cover
Contact Name
Ari Khusuma
Contact Email
khusumaari@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
khusumaari@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)
ISSN : 23564075     EISSN : 26562456     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
JAMBS (Jurnal Analis Medika Bio Sains) is a journal that provides a forum for publishing articles related to food analysis, mikrobiology, hematolgy, clinical chemistry, parasitology, immunoserology, histology. Scientific articles dealing with the following topics in food analysis, mikrobiology, hematolgy, clinical chemistry, parasitology, immunoserology, histology.
Arjuna Subject : -
Articles 313 Documents
EFEK IMUNOSTIMULATOR KUBIS (Brassica oleracea var. capitata alba) TERHADAP TITER IMUNOGLOBULIN G (Ig G) PADA KELINCI YANG DIINDUKSI DENGAN SEL DARAH MERAH DOMBA` Fihiruddin, Fihiruddin
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 3, No 1 (2016): JURNAL ANALIS MEDIKA BIO SAINS
Publisher : Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.889 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v3i1.52

Abstract

Kubis (Brassica aloracae var.capitata alba) adalah salah satu sayuran yang berpotensi sebagai imunostimulator. Kubis banyak megandung nutrien yang mempunyai nutrisi tinggi seperti vitamin, mineral, dietary fiber, glukosinolates, polyphenol dan phenolic acid. Disamping itu juga kubis mengandung peptida yang berperan sebagai imunoglobulin production stimulating factor (IPSF) sehingga dapat berfungsi sebagai imunostimulator yang akan dapat meningkatkan sistem imun tubuh dengan cara merangsang peningkatan sistem fagositik dan produksi interleukin 5.Penelitian ini merupakan penelitian ekprimental dengan desain statistic group comparation yang bertujuan mengetahui pengaruh pemberian kubis (Brassica oleracea capitata alba) untuk meningkatkan pembentukan immunoglobulin G (IgG) pada kelinci yang diinduksi dengan sel darah merah domba 2 %. Hewan coba yang digunakan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hewan coba yang akan digunakan adalah kelinci dengan berat 700 – 800 gr sebanyak 20 ekor yang akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah dengan uji heamaglutinasi dengan mengamati terjadinya aglutinasi antara serum yang diambil dari darah kelinci dengan sel darah merah domba   (SDMD) 2 %. Rata-rata titer Imunoglobulin G (IgG) pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing adalah 2.26 µl/ml dan 1.62 µl/mlHasil uji statistik dengan paired t test dengan tingkat kepercayaan 0,95 %.menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan ( p < 0,05) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yaitu dengan nilai signifikannya adalah 0,043.
PENERAPAN MODEL PELAYANAN ANTENATAL KONTINU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA FASILITAS KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN LOMBOK TIMUR DAN LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARAT Rumintang, Baiq Iin
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Analis Medika Bio Sains
Publisher : Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.889 KB)

Abstract

Abstrak Pelayanan antenatal yang teratur diyakini memiliki efek yang sangat baik dengan terjalin hubungan kuat antara ibu hamil dan petugas kesehatan. Model pelayanan antenatal kontinu difokuskan pada kesinambungan asuhan khususnya yang disediakan oleh bidan puskesmas. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan hasil bahwa terdapat tingkat kepuasan ibu hamil yang lebih tinggi setelah menjalani  model pelayanan antenatal kontinu (intervensi) dibandingkan dengan model pelayanan antenatal rutin (control). Maka dipandang perlu melanjutkan penelitan tentang model pelayanan antenatal yang diharapkan akan memberi dampak berbeda khususnya terkait output pemilihan tempat persalinan di fasilitas kesehatan. Penelitian ini berupa penelitian analitik dengan desain eksperimen murni dengan posttest control group design. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Tempat penelitian di 20 puskesmas yang terdiri dari 10 puskesmas di kabupaten Lombok tengah dan 10 puskesmas di kabupaten Lombok timur. Penelitian  melibatkan 20 orang bidan yang terdiri dari 1 orang bidan dari tiap puskesmas. Sebelum pelaksanaan penelitian bidan telah mengikuti suatu kegiatan workshop selama 1 hari di dinas kesehatan kabupaten masing-masing.  Besar sampel 113 orang ibu hamil dengan teknik consecutive sampling selama periode rekrutmen 11−30 Maret 2013. Selanjutnya data kuantitatif diambil dari data rekam medik yang ada di puskesmas. Hasil analisis terdapat perbedaan bermakna pemilihan tempat persalinan, tempat persalinan  di puskesmas terbanyak pada model kontinu yaitu  sebanyak 100%, sedangkan pada model rutin sebanyak 91%  dan terdapat perbedaan bermakna pemilihan penolong persalinan, penolong persalinan bidan terbanyak pada model kontinu yaitu  sebanyak 100%, sedangkan pada model rutin sebanyak 98%.Perlunya penerapan model antenatal kontinu sehingga bidan akan menjadi orang kepercayaan ibu sehingga meningkatkan pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan khususnya puskesmas. Hal ini semakin penting, terutama untuk perempuan di Provinsi NTB yang memiliki tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan rendah.Kata kunci: Model antenatal kontinu, Model antenatal rutin, Persalinan fasilitas kesehatan
ZOONOTIC HOOKWORM THAT POTENTIALLY CAUSES CREEPING ERUPTION IN CAKRANEGARA Resnhaleksmana, Ersandhi; Ariami, Pancawati; Danuyanti, I Gusti Ayu Nyoman
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Analis Medika Bio Sains
Publisher : Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.889 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v1i1.11

Abstract

AbstractMaintenance of animals like dogs in Cakranegara not matched with a good understanding of the spread of the disease. That Causes increase the risk of disease transmission from animal to animal or from animal to human. A wild dog that lives at risk of disease transmission is higher than the breed. One of the animal diseases that can be transmitted to humans (zoonoses) is a Hookworm. which can cause creeping eruption. This study was an observational descriptive, with the aim to determine the prevalence of Zoonotic Hookworm in dogs that could potentially cause creeping eruption in Cakranegara. Sampling was purposive sampling as many as 30 samples with wet paint (direct) and Berrman methods. Results, the prevalence of zoonotic hook worm was 14 of 30 samples of dog feces (46%).Keywords: Prevalence, Zoonotic Hookworm, Creeping eruption. 
Peningkatan Peran Petugas Kesehatan Dalam Penemuan Kasus Tuberkulosis (Tb) Bta Positif Melalui Edukasi Dengan Pendekatan Theory Of Planned Behaviour (Tpb) NI PUTU SUMARTINI
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 2, No 2 (2015): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.032 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v2i2.43

Abstract

Pendahuluan: Penyakit Tuberkulosis (TB) BTA positif yang tidak terdeteksi menyebabkan pasien tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan.  Deteksi penyakit TB BTA positif yang rendah merupakan salah satu masalah kesehatan termasuk di Kota Mataram dengan tingkat penemuan kasus (Case Detection Rate/CDR) sebesar 43,65% pada tahun 2011. Dengan demikian peran petugas kesehatan dalam deteksi kasus TB perlu ditingkatkan melalui edukasi dengan pendekatan Theory of planned behaviour (TPB). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh edukasi dengan pendekatan TPB terhadap peran petugas kesehatan dalam penemuan kasus TB BTA Positif. Metode: rancangan penelitian menggunakan quasi-experimental dengan pretest-posttest group design. Besar sampel sebanyak 16 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test, Mann-Whitney Test and chi-square with dengan tingkat kepercayaan 5 % (α = 0,05). Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan TB/DOTS yang diperoleh oleh petugas kesehatan memiliki hubungan dengan peran petugas kesehatan dalam penemuan kasus TB dengan nilai p 0,093; edukasi dengan menggunakan pendekatan TPB berpengaruh terhadap peran petugas kesehatan dalam penemuan kasus TB dengan nilai p=0,012. Kesimpulan: edukasi dengan pendekatan TPB terbukti memiliki pengaruh terhadap peran petugas kesehatan dalam penemuan kasus TB
Uji Sensitivitas Dan Spesifitas Penemuan Basil Gram Negatif Dengan Pengecatan Gram Sebagai Diagnosis Penyaring Infeksi Saluran Kemih SITI ZAETUN
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 2, No 1 (2015): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v2i1.34

Abstract

Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menyaring hasil positif dan negatif suatu pemeriksaan, bagi yang  positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular. Uji tapis pada umumnya bukan merupakan uji diagnostik dan oleh karenanya memerlukan tindak lanjut yang cepat dan pengobatan yang tepat pula. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui nilai sensitivitas dan spesifitas penemuan basil gram negatif dengan pengecatan gram sebagai  diagnosis penyaring infeksi saluran kemih. Penelitian ini merupakan suatu penelitian cross sectional. Subjek penelitian adalah semua Mahasiswi berusia sekitar 18-20 tahun yang sedang mengikuti pendidikan di Jurusan Analis kesehatan Mataram diambil secara consecutive sampling. Pemeriksaan kultur urin sebagai Gold Standard terdapat 8 sampel positif bakteri dan 69 negatif, Pemeriksaan Gram urin tanpa centrigugasi 9 positif 76 negatif sebenarnya Pemeriksaan Lekositouria sedimen urin 15 positif sebenarnya, dan 62 negatif. Dari hasil pemeriksaan maka dibuat tabel 2 x 2 untuk mencari nilai Sensitivitas dan Spesifitas masing-masing pemeriksaan Sensitifitas 75,05 % Spesifisitas 80,51,43%.
EFEK RENOPROTEKTIF PERASAN RIMPANG KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA) TERHADAP KADAR UREUM PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL Nurwijaya, Arif; Widada, Subrata Tri; Nuryani, Siti
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Analis Medika Bio Sains
Publisher : Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.889 KB)

Abstract

AbstrakPenggunaan parasetamol dengan dosis toksik akan menyebabkan kerusakan pada ginjal. Salah satu indikator terjadinya kerusakan ginjal adalah peningkatan kadar ureum. Tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah kunyit karena mengandung kurkumin yang bisa mencegah terjadinya kerusakan ginjal.Untuk mengetahui efek renoprotektif pemberian perasan rimpang kunyit (Curcumma domestica) terhadap kadar ureum pada serum  tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi parasetamol. Penelitian ini merupakan pre-post test control group design dengan menggunakan tikus putih sebagai hewan uji, parasetamol 240 mg/200 g BB digunakan sebagai bahan induksi, dan perasan kunyit dosis 1 ml, 2 ml, dan 3 ml. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik menggunakan uji Anova One Way dan uji Correlation pada SPSS 16.0 for Windows.Rata-rata peningkatan kadar ureum tikus putih yang diinduksi parasetamol dan pada tikus putih yang diberi perasan kunyit dosis 1, 2, dan 3 ml adalah 48,38 mg/dl, 38,98mg/dl, 25,56 mg/dl. Hasil uji Anova One Way menunjukkan signifikan 0.000 yang berarti ada pengaruh pemberian perasan kunyit terhadap kadar ureum tikus putih yang diinduksi parasetamol. Dari hasil uji Correlation terdapat hubungan yang sangat kuat antara perasan kunyit terhadap kadar ureum tikus putih yang diinduksi parasetamol.Terdapat pengaruh pemberian perasan rimpang kunyit (Curcumma domestica) terhadap kadar ureum pada serum tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi Parasetamol.Kata Kunci: Kadar ureum , Parasetamol, Perasan Kunyit, Tikus putih..
PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA UMUR 0-5 TAHUN Dramawan, Awan
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 3, No 1 (2016): JURNAL ANALIS MEDIKA BIO SAINS
Publisher : Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.889 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v3i1.48

Abstract

Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dimana dampak yang ditimbulkan sangat besar terhadap penderita, tidak hanya pada anak-anak tetapi juga orang dewasa. Selain itu penyakit ISPA dapat menjadi pemicu dari penyakit-penyakit yang lain dan berkembang menjadi penyakit yang berbahaya. Penanganan dini terhadap penyakit ISPA terbukti dapat menurunkan angka kematian. ISPA juga sangat erat berhubungan dengan sanitasi lingkungan dan prilaku hidup bersih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Peran Keluarga Dalam Pencegahan ISPA Pada Balita di Desa Sesela Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi 1.141 orang. Sampel 92 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah proporsional  random sampling. Data diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam kategori baik dalam pelaksanaan peran keluarga sebanyak 75 responden (81,52%), responden berada pada umur 18-40 tahun sebanyak 90 responden (98,82%), kategori pendidikan berada pada pendidikan dasar sebanyak 49 responden (53,26%), kategori pekerjaan sebagian besar responden sebagai tidak bekerja (IRT) sebanyak 67 responden (72,83%). Kesimpulan penelitian ini yakni peran keluarga dalam kategori baik, sehingga diharapkan untuk mempertahankan pemanfaatan fasilitas kesehatan sebagai langkah dalam pencegahan penyakit ISPA.
FILTRATE Syzygium polyanthum AND MONOCYTES OF PERIPHERAL BLOOD WHITE RAT (Rattus norvegicus) WISTAR’S STRAIN WITH HYPERLIPIDEMIA Sundayani, Lina; Farida, Farida; Diarti, Maruni Wiwin
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Analis Medika Bio Sains
Publisher : Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.889 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v1i1.16

Abstract

AbstractSyzygium polyanthu) contain cumpounds that can lower cholesterol leavels and then inhibit the formation of free radicals and suppress the inflammatory response of injured endotel. In this study, monocyte count is the parameter of progression of atherosclerosis. The purpose of this study is to determine the potential of the leaves preparation filtrate (Syzygium polyanthum) to the number of monocytes in the blood wistar strain (Rattus norvegicus) rat with hyperlipidemia. This research design using a completely randomized design. The sample size in this study were 30 mice and  devided into 6 treatment groups, K1: negatif control,K2: positive control, K3,K4,K5 and K6 is the treatment group. The result shown the average cholesterol level 87.5 ± 13.9  mg/dl and the number of monocytes 6 in peripheral blood of white rat wistar strain (Rattus norvegicus) before having hyperlipidemia. The mean cholesterol level 199.7 ± 22.1  mg/dl and the number of monocytest 4 in peripheral blood of white rat wistar strain (Rattus norvegicus) after hyperlipidemia. The mean cholesterol 91.6 ± 11.8  mg/dl and the number of monocytes 3 in peripheral blood of white rat wistar strain (Rattus norvegicus) in hyperlipidemia and after had treated with preparation filtrate concentration 25%, 50%, 75%, 100 %. The One Way Anova statistic result generate value p=0.000<α0.05. The conclution of this study is filtrate of Syzygium polyanthum has effect to  the number of peripheral blood monocytes in experimental animals wistar strain white (Rattus norvegicus) rat with  hyperlipidemia.Key woods   :  Hyperlipidemia,  Monocytes,  Syzygium polyanthum 
Studi Kualitas Air Secara Fisika Dan Kimia Sungai Ancar – Kota Mataram Ida Bagus Rai Wiadnya
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 2, No 2 (2015): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.165 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v2i2.39

Abstract

Air sungai Ancar merupakan sungai yang melalui daerah yang berpenduduk padat dan digunakan juga untuk pertanian, pembuangan limbah rumah tangga, sampah dan limbah Industri rumah tangga (tahu dan tempe) serta berbagai bentuk aktivitas penduduk dilakukan di sana seperti mandi, cuci, kakus dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air secara fisik dan kimia sungai Ancar – Kota Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif  yaitu, penelitian yang bertujuan untuk mendalami masalah yang telah ada secara luas, penelitian ini untuk menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalah yang diteliti, yakni teori yang dipakai, pendapat para ahli mengenai aspek tersebut, penyelidikan-penyelidikan yang telah dilakukan selama ini dan hasil-hasilnya yang sedang berjalan ataupun masalah-masalah yang disarankan oleh ahli-ahli. (Surakhmad, 1980). Tempat pengambilan sampel dilakukan pada 3 titik lokasi di daerah aliran sungai Ancar, yaitu : Gontoran – Bertais, Karang Bedil – Mataram Timur dan Gerisak – Tanjung Karang. Dengan parameter penelitian secara fisika; suhu, pH, Warna, dan Kekeruhan sedangkan parameter kimia meliputi: DO, BOD, Ammoniak, Nitrit, Organik Jumlah, Alkaliniti dan Asiditi. Dari hasil pengujian parameter fisika dan kimia yang diperoleh, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kualitas air  sungai  Ancar masih memenuhi ketentuan baku mutu kualitas air golongan B atau air baku menurut PP. No. 20 Th. 1990 tentang pengendalian pencemaran air dan PERMENKES. RI  416/MENKES/PER/IX/1990. Dampak pencemaran limbah pertanian akibat pemakaian pupuk umumnya, dan limbah industri rumah tangga belum menunjukkan gejala yang serius.
Penentuan Derajat Ovalositosis Berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopis Dan Konfirmasi Dna I Gusti Ayu Nyoman Danuyanti; Zainal Fikri; Rita Sopiatun
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 2, No 1 (2015): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.294 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v2i1.30

Abstract

Ovalositosis adalah penyakit herediter asimtomatik yang diturunkan menurut pola autosomal dominan, ditandai dengan lebih dari 20% eritrosit berbentuk oval di dalam tubuh penderita. Keadaan asimtomatik ini terjadi karena mekanisme kompensasi dari tingginya retikulosit pada sebagian besar penderita ovalositosis. Bentuk klinis terdapat pada penderita heterozigot, sedangkan pada homozigot jarang ditemukan dan sifatnya letal. Ovalosit sangat kaku (rigid) dibandingkan eritrosit normal dan tidak fleksibel saat melewati kapiler yang lebih kecil dari diameter eritrosit sehingga mudah ruptur. Ovalosit juga resisten terhadap parasit malaria, sehingga frekuensi penderita ovalositosis lebih tinggi di daerah endemis malaria karena survival penderita tersebut untuk tinggal di daerah endemis malaria lebih tinggi daripada orang dengan bentuk eritrosit normal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan derajat ovalositosis berdasarkan hasil pemeriksaan secara mikroskopis dan konfirmasi DNA sebagai standar atau acuan dalam menyimpulkan individu terindindikasi ovalositosis. Sampel diambil dari penduduk yang tinggal di desa Sekotong Barat khususnya penduduk yang tinggal di dusun Kelep, Dasan Baru dan Batu Putih Kecamatan Sekotong, Lombok Barat yang sudah dilakukan pada bulan November 2009 sampai dengan Pebruari 2010. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling yang untuk pengambilan sampel darah kapiler sebagai hapusan darah, kemudian setelah hapusan darah dievaluasi dilakukan pengambilan sampel darah vena secara purposive sampling bagi individu yang terevaluasi positif ovalositosis diatas 10% baik laki-laki maupun perempuan serta bersedia sebagai subjek penelitian untuk dilakukan tes konfirmasi DNA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu dengan kriteria ovalosit < 50% tidak menunjukan adanya mutasi gena protein band 3 sebagai indikator kelainan sel darah dalam hal ini ovalosit sehingga dapat disimpulkan individu tersebut negatif ovalositosis, sedangkan untuk individu dengan kriteria ovalosit ≥ 50% menunjukkan hasil positif pada tes konfirmasi DNA.

Page 1 of 32 | Total Record : 313


Filter by Year

2014 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 2 (2025): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 12, No 1 (2025): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 11, No 2 (2024): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 11, No 1 (2024): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 10, No 2 (2023): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 10, No 1 (2023): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 9, No 2 (2022): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 9, No 1 (2022): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 8, No 2 (2021): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 8, No 1 (2021): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 7, No 2 (2020): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 7, No 1 (2020): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 6, No 2 (2019): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 6, No 1 (2019): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 5, No 2 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS Vol 5, No 2 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 5, No 1 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS Vol 5, No 1 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 4, No 2 (2017): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 4, No 1 (2017): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 4, No 1 (2017): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS Vol 3, No 1 (2016): JURNAL ANALIS MEDIKA BIO SAINS Vol 2, No 2 (2015): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 2, No 1 (2015): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS) Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Analis Medika Bio Sains Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Analis Medika Bio Sains More Issue