cover
Contact Name
Januar Dwi Christy
Contact Email
christy@griyahusada.id
Phone
+6281332211312
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Dukuh Pakis II Baru no. 110 Surabaya
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Midwifery Journal
ISSN : 24071676     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Midwifery Journal publishes the latest peer reviewed research to inform the safety, quality, outcomes and experiences of pregnancy, birth and maternity care for childbearing women, their babies and families. The journal’s publications support midwives and maternity care providers to explore and develop their knowledge, skills and attitudes informed by best available evidence. Midwifery Journal provides an interdisciplinary forum for the publication, dissemination and discussion of advances in evidence, controversies and current research, and promotes continuing education through publication of systematic and other scholarly reviews and updates. Midwifery articles cover the cultural, clinical, psycho-social, sociological, epidemiological, education, managerial, workforce, organizational and technological areas of practice in preconception, maternal and infant care, maternity services and other health systems.
Articles 140 Documents
HUBUNGAN PENDAMPINGAN PERSALINAN DENGAN KELANCARAN PROSES PERSALINAN juaria, henny
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 3 No 1 (2016): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan : Pendampingan persalinan adalah perilaku kehadiran seseorang atau teman senantiasa memberikan suatu dukungan fisik maupun psikis secara aktif terus-menerus dan berkesinambungan dalam mengikuti seluruh proses persalinan dimulai kala I sampai II terutama pendampingan suami ketika istri melahirkan. Kelancaran proses persalinan adalah seorang ibu yang dapat menyelesaikan persalinan dalam waktu yang seharusnya dan tidak terjadi masalah ataupun komplikasi selama persalinan, yang berlangsung ± 14-16,5 jam pada ibu primipara sedangkan pada multipara berlangsung ± 8-10,5 jam. Sebagian besar proses persalinan berlangsung normal, tetapi 10-15% proses persalinan mengalami masalah dalam proses persalinan. Pada bulan Desember 2014  persalinan didampingi suami di BPS Ny. Munawaroh sebasar 38,09%, angka tersebut masih jauh dari hasil P4K Propinsi Jawa Timur yaitu 58,38% . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendampingan persalinan dengan kelancaran proses persalinan di BPS Ny. Munawaroh periode Mei - Juni 2015. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah analitik jenis cross  sectional  dengan populasi 27 ibu yang melahirkan dan besar sampelnya 25 ibu yang melahirkan dipilih secara simple random sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Hasil penelitian dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang dan dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan a = 0,05. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas ibu yang melahirkan didampingi saat persalinan sebesar 44% dan ibu bersalin yang  tidak normal mayoritas sebesar 56%. Dari hasil uji chi-square  pendampingan persalinan didapatkan c2hitung > c2tabel (7 > 3,84), berarti Ho ditolak, maka terdapat hubungan antara pendampingan persalinan dengan kelancaran proses persalinan. Diskusi: Dapat disimpulkan ada hubungan antara pendampingan persalinan dengan kelancaran proses persalinan. Diharapkan bidan dapat menyebarluaskan informasi mengenai proses persalinan dan bisa menghadirkan seorang pendamping saat proses persalinan.
JENIS KONTRASEPSI HORMONAL DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS Setyowati, Endang Buda
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.892 KB)

Abstract

Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel-sel serviks atau dari sel-sel di leher rahim tetapi dapat tumbuh dari sel-sel mulut rahim atau keduanya. Infeksi HPV adalah faktor resiko utama kanker serviks. Terjadinya kanker  diawali dari kondisi pra kanker selanjutnya mengarah ke kanker stadium lanjut. Angka kejadian kanker serviks di Yayasan Kanker Wisnuwardhana masih tergolong tinggi yaitu 2,3% dari jumlah tersebut di antaranya pengguna kontrasepsi hormonal sebesar 34,84%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara jenis dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks. Metode : Penelitian ini menggunaka metode analitik dengan desain penelitian cross sectional, pengambilan sampel secara sistematik random sampling sejumlah 324 orang. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kanker serviks, sedangkan variabel independennya adalah jenis kontrasepsi dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal. Instrumen penelitian adalah lembar pengumpulan data yang mengambil catatan rekam medik. Hasil penelitian ini dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang dan selanjutnya dianalisa dengan uji chi square dengan ketentuan ?=0,05 dengan X2 tabel (3,84). Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang periksa pada jenis kontrasepsi pil sebanyak 24,2% dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal ? 5 tahun sebanyak 16,5% mangalami kanker serviks dibandingkan dengan ibu pada jenis kontrasepsi non pil sebanyak 96,4% dan pada lama pemakaian kontrasepsi hormonal <5 tahun sebanyak 92,8% tidak kanker serviks. Setelah dilakukan uji Chi Square didapatkan X2 hitung (31,89) > X2 tabel (3,84) pada jenis kontrasepsi dan X2 hitung (6,66) > X2 tabel (3,84) pada lama pemakian kontrasepsi hormonal sehingga H0 ditolak. Diskusi : Ada hubungan antara jenis kontrasepsi hormonal dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks. Dianjurkan semua wanita selama masih menggunakan pil untuk melakukan pemeriksaan ginekologik secara teratur, seperti pap smear setiap 6 bulan  sampai 1 tahun sekali untuk deteksi dini kanker serviks.
FAKTOR UMUR, PARITAS, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN TERHADAP KEJADIAN KPD Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.266 KB)

Abstract

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, pembukaan <3cm pada primigravida dan multigravida <5cm. Angka kejadian KPD di RB Melati Manukan Surabaya tahun 2012 (12,50%), tahun 2013 (15,74%), tahun 2014 (10,44%). Angka kejadian KPD ini masih tinggi dibandingkan angka toleransi kejadian (8-10%). Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan ibu bersalin terhadap kejadian KPD. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi yang digunakan adalah semua ibu bersalin tahun 2011 sebanyak 241 orang dengan jumlah sampel sebanyak 93 orang dipilih menggunakan systematic random sampling. Pengambilan data secara sekunder dari kohort ibu dan laporan persalinan. Hasil penelitian dibuat dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Hasil: Kejadian KPD mayoritas terjadi pada umur >35 tahun (78,75%) dibandingkan umur 20-35 tahun (88,57%) tidak mengalami KPD, paritas grandemultipara (72,73) mayoritas mengalami KPD dibandingkan multipara (78,72) tidak mengalami KPD, pendidikan rendah (53,57%) mayoritas mengalami KPD dibandingkan pendidikan tinggi (100%) tidak mengalami KPD, ibu bekerja (32,08) mayoritas mengalami KPD dibandingkan yang tidak bekerja (77,50%) tidak mengalami KPD. Diskusi: masih tingginya angka kejadian KPD yang disebabkan oleh faktor karakteristik ibu. Oleh sebab itu, bidan sebagai tenaga kesehatan hendaknya dapat menurunkan angka insidensi kejadian dengan memberikan berbagai penyuluhan tentang usia reproduksi, paritas yang aman untuk kehamilan dan persalinan, memberikan asuhan dan KIE disesuaikan dengan pendidikan ibu, jenis-jenis pekerjaan yang berpotensi menyebabkan komplikasi bagi ibu.
FAKTOR KELUARGA (POLA ASUH, SOSIAL EKONOMI, KEHARMONISAN) TERHADAP KENAKALAN REMAJA PUTRI (SEKS BEBAS) DI SMA NEGERI 12 SURABAYA Sugiarti, Sugiarti
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.959 KB)

Abstract

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Kenakalan remaja adalah tindakan remaja anti norma yang berlaku di masyarakat. Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada 14 orang remaja putri di SMAN 12 ditemukan 8 orang pernah melakukan seks bebas dan dari data yang didapat dari kantor BK SMA Negeri 12 Surabaya pada tahun 2014 telah ada 1 remaja putri yang membuang bayinya di toilet sekolah karena KTD. Faktor keluarga merupakan faktor utama terjadinya kenakalan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor keluarga (Pola asuh, Sosial ekonomi, Keharmonisan) terhadap kenakalan remaja (seks bebas) di SMA Negeri 12 Surabaya. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif,  populasi yang ada  418 orang dengan besar sampel 81 orang cara pengambilan sampel dengan teknik sistematik random sampling. Data diolah dianalisis dengan dibuat master tabel frekuensi dan dibuat tabulasi silang kemudian dibuat simpulan. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas remaja tidak melakukan kenakalan remaja yaitu 73 orang (90,12%), mayoritas dengan pola asuh demokratis 47 orang (58,02%), mayoritas dengan tingkat sosial ekonomi atas 61 orang (75,31%) dan dengan keluarga yang harmonis 70 orang (86,42%). Pada tabulasi silang mayoritas yang melakukan kenakalan remaja dengan pola asuh permisif, sosial ekonomi bawah dan keluarga yang tidak harmonis Diskusi: Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa faktor keluarga mempengaruhi kenakalan remaja. Oleh karena itu sebaiknya orang tua lebih bijaksana dalam menerapkan pola asuh terhadap anak remajanya agar dapat menjalin komunikasi yang lebih baik sehingga menciptakan kehidupan yang harmonis antara anak dan orang tua.  Serta orang tua lebih meningkatkan lagi dalam memberi pengawasan dan membimbing anak dalam bersikap serta berperilaku.
TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD Bainuan, Lina Darmayanti
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.061 KB)

Abstract

Saat ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih tinggi, dimana setiap tahun bertambah 3-4 juta jiwa. Berdasarkan data BKKBN PPM untuk KB IUD adalah 77,7 % sedangkan peminat KB IUD yang ada di RS.Assakinah Medika hanya 21,42 % angka ini jauh dari PPM yang di tentukan BKKBN. Kecenderung masih rendahnya pemakaian kontrasepsi IUD kemungkinan sangat berhubungan dengan pendidikan dan pekerjaan akseptor. Pendidikan akseptor dalam menerima informasi tentang program KB dan faktor pendidikan seseorang sangat mempengaruhi dalam keputusan ber-KB. Semakin rendah pendapatan, makin rendah pula motivasi akseptor dalam mengikuti KB. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran Pendidikan dan Pekerjaan Ibu Dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD di SidoarjoTahun 2015. Metode : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, populasi dalam penelitian adalah seluruh jumlah akseptor KB di RS.Assakinah Medika Sidoarjo Tahun 2015. Pengambilan sampel secara systematic sampling dengan besar sampel 200 akseptor KB IUD. Analisa menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang. Hasil: Hasil penelitian, akseptor KB yang menggunakan KB IUD (20 %),akseptor yang tidak menggunakan KB IUD (80 %). Mayoritas yang menggunakan KB adalah akseptor dengan pendidikan yang Tinggi (28,00 %) dan ibu yang bekerja (21,38 %). Diskusi: pendidikan dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi akseptor KB dalam mengikuti KB. Diharapkan petugas kesehatan mampu memberikan konseling tentang KB supaya akseptor bisa memilih sesuai dengan keadaan kesehatan dan memberikan komunikasi, informasi, edukasi pada akseptor KB maupun calon akseptor KB sehingga mengerti benar tentang jenis,efek kontrasepsi dan manfaat kontrasepsi.
STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR Juaria, Henny
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.321 KB)

Abstract

BBLR adalah bayi berat lahir rendah yakni < 2500 gram (Manuaba,2014) Angka kejadian BBLR di RB Melati Manukan Surabaya tahun 2012-2014 mengalami peningkatan 5,1% dan melebihi target MDG?s yaitu <5%  pada tahun 2015.Dampak BBLR itu sendiri dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak hingga usia lanjut. Sehingga masalah ini dianggap perlu untuk dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR di RB Melati Manukan Surabaya tahun 2015. Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 241 orang. Pengambilan sampel secara systematic random sampling dengan jumlah sampel 89 orang. Data diperoleh dari data sekunder, hasil diolah dalam tabel frekuensi dan tabulasi silang kemudian dianalisa dengan uji Chi-Square dengan ketentuan c2tabel 3,84 (a = 0,05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu hamil di RB Melati Manukan Surabaya mempunyai status gizi baik 83,1% dan BBLN 87,6%. Sedangkan hasil tabulasi silang menunjukan ibu hamil yang mempunyai status gizi kurang mayoritas melahirkan BBLR sebesar 46,7% dibandingkan dengan ibu yang berstatus gizi baik mayoritas melahirkan BBLN sebesar 94,6%. Berdasarkan hasil uji Chi-Square antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR adalah c2hitung > c2tabel  yakni nilai ?² hitung 19,66, sehingga H0 ditolak.. Diskusi: Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. Oleh karena salah satu penyebab kejadian BBLR adalah status gizi yang kurang maka, ibu perlu meningkatkan status gizi sebelum dan selama hamil. Bidan juga hendaknya mampu melakukan deteksi dini dan memberikan penyuluhan-penyuluhan terutama tentang kebutuhan nutrisi ibu selama hamil. Selain itu, mengingat kejadian BBLR disebabkan oleh multifaktoral maka PUS perlu merencanakan suatu kehamilan dan ibu harus rutin memeriksa kehamilannya pada tenaga kesehatan.
PARITAS IBU BERSALIN DAN LETAK JANIN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI Wilujeng, Rachel Dwi
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.063 KB)

Abstract

Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecah ketuban sebelum permulaan persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi  Ketuban pecah dini dapat disebabkan oleh paritas dan letak janin. Paritas ibu multipara dan grandemultipara lebih beresiko untuk terjadi KPD dibanding ibu primipara. Sedangkan pada letak janin tidak normal lebih beresiko terjadi KPD dibanding latak janin normal. Kejadian KPD di RS.UTS dari tahun 2012-2014 rata-rata adalah 19,78% dan lebih dari angka insiden KPD. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara paritas ibu bersalin dan letak janin dengan kejadian KPD di RS UTS Tahun 2015. Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel secara systematic random sampling dengan sampel 110 orang. Pengambilan data secara sekunder dari register persalinan di RS UTS. Hasil penelitian dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang dan dianalisa dengan uji Chi-Square dengan ketentuan c2tabel 3,84 (a = 0,05). Hasil: Dari hasil penelitian menunjukkan ibu bersalin yang mengalami KPD mayoritas adalah pada multipara (52,38%) serta pada letak janin tidak normal (80,77%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square pada paritas didapatkan c2hitung > c2tabel,  6,67 > 3,84 dan letak janin didapatkan 21,24 > 3,84 sehingga H0 ditolak.. Diskusi: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas ibu bersalin dan letak janin dengan kejadian KPD. Oleh karena itu untuk menurunkan angka insiden KPD, bidan hendaknya melakukan deteksi dini terhadap kehamilan dan penyuluhan selama kehamilan pada pasangan suami istri mengenai paritas yang aman untuk menjalani kehamilan dan persalinan serta diharapkan mampu memberikan tindakan terhadap masalah yang dialami ibu sesuai dengan kewenangannya terutama dalam kejadian KPD.
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG CARA MENGATASI MASALAH FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN TRIMESTER SATU Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.835 KB)

Abstract

Terjadinya kehamilan menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron. Tidak banyak wanita yang menjalani kehamilannya tanpa rasa nyeri atau sakit, tapi umumnya merasakan berbagai keluhan ringan. Sebagai dampak perubahan fisiologi kehamilan tersebut yang dirasakan oleh ibu hamil trimester I dan diungkapkan dengan adanya keluhan seperti mual muntah, sering kencing, sakit kepala, dsb. Menurut catatan rekam medik diBPS Anurul, didapatkan ibu banyak mengalami keluhan selama hamil, menurut survei awal pada 10 ibu primigravida tentang pengetahuan mengenai cara mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu, mayoritas ibu memiliki pengetahuan kurang sebanyak (50%). Sedangkan tentang sikap, mayoritas ibu memiliki sikap tidak setuju sebanyak (50%). Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu primigravida tentang cara mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu. .Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif non probability sampling, tehnik pengambilan sampel adalah sampling jenuh dengan jumlah sampel 30 orang. Instrument penelitian menggunakan data primer (kuesioner). Hasilnya diolah dalam tabel frekuensi dan tabulasi silang. Hasil : Hasil penelitian didapatkan ibu berpengetahuan kurang mayoritas tidak bisa mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu yaitu (81,3%) dibandingkan ibu berpengetahuan baik mayoritas bisa mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu yaitu (66,7%).Ibu memiliki sikap sangat tidak setuju mayoritas tidak bisa mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu yaitu (87,5%) dibandingkan yang memiliki sikap sangat setuju mayoritas bisa mengatasi masalah fisiologis trimester satu yaitu (80%). Diskusi :. Pengetahuan dan sikap ibu berpengaruh pada cara ibu mengatasi masalah fisiologis kehamilan. Oleh sebab itu dilakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan melalui pemberian informasi pemeliharaan kesehatan pada masa kehamilan.
INDIKASI PERSALINAN SECTIO CAESAREA BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS Pontoh, Arimina Hartati
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.299 KB)

Abstract

Sectio caesarea adalah upaya melahirkan janin melalui pembedahan di perut dengan menyayat dinding rahim. Data yang diperoleh di RS DKT Gubeng Pojok Surabaya didapatkan bahwa kejadian sectio caesarea cenderung meningkat mulai tahun 2012 ? 2013 sebesar 3,23% dan tahun 2013 - 2014 sebesar 0,93%. Tujuan penelitian ini akan menggambarkan indikasi persalinan sectio caesarea berdasarkan umur dan paritas ibu di RS DKT Gubeng Pojok Surabaya tahun 2016 Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin dengan setio caesarea di RS DKT Gubeng Pojok Surabaya tahun 2016 sebanyak 459 orang. Pengambilan sampel secara non probability sampling dengan teknik sampling jenuh berjumlah 459 orang. Kemudian dibuat tabulasi frekuensi dan tabulasi silang Hasil : Hasil penelitian didapatkan sectio caesarea dengan indikasi sebanyak 58,17 % sedangkan sectio caesarea non indikasi sebanyak 41,83 %. Mayoritas sectio caesarea terjadi pada umur 20 ? 35 tahun sebanyak 82,35 % dengan paritas mayoritas multipara sebanyak 57,74 %. Diskusi : Dengan tingginya angka kejadian sectio caesarea, perlu dilakukan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan reproduksi dalam kehamilan dan deteksi dini untuk mengatasi terjadinya komplikasi sehingga perlu adanya pemeriksaan kehamilan secara teratur.
UMUR DAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD Pontoh, Arimina Hartati
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 2 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.611 KB)

Abstract

Program Keluarga Berencana terus diupayakan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk guna menciptakan kesejahteraan penduduk Indonesia. Dalam pemilihan kontrasepsi dipengaruhi beberapa faktor, dan dalam  pemilihan IUD dapat dipengaruhi oleh faktor umur dan pekerjaan. Dari data pencapaian pemilihan IUD di Puskesmas Sawahan Surabaya periode Januari-Juni tahun 2017 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun yaitu tahun 2014 sebesar 9,14%, tahun 2015 sebesar 2,20% dan tahun 2016 sebesar 8,97%. Pemilihan IUD tersebut kurang dari PPM (9,34%). Maka penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran umur dan pekerjaan ibu terhadap pemilihan IUD di Puskesmas Sawahan Surabaya periode Januari-Juni tahun 2017 Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasinya adalah seluruh akseptor KB dengan pengambilan sampelnya dilakukan secara non probability sampling dan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu seluruh jumlah populasi menjadi sampel yang berjumlah 116 orang. Sebagai instrument penelitian digunakan data sekunder kemudian data diolah dengan tabel frekuensi dan tabulasi silang Hasil : Hasil penelitian didapatkan akseptor KB mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 68 orang (58,62%), tidak bekerja sebanyak 99 orang (85,34%), mayoritas akseptor tidak memilih IUD sebanyak 101 orang (87,07%). Hasil tabulasi silang didapatkan akseptor KB yang berumur 20-35 mayoritas tidak memilih IUD sebanyak 60 orang (88,24%) dibandingkan umur <20 tahun sebanyak 2 orang (33,33%) memilih IUD dan yang tidak bekerja mayoritas tidak memilih IUD sebanyak 90 orang (90,91%) dibandingkan bekerja sebanyak 6 orang (35,29%) memilih IUD. Diskusi : Dapat disimpulkan bahwa dengan umur dan penghasilan rendah akan mempengaruhi akseptor KB dalam pemilihan IUD. Oleh karena itu, agar calon akseptor tepat memilih kontrasepsi sesuai dengan umur dan penghasilan maka dilakukan KIE, penyuluhan, pendekatan dan kerja sama lintas sektor untuk mengadakan safari KB.

Page 6 of 14 | Total Record : 140