berbahasa atau tata cara berbahasa. Etika berbahasa ini erat kaitannya dengan norma-norma sosial dan sistem budaya yang berlaku dalam suatu masyarakat. Seseorang baru dapat dikatakan pandai berbahasa apabila dia menguasai tata cara atau etika berbahasa itu.Supaya kita dapat berbahasa dengan santun dan dengan perilaku yang sesuai dengan etika berbahasa, kita harus mampu menguasai bahasa dengan baik, yaitu bahasa Indonesia. Karena kebanyakan yang lebih dulu dikuasai yaitu bahasa ibu atau bahasa daerah, sedangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Menurut Koentjaraningrat (1990) mengatakan adanya hubungan antara kemampuan berbahasa dengan sikap mental para penuturnya. Buruknya kemampuan berbahasa Indonesia sebagian besar orang Indonesia, termasuk kelompok elit dan golongan intelektual adalah karena adanya sifat-sifat negatif yang melekat pada mental sebagian besar orang Indonesia. Sifat-sifat negatif itu adalah 1) suka meremehkan mutu; 2) mental menerabas; 3) tuna harga diri; 4) tidak disiplin; 5) enggan bertanggung jawab; dan 6) suka latah atau ikut-ikutan . Sikap-sikap tersebut menyebabkan bahasa yang digunakan itu benar atau salah, sehingga kaidah-kaidah tata bahasa menjadi tidak sama.Ketidaksantunan mungkin terjadi karena penutur ataupun lawan tutur tersebut tidak menyadari bahwa tuturan yang mereka lakukan adalah tidak santun. Tetapi mungkin juga hal tersebut dilakukan oleh siswa-siswa secara sadar, karena mungkin para siswa tersebut menganggap bahwa pertuturan yang mereka lakukan adalah dengan teman sebaya mereka. Sehingga mereka tidak memperhatikan mengenai kaidah-kaidah atau etika kesantunan berbahasa.Model pragmatis klinis adalah model pembelajaran yang dirancang untuk memperbaiki perilaku berbahasa yang melanggar kesantunan berbahasa. Model ini dikembangkan atas dasar prinsip kesantunan berbahasa yang dikemukakan beberapa ahli. Penerapan model ini lebih menekankan pada pelatihan keterampilan pragmatik yang mencakup keterampilan percakapan dalam berbagai situasi dan media serta keterampilan komunikasi sosial dalam lingkup yang lebih luas. Sehubungan dengan proses pembelajaran, model ini juga akan menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Dalam hal ini keterampilan yang ditekankan yaitu terletak pada mampu tidaknya para siswa menggunakan bahasa secara santun dan beretika. Berdasarkan pada acuan di atas, proses pembelajaran yang dilaksanakan akan mengacu pada prinsip kesantunan berbahasa.
SEMIOTIKA DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE Yanti Dwi Yuliantini; Adita Widara Putra
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 1, No 2 (2017): JURNAL LITERASI OKTOBER 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.023 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v1i2.785

Abstract

Karya sastra adalah penuangan ide-ide yang di imajinasikan menjadi teks yang memiliki nilai-nilai etika dan estetika. Karya sastra juga harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah. Proses kreatif karya sastra banyak unsur yang terlibat di dalamnya, seperti ilmu pengetahuan, wawasan, pemikiran, keyakinan dan pengalaman fisik, serta unsur imajinasi pengarang. Sebuah novel disamping memiliki unsur struktur pembangunnya, novel memiliki unsur semiotik yaitu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti dan makna. Sehubungan pernyataan tersebut maka peneliti melakukan penelitian ini untuk menemukan unsur semiotik yang terdapat di dalam novel “Rembulan Tenggelam di Wajahmu” karya Tere Liye. Setelah diteliti, ternyata dalam novel “Rembulan Tenggelam di Wajahmu” karya Tere Liye ini ditemukan banyak pemakaian bahasa secara semiotik yakni berupa kata. Sesuai dengan judul penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yakni metode deskriptif yang disertai kegiatan analisis, dimana data diperoleh dengan cara membaca novel “Rembulan Tenggelam di Wajahmu” karya Tere Liye. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu teknik telaah pustaka, teknik dokumentasi, teknik analisis dan teknik pengolahan data. 
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ULASAN Taufik Hidayat
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 1, No 1 (2017): JURNAL LITERASI APRIL 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.415 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v1i1.7

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekurangmampuan siswa dalam menulis ulasan. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengujicobakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis pada pembelajaran menulis ulasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design. Data yang diolah adalah hasil tulisan siswa dan hasil observasi. Adapun data temuan yang diperoleh yakni model penemuan berorientasi berpikir kritis efektif digunakan dalam pembelajaran menulis ulasan dibandingkan dengan model yang biasa digunakan guru sehari-hari. Langkah-langkah pembelajaran yang terbukti efektif ini terdiri atas empat fase, yaitu 1) fase pendahuluan, yakni menarik perhatian siswa dan menetapkan fokus pelajaran; 2) fase terbuka, yakni memberi siswa contoh dan bukan contoh, selanjutnya siswa mengamati dan membandingkan contoh-contoh tersebut; 3) fase konvergen, yakni menanyakan pertanyaan-pertanyaan lebih spesifik yang dirancang untuk membimbing siswa mencapai pemahaman tentang konsep ulasan; dan 4) fase penutup dan penerapan, yaitu membimbing siswa memahami konsep ulasan dan siswa menerapkan pemahaman mereka dengan membuat ulasan.
MODEL TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA Yesi Handayani; Taufik Hidayat
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 3, No 1 (2019): JURNAL LITERASI APRIL 2019
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.292 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v3i1.1997

Abstract

Kemampuan berbicara siswa Kelas VIII SMP 5 Ciamis, khususnya  dalam menyampaikan laporan perjalanan masih belum memenuhi kritetia ketuntasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan model talking stick, langkah-langkah penggunaan model pembelajaran talking stick, dan perubahan kemampuan berbicara siswa setelah mengikuti pembelajaran menyampaikan laporan perjalanan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pretes-postest control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perencanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan model pembelajaran talking stick sudah sesuai dengan kriteria RPP berdasarkan Standar Proses menurut Permendiknas No. 41/2007; (2) Langkah-langkah model talking stick dalam pembelajaran pembelajaran berbicara sudah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir; dan (3) Kemampuan berbicara peserta didik mengalami perubahan dilihat dari hasil pascates lebih baik daripada prates. Selain itu, dilihat dari selisih antara hasil prates dan pascates pada kelas eksperimen lebih baik jika dibandingkan dengan selisih nilai pada kelas pembanding/kontrol. Hasil tersebut diperkuat dengan pengujian hipotesis yang dinyatakan terima Ha dan tolak Ho. Artinya terdapat perubahan kemampuan berbicara menyampaikan laporan perjalanan setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada siswa kelas VIII SMPN 5 Ciamis.

Page 2 of 24 | Total Record : 239