cover
Contact Name
Muhammad Isrul
Contact Email
isrulfar@gmail.com
Phone
+628114053811
Journal Mail Official
jurnalpharmaconmw@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Farmasi, STIKES Mandala Waluya Kendari Jalan A.H Nasution No. G-37, Kendari
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
ISSN : 24426032     EISSN : 25989979     DOI : 10.35311
Core Subject : Health,
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia merupakan jurnal (Open Journal System) untuk informasi bidang ilmu farmasi yang memuat kajian tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk tulisan ilmiah, studi kepustakaan dan studi empirik. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia telah memiliki ISSN cetak : 2442 - 6032 dan ISSN online : 2598-9979 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia terbit 2 kali setahun (Bulan Juni dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia" : 9 Documents clear
Evaluasi Penggunaan Antibiotik di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD M. Natsir Kota Solok Tahun 2020 Lola Azyenela; Sanubari Rela Tobat; Loli Selvia
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.123

Abstract

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk terapi infeksi bakteri. WHO telah merekomendasikan Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) dan Defined Daily Dose (DDD) sebagai standar global untuk studi penggunaan obat, salah satunya adalah antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penggunaan antibiotik secara kuantitatif dengan menggunakan metode ATC/DDD, serta menentukan antibiotik yang termasuk ke dalam segmen Drug Utilization (DU) 90% di RSUD M. Natsir Kota Solok pada tahun 2020. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan secara retrospektif, dengan menggunakan data rekam medis pasien di instalasi rawat inap bedah di RSUD M.Natsir Kota Solok tahun 2020, sampel diambil dengan teknik random sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 213 sampel, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kuantitas penggunaan antibiotik dari 213 catatan rekam medis pasien didapatkan total penggunaan antibiotik 136,203 gram DDD/100 hari rawat. Penggunaan antibiotik yang banyak yaitu sefiksime 67,791 g dan yang sedikit yaitu meropenem 0,107 g. Antibiotik yang masuk dalam segmen 90% yaitu sefiksim (49,772%), seftriakson (18,393%), sefotaksim (14,786%) dan metronidazole (8,764%), sedangkan yang masuk ke segmen 10 % yaitu siprofloksasin (5,074%), azitromycin (1,320%), metronidazole (1,173%), levofloxacin (0,399%), sefadroksil (0,237%), dan meropenem (0,078%).
Formulasi Gel Hand Sanitizer Dari Ekstrak Metanol Kulit Semangka (Citrullus lanatus) Deo Julian Hikmat; Filmaharani Filmaharani; Yaya Yaya; Nur Hatidjah Awaliyah Halid; Jastria Pusmarani
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.128

Abstract

Hand sanitizer merupakan sediaan yang digunakan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tangan, serta penggunaannya lebih praktis. Sebagian besar hand sanitizer tersedia dalam bentuk cair atau gel. Umumnya gel hand sanitizer berbahan dasar alkohol. Namun penggunaan secara terus-menerus alkohol dapat mengiritasi kulit. Oleh karena itu perlu adanya alternatif bahan alam yang dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya iritasi kulit. Salah satu bahan alam yang terbukti sebagai antibakteri adalah kulit semangka (Citrullus lanatus). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat potensi gel hand sanitizer ekstrak metanol kulit semangka terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Metode penelitian yang digunakan riset empirik dengan platform luring dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat di masa pandemi  Covid-19.  Ekstrak   metanol   kulit   semangka dilakukan pengujian antibakteri terhadap bakteri E. coli dan S. aureus dengan tiga konsentrasi yaitu 15%, 17,5% dan 20%. Formulasi dibuat dengan variasi konsentrasi karbopol yaitu konsentrasi 1%, 1,5% dan konsentrasi 2%, kemudian dilakukan evaluasi sifat fisik dari sediaan gel. Ekstrak metanol kulit semangka 15% memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli dengan rata-rata zona hambat 5,03±1,98 mm (kategori daya hambat cukup) dan pada bakteri S. aureus 2,53±2,40 mm (kategori daya hambat lemah). Formula 1 (karbopol 1%) dan formula 2 (karbopol 1,5%) memenuhi syarat evaluasi sifat fisik sediaan gel yaitu pada uji organoleptik, pH, viskositas, homogenitas, dan daya sebar. Sedangkan untuk formula 3 (karbopol 2%) tidak memenuhi pada uji fisik yaitu uji daya sebar.
Formulasi dan Karakterisasi Ekstrak Etanol Wualae (Etlingera elatior) dalam Sistem Penghantaran Vesikuler Fitofosfolipid Astrid Indalifiany; Sahidin Sahidin; Wahyuni Wahyuni; Mentarry Bafadal; Agung Wibawa Mahatva Yodha; Rina Andryani; La Ode Muhammad Fitrawan; Dian Munasari
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.152

Abstract

Etlingera elatior (Wualae) termasuk dalam tumbuhan famili zingiberaceae yang memiliki aktivitas antiinflamasi. Namun, bioavailabilitas dan permeabilitas zat aktif yang rendah sehingga diperlukan suatu sistem penghantaran dalam komplek lipid-bahan alam. Sistem yang dikenal dengan fitofosfolipid ini merupakan penghantaran fitokonstituen dalam matriks fosfolipid yang dapat meningkatkan permeabilitas dan bioavailabilitas zat aktif melalui karakteristik ampifilik dan aksi emulsifikasi oleh fosfolipid. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi dan karakterisasi sistem vesikel sehingga diperoleh sistem yang optimum antara ekstrak etanol buah wualae dan fosfatidilkolin yang memiliki karakteristik vesikel terbaik. Preparasi dilakukan    menggunakan    teknik    hidrasi    lapis   tipis dengan adanya variasi komposisi ekstrak dan fosfatidilkolin, yakni 0,5:0,5 (Formula 1); 0,5:1 (Formula 2); 1:0,5 (Formula 3); 1:1 (Formula 4); 1:2 (Formula 5); dan 2:1 (Formula 6). Hasil yang diperoleh adalah komposisi formula optimum antara ekstrak dan fosfatidilkolin yaitu pada F4 dengan komposisi 1:1 dengan karakterisasi meliputi pengamatan morfologi berbentuk bulat (sferis) menggunakan mikroskop optic, efisiensi penjerapan vesikel diperoleh 99,20%, ukuran partikel 898,2 nm dan indeks polidispersitas 0,573 dengan kategori vesikel jenis LUV (Large Unilamellar Vesicle) menggunakan Particel Size Analyzer.
Rasionalitas Penggunaan Azitromisin pada Pasien ISPA di Rumah Sakit Moh. Hoesin (RSMH) Palembang Nita Parisa; Theodorus Parulian; R.A. Alda Adelia
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.160

Abstract

ISPA menjadi salah satu penyebab utama dalam timbulnya mortalitas dan morbiditas dari balita serta anak-anak diseluruh dunia. ISPA disebabkan oleh berbagai macam agen infeksius, salah satu contohnya yaitu bakteri yang harus diatasi dengan peresepan antibiotik. Adanya peresepan antibiotik yang masih belum rasional seperti pada pemberian antibiotik atas indikasi yang kurang jelas dan penggunaan antibiotik yang menimbulkan respon alergi menunjukkan bahwa diperlukan pemberian antibiotik alternatif sebagai pilihan terapi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui rasionalitas penggunaan obat azitromisin yang paling banyak digunakan sebagai pilihan terapi pada pasien ISPA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan sampel berupa pasien ISPA di Rumah Sakit Umum Moh. Hoesin (RSMH) Palembang periode  1  Juli  2018  – 30   Juni  2021.  Sampel  diambil dengan teknik total sampling berupa pasien ISPA rawat jalan yang menggunakan obat azitromisin yaitu sebanyak 30 pasien yang memenuhi krteria inklusi dan eksklusi. Keseluruhan data yang diperoleh akan diolah menggunakan SPSS versi 26 dan akan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien ISPA terbanyak ada pada kelompok usia 46-55 tahun (40%), jenis kelamin laki-laki (66,7%), dan jumlah obat per-resep sebanyak dua obat (46,7%). Penggunaan azitromisin berdasarkan kriteria tepat indikasi (100%), tepat dosis (96,7%), tepat frekuensi pemberian (100%), tepat lama pemberian (100%), tepat cara pemberian (100%), dan tepat interaksi obat (86,4%), sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan azitromisin pada pasien ISPA rawat jalan di RSMH sebagian besar sudah rasional.
Hubungan Mutu Pelayanan Kefarmasian dengan Kepatuhan Berobat Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Kabupaten Konawe Tasnim Tasnim; Sarlinda Sarlinda
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.165

Abstract

Kepatuhan berobat sangat berkontribusi dalam pengendalian kadar glukosa darah bagi pasien Diabetes Melitus. Namun demikian, masih banyak pasien yang tidak rutin berobat ke Rumah Sakit Kabupaten Konawe.   Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan mutu pelayanan kefarmasian dengan kepatuhan berobat pasien diabetes melitus di Intalasi rawat inap RS Kabupaten Konawe. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain  cross sectiona lstudy. Dimana, jumlah sample sebanyak 30 orang pasien Diabetes Melitus. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi, Chi squere dan Koefisien Phi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum mutu pelayanan kefarmasian berhubungan kuat dengan kepatuhan berobat pasien DM di RS Kabupaten Konawe. Namun hanya dimensi bukti fisik (tangible) saja yang berhubungan kuat dengan kepatuhan berobat pasien Diabetes Melitus (X2=7.656; phi=0.577). Sedangkan dimensi kehandalan, jaminan, ketanggapan dan peduli tidak berhubungan  dengan kepatuhan berobat pasien Diabetes Melitus di Instalasi rawat inap RS Kabupaten Konawe. Penelitian ini sudah membuktikan bahwa bukti fisik dalam pelayanan kefarmasian cukup berkontribusi dalam kepatuhan berobat bagi pasien diabetes melitus di rawat inap Rumah Sakit Konawe. Oleh karena itu penting bagi  unit kefarmasian di RS Kabupaten Konawe untuk menjamin sarana dan prasarana di unit pelayanan kefarmasian, ketersediaan obat, kebersihan lingkungan di area unit tersebut. Unit palayanan kefarmasian juga pelu memastikan bahwa kenyamanan pasien saat menunggu pelayanan obat terjamin. Hal ini akan memberikan kepuasan bagi pasien yang berobat, khususnya pasien DM. Dengan demikian, pasien akan senang berkunjung di Rumah Sakit Konawe.
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Fraksi Etil Asetat dan Fraksi N-Heksan Daun Pegagan (Centella Asiatica L.) Ella Yunita; Dyah Ratna Ayu Puspita Sari
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.167

Abstract

Antioksidan berperan penting untuk melindungi sel terhadap pengaruh radikal bebas. Tumbuhan yang berperan sebagai antioksidan alami adalah pegagan (Centella asiatica) dan banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antioksidan (IC50) dari fraksi etil asetat dan n-heksan daun pegagan dan toksisitasnya (LC50) terhadap Artemia salina Leach. Pengujian antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan uji toksisitas dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 fraksi etil asetat sebesar 325 mg/L (kategori lemah) dan fraksi n-heksan 731 mg/L (kategori tidak aktif) sedangkan nilai LC50 pada fraksi etil asetat yaitu 1202 mg/L (kategori tidak toksik) dan fraksi n-heksan yaitu 2818 mg/L (kategori tidak toksik).
Analisis Multi Linear Regression (MLR) pada Fingerprint Kromatografi Andrografolid untuk Memprediksi Efek Anti Kanker I Gede Bagus Indra Marangyana; Putu Yudha Ugrasena; Ni Luh Gde Mona Monika
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.169

Abstract

Andrographis paniculata (Burm. F.) Nees (AP) dikenal karena rasanya yang pahit dan sudah umum digunakan sebagai obat tradisional. Studi fitokimia AP menunjukkan bahwa andrografolid adalah senyawa bioaktif utama. Berdasarkan penelitian, andrografolid memiliki efek sebagai antikanker dengan berbagai mekanisme. WHO telah memperkenalkan teknik kromatografi sidik jari (Fingerprint) yang dapat digunakan untuk penilaian keamanan dan kualitas obat herbal. Tujuan dari penelitian ini adalah memprediksi efek antikanker AP menggunakan analisis Brine Shrimp Lethality Test dan MLR dengan beberapa prediktor seperti AUC dari kromatogram sidik jari, ketinggian geografis, dan IC50. Desain penelitian ini adalah eksperimental laboratorik menggunakan AP dari daerah berbeda yaitu Tawangmangu (Twg), Bandung (Bdg), Denpasar (Dps). Hasil BSLT menunjukkan bahwa AP dari Twg memiliki nilai toksisitas lebih tinggi dari Bdg dan Dps dengan LC50 5,08 mg/L. AUC kromatogram AP dan ketinggian geografis menunjukkan korelasi yang kuat terhadap potensi efek sitotoksik antikanker berdasarkan LC50 dengan nilai R2 0,984 dan dengan nilai p <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa metode analisis MLR dapat digunakan untuk memprediksi respon farmakologi AP sitotoksik (LC50) terhadap beberapa prediktor seperti AUC, LC50, dan ketinggian geografis.
Evaluasi Risiko Resistensi Insulin Akibat Simvastatin, Rosuvastatin dan Fenofibrat pada Tikus Betina (Rattus novergicus L.) Dislipidemia yang Diinduksi Kontrasepsi Oral dan Diet Tinggi Lemak Sitti Hadijah; Yulia Yusrini Djabir; Firzan Nainu
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.170

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh pemberian obat simvastatin, rosuvastatin dan fenofibrat terhadap kadar glukosa, insulin darah puasa dan nilai HOMA-IR terhadap tikus betina dislipidemia yang diinduksi kontrasepsi oral dan pakan lemak. Penelitian menggunakan 30 ekor tikus betina yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Kelompok satu diberi pil kontrasepsi (PK) (1,5µg levonorgestrel, 0,3µg estradiol), kelompok dua diberi diet lemak (DL) (kuning telur 2ml/200gBB), kelompok tiga diberi PK+DL, kelompok empat diberi PK+DL dan terapi simvastatin (0,21 mg/kgBB), kelompok lima diberi PK+DL dan terapi rosuvastatin (0,5 mg/kgBB), serta kelompok enam diberi PK+DL dan terapi fenofibrat (8,2 mg/kgBB). Perlakuan PK dan DL berlangsung selama 60 hari, dimana terapi diberikan mulai hari ke-30 hingga ke-60. Hasil yang diperoleh menunjukkan pemberian masing-masing PK dan DL dapat meningkatkan GDP setelah 30 hari, walaupun tidak mencapai nilai signifikan. Terapi simvastatin dan rosuvastatin dan fenofibrat selama 30 hari terakhir (hari ke-30-60) dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa (GDP) sebesar 28,17%, 45,08% dan 46,12%, namun hanya simvastatin dan rosuvastatin yang mencapai nilai signifikan. (p<0,05) Penurunan kadar insulin darah puasa paling besar pada pemberian rosuvastatin (20,64%) namun secara statistik tidak mencapai nilai signifikan. Peningkatan resistensi insulin (HOMA-IR) terlihat setelah 30 hari menggunakan pil kontrasepsi dan diet tinggi lemak. Tetapi kemudian menurun dengan pemberian simvastatin, rosuvastatin dan fenofibrat, namun hanya fenofibrat yang mencapai nilai signifikan (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan simvastatin, rosuvastatin dan fenofibrat dapat menurunkan kada gula darah puasa, namun berdasarkan nilai HOMA-IR, hanya fenofibrat yang dapat menurunkan resiko resistensi insulin pada tikus betina dislipidemia yang diinduksi pil kontrasepsi dan diet tinggi lemak.
Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Buah Etlingera rubroloba A.D. Poulsen Terhadap Fagositosis Sel Makrofag Pada Tikus Jantan Galur Wistar Fadhliyah Malik; Mentarry Bafadal; Dian Munasari; Rina Andriani; Muh. Ilyas Yusuf; Sahidin Sahidin; Wahyuni Wahyuni; Adryan Fristiohady; Wa Ode Nurfinti
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i1.171

Abstract

Fungsi sistem imun adalah untuk melindungi tubuh dari benda-benda asing, dimana sistem imun dapat ditingkatkan dengan pemberian imunomodulator. Pendekatan kemotaksonomi Genus Etlingera memungkinkan Etlingera rubroloba A.D. Poulsen memiliki kandungan metabolit sekunder sebagai agen imunomodulator. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas imunomodulator ekstrak etanol buah Etlingera rubroloba A.D. Poulsen terhadap fagositosis sel makrofag pada tikus jantan galur wistar. Hewan uji tikus sebanyak dua puluh empat ekor dibagi dalam enam kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (Na-CMC 0,5%), kontrol positif (ekstrak meniran komersial), kontrol normal (tanpa perlakuan), perlakuan dosis 1 (200 mg/kgBB), perlakuan dosis 2 (300 mg/kgBB)  dan  perlakuan dosis 3  (400 mg/kgBB). Perlakuan diberikan selama tujuh hari berturut-turut secara per oral  dan diberikan injeksi bakteri Staphylococcus aureus 0,5 mL secara intraperitonial pada hari kedelapan masing-masing kelompok. Apusan cairan peritoneum digunakan untuk menentukan aktivitas sel makrofag. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas fagositosis sel makrofag pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan 1, perlakuan 2, perlakuan 3 berturut-turut 36,75 %, 74,25%, 71.75%, 80,50%, 70,75%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol buah Etlingera rubroloba A.D. Poulsen memiliki aktivitas imunomodulator terhadap fagositosis sel makrofag.

Page 1 of 1 | Total Record : 9